Anda di halaman 1dari 6

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PMKP) dan

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

PENYULUHAN NAPZA

Oleh:

dr. Novi Safitri Nurdin

Pendamping:

dr. Hj. Nurwati

PUSKESMAS AMPARITA

KOTA SIDENRENG RAPPANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERIODE SEPTEMBER – JANUARI 2019/2020

1| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Novi Safitri Nurdin

Judul Laporan : Penyuluhan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA)

Laporan Penyuluhan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Sekolah telah
disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang Upaya Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat.

Makassar, Januari 2020

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internsip

dr. Hj. Nurwati

LAPORAN KEGIATAN UPAYA PROMOSI KESEHATAN

2| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
“KEGIATAN PENYULUHAN NAPZA”

I. LATAR BELAKANG
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain
NARKOBA, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah NAPZA yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan
akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah
memberlakukan Undang-Undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5
tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya) sudah sejak lama dikonsumsi
manusia, baik dalam bentuk sederhana. Semakin lama pemakai narkoba makin meluas di
berbagai belahan dunia, termasuk indonesia (Hakim, 2004 dalam Hutahuruk, 2007). Obat
terlarang ini telah banyak beredar dan dipergunakan oleh berbagai kalangan terutama
remaja. Dimana pada masa remaja ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi
individu terhadap penyesuaian sosialnya (Makarao, 2003 dalam Hutauruk, 2007).
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Sekitar 4-5 juta
orang menderita ketergantunan Napza dan segmen terbesar sekitar 55% sebagai
penyalahguna adalah para remaja yang masih berstatus siswa SMA. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah
usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba
biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini
sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu
kemudian mengalami ketergantungan.
Peran penting sektor kesehatan sering tidak disadari oleh petugas kesehatan itu
sendiri, bahkan para pengambil keputusan, kecuali mereka yang berminat dibidang

3| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


kesehatan jiwa, khususnya penyalahgunaan NAPZA. Bidang ini perlu dikembangkan
secara lebih profesional, sehingga menjadi salah satu pilar yang kokoh dari upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Kondisi diatas mengharuskan pula Puskesmas
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dapat berperan lebih proaktif dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat. Dari hasil identifikasi masalah
NAPZA dilapangan melalui diskusi kelompok terarah yang dilakukan Direktorat
Kesehatan Jiwa Masyarakat bekerja sama dengan Direktorat Promosi Kesehatan – Ditjen
Kesehatan Masyarakat Depkes-Kesos RI dengan petugas-petugas puskesmas di beberapa
propinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali ternyata pengetahuan
petugas puskesmas mengenai masalah NAPZA sangat minim sekali serta masih
kurangnya buku yang dapat dijadikan pedoman.

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat
hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang
mencari mangsa di sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan
genk. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa,
bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Selain itu,
remaja memiliki karakteristik yang rentan terkena narkoba. Salah satunya remaja sangat
mudah dipengaruhi kawan, rasa ingin tahu dan ingin coba-coba dapat mendorong mereka
terjerumus dan terjebak oleh napza.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Oleh Karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan kegiatan
penyuluhan dengan materi bahaya napza di kalangan pelajar sebagai salah satu upaya
promosi kesehatan. Pada penyuluhan tersebut, diuraikan tentang definisi, jenis-jenis
napza, bahaya napza, dan upaya menghindari napza.
Para siswa-siswi sekolah sangat penting untuk diberi penjelasan yang terus-
menerus bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan jiwa, namun

4| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


juga akan berdampak buruk terhadap kesempatan mereka untuk bisa terus belajar,
mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak dimasa depan. Untuk dapat
menghindari napza, siswa-siswi diberi dorongan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan anti
narkoba di sekolah atau mengikuti organisasi yang bersifat positif yang memiliki arah
dan tujuan yang jelas untuk mengembangkan dan menyalurkan bakat dan minat. Banyak
organisasi yang bersifat positif yang dapat diikuti kalangan siswa, seperti OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah), Sanggar Seni, Pramuka, Kelompok Pencinta Alam,
PMR (Palang Merah Remaja), dsb. Semua organisasi yang disediakan itu dapat diikuti
oleh siswa sesuai dengan bakat dan minatnya.
Selain itu, sangat diperlukan keikutsertaan orang tua dalam upaya menghindari
napza karena sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan
akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga
terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka
menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah.

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Januari 2020 .
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan tujuan
dari penyuluhan. Selanjutnya memberi pertanyaan pembuka untuk menilai tingkat
pengetahuan peserta (pretest) tentang materi penyuluhan yang akan disampaikan.

2. Tahap Penyajian Materi


Materi penyuluhan disajikan dengan metode ceramah dan dialog interaktif.
Penyuluhan dilakukan di dalam ruang kelas selama 15 menit dilanjutkan dengan sesi
diskusi.

V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

5| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelumnya. Materi
dan alat bantu penyuluhan dibuat dan dipersiapkan untuk mempermudah jalannya
penyuluhan. Persuratan untuk pelaksanaan peyuluhan dibuat dan dikirim langsung ke
sekolah yang bersangkutan 2 hari sebelum kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Dokter bersama tim promkes dari Puskesmas tiba di sekolah pada pukul 10.30
WITA dan langsung mendatangi kantor kepala sekolah untuk membicarakan ruang
tempat penyuluhan. Peserta yang hadir kurang lebih 20 orang dari perwakilan kelas
yang ditunjuk. Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun tingkat
pengetahuan peserta masih kurang mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya
penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Hampir sebagian besar siswa-siswi yang hadir kurang mengetahui materi
penyuluhan yang akan disampaikan. Namun setelah penyuluhan, siswa-siswi cukup
antusias untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan.

PESERTA PENDAMPING

dr. Novi Safitri Nurdin dr. Hj. Nurwati

6| F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai