I. LATAR BELAKANG
Perkembangan tingkat kehidupan masyarakat dunia ke arah modern turut mempengaruhi
gaya hidup masyarakat, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini secara tidak langsung juga
berdampak pada perubahan pola makan, aktivitas keseharian dan pola pengobatan
masyarakat di Indonesia. Saat jenis penyakit akibat perubahan gaya hidup kini mulai
diderita oleh penduduk usia muda seperti jantung, darah tinggi, diabetes, dan sebagainya,
maka tuntutan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia pun semakin
tinggi. Didukung dengan kemajuan teknologi yang memudahkan masyarakat dalam
pencarian informasi seputar kesehatan termasuk pengobatannya, menjadikan tantangan
yang semakin besar bagi pemerintah untuk mellindungi warganya dari peredaran obat
dan makanan yang membahayakan kesehatan.
Obat dan makanan adalah suatu produk yang sangat dekat dan tidak terpisahkan dengan
kehidupan masyarakat sehari-hari, baik sebagai kebutuhan dasar hingga sekedar untuk
tujuan kesenangan tambahan sesuai gaya hidupnya masing-masing. Pertimbangan
pemilihan obat dan makanan yang dikonsumsi pun tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat
kebutuhan, namun seringkali pertimbangan nilai ekonomis menjadi hal utama yang
menentukan. Sebagai komoditi yang senantiasa dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat, maka tidak terelakkan bahwa obat dan makanan termasuk dalam jenis
komoditi yang diperdagangkan baik secara bebas maupun sesuai ketentuan peraturan
yang ditetapkan. Persaingan dagang seringkali mengakibatkan timbulnya perbedaan
harga mencolok dari suatu jenis komoditi yang sama.
Masalah penyalahgunaan obat (terutama narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya)
merupakan masalah yang sangat kompleks dan memerlukan upaya penanggulangan
secara komprehensif dengan melibatkan kerjasama multidisipliner, multisektor, dan peran
serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen
dan konsisten. Tingginya penyalahgunaan dan penggunaan obat secara bebas yang tidak
sesuai aturan, obat tradisional mengandung bahan kimia obat, kosmetika dan pangan
mengandung bahan dilarang/berbahaya menimbulkan berbagai macam penyakit baik
yang langsung dirasakan maupun dalam jangka panjang. Kerugian ekonomi yang juga
turut dirasakan oleh para produsen asli dari peredaran obat dan makanan ilegal ini, turut
mengusik para pelaku dunia usaha untuk bersama memberantas peredarannya.
Remaja merupakan kelompok risiko tinggi terhadap penyalahgunaan obat. Faktor yang
mempengaruhi perilaku remaja dalam penyalahgunaan obat bisa dikategorikan dalam
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor bawaan anak seperti tipe
kepribadian, genetik serta jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal adalah faktor
lingkungan (ekosistem) seperti keluarga, tetangga, teman, sarana pendidikan. Beberapa
studi melaporkan bahwa faktor-faktor sosial seperti keluarga inti, teman sebaya dan
lingkungan pergaulan mempengaruhi perilaku remaja terhadap penyalahgunaan obat.
Sementara itu lingkungan sekolah dan tingkat prestasi juga ikut mempengaruhi perilaku
remaja.
Masifnya penyalahgunaan obat selama ini menuntut kita semua harus secara terus
menerus melakukan koordinasi secara intens dengan lintas sektor serta melakukan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) serta penindakan di lapangan. Hal ini sebagai
upaya untuk meminimalkan peredaran dan penyalahgunaan obat terlarang (obat ilegal) di
wilayah kerja Kantor Badan POM di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Oleh sebab itu, Kantor
Badan POM di Kabupaten Hulu Sungai Utara melakukan kegiatan Sosialisasi Keamanan
Obat dan Makanan Mendukung Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan
Penyalahgunaan Obat (POIPO) dengan Tema “Cinta Indonesia Tolak Penyalahgunaan
Obat” dalam Rangka Memperingati World Pharmacist Day 2019.
II. TUJUAN
Tujuan kegiatan ini adalah untuk:
1. Mensosialisasikan Aksi Nasional Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan
Obat (AKNAS POIPO).
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang obat dan makanan.
3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam upaya kemandirian sehingga mampu
memilih produk obat dan makanan yang aman bermanfaat/berkhasiat dan bermutu
untuk dikonsumsi.
4. Memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang obat
dan makanan utamanya tentang bahaya dan risiko konsumsi obat dan makanan yang
tidak memenuhi syarat.
5. Semakin banyak masyarakat yang menyebarkan informasi obat dan makanan kepada
masyarakat lainnya.
V. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/Tanggal Pukul Acara Narasumber
08.00 – 08.30 Registrasi Panitia
Pembukaan: Panitia
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Sambutan:
08.30 – 09.00 1. Kepala Sekolah SMKN 1 Haruai,
Kab. Tabalong
2. Kepala Kantor Badan POM di
Kab. Hulu Sungai Utara
Selasa/24
Bambang Hery
September
Purwanto, S.Farm.,
2019 Materi 1: AKNAS Memerangi Obat
09.00 – 10.00 Apt. (Kepala
Ilegal dan Penyalahgunaan Obat
Kantor Badan
POM di Kab. HSU)
PC IAI Kab.
10.00 – 11.00 Materi 2: Farmasi Sedunia
Tabalong
VI. PENUTUP
Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) tentang kegiatan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) Sosialisasi Keamanan Obat dan Makanan Mendukung Aksi Nasional
Pemberantasan Obat Ilegal dan Penyalahgunaan Obat (POIPO) dengan Tema “Cinta
Indonesia Tolak Penyalahgunaan Obat” dalam Rangka Memperingati World Pharmacist
Day 2019 ini dibuat semoga dapat menjadi bahan pertimbangan sebagaimana mestinya.