Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat dan
rahmat sehingga tim dapat menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat ini tepat waktu
SMA 6 Padang.
Pada kesempatan ini tim ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada lembaga
UPPM STIKes Alifah Padang dan Yayasan Pendidikan Alifah Nur Ikhlas Padang yang
telah memberikan kesempatan dan Bantuan Dana kepada kami untuk melakukan
pengabdian masyarakat.
namun sebagai manusia kami pun menyadari akan keterbatasan maupun kekhilafan dan
kesalahan kami. Semoga proposal ini bermanfaat untuk semua dosen dan mahasiswa
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adiktif lainnya, yang merupakan sekelompok obat, yang berpengaruh pada kerja tubuh,
terutama otak. Satu sisi NAPZA merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang
laporan Narkoba Dunia (World Drug Report) dari UNODC (2018), 275 juta jiwa
menggunakan narkoba secara global di seluruh dunia atau sekitar 5,6 % (15-64 tahun)
Jumlah penggunaan narkoba ini meningkat 20 juta orang dari tahun ketahun. World
Health Organization (WHO) menyatakan bahwa jika terdata satu kasus berarti yang
terjadi ada sepuluh kasus, dan tingginya angka kematian per hari karena
penyalahgunaan NAPZA yaitu 2-3 orang per harinya. Menurut hasil Survey Nasional
tahun 2017 sebanyak 1,77% atau setara dengan 3.376.115 orang, sedangkan angka
penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar tahun 2018 mencapai 3,2 % atau setara
dengan angka 2,29 juta orang dibandingkan dengan tahun 2017. Remaja merupakan
salah satu kelompok yang rawan terhadap penyalahgunaan narkoba (Santoso, 2019).
tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 1.630 orang ( BNN, Rehabilitasi, 2018)
2016, yakni sekitar 59.000 penduduk. Pada tahun 2016, juga pernah dilakukan survey
oleh BNNP dimana angka penggunaan narkoba dibagi dalam empat kelompok, yaitu
kelompok coba pakai 27.587 atau 43%, kelompok teratur pakai 15.895 orang atau
15%, kelompok pecandu non suntik 18.175 atau 29% dan kelompok pecandu suntik
lapisan masyarakat tanpa terkecuali, baik anak- anak, remaja, pemuda, orang tua, baik
yang berpendidikan maupun yang tidak, serta telah menyentuh lintas profesi. Narkoba
NAPZA pada remaja di kota Padang dari tahun 2015 sampai tahun 2018 mengalami
peningkatan setiap tahun nya, pada tahun 2015 penyalahgunaan NAPZA pada usia
remaja sebanyak 8% dan tahun 2018 meningkat menjadi 29% (BNNP Sumbar, 2018).
Pelajar menjadi salah satu target utama dalam berbagai program pencegahan
keterampilan untuk mengatasi emosional, adanya krisis identitas dan ingin diterima
dalam pergaulan dan tekanan yang dirasakan remaja tersebut sehingga mereka yang
suatu kondisi yang dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu gangguan jiwa, sehingga
penyalahgunaan NAPZA tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam masyarakat
dan menunjukkan perilaku maladaptif (Sumiati, dkk, 2009). Agar tidak terjadi
peningkatan angka gangguan jiwa yang diakibatkan narkoba maka, salah satu faktor
kondisi seseorang tahu bahwa hal yang akan dilakukannya berakibat buruk terhadap
dirinya maka orang tersebut tidak akan melakukan hal tersebut (Menthan, 2013).
seseorang dapat diperoleh dan diasah baik formal maupun non formal seperti, tingkat
akan lebih mudah dalam membedakan mana yang salah dan mana yang benar
(Mubarak, 2009). Menurut data dari BNNP Sumbar, daerah Kecamatan Padang
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pengabdian masyarakat ini adalah belum adanya
1. Tujuan Umum
NAPZA
2. Tujuan Khusus
NAPZA
D. Manfaat Kegiatan
tentang NAPZA dan bahaya yang akan ditimbulkan jika mendekati NAPZA atau
kecanduan NAPZA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. NAPZA
a. Pengertian NAPZA
adiktif lainnya. Napza ini kadang kala disebut juga dengan istilah “ narkoba”
singkatan dari kata narkotika dan obat berbahaya. Napza maupun narkoba dua
kita terutama generasi mudanya. Dalam bahasa Inggris narcotic lebih mengarah
keobat yang membuat penggunanya kecanduan. Narkotika adalah zat yang dapat
pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan, semangat dan halusinasi ( Lisa dan
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psiko aktif melalui
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bahan adiktif lainnya adalah zat atau
bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Meskipun demikian, penting kiranya
pengembangan pengetahuan.
b. Penyalahgunaan NAPZA
mengurangi rasa sakit. Tetapi karena efeknya “enak” bagi pemakai, maka NAPZA
kemudian dipakai secara salah, yaitu bukan untuk pengobatan tetapi untuk
Tahun 2009 Ketergantungan adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk
agar menghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau
dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
Ketergantungan terhadap NAPZA dibagi menjadi 2, yaitu (Sumiati, 2009):
mengalami gejala putus zat. Selain ditandai dengan gejala putus zat,
fisik.
c. Jenis–Jenis NAPZA
Menurut Lisa dan Sutrisna (2013), NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke
a) Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat
berat. Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual
golongan III.
Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk
a) Psikotropika
jiwa (psyche).
kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup,
NAPZA.
a) Faktor Genetik
dari orang tua kandung alkoholik mempunyai risiko 3-4 kali sebagai
b) Lingkungan Keluarga
penyalahgunaan NAPZA. Pola asuh orang tua yang demokratis dan terbuka
dengan pola asuh orang tua dengan disiplin yang ketat. Fakta berbicara bahwa
tidak semua keluarga mampu menciptakan kebahagiaan bagi semua
yang ditandai oleh relasi orangtua yang tidak harmonis dan matinya
Kalau pun keluarga ini tetap dipertahankan, maka yang ada sebetulnya adalah
sebuah rumah tangga yang tidak akrab dimana anggota keluarga tidak merasa
betah. Orangtua sering minggat dari rumah atau pergi pagi dan pulang hingga
hubungan yang biasa- biasa saja dengan orang tuanya. Mereka jarang
menghabiskan waktu luang dan bercanda dengan orang tuanya (Jehani, dkk,
2006).
diri. Pengaruh teman kelompok ini tidak hanya pada saat perkenalan pertama
dengan NAPZA, melainkan juga menyebabkan seseorang tetap
Bila hubungan orangtua dan anak tidak baik, maka anak akan terlepas
ikatan psikologisnya dengan orangtua dan anak akan mudah jatuh dalam
d) Karakteristik Individu
a) Umur
adalah mereka yang termasuk kelompok remaja. Pada umur ini secara
b) Pendidikan
dalam keluarga.
cara berpikir serta bertindak yang lebih baik. Pendidikan yang rendah
sempit.
c) Pekerjaan
Menurut Lisa dan Sutrisna (2013) pengaruh narkoba secara umum ada tiga,
yaitu :
a) Depresan
b) Stimulan
dan bersemangat) dari keadaan. Obat ini dapat bekerja mengurangi rasa
c) Halusinogen
berikut:
seksual.
c) Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril. Akan terjadi infeksi,
diberi minum.
perilaku tidak wajar. Pemakaian ganja yang berat dan lama menimbulkan
karena kebutuhan akan zat yang mendesak dan pada keadaan intoksikasi
sebagai berikut:
dosis yang relatif kecil, belum ada ketergantungan fisik maupun psikologis.
diperoleh secara gratis atau dibeli dengan murah. Ia belum secara aktif
berlebihan.
Pemakaian NAPZA sebagai cara mengatasi masalah. Pada tahap ini pemakai
Tahap ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering),
dan kronik disebut juga penyalahgunaan NAPZA, terjadi perubahan pada faal
tubuh dan gaya hidup. Teman lama berganti dengan teman pecandu. Ia
e) Tahap ketergantungan
Berusaha agar selalu memperoleh NAPZA dengan berbagai cara.
dikurangi atau dihentikan, timbul gejala sakit. Hal ini disebut gejala putus zat
suatu keadaan di mana jumlah NAPZA yang dikonsumsi tidak lagi cukup
Oleh karena itu, jumlah yang diperlukan meningkat. Jika jumlah NAPZA yang
a) Pencegahan primer
anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh
b) Pencegahan sekunder
c) Pencegahan tersier
rehabilitasi kembali.
BAB III
METODE KEGIATAN
6. Pengorganisasian :
7. Setting Tempat
B. Proses Kegiatan Sosialisasi
penyuluhan
Memberikan Memperhatikan
NAPZA M
Pengertian NAPZA
Jenis-Jenis NAPZA
faktor yang mendorong
penyalahgunaan NAPZA
Perilaku
Upaya Pencegahan
Penyalahgunaan NAPZA
Tahapan Pemakaian
NAPZA
telah diberikan.
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
penutup
BAB IV
HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan
jumlah peserta 58 Orang siswa, dimana penyaji dan tim memberikan penyuluhan
tentang NAPZA. Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh siswa. Selama kegiatan
berlangsung penyaji dan Tim dan berbagi tugas demi kelancaran proses
Tanya jawab. Kegiatan ini juga dibutuhkan oleh pihak sekolah demi terciptanya
lingkungan sekolah yang aman, kondusif dan para siswa jauh dari penyalahgunaan
NAPZA
B. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
No Uraian Jumlah
1. Gaji / upah Rp 625.000
2. Bahan / Perangkat Penunjang/ Peralatan Rp. 185.000
3. Perjalanan Rp. 100.000
4. Pengumpulan, Pengolahan Data, Laporan, Publikasi, Seminar, Rp. 90.000
Pendaftaran HKI dan lain-lain
Jumlah Biaya Rp. 1.000.000
Terbilang : Satu Juta Rupiah
2. Bahan/Perangkat Penunjang/Peralatan
No Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Aqua 2 kotak Rp 45.000 Rp. 90.000
2 Leflet 64 lembar Rp. 1500 Rp. 95.000
Jumlah Biaya Rp. 185.000
3. Perjalanan
4. Pengumpulan, Pengolahan Data, Laporan, Publikasi, Seminar, Pendaftaran HKI dan lain-
lain
No Tujuan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1 Laporan 3 Rp. 30.000 Rp. 90.000
Jumlah Biaya Rp. 90.000
Riwayat pendidikan