Anda di halaman 1dari 10

PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN IV TAHUN 2021

KELOMPOK 3
COACH : Dr. JOHAN MAULANA, M.Pd.
TUGAS AGENDA I : SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
MATA PELATIHAN ANALISIS ISU KONTEMPORER

Disusun oleh:

drg yunita saskia 199306082020122018


Saidah Permata Sari, S.Farm., Apt 198712252020122013
drg. Ni wayan sriwijayanti 199102142020122012
drg. Lesti Merdalina 198903082020122013
drg. Kemas Irsan Sa'bani 199202282020121009
Salma Syarifah Elhaitami,S.Farm., Apt 198804112020122009
Irmawaty Napitupulu,S.Farm.,Apt 198710112020122008
Veronica Rini,S.Farm, Apt 199307182020122018
Muhammad Fajar Dwi Putra, S.Farm, Apt 199607142020121014
drg. Anitra Azimah 199107102020122024

Page 1 of 10
ANALISIS ISU KONTEMPORER

A. Pertanyaan

Identifikasi Tugas Jabatan Bapak dan Ibu yang mengandung isu kontemporer yang berkaitan
dengan pekerjaan dan jabatannya di instansi masing-masing menggunakan pendekatan:
a. APKL
b. USG
c. Fishbone Diagram

B. Pengertian

a. Isu Kontemporer
adalah isu yang modern, yang eksis dan terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang,
atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini.
b. Identifikasi Isu
Identifikasi Isu dilakukan dengan mencari isu yang bersifat aktual. Isu yang bersifat
aktual adalah isu yang muncul di ruang publik dan ada dalam kesadaran kolektif publik.
Isu yang bersifat aktual terdiri dari:
a) Isu saat ini (current issue)
Merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan publik secara luas
dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan.
b) Isu berkembang (emerging issue)
Merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik
mulai menyadari adanya isu tersebut.
c) Isu potensial
Adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi
dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang
mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.
c. Penetapan Kualitas Isu
Setelah melakukan identifikasi isu kritikal perlu dilakukan analisis kualitas isu dan
menentukan prioritas dari isu yang terlah teridentifikasi. Proses penetapan kualitas dan
prioritas isu dapat menggukanan teknik:
a) APKL (Aktual, Problematik, Kelayakan, Kekhalayakan)
Merupakan teknik untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayan, dan kelayakan dari isu-isu
kontemporer yang ditemukan di fasilitas kesehatan. Analisis APKL dilakukan
dengan memberikan nilai positif atau negatif pada masing-masing kriteria aktual,
problematik, kelayakan, dan kekhalayan. Jika isu yang ditemukan memenuhi kriteria
maka diberi nilai positif, sebaliknya jika tidak memenuhi kriteria diberi nilai negatif.
Jika semua kriteria memiliki nilai positif, maka isu dinyatakan memenuhi persyaratan

Page 2 of 10
dan berkualitas. Jika tidak, maka isu dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan
kurang berkualitas. Teknik ini dilakukan dengan menganalisis suatu isu berdasarkan
kriteria berikut:

No Indikator Keterangan
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat,
atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam
waktu dekat. jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada
umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu
saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

b) USG (Urgency, Seriousness & Growth)


Merupakan teknik untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan
memperhatikan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:

No Indikator Keterangan
1 Urgency (U) Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness (S) Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan.
3 Growth (G) Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.

Page 3 of 10
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1 sampai 5
dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti
sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar . Isu dengan total skor
tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan
kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Teknik ini dilakukan dengan menetapkan rentang
penilaian (1-5) pada kriteria berikut:

No Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)


1 Isu tidak mendesak untuk Isu tidak begitu serius Isu lamban
segera diselesaikan untuk di bahas karena berkembang
tidak berdampak ke hal
yang lain
2 Isu kurang mendesak untuk segera diselesaiakn Isu Isu kurang cepat
segera diselesaiakan kurang serius untuk berkembang
segera dibahas karena
tidak kurang berdampak
ke hal yang lain
3 Isu cukup mendesak untuk Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
segera diselesaikan segera dibahas karena berkembang,
akan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
4 Isu mendesak untuk segera Isu serius untuk segera Isu cepat
diselesaikan dibahas karena akan berkembang
berdampak ke hal yang untuk segera
lain dicegah
5 Isu sangat mendesak untuk Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
segera diselesaikan segera dibahas karena berkembang
akan berdampak ke hal untuk segera
yang lain dicegah

d. Analisis Isu
Dari sejumlah isu yang telah ditetapkan kualitasnya, selanjutnya dilakukan analisis secara
mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPK atau USG dengan menggunakan alat
bantu dengan teknik berpikir kritis, menggunakan diagram fishbone untuk
menggambarkan akar permasalahan dari isu, aktor dan peran aktor, dan alternatif
pemecahan isu yang akan diusulkan. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai
sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui
sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan,
mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, lingkungan dan sebagainya.
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Prosedur pembuatan diagram fishbone terdiri dari:

Page 4 of 10
a) Menyepakati pernyataan masalah
Grup menyepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement) yang
diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam fishbone diagram
digambarkan seperti “kepala ikan”.
b) Mengidentifikasi kategori-kategori
Dari garis horisontal utama berwarna merah, buat garis diagonal yang menjadi
“cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis.
Sebab ini diinterpretasikan sebagai “penyebab”, atau secara visual dalam fishbone
seperti “tulang ikan”.
c) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
Sebab-sebab tersebut diidentifikasi ditulis dengan garis horisontal sehingga
banyak “tulang” kecil keluar dari garis diagonal.
d) Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua
sebab-sebab dan sub-subnya. Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari
satu kategori, kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram.

C. Identifikasi Isu Kontemporer Berkaitan dengan Profesi Dokter Gigi

a. Identifikasi Isu
No. Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
1. Peningkatan kunjungan pasien Saat ini kasus penyakit gigi dan Menaumbuhkan kesadaran
dengan kasus karies gigi (gigi mulut terbanyak yang pasien untuk melakukan
berlubang) di Puskesmas dikeluhkan oleh pasien saat kontrol rutin sebelum gigi
berkunjung ke Puskesmas adalah berlubang dan sakit sehingga
karies (gigi berlubang). kasus karies dapat menurun

2. Program Usaha Kesehatan Gigi Belum adanya program Upaya Petugas merencanakan
Masyarakat (UKGM) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat program Upaya Kesehatan Gigi
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) (UKGM) dan Upaya kesehatan Masyarakat (UKGM) dan
yang masih belum terlaksana gigi sekolah yang dilakukan oleh Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
petugas puskesmas. (UKGS) untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut masyarakat.
3. Penyuluhan dan sosialisasi Saat ini petugas kesehatan gigi di Meningkatkan derajat
tentang pentingnya menjaga Puskesmas kurang melakukan kesehatan gigi dan mulut
kesehatan gigi dan mulut yang penyuluhan dan sosialisasi masyarakat karena kesadaran
masih kurang tentang pentingnya menjaga dalam menjaga kesehatan gigi
kesehatan gigi dan mulut dan mulut
sehingga masyarakat belum
banyak mengetahui macam
macam penyebab penyakit gigi
dan mulut serta pencegahannya,

Page 5 of 10
4. Terdapat masih banyak pasien Banyaknya penyakit di rongga Meningkatkan pemahaman
yang menjadi korban praktik mulut yang dikeluhkan oleh masyarakat untuk melakukan
tukang gigi ilegal masyarakat pasca melakukan perawatan gigi dan mulut ke
perawatan ke tukang gigi. orang yang lebih kompeten
yaitu dokter gigi sehingga tidak
terjadi masalah kesehatan gigi
dan mulut yang berkelanjutan.

b. Penetapan Kualitas Isu dengan APKL


Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Peningkatan kunjungan pasien dengan kasus karies Memenuhi
1. + + + +
gigi (gigi berlubang) di Puskesmas Persyaratan

Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)


Memenuhi
2. dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang masih + + + +
Persyaratan
belum terlaksana
Penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga
Memenuhi
3. kesehatan gigi dan mulut yang masih kurang + + + +
persyaratan

Terdapat masih banyak pasien yang menjadi korban


4. praktik tukang gigi ilegal -

Keterangan:+ (memenuhi kriteria),– (tidak memenuhi kriteria)

c. Penetapan Kualitas Isu dengan USG


No. Identifikasi Isu U S G Total Peringkat
Peningkatan kunjungan pasien dengan kasus karies gigi
1. 5 5 5 15 1
(gigi berlubang) di Puskesmas
Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) dan
2. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang masih belum 4 5 4 13 3
terlaksana
Penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga
3. 5 5 4 14 2
kesehatan gigi dan mulut yang masih kurang
Terdapat masih banyak pasien yang menjadi korban praktik
4.
tukang gigi ilegal

Isu yang terpilih : Berdasarkan hasil analisis isu diatas maka isu yang paling dominan adalah
“Peningkatan kunjungan pasien dengan kasus karies gigi (gigi berlubang) di Fasilitas
Kesehatan”.

Page 6 of 10
d. Analisis Akar Permasalahan Isu Terpilih Menggunakan Diagram Fishbone

Page 7 of 10
D. Identifikasi Isu Kontemporer berkaitan dengan Profesi Apoteker

a. Identifikasi Isu
No. Identifikasi Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
1 Kurang optimalnya Sekarang belum semua diberi Untuk penggunaan / obat
petugas farmasi dalam keterangan secara obat-obat yang tergolong LASA
penandaan obat obat LASA dan High Alert sehingga dan High Alert
LASA dan High Alert banyak terjadi salah dalam diharapkan untuk
pengambilan obat ditandai agar
meminimalisr kesalahan
dalam pelayanan
2 Kurang optimalnya Banyak pasien yang Pasien dan keluarga
edukasi kepatuhan mengeluhkan penyakit dan pasien mendapatkan
penggunaan obat diberikan resep antibiotik yang gambaran tentang
antibiotik penggunaannya belum sesuai penggunaan obat
prosedur karena kurangnya antibiotik secara rasional
edukasi tentang bahaya apabila untuk mempercepat
tidak digunakan dengan rasional kesembuhan pasen
3 Kurangnya kedisiplinan Kadang petugas farmasi Petugas farmasi harus tertip
petugas farmasi dalam mengambil obat tetapi tidak mengeluarkan obat dan
mencatat pengambilan terdokumentasi di kartu stok mendokumentasikan dikartu
obat pada kartu stok sehingga terjadi tidak sesuaian stok biar tidak terjadi
antara jumlah obat dikartu stok kesalahan jumalh stok obat
dan yang sebenarnya
4 Belum optimalnya waktu Belum optimalnya pelayanan Pengerjaan resep racikan
tunggu pelayanan obat pengerjaan resep racikan dan agar dipercepat untuk
waktu yang dibutuhkan termasuk meningkatan pelayanaan ke
lumayan lama pasien
5 Kurangnya penyediaan Banyak obat yang terlambat atau Untuk mengengurangi
obat sehingga kekosongan dari pihak instalasi kekosongan makan harus
mempengaruhi dinkes dan berdampak dibeikan buffer stok dan
pelayanan di ruang kekosongan obat dalam pengadaan sendiri apabila
farmasi pelayanan obat yang dibutuhkan darurat

Page 8 of 10
b. Penetapan Kualitas Isu dengan APKL
Kriteria
No. Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Kurang optimalnya petugas farmasi
1 dalam penandaan obat obat LASA / + + + + MS
High Alert
Kurang optimalnya edukasi kepatuhan
2 penggunaan obat antibiotik masih + + + + MS
belum terlaksana
Kurangnya kedisiplinan petugas
3 farmasi dalam mencatat pengambilan + + - - TMS
obat pada kartu stok
Belum optimalnya waktu tunggu
4 + + + + MS
pelayanan obat

Stok obat di farmasi sering tidak


5 + + - - TMS
tersedia (obat kosong)

Keterangan :
+ : memenuhi kriteria
- : Tidak memenuhi kriteria
MS : Memenuhi syarat
TMS : Tidak memenuhi syarat

c. Penetapan Kualitas Isu dengan USG


Kriteria
No. Identifikasi Isu Prioritas
U S G =
Kurang optimalnya petugas farmasi
1 dalam penandaan obat obat LASA / 4 3 4 11 3
High Alert
Kurang optimalnya edukasi kepatuhan
2 penggunaan obat antibiotik masih 5 4 4 13 2
belum terlaksana

Page 9 of 10
Kurangnya kedisiplinan petugas
3 farmasi dalam mencatat pengambilan
obat pada kartu stok
Belum optimalnya waktu tunggu
4 5 5 5 15 1
pelayanan obat

Stok obat di farmasi sering tidak


5
tersedia (obat kosong)

Isu yang terpilih : Berdasarkan hasil analisis isu diatas maka isu yang paling dominan
adalah “Belum optimalnya waktu tunggu pelayanan obat”.

d. Analisis Akar Permasalahan Isu Terpilih Menggunakan Diagram Fishbone

Page 10 of 10

Anda mungkin juga menyukai