Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN AKTUALISASI

IMPLEMENTASI NILAI- NILAI DASAR ASN DALAM MENINGKATKAN


PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG CARA PENGELOLAAN
OBAT SECARA TEPAT DENGAN DAGUSIBU DI LINGKUNGAN
UPT PUSKESMAS LANJAS

Disusun Oleh :

ERMIRA ZENIFA, S.Farm.,Apt


19940709 201903 2 011
Nomor Peserta: 527/Peldas-CPNS. III/II/19

Coach:

TERATAI, SP
NIP. 19640105 198903 2 009

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN II TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TAHUN 2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk mencegah,
mengurangi, menghilangkan, atau menyembuhkan seseorang dari
penyakit. Saat ini obat menjadi kebutuhan masyarakat yang tidak dapat
ditinggalkan bahkan hampir setiap orang pasti pernah mengkonsumsi
obat. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat tidak bisa lepas dari zat
kimia dalam hal ini adalah obat.
Munculnya berbagai bentuk, jenis, dan khasiat dimasyarakat
adalah hal yang sering kita jumpai. Berbagai jenis obat ditawarkan untuk
mengatasi maupun mencegah penyakit. Hal ini dikarenakan munculnya
berbagai permintaan masyarakat mengenai perkembangan obat dalam
hal khasiat. Namun masyarakat seringkali kita jumpai tidak peduli dengan
tata cara pengelolaan obat yang baik dan benar.
Beberapa kasus di masyarakat sering kita jumpai yaitu mengenai
penyalahgunaan obat baik itu obat yang diperoleh dari resep dokter
maupun obat yang dibeli sendiri yang mana rentan terjadi kesalahan
dalam penggunaan obat seperti keracunan, overdosis, hingga kematian.
Data survei sosial ekonomi (Susenas) menunjukan bahwa lebih
dari 60% masyarakat melakukan pengobatan sendiri tanpa bantuan
tenaga medis. Sedangkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013
menunjukan bahwa 35,2% masyarakat Indonesia menyimpan obat di
rumah tangga, baik diperoleh dari resep dokter maupun dibeli sendiri
secara bebas. Proporsi masyarakat yang menyimpan obat keras tanpa
resep dokter mencapai 81,9% diantaranya termasuk antibiotik.
(Kemenkes RI, 2013)
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah
besar masyarakat melakukan pembelian obat keras secara bebas yang
artinya dapat dibeli di toko obat atau warung yang tidak berizin atau ilegel,
pada prinsipnya jika suatu toko obat atau apotek yang memiliki izin tidak
akan menjual obat- obatan keras secara bebas. Penyimpanan obat juga
masih banyak ditemukan di rumah tangga yang artinya harus dapat
dipastikan apakah cara pengelolaan obat sudah tepat, baik dan benar.

2
Salah satu cara pengelolaan obat yang baik dan benar yaitu
dengan menerapkan konsep DAGUSIBU. DAGUSIBU singkatan dari
(Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) merupakan slogan serta istilah
komunikatif yang diperkenalkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
melalui suatu Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) dengan tujuan
memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan cara yang benar
serta meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat.
Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang cara pengelolaan obat secara tepat dari
cara mendapatkan sampai membuang obat masih sangat kurang.
Sehingga penulis dapat mengambil isu yang akan diangkat yaitu
“kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengelolaan obat
secara tepat dari cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan hingga
membuang obat”.

B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan dari pembuatan rancangan aktualisasi ini agar ASN dapat
mengerti, memahami, dan menerapkan nilai- nilai dasar ASN seperti
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
(ANEKA) dan ditambah dengan Whole Of Government, Pelayanan Publik,
dan Manajemen ASN di instansi tempat kerja sehingga dapat
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara pengelolaan obat
yang benar dengan DAGUSIBU dan sekaligus mencerdaskan masyarakat
terhadap obat. Selain itu tujuan pembuatan rancangan aktualisasi ini
untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sebagai peserta
diklatsar CPNS golongan III Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019.

C. Manfaat
1. Manfaat Untuk Publik
Memberikan wawasan penerapan nilai- nilai dasar ASN yang ada pada
UPT Puskesmas Lanjas dan pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan derajat kesehatan
masyarakat.

3
2. Manfaat Untuk Peserta Latsar
Penerapan nilai- nilai dasar ASN dapat menjadi patokan bagi penulis
untuk memperbaiki diri serta sebagai syarat dalam penghapusan CPNS
menjadi PNS.
3. Manfaat Untuk Tempat Tugas (Organisasi)
Nilai- nilai dasar ASN yang ada pada laporan ini dapat dijadikan sebagai
standar dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di
wilayah UPT Puskesmas Lanjas.

D. Ruang Lingkup
Batasan mengenai kegiatan aksi dalam pengimplementasian nilai-
nilai dasar ASN seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) ditambah dengan Manajemen
ASN, Whole of Government dan pelayanan public dalam lingkup
pelayanan kefarmasiaan pada ruang obat UPT Puskesmas Lanjas Muara
Teweh, Barito Utara pada tanggal 21 Juni- 25 Juli 2019.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Profil UPT Puskesmas Lanjas
a. Geografis
UPT Puskesmas Lanjas pada tahap perencanaan pembangunan
tidak berdekatan dengan kaki gunung yang rawan terhadap tanah
longsor, tidak dekat dengan anak sungai, sungai atau badan air yang
dapat mengikis pondasi, tidak terletak di dataran rendah menyebabkan
rawan terjadi banjir.

PKM LANJAS

2.1 Gambar Letak geografis Puskesmas Lanjas

UPT Puskesmas Lanjas terletak di wilayah Kecamatan Teweh Tengah


dan berada di tepi jalan utama Kabupaten Barito Utara. Dengan Luas
wilayah kerja 109,87 km2, dengan batas wilayah:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pendreh dan jalan Bayas
sebelah kiri
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Jingah dan sungai
Barito
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pendreh
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Melayu

5
UPT Puskesmas Lanjas mempunyai wilayah kerja 1 Kelurahan 8 RW dan
31 RT, dimana ada yang terletak di daerah sepanjang Sungai Barito dan
terletak di dataran tinggi. Wilayah kerja UPT Puskesmas Lanjas
mempunyai daerah rawan banjir karena dekat dengan sungai barito
sehingga menyebabkan rawan KLB atau penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh banjir.

b. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja UPT Puskesmas Lanjas 13.868
jiwa dengan aktivitas penduduknya lebih dari 50% (lima puluh persen)
pada sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa.

c. Mulai Beroperasi
Unit Pelayan Teknis Puskesmas Lanjas mulai didirikan dan
dibangun sejak tahun 1983 termasuk dalam wilayah Kecamatan Teweh
Tengah, namun dengan seiring perkembangan pembangunan daerah
kecamatan sejak tahun 2003 terjadinya pemisahan / pemekaran wilayah
kabupaten dan tahun 2012 pemekaran wilayah kecamatan dan
pembangunan puskesmas di desa sehingga luas wilayah kerja terbagi ke
4 Puskesmas di Kecamatan Teweh Tengah sesuai Keputusan Bupati
Barito Utara Tentang Penetapan Wilayah Kerja Puskesmas Se Barito
Utara Nomor 188.45/538/2012 Tanggal 18 September 2012.
UPT Puskesmas Lanjas dalam melaksanakan kegiatan utamanya
seperti Upaya Kesehatan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh


puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten.

6
Upaya kesehatan pengembangan di UPT Puskesmas Lanjas meliputi:

a. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


b. Upaya Kesehatan Indera
c. Upaya Kesehatan Jiwa
d. Kesehatan olahraga
e. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi
f. Perawatan Kesehatan Masyarakat
g. Bina Kesehatan tradisional
h. Bina Kesehatan kerja

d. Sarana Kesehatan
1. Puskesmas Pembantu
UPT Puskesmas lanjas mempunyai 2 (dua) puskesmas pembantu
yaitu Pustu Parang Kampeng dan Pustu Bayas.
2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
UPT Puskesmas Lanjas mempunyai sarana kesehatan bersumber
daya masyarakat yaitu posyandu balita, posyandu lansia, posbindu
dan kelurahan siaga.
Posyandu Balita di wilayah kerja UPT Puskesmas Lanjas berjumlah
11 posyandu yaitu:
a. Posyandu Balita Suka Maju
b. Posyandu Balita Kenanga
c. Posyandu Balita Bina Warga
d. Posyandu Balita Rimba Lestari
e. Posyandu Balita Bina Sejahtera
f. Posyandu Balita Beringin Sakti
g. Posyandu Balita Beringin
h. Posyandu Balita Rapen
i. Posyandu Balita Bantulan Jaya
j. Posyandu Balita Cempaka Indah
k. Posyandu Balita Sakura Indah

Posyandu Lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Lanjas berjumlah


3 posyandu yaitu :
a. Posyandu Lansia Azzahra

7
b. Posyandu Lansia Anugerah Rapen
c. Posyandu Lansia Parang Kampeng

Posbindu di wilayah kerja UPT Puskesmas Lanjas berjumlah 3


Posbindu yaitu :

a. Posbindu Azzahra
b. Posbindu Anugerah Rapen
c. Posbindu Parang Kampeng

B. Visi dan Misi


1. Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan profesional menuju
masyarakat sehat secara mandiri di wilayah UPT Puskesmas Lanjas.
2. Misi
1. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam
pelaksanaan pelayanan Kesehatan secara berkelanjutan.
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat dan lingkungan.
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan
UKBM (Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat).
3. Motto dan Tujuan UPT Puskesmas Lanjas
a. Motto UPT Puskesmas Lanjas “Masyarakat Sehat, Kami Bahagia”
b. Tujuannya “Meningkatkan Kesadaran, Kemauan Hidup Sehat Bagi
Orang yang Bertempat Tinggal di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Lanjas”
4. Tata nilai UPT Puskesmas Lanjas yaitu:
L= LANCAR
A= APRESIATIF
N= NYAMAN
J= JUJUR
A= AKURAT
S= SOLID

8
C. Tugas Pokok dan Fungsi Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Ruang
farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
Tugas dan fungsi Apoteker pertama berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 377 Tahun 2009 tentang petunjuk teknis jabatan
fungsional Apoteker dan anagka kreditnya yaitu:
1. Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan
kefarmasian.
2. Mengklasifikasi perbeklan farmasi dalam rangka pemilihan perbekalan
farmasi
3. Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan
perbekalan farmasi
4. Mengolah data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi
5. Mengawasi kegiatan dalam rangka sterilisasi sentral
6. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan
perbekalan farmasi
7. Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi
8. Meracik obat resep individual
9. Visit ke ruang rawat (rawat inap)
10. Pelayanan informasi obat
11. Konseling Obat
12. Konsultasi dengan dokter, perawat atau tenaga kesehatan lainnya
dalam rangka mengkonfirmasi resep
13. Swamedikasi
D. Penugasan yang diberikan pimpinan
Sumber kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan isu yang
diangkat yaitu dari penugasan atasan dalam hal ini adalah Kepala UPT
Puskesmas Lanjas yang mana isu yang diangkat berjudul “Meningkatkan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Cara Pengelolaan Obat Secara Tepat
dengan DAGUSIBU di Lingkungan UPT Puskesmas Lanjas”. Adapun
surat tugas terlampir (Lampiran 1)

9
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Nilai – nilai dasar ASN
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan dengan mengimplementasikan
nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA) dan ditambah dengan Whole of Government,
Pelayanan Publik dan Manajemen ASN.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai- nilai publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi.
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelanggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintah.
Adapun nilai-nilai dasar yang terkandung dalam akuntabilitas
antara lain kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab,
keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, konsistensi (Modul
Akuntabilitas, LAN 2015).
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara.
Adapun nilai-nilai dasar yang terkandung dalam nasionalisme antara
lain cinta tanah air, tidak diskriminatif, ketaqwaan/religius, integritas,
kejujuran, keadilan, peduli lingkungan, tanggung jawab, rasa gotong
royong, cinta damai (Modul Nasionalisme, LAN 2015)

10
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Berdasarkan Modul Etika Publik,
LAN 2015 Nilai-nilai dasar etika publik sebagaiaman tercantum dalam
undang-undang ASN yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dasar dalam ideologi negara
pancasila.
b. Setia dan mempertahankan undang-undang dasar 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
g. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
h. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
4. Komitmen mutu
Nilai dasar komitmen mutu lebih difokuskan pada kajian
konseptual terkait efektivitas, efesiensi, inovasi, dan mutu.
Karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukir tingkat
efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
dilihat dari capaian jumlah, maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberi kepuasan sedangkan tingkat efesiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. (Modul Komitmen Mutu, LAN 2015).
5. Anti korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan
norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi,
merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap- menyuap,pemerasan, perbuatan
curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi. KPK bersama dengan pakar telah

11
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi dan hasilnya
sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut 1) jujur; 2) peduli; 3)
mandiri; 4) disiplin; 5) tanggung jawab; 6) kerja keras; 7) sederhana;
8) berani; 9) adil. (Modul Anti Korupsi, LAN 2015).
6. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelanggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya- upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan public. Adapun nilai-
nilai yang terkandung dalam WoG yaitu Terintegrasi, koordinasi,
Kolaborasi, terpusat, kerjasama, terpadu dan kapasitas. (Modul Anti
Korupsi, LAN 2017).
7. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani
keperluan orang atau masyarakat dan atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan
kepuasan kepada penerima pelayanan. Prinsip pelayanan publik yang
baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: (Modul Anti Korupsi,
LAN 2017)
1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan public yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil.
2. Transparan
Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala
hal terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan
seperti; persyaratan, prosedur, biaya, dan sebagianya.
Masyarakat juga harus diberi akses sebesar- besarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila
meraka merasa tidak puas dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan pemerintah.

12
3. Responsif
Penyelenggaraan pelayana publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
Pemerintah juga wajib mendegarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat.
4. Tidak diskriminatif
Pemerintah dalam hal menjalankan pelayanan publik tidak boleh
membedakan antara satu warga negara dengan warga negara
yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti:
status sosial, pandangan politik, agama, profesi, jenis kelamin
atau orientasi seksual.
5. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah, mudah dalam hal biaya, persyaratan untuk
mendapatkan layanan.
6. Efektif dan efisien
Pelayanan publik harus memiliki tujuan untuk mewujudkan
capaian yang akan dilaksanakan dengan prosedur yang
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan
kendaraan publik, mudah di lihat, gampang ditemukan).
8. Akuntabel
Pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara
terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban baik itu
kepada atasan maupun kepada masyarakat.
9. Berkeadilan
Pelayanan publik pemerintah memiliki tujun yaitu melindungi
warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga
negara lain. Mampu mengahdirkan rasa keadilan bagi kelompok
lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

13
8. Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. (Modul Anti
Korupsi, LAN 2017).
Nilai- nilai dasar yang harus dimiliki dari manajemen ASN adalah,
memberikan Kepastian Hukum, Profesionalitas, Keterpaduan, Delegasi,
Netralitas, Efektif dan efisien, keterbukaan, non diskriminasi, persatuan
dan kesatuan, Keadilan dan kesejahteraan.

14
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi Nilai- Nilai Dasar

Unit Kerja : UPT Puskesmas Lanjas

Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pengetahuan masyakarat tentang cara pengelolaan obat secara tepat dari cara
mendapatkan, menggunakan, menyimpan hingga membuang obat.
2. Kurangnya kepatuhan pasien TBC dalam meminum obat secara rutin.
3. Kurangnya media PROMKES disekitaran gedung Puskesmas Lanjas.
4. Tidak tersedianya sarana konsultasi obat seperti ruangan, meja dan kursi yang bersifat privasi.

Isu yang diangkat : Kurangnya pengetahuan masyakarat tentang cara pengelolaan obat secara tepat dari cara mendapatkan,
menggunakan, menyimpan hingga membuang obat.
Gagasan pemecahan isu : Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara pengelolaan obat secara tepat dengan
DAGUSIBU di Lingkungan UPT Puskesmas Lanjas

3.1 Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi

No KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL NILAI- NILAI DASAR KONTRIBUSI PENGUATAN
KEGIATAN TERHADAP VISI NILAI- NILAI
MISI ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melakukan 1. Menghadap Tercapainya suatu 1. Nasionalisme: Dengan Dengan melakukan
Koordinasi pimpinan untuk program yang Kerja sama melakukan koordinasi dengan
dengan kepala menyepakati jadwal akan koordinasi kepala puskesmas
Puskesmas konsultasi diimplementasikan 2. WoG: Koordinasi dengan kepala di harapkan dapat
2. Menghadap di lingkungan puskesmas menghasilkan
pimpinan untuk kerja. 3. Akuntabilitas: diharapkan dapat suatu program
berkonsultasi Kejelasan membuat suatu yang AKURAT dan
terkait rencana capaian kerja terjalin suatu
kegiatan aktualisasi 4. Etika Publik: untuk kerjasama yang
3. Membuat konsep meningkatkan SOLID.

15
kegiatan rancangan Sopan, Hormat pelayanan
aktualisasi kesehatan
4. Meminta masyarakat.
persetujuan
rancangan kegiatan
aktualisasi kepada
pimpinan

2 Membuat dan 1. Menghadap Tercapainya suatu 1. Etika Publik: Sesuai dengan Dengan adanya
menyusun pimpinan konsep Sopan taat aturan visi dan misi dari suatu konsep yang
daftar 2. Mengajukan pertanyaan Puskesmas runtut maka
pertanyaan konsep pertanyaan kuisioner yang 2. Anti Korupsi: Lanjas yaitu SDM terbentuk suatu
untuk survei yang akan dibuat runtut dan terarah Bekerja keras dan harus kompeten kegiatan yang
berupa berupa kuisioner dengan poin bersungguh- dalam LANCAR.
kuisioner. 3. Persetujuan pertanyaan yang sungguh meningkatkan
konsep sudah terkonsep. Komitmen Mutu: kualitas
4. Mengetik kuisioner Berkualitas pelayanan
dan mencetak hasil kesehatan.
kuisioner 3. WoG: Satu Tujuan

4. Anti Korupsi:
Kerja Keras

3 Melakukan 1. Memilih responden Pelaksanaan 1. Pelayanan Dengan Dengan


survei secara acak di kegiatan akan Publik: Partisipasi dilakukannya dilakukannya
mengenai sekitaran ruang menjadi terarah survei kepada pendekatan maka
tingkat apotek/ lingkungan dan sesuai 2. Etika Publik: masyarakat akan akan terjalin
pemahaman Puskesmas Lanjas dengan Sopan dan Ramah meningkatkan kenyamanan
masyarakat 2. Membagikan kebutuhan profesionalisme antara pasien
tentang kuisioner masyarakat. 3. Anti Korupsi: sumber daya dengan tenaga
pengelolaan 3. Mengidentifikasi Peduli manusia dalam kesehatan.
obat secara permasalahan Komitmen Mutu: meningkatkan
tepat. 4. Menganalisa Kepekaan pelayanan

16
permasalahan kesehatan secara
5. Menyimpulkan 4. Manajemen ASN: berkelanjutan.
permasalahan yang Profesionalitas
dihadapi
6. Merencanakan 5. Etika Publik:
tindak lanjut Cermat

6. Akuntabilitas:
Konsistensi

4 Membuat 1. Mencari literatur Memudahkan 1. Nasionalisme: Memberikan atau Dengan berperan


Leaflet untuk untuk membuat masyarakat untuk Menggunakan menyajikan suatu aktif dapat
media suatu bahan memahami bahasa Indonesia informasi yang meningkatkan
informasi sosialisasi dengan suatu yang baik dan jelas serta pemahaman
DAGUSIBU 2. Melakukan media yang benar. ringkas akan masyarakat
kolaborasi dengan bergambar. Komitmen Mutu: memudahkan tentang cara
rekan kerja atau Transparan masyarakat untuk pengelolaan obat
pimpinan untuk memahami cara secara benar dan
bertukar pikiran 2. WoG: Kolaborasi pengelolaan obat mendukung
dalam penyusunan secara benar. masyarakat dalam
media brosur 3. Pelayanan melakukan upaya
3. Menyusun kata- Publik: Mudah perilaku hidup
kata yang mudah di sehat, memberikan
pahami masyarakat rasa kenyamanan
serta keamanan
untuk masyarakat
itu sendiri.
5 Melakukan 1. Menyapa, salam, Masyarakat 1. Etika Publik: Meningkatkan Berdasarkan tata
sosialisasi dan memberikan paham dan Hormat, Sopan kesadaran dan nilai Puskesmas
tentang senyuman kepada mengerti tentang kemauan Lanjas diharapkan
DAGUSIBU masyarakat/ pasien tata cara 2. Akuntabilitas: masyarakat untuk akan memberikan
pada saat 2. Memastikan benar pengelolaan obat Kejelasan melindungi dan nilai Kenyamanan
penyerahan nama benar pasien secara tepat menjaga dan Keamanan

17
Obat disertai serta benar alamat dengan kesehatan untuk masyarakat.
dengan dan usia pemahaman pribadi. Dengan
3. Komitmen Mutu:
informasi obat 3. Menjelaskan DAGUSIBU adanya
Berkualitas dan
informasi obat DAGUSIBU
bermutu
secara lengkap dan diharapkan
Akuntablitas:
teliti serta masyarkat
Konsisten
menjelaskan mampu memilah
Anti Korupsi:
DAGUSIBU dan memilih
Jujur
4. Melakukan tanya mana yang benar
jawab dengan dan mana yang
4. Pelayanan
pasien/ masyarakat salah dalam
Publik: Partisipasi
jika ada yang pengelolaan obat.
Manajemen ASN:
kurang dipahami
Keterbukaan
5. Mengakhiri dengan
Pembagian leaflet
5. Komitmen Mutu:
6. Memberikan
Kreatif
ucapan terimakasih
dan pemberian
6. Etika Publik:
motivasi untuk
Sopan
sembuh.

18
C. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

3.2 Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi


No Kegiatan Waktu Tempat Pelaksanaan Sasaran Pelayanan
Pelaksanaan
1 Melakukan Koordinasi dengan pimpinan 24 Juni 2019 Puskesmas Lanjas Masyarakat/ pasien
2 Membuat dan menyusun daftar pertanyaan untuk 25 Juni 2019 Puskesmas Lanjas Masyarakat/ pasien
bahan survei berupa kuisioner
3 Melakukan survei tingkat pengetahuan masyarakat 26-27 Juni 2019 Puskesmas Lanjas Masyarakat/ pasien
4 Membuat media leaflet untuk bahan materi 28- 29 Juni 2019 Ruang obat Puskesmas Masyarakat/ pasien
Lanjas
5 Melakukan sosialisasi pada saat penyerahan obat 01-24 Juli 2019 Ruang Obat Masyarakat/ pasien
Puskesmas Lanjas

19
BAB IV

AKTUALISASI NILAI DASAR ANEKA

A. CAPAIAN AKTUALISAS

Pada saat melaksanakan kegiatan off campus penulis melakukan survei dengan
membagikan beberapa kuesioner kepada pasien yang berobat ke puskemas Lanjas secara
acak dari usia muda hingga tua untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman masyarakat
tentang tata cara pengelolaan obat secara tepat. Adapun data yang diperoleh sebagai
berikut:

100%
90%
80%
80% 70%
65%
60%

40%

20%

0%
Dapatkan Gunakan Simpan Buang

Gambar 4.1 Grafik Tingkat Pemahaman Responden tentang Pengelolaan obat

Berdasarkan grafik tersebut dari 20 responden pernah mendapatkan obat dengan


cara membeli obat ke warung sebesar 65%, menggunakan antibiotik tidak sampai habis
sebesar 70%, kemudian menyimpan obat cair didalam kulkas sebesar 90%, dan terakhir
membuang obat dalam bentuk utuh sebesar 80%. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman
masyarakat tentang tata cara pengelolaan obat secara tepat sangat kurang maka dari itu
perlu untuk memberikan sosialisasi tentang tata cara pengelolaan obat secara tepat dengan
DAGUSIBU.

a. Kegiatan Aktualisasi

Selama kegiatan aktualisasi di Puskesmas Lanjas, ada 4 (Empat) kegiatan tambahan


diluar dari rancangan yang telah disusun, hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi
saat dilapangan dan adanya instruksi dari Kepala Puskesmas. Adapun bukti dari hasil
kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Melakukan Koordinasi dengan kepala puskesmas


No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan Koordinasi dengan kepala Puskesmas
2 Tahapan Kegiatan 1. Menghadap pimpinan untuk menyepakati jadwal
konsultasi
2. Menghadap pimpinan untuk berkonsultasi terkait
rencana kegiatan aktualisasi
3. Membuat konsep kegiatan rancangan aktualisasi
4. Meminta persetujuan rancangan kegiatan

20
aktualisasi kepada pimpinan
3 Dokumentasi

Gambar 4.2 Koordinasi dengan pimpinan


4 Keterkaitan substansi 5. Nasionalisme: Kerja sama
mata pelatihan 6. WoG: Koordinasi
7. Akuntabilitas: Kejelasan
8. Etika Publik: Sopan, Hormat

5 Kontribusi terhadap visi Dengan melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas


misi organisasi diharapkan dapat membuat suatu capaian kerja untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
6 Penguatan nilai Dengan melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas
organisasi di harapkan dapat menghasilkan suatu program yang
AKURAT dan terjalin suatu kerjasama yang SOLID.

Tabel 4.2 Membuat dan menyusun daftar pertanyaan wawancara untuk bahan survei
berupa kuisioner
No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Membuat dan menyusun daftar pertanyaan wawancara
untuk bahan survei berupa kuisioner
2 Tahapan Kegiatan 7. Menghadap pimpinan
8. Mengajukan konsep pertanyaan yang akan dibuat
berupa kuisioner
9. Persetujuan konsep
10. Mengetik kuisioner dan mencetak hasil kuisioner

3 Dokumentasi

Gambar 4.3 Membuat konsep Kuesioner

21
Gambar 4.4 Persetujuan Konsep
4 Keterkaitan substansi 5. Etika Publik: Sopan taat aturan
mata pelatihan 6. Anti Korupsi: Bekerja keras dan bersungguh-
sungguh
Komitmen Mutu: Berkualitas
7. WoG: Satu Tujuan
8. Anti Korupsi: Kerja Keras

5 Kontribusi terhadap visi Sesuai dengan visi dan misi dari Puskesmas Lanjas yaitu
misi organisasi SDM harus kompeten dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
6 Penguatan nilai Dengan adanya suatu konsep yang runtut maka terbentuk
organisasi suatu kegiatan yang LANCAR.

Tabel 4.3 Melakukan 22urvey mengenai tingkat pemahaman masyarakat tentang


pengelolaan obat secara tepat
No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan 22urvey mengenai tingkat pemahaman
masyarakat tentang pengelolaan obat secara tepat.
2 Tahapan Kegiatan 5. Memilih responden secara acak di sekitaran ruang
apotek/ lingkungan Puskesmas Lanjas
6. Melakukan wawancara dengan memberikan
pertanyaan berupa kuisioner
7. Mengidentifikasi permasalahan
8. Menganalisa permasalahan
11. Menyimpulkan permasalahan yang dihadapi
12. Merencanakan tindak lanjut

3 Dokumentasi

22
Gambar 4.5 Membagikan kuesioner

4 Keterkaitan substansi 7. Pelayanan Publik: Partisipasi


mata pelatihan 8. Etika Publik: Sopan dan Ramah
9. Anti Korupsi:Peduli
Komitmen Mutu: Kepekaan
10. Manajemen ASN: Profesionalitas
11. Etika Publik: Cermat
12. Akuntabilitas: Konsistensi
5 Kontribusi terhadap visi Dengan dilakukannya survei kepada masyarakat akan
misi organisasi meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan secara
berkelanjutan.
6 Penguatan nilai Dengan dilakukannya pendekatan maka akan terjalin
organisasi kenyamanan antara pasien dengan tenaga kesehatan.

Tabel 4.4 Membuat Leaflet untuk media informasi DAGUSIBU

No Isi Rancangan Keterangan


1 Kegiatan Membuat Leaflet untuk media informasi DAGUSIBU
2 Tahapan Kegiatan 4. Mencari literatur untuk membuat suatu bahan
sosialisasi
5. Melakukan kolaborasi dengan rekan kerja atau
pimpinan untuk bertukar pikiran dalam penyusunan
media leaflet
6. Menyusun kata- kata yang mudah di pahami
masyarakat
7. Mencetak leaflet

23
8. Konsultasi serta persetujuan leaflet yang sudah di
cetak dan siap untuk dibagikan

3 Dokumentasi

Gambar 4.6 Mencari Literatur

Gambar 4.7 Membuat dan mendesign leaflet DAGUSIBU

Gambar 4.8 Hasil leaflet yang sudah dicetak

24
Gambar 4.9 Persetujuan leaflet dan siap untuk dibagi

4 Keterkaitan substansi 4. Nasionalisme: Menggunakan bahasa Indonesia


mata pelatihan yang baik dan benar.
Komitmen Mutu: Transparan
5. WoG: Kolaborasi
6. Pelayanan Publik: Mudah

5 Kontribusi terhadap visi Memberikan atau menyajikan suatu informasi yang jelas
misi organisasi serta ringkas akan memudahkan masyarakat untuk
memahami cara pengelolaan obat secara benar.
6 Penguatan nilai Dengan berperan aktif dapat meningkatkan pemahaman
organisasi masyarakat tentang cara pengelolaan obat secara benar
dan mendukung masyarakat dalam melakukan upaya
perilaku hidup sehat, memberikan rasa kenyamanan serta
keamanan untuk masyarakat itu sendiri.

Tabel 4.5 Melakukan sosialisasi tentang DAGUSIBU pada saat penyerahan Obat
disertai dengan informasi obat
No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan sosialisasi tentang DAGUSIBU pada saat
penyerahan Obat disertai dengan informasi obat
2 Tahapan Kegiatan 7. Menyapa, salam, dan memberikan senyuman
kepada masyarakat/ pasien
8. Memastikan benar nama benar pasien serta benar
alamat dan usia
9. Menjelaskan informasi obat secara lengkap dan
teliti serta menjelaskan DAGUSIBU
10. Melakukan tanya jawab dengan pasien/
masyarakat jika ada yang kurang dipahami
11. Mengakhiri dengan Pembagian leaflet
12. Memberikan ucapan terimakasih dan pemberian
motivasi untuk sembuh.

25
3 Dokumentasi

Gambar 4.10 Menjelaskan Informasi Obat

Gambar 4.11 Menjelaskan DAGUSIBU

Gambar 4.12 Pembagian Leaflet


4 Keterkaitan substansi 7. Etika Publik: Hormat, Sopan
mata pelatihan 8. Akuntabilitas: Kejelasan
9. Komitmen Mutu: Berkualitas dan bermutu
Akuntablitas: Konsisten
Anti Korupsi: Jujur
10. Pelayanan Publik: Partisipasi
Manajemen ASN: Keterbukaan
11. Komitmen Mutu: Kreatif
12. Etika Publik:
Sopan
5 Kontribusi terhadap visi Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk
misi organisasi melindungi dan menjaga kesehatan pribadi. Dengan
adanya DAGUSIBU diharapkan masyarkat mampu
memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang
salah dalam pengelolaan obat.
6 Penguatan nilai Berdasarkan tata nilai Puskesmas Lanjas diharapkan akan
organisasi memberikan nilai Kenyamanan dan Keamanan untuk
masyarakat.

26
b. Kegiatan tambahan berdasarkan instruksi kepala puskesmas
Kegiatan tambahan diberikan agar dapat mencakup sasaran yang lebih luas yaitu
menyampaikan tata cara pengelolaan obat secara tepat dengan DAGUSIBU di beberapa
posyandu lansia dan balita. Berikut Posyandu yang diberikan sosialisasi DAGUSIBU:
1. Posyandu Balita Tali Asih
2. Posyandu Lansia Azzahra
3. Posyandu Balita Bina warga
4. Posyandu Lansia Rapen

Selain itu ada tugas tambahan dari Kepala puskesmas pada tanggal 17 Juli 2019 yaitu
mengikuti pertemuan sosialisasi penggunaan obat rasional di Puskesmas se-kabupaten
Barito Utara surat tugas terlampir. (Lampiran 2) Pada tanggal 23 Juli mengikuti pertemuan
pendampingan manajemen logistik se-kabupaten Barito Utara surat tugas terlampir.
(Lampiran 3) Serta melaksanakan kegiatan rutin program obat yaitu PUSLING (Puskesmas
Keliling) ke Pustu Parang kampeng pada tanggal, 28 Juni 2019 surat tugas terlampir.
(Lampiran 4)

Adapun hasil kegiatan tambahan yang telah dilakukan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Melakukan tugas tambahan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Lansia


dan Balita
No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Balita
Tali Asih
2 Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan materi berupa power point
2. Persiapan seluruh kegiatan di laksanakan oleh
tim promkes (Promosi Kesehatan)
3. Memberikan salam dan perkenalan
4. Menyampaikan tujuan sosialisasi
5. Memberikan materi dengan menggunakan
bahasa yang mudah
6. Melakukan tanya jawab
3 Dokumentasi

Gambar 4.13 Persiapan sosialisasi

27
Gambar 4.14 Pembagian Leaflet

Gambar 4.15 Pemberian materi


4 Keterkaitan substansi 1. Akuntabilitas: Kejelasan
mata pelatihan 2. Etika Publik: Hormat, Sopan
3. Komitmen Mutu: Berkualitas dan bermutu
Akuntablitas: Konsisten
Anti Korupsi: Jujur
4. Pelayanan Publik: Partisipasi
Manajemen ASN: Keterbukaan
5. Komitmen Mutu: Kreatif
6. Etika Publik: Sopan
5 Kontribusi terhadap visi Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat
misi organisasi untuk melindungi dan menjaga kesehatan pribadi.
Dengan adanya DAGUSIBU diharapkan masyarkat
mampu memilah dan memilih mana yang benar dan
mana yang salah dalam pengelolaan obat.
6 Penguatan nilai organisasi Berdasarkan tata nilai Puskesmas Lanjas diharapkan
akan memberikan nilai Kenyamanan dan Keamanan
untuk masyarakat.

Tabel 4.7 Melakukan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Lansia Bina warga


No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Lansia
Azzahra
2 Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan materi berupa power point
2. Persiapan seluruh kegiatan di laksanakan oleh
tim promkes (Promosi Kesehatan)
3. Pembagian Leaflet
4. Memberikan salam dan perkenalan

28
5. Menyampaikan tujuan sosialisasi
6. Memberikan materi dengan menggunakan
bahasa yang mudah
7. Melakukan tanya jawab
3 Dokumentasi

Gambar 4.16 Pemberian materi posyandu lansia

Gambar 4.17 Foto bersama warga


4 Keterkaitan substansi 1. Akuntabilitas: Kejelasan
mata pelatihan 2. Etika Publik: Hormat, Sopan
3. Komitmen Mutu: Berkualitas dan bermutu
Akuntablitas: Konsisten
Anti Korupsi: Jujur
4. Pelayanan Publik: Partisipasi
Manajemen ASN: Keterbukaan
5. Komitmen Mutu: Kreatif
6. Etika Publik: Sopan
5 Kontribusi terhadap visi Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat
misi organisasi untuk melindungi dan menjaga kesehatan pribadi.
Dengan adanya DAGUSIBU diharapkan masyarkat
mampu memilah dan memilih mana yang benar dan
mana yang salah dalam pengelolaan obat
6 Penguatan nilai organisasi Berdasarkan tata nilai Puskesmas Lanjas diharapkan
akan memberikan nilai Kenyamanan dan Keamanan
untuk masyarakat.

Tabel 4.8 Melakukan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Lansia Rapen


No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Lansia
Rapen

29
2 Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan materi berupa power point
2. Persiapan seluruh kegiatan di laksanakan oleh
tim promkes (Promosi Kesehatan)
3. Pembagian Leaflet
4. Memberikan salam dan perkenalan
5. Menyampaikan tujuan sosialisasi
6. Memberikan materi dengan menggunakan
bahasa yang mudah
7. Melakukan tanya jawab
3 Dokumentasi

4.18 Pemberian materi

4.19 Pembagian materi


4 Keterkaitan substansi 1. Akuntabilitas: Kejelasan
mata pelatihan 2. Etika Publik: Hormat, Sopan
3. Komitmen Mutu: Berkualitas dan bermutu
Akuntablitas: Konsisten
Anti Korupsi: Jujur
4. Pelayanan Publik: Partisipasi
Manajemen ASN: Keterbukaan
5. Komitmen Mutu: Kreatif
6. Etika Publik: Sopan
5 Kontribusi tehadap visi Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat
misi organisasi untuk melindungi dan menjaga kesehatan pribadi.
Dengan adanya DAGUSIBU diharapkan masyarkat
mampu memilah dan memilih mana yang benar dan
mana yang salah dalam pengelolaan obat
6 Penguatan nilai organisasi Berdasarkan tata nilai Puskesmas Lanjas diharapkan
akan memberikan nilai Kenyamanan dan Keamanan
untuk masyarakat.

30
Tabel 4.9 Melakukan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Balita Bina Warga
No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan sosialisasi DAGUSIBU di Posyandu Balita
Bina Warga
2 Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan materi berupa power point
2. Persiapan seluruh kegiatan di laksanakan oleh
tim promkes (Promosi Kesehatan)
3. Pembagian Leaflet
4. Memberikan salam dan perkenalan
5. Menyampaikan tujuan sosialisasi
6. Memberikan materi dengan menggunakan
bahasa yang mudah
7. Melakukan tanya jawab
3 Dokumentasi

Gambar 4.20 Pemberian materi posyandu balita bina


warga

Gambar 4.21 Foto bersama Posyandu Balita Bina


Warga
4 Keterkaitan substansi 1. Akuntabilitas: Kejelasan
mata pelatihan 2. Etika Publik: Hormat, Sopan
3. Komitmen Mutu: Berkualitas dan bermutu
Akuntablitas: Konsisten
Anti Korupsi: Jujur
4. Pelayanan Publik: Partisipasi
Manajemen ASN: Keterbukaan
5. Komitmen Mutu: Kreatif
6. Etika Publik: Sopan
5 Kontribusi terhadap visi Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat

31
misi untuk melindungi dan menjaga kesehatan pribadi.
Dengan adanya DAGUSIBU diharapkan masyarkat
mampu memilah dan memilih mana yang benar dan
mana yang salah dalam pengelolaan obat
6 Penguatan nilai organisasi Berdasarkan tata nilai Puskesmas Lanjas diharapkan
akan memberikan nilai Kenyamanan dan Keamanan
untuk masyarakat.

Tabel 4.10 Melakukan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas untuk mengikuti
pertemuan tentang sosialisasi penggunaan obat rasional di Puskesmas sekabupaten
Barito Utara tahun 2019

No Isi Rancangan Keterangan


1 Kegiatan Melakukan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas
untuk mengikuti pertemuan tentang sosialisasi
penggunaan obat rasional di Puskesmas sekabupaten
Barito Utara tahun 2019
2 Tahapan Kegiatan 1. Melakukan registrasi
2. Mendengarkan paparan
3. Tanya jawab
4. Membuat kesepakatan
5. Persetujuan Rencana Tindak Lanjut
3 Dokumentasi

Gambar 4.22 Foto bersama pada saat pertemuan


4 Keterkaitan substansi mata 1. Akuntabilitas: Tanggung Jawab
pelatihan 2. Nasionalisme: Tepat Waktu
3. Etika Publik: Taat Aturan, Sopan, Menjaga
rahasia
4. Komitmen Mutu: Mutu/ Kualitas
5. Anti Korupsi: Kerja Keras
6. WoG: Terpadu, Kerja sama
7. Manajeman ASN: Profesionalitas
5 Kontribusi terhadap visi misi Dengan adanya pertemuan ini akan meningkatkan
organisasi profesionalisme sumber daya manusia dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan secara
berkelanjutan. Serta terwujudnya pelayanan kesehatan
yang prima dan kompeten demi menuju masyarakat
sehat mandiri.
6 Penguatan nilai organisasi Sesuai dengan tata nilai puskesmas yaitu LANCAR
yang mana hasil dari pertemuan ini akan memberikan

32
kelancaran dalam mengoperasikan manajemen
pengelolaan obat secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat dan pasien demi
mendapatkan obat-obatan yang bermanfaat.

Tabel 4.11 Melakukan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas untuk mengikuti
pertemuan pendampingan manajemen logistik se-kabupaten Barito Utara tahun 2019
No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas
untuk mengikuti pertemuan pendampingan manajemen
logistik se-kabupaten Barito Utara tahun 2019
2 Tahapan Kegiatan 1. Melakukan registrasi
2. Mendengarkan paparan
3. Tanya jawab
4. Membuat kesepakatan
5. Persetujuan Rencana Tindak Lanjut
3 Dokumentasi

Gambar 4.23 Foto diruang pertemuan

Gambar 4.24 Foto bersama pada saat pertemuan

33
Gambar 4.25 Rencana Tindak Lanjut

4 Keterkaitan substansi 1. Akuntabilitas: Tanggung Jawab


mata pelatihan 2. Nasionalisme: Tepat Waktu
3. Etika Publik: Taat Aturan, Sopan, Menjaga
rahasia
4. Komitmen Mutu: Mutu/ Kualitas
5. Anti Korupsi: Kerja Keras
6. WoG: Terpadu, Kerja sama
7. Manajeman ASN: Profesionalitas
5 Kontribusi terhadap visi Dengan adanya pertemuan ini akan meningkatkan
misi organisasi profesionalisme sumber daya manusia dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan secara
berkelanjutan. Serta terwujudnya pelayanan kesehatan
yang prima dan kompeten demi menuju masyarakat
sehat mandiri.
6 Penguatan nilai Sesuai dengan tata nilai puskesmas yaitu LANCAR yang
organisasi mana hasil dari pertemuan ini akan memberikan
kelancaran dalam mengoperasikan manajemen
pengelolaan obat secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat dan pasien demi
mendapatkan obat-obatan yang bermanfaat.

Tabel 4.12 Melakukan tugas tambahan dari Kepala Puskesmas untuk melaksanakan
PUSLING rutin
No Isi Rancangan Keterangan
1 Kegiatan Melakukan tugas rutin PUSLING Puskesmas Keliling ke
pustu parang kampeng
2 Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan obat-obatan untuk dibawa ke tempat
pengobatan menggunakan box
2. Menyiapkan perlengkapan ATK
3. Melayani resep dari dokter
4. Menelaah resep
5. Mengerjakan resep dan menyiapkan obat
6. Menyerahkan obat disertai informasi obat kepada
pasien

34
3 Dokumentasi

Gambar 4.26 Pemberian Informasi Obat

Gambar 4.27 Foto bersama tenaga kesehatan pada saat


PUSLING

4 Keterkaitan substansi 1. Akuntabilitas: Tanggung Jawab, kejelasan


mata pelatihan 2. Nasionalisme: Tepat Waktu, Tanggung Jawab
3. Etika Publik: Taat Aturan, Sopan, Menjaga
rahasia
4. Anti Korupsi: Kerja Keras
5. Manajeman ASN: Profesionalitas
6. Anti Korupsi: Jujur
5 Kontribusi terhadap visi Dengan adanya PUSLING ini akan memelihara dan
misi organisasi meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat serta terjangkaunya pengobatan secara luas
ke daerah terpencil.
6 Penguatan nilai Berdasarkan tata nilai Puskesmas Lanjas diharapkan
organisasi akan memberikan nilai Kenyamanan dan Keamanan
untuk masyarakat.

35
B. ANALISIS DAMPAK

b. Analisis Dampak Kegiatan Utama

4.12 Tabel analisis dampak


NO JENIS INDIKATOR ANALISIS DAMPAK
KEGIATAN POSITIF NEGATIF
1 Melakukan Nasionalisme: Koordinasi dengan Jika suatu kegaiatan tidak
Koordinasi Kerja sama pimpinan sangat ada koordinasi dengan
dengan diperlukan agar kepala puskesmas atau
kepala WoG: Koordinasi mensinkronisasi suatu pimpinan akan berdampak
Puskesmas kegiatan fungsional tidak baik dan tidak
Akuntabilitas: dengan berbagai tujuan mendapatkan hasil yang
Kejelasan demi mencapai suatu maksimal serta tidak
kegiatan yang seefektif terjalinnya suatu
Etika Publik: dan seefisien mungkin. keharmonisan antar
Sopan, Hormat Koordinasi dengan kegiatan yang dijalankan
pimpinan juga sangat baik secara fisik maupun
penting untuk menghindari non fisik.
persaingan yang buruk
antara teman sejawat,
serta mencegah agar tidak
timbul konflik internal.
2 Membuat Etika Publik: Dengan adanya kuesioner Jika tidak ada kuesioner
dan Sopan, taat dapat mengumpulkan maka penulis tidak akan
menyusun aturan beberapa informasi yang mengetahui berapa
daftar memungkinkan penulis nominal atau persentase
pertanyaan Anti Korupsi: untuk mempelajari sikap- responden yang tidak
wawancara Bekerja keras sikap, keyakinan, perilaku mengetahui tentang
untuk bahan dan bersungguh- responden yang mana program yang akan
survei berupa sungguh akan memudahkan dalam dilaksanakan sehingga
kuisioner. mengolah data. tidak ada data untuk
Komitmen Mutu: mendukung suatu capaian
Berkualitas program.

WoG: Satu
Tujuan

Anti Korupsi:
Kerja Keras
3 Melakukan Pelayanan Dengan dilakukannya Apabila tidak ada survei
survei Publik: survei mengenai tingkat maka penulis tidak akan
mengenai Partisipasi pemahaman masyarakat mengetahui
tingkat tentang pengelolaan obat permasalahan-
pemahaman Etika Publik: secara tepat maka akan permasalahan apa yang
masyarakat Sopan dan memudahkan penulis dihadapi masyarakat
tentang Ramah untuk memberikan suatu mengenai tata cara
pengelolaan sosialisasi kepada pengelolaan obat
Anti
obat secara masyarakat dengan sehingga akan berdampak
Korupsi:Peduli
tepat. menekankan pada bagian pada pemberian materi
Komitmen Mutu: permasalahan- sosialisasi.

36
Kepekaan permasalahan yang
dihadapi masyarakat.
Manajemen
ASN:
Profesionalitas

Etika Publik:
Cermat

Akuntabilitas:
Konsistensi
4 Membuat Nasionalisme: Membuat suatu media Jika tidak ada media
Leaflet untuk Menggunakan informasi akan informasi maka
media bahasa Indonesia mempermudah masyarakat akan kesulitan
informasi yang baik dan masyarakat untuk untuk mengerti dan
DAGUSIBU benar. mengetahui serta memahami maksud dan
memahami tentang cara tujuan dari cara
Komitmen Mutu: pengelolaan obat secara pengelolaan obat secara
Transparan tepat dengan DAGUSIBU. tepat dengan DAGUSIBU.

WoG: Kolaborasi

Pelayanan
Publik: Mudah

5 Melakukan Etika Publik: Tugas apoteker adalah Dampak buruk jika suatu
sosialisasi Hormat, Sopan melayani pasien yang obat tidak dijelaskan
tentang hendak berobat dari dengan benar dan merinci
DAGUSIBU Akuntabilitas: menerima resep, akan berakibat fatal bagi
pada saat Kejelasan menelaah resep, pasien bahkan bisa
penyerahan menyiapkan obat sampai sampai mengakibatkan
Komitmen Mutu:
Obat disertai menjelaskan aturan pakai kematian.
Berkualitas dan
dengan obat mulai dari cara Sosialisasi DAGUSIBU
bermutu
informasi pakai,indikasi obat, efek jika tidak dilakukan maka
obat Akuntablitas: samping, serta pasien atau masyarakat
Konsisten penyimpanan obat ke tidak akan pernah tau
pasien agar pada saat yang namanya cara
Anti Korupsi: pasien pulang membawa pengelolaan obat secara
Jujur obat sudah dipahami dan tepat dari mendapatkan,
diketahui serta dipastikan menggunakan,
Pelayanan obat tersebut aman untuk menyimpan hingga
Publik: dikonsumsi yang mana membuang obat secara
Partisipasi akan memberikan dampak tepat dan benar yang
yang baik kepada pasien mana akan berdampak
Manajemen yaitu berharap agar pasien buruk bagi pasien,
ASN: tersebut lekas pulih atau masyarakat bahkan
Keterbukaan sembuh. lingkungan sekitar. Bagi
Dengan memberikan pasien atau masyarakat
Komitmen Mutu: sosialisasi DAGUSIBU dampak buruknya yaitu
Kreatif pada saat pemberian kematian, overdosis,
informasi obat akan penyalahgunaan obat-
Etika Publik: menyelamatkan pasien obatan terlarang, terjadi
Sopan dari dampak buruk reaksi alergi obat, syok

37
penggunaan obat yang anafilatik, keracunan dll.
tidak tepat. Bagi lingkungan terjadinya
pencemaran limbah kimia
akibat sembarangan
membuang obat.

b. Analisis Dampak Kegiatan Tambahan

No Kegiatan Nilai dasar ASN ANALISIS DAMPAK


POSITIF NEGATIF
1 Sosialisasi Akuntabilitas: Dengan dilakukannya Apabila sosialisasi
DAGUSIBU di Tanggung Jawab, sosialisasi DAGUSIBU ini tidak
4 (empat) Kejelasan, DAGUSIBU dijalankan maka akan
Posyandu Konsistensi diharapkan berakibat fatal. Banyak
masyarakat atau kasus-kasus di masyarakat
Nasionalisme: pasien mengerti dan mengenai penyalgunaan
Peduli memahami serta obat, baik itu obat yang
mengaplikasikan sudah diresepkan dokter
Etika Publik: tatacara pengelolaan karena sakit maupun obat
Ramah, sopan obat secara tepat yang didapat atas inisiatif
sehingga masyarakat sendiri. Kasus- kasus
Anti Korupsi: aman dalam tersebut diantaranya
Kerja Keras mendapatkan, keracunan, overdosis, hingga
menggunakan, menyebabkan kematian.
Pelayanan menyimpan serta Dampak dari segi lingkungan
Publik: membuang obat. akan terganggunya
Responsif keseimbangan ekosistem
disekitar.
Manajemen
ASN:
Profesionalitas
2 pertemuan Akuntabilitas: Pada pertemuan ini Apabila pertemuan ini tidak
tentang tanggung jawab membicarakan dijalankan sebagaimana
sosialisasi tentang penggunaan mestinya akan merugikan
penggunaan Etika Publik: obat rasional di sekali banyak pihak terutama
obat rasional di Disiplin, Menjaga puskesmas yang masyarakat, akan ada
Puskesmas rahasia, Taat mana akan banyak kasus resistensi
sekabupaten Perintah berdampak kepada antibiotik di bumi ini. Selain
Barito Utara masyarakat dan itu dampak buruknya lagi
tahun 2019 Anti Korupsi: pasien untuk menjadi tidak ada pengontrolan
Kerja Keras prioritas agar terjamin secara terpadu yang artinya
dan aman dalam pemerintah kurang atau tidak
WoG: Koordinasi, menggunakan obat peduli dengan warganya.
Kerja tim/ Kerja khususnya antibiotik.
sama, Satu POR (Penggunaan
tujuan obat rasional) sendiri
akan dilaporkan tiap
Manajemen bulan melalui aplikasi
ASN: online yang mana
Profesionalitas penggunaan obat
antibiotik pada
penyakit tertentu akan

38
terpantau secara
terpadu dari pusat
sehingga dapat
meminimalisir
penggunaan antibiotik
secara berlebihan
yang mana jika obat
antibiotik
dipergunakan tidak
rasional akan
berdampak buruk bagi
kesehatan.
3 pendampingan Akuntabilitas: Dalam pertemuan ini Jika pertemuan ini tidak
manajemen tanggung jawab membahas tentang dilaksanakan maka akan
logistik se- pengelolaan obat di berdampak buruk bagi kinerja
kabupaten Etika Publik: puskesmas yaitu pengelolaan obat di
Barito Utara Disiplin, Menjaga permintaan obat, puskesmas diantarnya tidak
tahun 2019 rahasia, Taat pencatatan dan tersedianya obat-obatan,
Perintah pelaporan, banyak obat yang rusak,
Anti Korupsi: penyimpanan obat, tidak tertatanya suatu
Kerja Keras pendistribusian obat pelaporan dan pencatatan
sampai sehingga kinerja suatu
WoG: Koordinasi, memusnahkan obat. profesi akan amburadul.
Kerja tim/ Kerja Beberapa kegiatan
sama, Satu tersebut sangat
tujuan berpengaruh terhadap
jalannya suatu apotek
Manajemen di puskesmas untuk
ASN: keselamatan pasien
Profesionalitas atau untuk
pemerataan
penyebaran obat yang
akan diberikan ke
pasien.
4 Kegiatan rutin Akuntabilitas: Dengan adanya Jika tidak dilakukan pusling
puskesmas tanggung jawab pusling akan maka akan menurunkan
keliling ( memberikan pelayanan kesehatan yang
PUSLING) pkm Etika Publik: pelayanan kesehatan akan berdampak pada
Lanjas ke Disiplin, Menjaga kepada masyarakat di masyarakat didaerah
pustu parang rahasia, Taat daerah terpencil yang terpencil sehingga tidak ada
kampeng Perintah tidak terjangkau oleh pengobatan dan tidak ada
pelayanan puskesmas upaya pencegahan penyakit.
Anti Korupsi:
Kerja Keras

WoG: Koordinasi,
Kerja tim/ Kerja
sama, Satu
tujuan

39
Manajemen
ASN:
Profesionalitas

C. Jadwal Realisasi Kegiatan


Pada saat off campus tanggal 24 Juni- 24 Juli 2019 seluruh rangkaian kegiatan
aktualisasi sudah tercapai, baik itu kegiatan berdasarkan rancangan dan kegiatan tambahan
berdasarkan instruksi dari kepala Puskesmas. Berikut daftra jadwal kegiatan yang sudah
dilakukan.
Tabel 4.13 Jadwal Realisasi Kegiatan
No Kegiatan Waktu Realisasi
1 Melakukan Koordinasi dengan 24-25 Juni 2019 Terealisasi
kepala Puskesmas
2 Membuat dan menyusun daftar 26-27 Juni 2019 Terealisasi
pertanyaan wawancara untuk
bahan survei berupa kuisioner.
3 Melakukan survei mengenai 28 Juni- 2 Juli 2019 Terealisasi
tingkat pemahaman masyarakat
tentang pengelolaan obat secara
tepat.
4 Membuat Brosur untuk media 27-2 Juli 2019 Terealisasi
informasi DAGUSIBU
5 Melakukan sosialisasi tentang 2-25 Juli 2019 Terealisasi
DAGUSIBU pada saat
penyerahan Obat disertai dengan
informasi obat
6 Sosialisasi DAGUSIBU Posyandu 7 Juli 2019 Terealisasi
Balita Tali Asih
7 Sosialisasi DAGUSIBU Posyandu 10 Juli 2019 Terealisasi
Lansia Azzahra
8 Sosialisasi DAGUSIBU Posyandu 11 Juli 2019 Terealisasi
Balita Bina Warga
9 Sosialisasi DAGUSIBU Posyandu 16 Juli 2019 Terealisasi
Lansia Rapen
10 Pertemuan POR se 17 Juli 2019 Terealisasi
11 Pertemuan logistik 23 Juli 2019 Terealisasi
12 PUSLING 28 Juni 2019 Terealisasi

40
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari aktualisasi nilai dasar yang telah
dilaksanakan di tempat tugas adalah menjadi seorang ASN yang profesional dengan
mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara dalam menjalankan
profesinya perlu memahami dan mengaktualisasi nilai-nilai dasar yang mencakup
akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publlik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi serta
pelayanan publik dan Whole of Goverment pada tempat kerja masing-masing sesuai
dengan jabatan yang dimiliki. Sebagai seorang Apoteker harus mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai sasaran kerja pegawai serta membantu
pimpinan puskesmas dalam mewujudkan visi dan misi dari puskesmas. Pelayanan
kefarmasian yang bermutu sesuai dengan kebutuhan pasien dapat tercapai jika
penerapan nilai-nilai dasar ASN dilakukan dengan benar.

B. SARAN

Mewujudkan hasil yang maksimal dalam pelaksanaan kegiatan, saran yang dapat
diberikan adalah penerapan nilai-nlai dasar profesi ASN dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi dapat terus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Penerapan nilai-nilai
dasar profesi ASN sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh peserta diklat saja, tetapi
perlu disosialisasikan lebih lanjut dan dapat diterapkan oleh semua ASN sehingga
dapat terjalin kerjasama yang baik.

41
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. RISKESDAS. Kemenkes Republik Indonesia.
Balitbang: Jakarta.

LAN RI. 2015. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga Administrasi Negara.
Jakarta.

LAN RI. 2015. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga Administrasi Negara.
Jakarta.

LAN RI. 2015. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga Administrasi Negara.
Jakarta.

LAN RI. 2015. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta

LAN RI. 2015. Whole of Government. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga Administrasi
Negara. Jakarta

LAN RI. 2015. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta

LAN RI. 2015. Pelayanan Publik. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga Administrasi Negara.
Jakarta

LAN RI. 2015. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2017. Jakarta.

LAN RI. 2015. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan I/II dan III. Lembaga Administrasi Negara.
Jakarta.

42
Permenkes RI. 2016. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016. Jakarta

Permenkes RI. 2009. Jabatan Apoteker dan Angka Kredit. Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 377. Jakarta.

43
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas untuk melakukan Rancangan Aktualisasi

44
Lampiran 2. Surat Tugas Pertemuan Penggunaan Obat Rasional

45
Lampiran 3.Surat Tugas Pertemuan Manajemen Logistik se-kabupaten Barito Utara

46
Lampiran 4. Surat Tugas PUSLING Ke Pustus Parang Kampeng

47
Lampiran 5. Leaflet DAGUSIBU

48

Anda mungkin juga menyukai