Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

WHO Country Office


for Indonesia

Buku Panduan
Peringatan Hari Kesehatan Sedunia
7 April 2011

GUNAKAN ANTIBIOTIK
SECARA TEPAT
UNTUK MENCEGAH
KEKEBALAN KUMAN

SAMBUTAN
Sambutan
KepalaBADAN
Perwakilan
KEPALA
PERWAKILAN
KESEHATAN SEDUNIA (WHO)
WHO INDONESIA
Indonesia
UNTUK

GUNAKAN ANTIBIOTIK SECARA TEPAT


HARI KESEHATAN SEDUNIA, 7 APRIL 2011

ntibiotik untuk mematikan bakteri, jamur, parasit dan virus telah menyembuhkan dan menyelamatkan
nyawa jutaan manusia. Namun belakangan ini, para pakar dan dokter menemukan bahwa efektivitas antibiotik
tidak sekuat dahulu. Beberapa kuman telah resisten terhadap obat antibiotik. Jika terus berlanjut, maka tak lama
lagi banyak penyakit tak dapat disembuhkan.

Untuk menghambat perkembangan resistensi kuman terhadap antibiotik, Badan


Kesehatan Dunia (WHO) mengajak seluruh warga dunia membantu mencegah mutasi
kuman dengan mengkonsumsi obat secara tepat. Secara global, selama satu tahun,
WHO akan berkampanye tentang resistensi antibiotik dan penggunaan obat secara
rasional, dimulai dengan Hari Kesehatan Dunia, 7 April 2011.

Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, penggunaan antibiotik sangat tinggi -bahkan lebih dari 80% di banyak
provinsi di Indonesia. Kampanye akan difokuskan pada penggunaan antibiotik, bertema Use Antibiotics
Rationally. Bersama dengan Kementerian Kesehatan dan para mitra saling berupaya agar setiap orang yang
memerlukan obat, terutama antibiotik, bisa mendapatkan obat yang tepat sasaran sesuai penyakitnya, dengan
dosis yang tepat, dan untuk jangka waktu yang tepat pula. Bagi masyarakat, menggunakan obat dengan bijak
dapat berarti memperkecil biaya yang harus dikeluarkan.
Antibiotik membunuh bakteri. Jadi, antibiotik tidak diperlukan bagi flu yang biasanya dapat disembuhkan dengan
banyak beristirahat dan minum air. Kita semua dapat menerapkan hal ini dalam kehidupan, demi mencegah
munculnya kuman super atau superbugs. Dengan mengkonsumsi antibiotik secara tepat, kita turut serta menjaga
agar antibiotik tetap dapat digunakan, terutama ketika sungguh-sungguh memerlukannya.

Kepala Perwakilan WHO


Dr. Khanchit Limpakarnjanarat

Kata Pengantar
B

uku Panduan Penyelenggaraan Hari Kesehatan


Sedunia (HKS) Tahun 2011, disusun agar dapat
digunakan sebagai acuan bagi semua pihak baik
sebagai individu maupun kelompok yang meliputi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, organisasi
masyarakat, swasta dan dunia usaha termasuk media
massa yang peduli terhadap masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia.

Kegiatan HKS dapat dilakukan dalam sepekan, yaitu


dari tanggal 7 s .d 14 April 2011, namun bukan berarti
hanya sepekan melakukan kegiatan untuk mengatasi
masalah akibat resistensi antibiotik, melainkan
sepanjang tahun 2011 pesan-pesan pencegahan
harus terus disampaikan ke masyarakat secara
terus menerus melalui media komunikasi massa,
jejaring sosial internet dan juga edukasi langsung ke
masyarakat melalui aksi simpatik.

Panduan ini antara lain memuat latar belakang


pemilihan tema peringatan Hari Kesehatan Sedunia
tahun 2011,

Semoga Tuhan YME selalu meridhoi upaya mulia yang


kita gagas bersama. Selamat memperingati
Hari Kesehatan Sedunia tahun 2011.

Gunakan Antibiotik Secara Tepat


Untuk Mencegah Kekebalan Kuman.

Jakarta, Maret 2011

Adapun tujuan HKS yaitu meningkatkan kesadaran


seluruh pemangku kepentingan dan komponen
masyarakat mengenai dampak resistensi kuman akibat
penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

Ketua Umum Panitia HKS Tahun 2011


dr. Lily S. Sulistyowati, MM

Daftar Isi
SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN WHO INDONESIA 01
KATA PENGANTAR 02
SELAYANG PANDANG 04
TEMA 08
PESAN UTAMA 09
TUJUAN 10
MITRA 11
KEGIATAN TUJUAN 12
SK PANITIA PERINGATAN HKS TAHUN 2011 14
MEDIA PENDUKUNG 19

Selayang Pandang
P

ada tahun 1950, dua tahun setelah kelahiran


WHO pada tanggal 7 April 1948, Hari Kesehatan
Sedunia mulai dirayakan sebagai sarana untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap
permasalahan kesehatan global yang penting pada
saat itu. Berdasarkan inisiatif WHO, maka setiap
tahunnya diselenggarakan berbagai kegiatan di
tingkat internasional, regional dan nasional.
Hari Kesehatan Sedunia (HKS) yang diperingati
setiap tanggal 7 April merupakan momentum untuk
meningkatkan semangat, kepedulian, komitmen
dan gerakan nyata pembangunan kesehatan yang
harus terus diperjuangkan oleh seluruh komponen
masyarakat bukan hanya di Indonesia, tetapi juga
seluruh dunia.
Tema Global HKS : Antimicrobial resistance and its
global spread Tema ini dipilh sebagai pengakuan
atas dampak resistensi antimikroba terhadap

HKS tahun 2011 merupakan momentum untuk


menyadarkan masyarakat dunia tentang pentingnya penyampaian informasi yang seimbang untuk mengedukasi masyarakat melalui
kampanye penggunaan obat secara rasional.

Penggunaan Obat Rasional artinya pasien mendapatkan pengobatan


sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang cukup, dan dengan biaya yang
paling terjangkau bagi dirinya dan komunitasnya.
kesehatan masyarakat secara global, masyarakat
dan individu. Pada Hari Kesehatan Sedunia 2011,
WHO akan melakukan kampanye di seluruh dunia
untuk melin-dungi penggunaan obat untuk generasi
mendatang dan mencegah penyebaran global
resistensi antimikroba yang mengancam efektivitas
obat.
Sedangkan tema nasional HKS adalah Gunakan
Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan
Kuman. Hal ini sejalan dengan salah satu kebijakan
obat nasional yaitu penggunaan obat secara rasional.
Peringatan Hari Kesehatan Sedunia harus melibatkan
berbagai pihak, termasuk masyarakat dan swasta
dengan kegiatan yang sederhana dan menarik
perhatian. HKS tahun 2011 merupakan momentum
untuk menyadarkan masyarakat dunia tentang
pentingnya penyampaian informasi yang seimbang
untuk mengedukasi masyarakat melalui kampanye
penggunaan obat secara rasional antara lain pada
pasien HIV/AIDS, tuberkulosis dan malaria.

WHO mengajak pemerintah dan pemangku


kepentingan untuk menerapkan kebijakan dan
melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian
timbulnya kuman yang kebal obat. Pemerintah perlu
mengembangkan perangkat yang dapat memastikan
para penyelenggara upaya kesehatan dan masyarakat
untuk mengkonsumsi obat, termasuk antibiotik,
dengan tepat.
Penggunaan Obat Rasional artinya pasien
mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan
klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan
individunya, untuk waktu yang cukup, dan dengan
biaya yang paling terjangkau bagi dirinya dan
komunitasnya.
Sedangkan penggunaan obat yang tidak rasional
merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia.
Masalah-masalah yang muncul antara lain :

Penggunaan obat terlalu banyak


Penggunaan antibiotik tidak tepat, seringkali
dengan dosis dan lama konsumsi yang tidak
sesuai
Penggunaan obat suntik yang berlebihan pada
penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat
yang ditelan (oral)
Pemberian resep obat tidak sesuai pedoman
diagnosis dan terapi
Pengobatan sendiri yang seharusnya
menggunakan resep dokter.

Beberapa fakta di negara berkembang menunjukan


40 persen anak-anak yang terkena diare akut
selain mendapatkan oralit juga antibiotik yang tidak
semestinya diberikan. Hanya 50% penderita malaria
menerima anti malaria sesuai rekomendasi. Hanya
50%-70% penderita pneumonia secara tepat diterapi
dengan antibiotik. 60% penderita ISPA mengkonsumsi
antibiotik dengan tidak tepat.

Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk


menggunakan obat secara rasional perlu diwaspadai
dampaknya, khususnya pada generasi mendatang.

Pemakaian antibiotik yang


tidak berdasarkan ketentuan
menyebabkan tidak efektifnya
kemampuan antibiotik tersebut,
sehingga kemampuan membunuh
kumannya akan berkurang, itu
yang disebut dengan resistensi
antibiotik.

Jika hal ini terjadi, generasi mendatang akan


mengalami kerugian yang sangat besar. Akan banyak
penyakit yang tidak dapat lagi disembuhkan akibat
resistensi. Sedangkan untuk mengembangkan
antibiotik yang baru diperlukan waktu dan biaya yang
sangat besar. Untuk itu perlunya penggunaan obat
secara rasional sehingga dapat mencegah masalah
besar dimasa yang akan datang.
Langkah-langkah antisipasi untuk meningkatkan
perilaku penggunaan obat secara rasional sudah
saatnya dilakukan. Upaya tersebut bukan hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun
menjadi tanggung jawab semua pihak. Kegiatan
pendidikan masyarakat dan pengawasan kepada
petugas pelayanan kesehatan serta ketersediaan
obat efektif untuk meningkatkan penggunaan obat,
jika dilakukan terpisah-pisah, tidak akan memberikan
dampak yang diharapkan.

Beberapa fakta di negara berkembang menunjukan


40 persen anak-anak yang terkena diare akut
selain mendapatkan oralit juga antibiotik yang
tidak semestinya diberikan. Hanya 50% penderita
malaria menerima anti malaria sesuai rekomendasi.
Hanya 50%-70% penderita pneumonia secara tepat
diterapi dengan antibiotik. 60% penderita ISPA
mengkonsumsi antibiotik dengan tidak tepat.


Tema

Gunakan Antibiotik

Secara Tepat
Untuk Mencegah
Kekebalan Kuman.

Pesan Utama
Gunakan antibiotik hanya
dengan resep dokter,
dengan dosis dan jangka
waktu sesuai resep.
Tanyakan pada dokter,
obat mana dari resep
yang mengandung antibiotik.
Salah penggunaan menyebabkan antibiotik
menjadi tidak efefktif lagi.
Antibiotik menjadi tidak
dapat membunuh kuman,
hal ini disebut resistensi
antibiotik. Saat ini banyak
kuman telah menjadi kebal terhadap antibiotik.

Pilek, batuk, dan diare


pada umumnya tidak
memerlukan antibiotik.
Banyak minum dan istirahat. Jika demam lebih
dari 3 hari periksalah ke
dokter.

Pastikan kuman tidak


menjadi kebal terhadap
antibiotik.

Jangan gunakan atau beli


antibiotik berdasarkan
resep sebelumnya. Hal ini
bisa menyebabkan kekebalan kuman dan dapat
mengakibatkan hal yang
tidak diinginkan.

Gunakan Antibiotik
dengan Bijak, Selamatkan
Nyawa.

Jangan sembarangan
mengkonsumsi antibiotik.
Generasi mendatang juga
memerlukannya.

Ayo amankan efektifitas


antibiotik yang kini ada

10

Tujuan Umum

Meningkatnya kesadaran seluruh pemangku


kepentingan dan masyarakat mengenai
dampak resistensi antibiotik dan cara
pencegahannya.

Tujuan Khusus

Meningkatkan akses informasi kepada masyarakat


mengenai penggunaan obat rasional
Meningkatkan gerakan masyarakat untuk mencegah
faktor risiko kesehatan akibat resistensi antibiotik
Adanya kesepakatan perencanaan dan aksi terpadu
lintas sektor untuk meningkatkan perilaku penggunaan
obat rasional.

Para Mitra
Kementerian Kesehatan
bekerja sama dengan :
Badan POM
Yayasan Orang tua Peduli (YOP)
Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI)
Blogger Indonesia
Remaja Aliansi Pita Putih Indonesia (RAPPI)
Forum Olahraga dan Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI)
Pelajar dan Mahasiswa
LOMA Society
WHO
United Bike

11

Kegiatan

Menteri Kesehatan senam sehat dalam


rangka peringatan Hari Kesehatan Sedunia
tahun 2010

12

Peringatan HKS tahun 2011 di Indonesia diperingati


dengan pelaksanaan kegiatan baik di pusat, provinsi
maupun di kabupaten/kota melalui kemitraan lintas
sektor dan dunia usaha. Tahun ini WHO memilih salah
satu isu kesehatan masyarakat yaitu mengajak seluruh
dunia untuk menggunakan antibiotik secara rasional.

Penyelenggaraan HKS diharapkan tidak hanya sepekan,


melainkan aksi nyata secara terus menerus melalui
gerakan pemberdayaan masyarakat.

Di tingkat nasional acara diselenggarakan dengan


rangkaian acara : Seminar Ilmiah, aksi simpati,
talk show, pemeriksaan kesehatan gratis dan
penyebarluasan informasi.

Di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan


juga menyelenggarakan rangkaian acara peringatan
HKS dengan melakukan berbagai kegiatan yang
bermanfaat bagi masyarakat.

No

Tanggal

Kegiatan

Lokasi

Penanggung Jawab

1.

Senin,
25 Maret

Media Briefing

Kementerian
Kesehatan

Pusat Komunikasi
Publik

2.

Selasa,
26 Maret

Workshop bagi
jurnalis

Gd. FISIP Universitas


Indonesia

LOMA Society dan Fisip


UI

3.

Kamis,
7 April

Seminar
Antimicrobial
ResistenceContainment and
Prevention diikuti
dengan Peluncuran
Buku Penggunaan
Obat Rasional

Balai Kartini, Jakarta

Dirjen Binfar dan


Alkes Kementerian
Kesehatan dan WHO

4.

Minggu,
10 April

Aksi Simpatik
Bundaran Hotel
Pemeriksaan
Indonesia dan
Kesehatan
sekitarnya
cuma-cuma
Liputan di radio
dan televisi

Pusat Promosi
Kesehatan dan
Pusat Komunikasi
Publik

13

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 650/Menkes/SK/III/2011 Tanggal 28 Maret 2011
TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2011
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa Hari Kesehatan Sedunia merupakan momen yang tepat untuk memasyarakatkan paradigma sehat dan visi, misi Indonesia
Sehat;
b. Bahwa WHO telah menetapkan tema global Hari Kesehatan Sedunia tahun 2011;
c.
bahwa untuk percepatan pencapaian visi Indonesia Sehat, perlu meningkatkan komitmen dan dukungan nyata pemangku kepentingan
termasuk sektor swasta dan dunia usaha dalam mewujudkan rakyat sehat;
d. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b di atas perlu diselenggarakan peringatan Hari Kesehatan Sedunia baik di Pusat maupun di
Daerah dengan mengikutsertakan unsur masyarakat termasuk dunia usaha dan pemerintah;
e. bahwa sehubungan dengan huruf a, b dan c di atas perlu dibentuk Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 dengan
Keputusan Menteri Kesehatan;
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437);
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia;
5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit dan Tugas Esselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/Menkes/Per/VIII /2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

14

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN
2011.

Kedua

Tema Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 adalah Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman.

Ketiga

Membentuk Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 Tingkat Pusat dengan susunan panitia sebagaimana
terlampir.

Keempat

Panitia Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 sebagaimana dimaksud diktum ketiga bertugas:
Menyelenggarakan rangkaian peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011, termasuk Acara Puncak.
Memberikan Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 untuk daerah. Mengkoordinasikan kegiatan dari
berbagai pihak dalam kerangka kegiatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011.

Kelima

Menghimbau kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten, dan Kota seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan
peringatan Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2011 untuk wilayahnya dengan mengikut sertakan masyarakat.

Keenam

Anggaran biaya peringatan di Pusat dan di Daerah digali dari berbagai sumber yang tidak bertentangan dengan perundangan
yang berlaku.

Ketujuh

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : Maret 2011
MENTERI KESEHATAN RI,
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH

15

PANITIA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA TAHUN 2011


TINGKAT PUSAT
Penasehat

MENTERI KESEHATAN R.I

Pengarah

Para Pejabat Eselon I, Kementerian Kesehatan

Penanggungjawab

Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan

Ketua Umum

Lily S. Sulistyowati (Pusat Promosi Kesehatan)

Wakil Ketua Umum

Purwodi (Direktorat Bina Yanfar dan Alkes)

Ketua I

Engko Sosialine (Direktorat Bina Yanfar dan Alkes)

Ketua II

Chairul Radjab Nasution (Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan)

Sekretaris

Zuraida Thoha (Pusat Promosi Kesehatan)

Wakil Sekretaris

Hafni Rochmah (Pusat Promosi Kesehatan)

Bendahara

Iskandar Malkiwi (Pusat Promosi Kesehatan)

BIDANG PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI

16

Ketua

Murti Utami (Pusat Komunikasi Publik)

Wakil Ketua (Acara Puncak)

Sumardi (Pusat Komunikasi Publik)

Anggota

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ruflina Rauf (Pusat Promosi Kesehatan)


Mieke Agustin (Pusat Promosi Kesehatan)
Setio Nugroho (Pusat Promosi Kesehatan)
Satrio Utomo (Pusat Promosi Kesehatan)
Sari Mutiarani (Yanfar)
Ervina Luki Damayanti (BUK Rujukan)

7.
8.
9.
10.
11.

Nursila Dewi (WHO)


Dinar Pandansari (WHO)
Teguh (Pusat Komunikasi Publik)
Ariesanti (Remaja APPI)
Cici Srinuningsih (Direktorat Bina
Yanfar dan Alkes)

BIDANG ILMIAH
Ketua

Hidayati Masud (Direktorat Bina Yanfar)

Wakil Ketua

Luki Hartanti (Direktorat BUK Rujukan)

Anggota

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ardiyani (Direktorat Bina Yanfar)


Vita P. Haloho (Direktorat Bina Yanfar)
Zorni (Direktorat Bina Yanfar)
Indri Yogyaswari (Direktorat BUK
Rujukan)
Lela Amelia (BPOM)
Ardian (Protokol TU Menteri)

1.
2.
3.
4.
5.

Nani Sukasediati (WHO)


Fransisca Agung (WHO)
Indah Deviyanti (WHO)
Andi Sari Bunga (Pusat Promosi
Kesehatan)
Theresia Irawati (Pusat Promosi
Kesehatan)

BIDANG GERAKAN MASYARAKAT


Ketua

Dien Emawai (Dinkes Prov DKI Jakarta)

Wakil Ketua (Acara Puncak)

Kodrat Pramudho (Pusat Promosi Kesehatan)

Anggota

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tantri Siswanti (Biro Umum)


Yulidar (Dinkes Provinsi DKI Jakarta)
Siti Muasilah (Pusat Promosi
Kesehatan)
Bayu Aji (Pusat Promosi Kesehatan)
Yunita (Pusat Promosi Kesehatan)
Marti (Pusat Promosi Kesehatan)
Marina (Pusat Komunikasi Publik)
Emira Oepangat (LOMA Society
Indonesia)
Purnamawati (Yayasan Orang Tua
Peduli)

10. Iskandar Zulkarnain (FORMI)


11. Imran Agus Nurali (Direktorat Bina
Kesehatan Kerja)
12. Maskuri (Biro Umum)
13. Margio (Biro Umum)
14. Chairil Yunding (Biro Umum)
15. Evrina (Direktorat Bina Yanfar)
16. Tri Asti Isnariani (BPOM)
17. Rika Yuliastuti (Remaja APPI)
18. Dwi Priharti (Poltekes Jakarta 1)
17

SEKRETARIAT
Koordinator

Dwi Adi Maryandi (Pusat Promosi Kesehatan)

Anggota

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ramadanura (Pusat Promosi Kesehatan)


Ilvalita (Pusat Promosi Kesehatan)
Rusdi Satar (Pusat Promosi Kesehatan)
Syamsudin (Pusat Promosi Kesehatan)
Nanik Suparti (Pusat Promosi Kesehatan)
Ayu Dewi Gayatri (Pusat Promosi Kesehatan)

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : Maret 2011
MENTERI KESEHATAN RI,
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH

18

CONTOH GRAFIS UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA


MEDIA KAMPANYE

Keterangan :
Grafis ini digunakan apabila media diproduksi
dengan menggunaan teknik sablon.

19

KAOS BERKERAH DAN KAOS BIASA

Depan

20

Belakang

Depan

Belakang

PIN,STIKER, TAS KAIN

Pin diameter 5 cm

TAS KAIN
30 x 40 cm

STIKER 21 x 10 cm
21

SPANDUK

SPANDUK 5 x 1 M
Pesan Kesehatan dapat dipilih dari menu
pesan utama dan pesan pendukung.

22

UMBUL-UMBUL

UMBUL-UMBUL 4 x 1 M
Pesan Kesehatan dapat dipilih
dari menu pesan utama dan
pesan pendukung.

23

BACKDROP

24

LEAFLET

25

LEAFLET 1 : untuk masyarakat


Beli dan konsumsi antibiotik hanya jika diresepkan.
Tidak minum antibiotik sembarangan
untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.
Ayo amankan keampuhan antibiotik yang kini ada.

Kementerian Kesehatan RI
Pusat Promosi Kesehatan
Gedung Prof.DR. Sujudi Lantai 10
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.4-9
Jakarta Selatan, 12950
Telp. 021. 5203873
www.promosikesehatan.com

Anda mungkin juga menyukai