i
ii
SKRIPSI
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
Makassar, 2015
Yang Menyatakan
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.” Skripsi ini merupakan tugas akhir yang
Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang
tua tercinta, Ayahanda Abd. Jalal Ishad,S.Pd dan Ibunda Nenni yang telah
mendidik dan membimbing saya dari kecil hingga dewasa dan selalu memberikan
pelajaran yang berharga, serta yang terhormat Kedua pembimbing penulis yaitu
Ibu Dra.Musliha Karim, M.Si sebagai pembimbing pertama dan Ibu Dr.Hj.Ihyani
dengan aktivitas lain.Ucapan terimakasih yang tak terhingga juga saya haturkan
kepada :
1. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
vi
2. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu
ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang tak pernah
4. Kakak Nur Afriyani dan adik tercinta Muh. Agung Afira yang selalu memberi
saya semangat dan dorongan untuk menjadi orang yang sukses dalam meraih
gelar sarjana.
Kabupaten Enrekang beserta staff yang telah memberikan ijin dan turut
angkatan 2009 dan Semua pihak yang telah banyak membantu dalam
Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan tiada manusia yang luput
dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi
vii
belajar. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapaat memberikan sumbangan
Makassar, 2015
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 80
B. Saran .................................................................................................. 82
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan inovasi pelayanan publik merupakan hal, cara atau hasil dalam
publik selama ini menjadi ranah dimana negara yang diwakili oleh pemerintah
interaksi yang sangat intensif antara pemerintah dengan warganya. Buruknya praktek
dan masyarakat luas. Ini berarti jika terjadi perubahan yang signifikan pada ranah
pelayanan publik dengan sendirinya dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh
warga dan masyarakat luas. Oleh karena itu, harapan untuk bisa mendapatkan
(Prianto,2006:12)
Penerapan inovasi pelayanan publik bagi setiap organisasi dalam era global
masyarakat terkait kepengurusan kartu tanda penduduk (KTP), ataupun akte kelahiran
1
1
2
menuntut pelayanan publik yang baik dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering
tidak sesuai dengan harapan karena pada kenyataannya pelayanan publik yang terjadi
Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak
yang “melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu, pada dasarnya dibutuhkan
(4) huruf c, tentang pelayanan publik, maka ditetapkan pada tahun 2014 sebagai
mengatakan bahwa pelayanan inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru,
teknologi yang baru, teknologi proses produksi yang baru, sistem struktur dan
administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi. Membangaun inovasi
3
pelayanan publik merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu
yang berkompeten harus menjadi tantangan yang mesti dihadapi, seiring dengan
pelayanan publik telah menjadi wacana sampai saat ini. Maraknya isu demokratisasi
telah menempatkan publik pada posisi yang kuat untuk menuntut hak-hak mereka
ketika berhubungan dengan birokrasi pelayanan publik yang diberikan oleh penyedia
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar dari
revolusi baru berupa peralihan sistem kerja yang konvensional ke era digital.
Perubahan ini juga telah merubah cara pandang setiap orang dalam melakukan
berbagai kegiatan salah satunya adalah pada kegiatan instansi pemerintah. Untuk itu
penduduk, hingga setiap warga terdaftar secara administrasi sebagai warga negara
dan cepat agar penduduk sebagai pelanggan merasa dapat pelayanan yang
memuaskan.
(SIMDUK) yang dibuat sekitar tahun 1996. SIMDUK adalah sebuah kebijakan yang
aplikasi untuk mengelola data kependudukan daerah yang meliputi Kartu Keluarga
(KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kelahiran, Sensus Penduduk, dan
kependudukan pada kecamatan atau kelurahan yang lokasinya terpisah, akan tetapi
karena didasarkan pada basis internet maka dapat dikumpulkan di satu titik yaitu
kebijakan SIMDUK ini pemerintah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan
inovasi yang baru. Inovasi baru itu tentunya juga lebih menjawab segala kebutuhan
Kependudukan, Definisi dari Elektronik KTP (E-KTP) atau kartu tanda penduduk
pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis
memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor induk Kependudukan (NIK). NIK
6
merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK
yang ada di E-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan paspor, surat Izin
mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat
atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya. Dengan adanya E-KTP ini
tertutupnya peluang adanya KTP ganda atau KTP palsu dimana selama ini para
pelaku kriminal termasuk teroris, TKI illegal dan perdagangan manusia sering
menggunakan KTP ganda atau KTP palsu tersebut untuk memalsukan identitas diri
agar tidak teridentifikasi oleh pihak berwajib. Jumlah KTP palsu yang sangat besar
KTP manual dapat di buat dengan mudah dimana saja, apalagi jika memiliki orang
kependudukan dan pencatatan sipil. Dari sekian banyak pelayanan dalam bidang
pencatatan sipil yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Enrekang, salah satu pelayanan yang diberikan adalah pelayanan E-KTP
pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia
aparatur yang belum memadai. Oleh karena begitu pentingnya pelayanan publik bagi
Inovasi pelayanan publik masih menjadi persoalan yang perlu mendapatkan perhatian
dan perbaikan secara terus menerus. Hal ini dikarenakan dengan masih banyaknya
pelayanan yang diberikan oleh para birokrat. Kenyataan tersebut, menjadi sesuatu
yang menarik untuk dikaji lebih jauh melalui penelitian ini yang berjudul Penerapan
Enrekang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
D. Kegunaan Penelitian
sebagai berikut:
1. Dapat menambah wawasan bagi para peneliti yang kemudian dapat dikaji lebih
3. Sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar serjana (Strata 1) pada program
studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Makassar
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penerapan
mengatakan bahwa penerapan adalah hal, cara atau hasil. Lebih lanjut dikatakan
b)adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan
B. Konsep Inovasi
kreasi, model dan penampilan produk yang baru. Pada akhirnya dengan strategi
9
10
Adapun literatur klasikyang memuat konsep inovasi dalam konteks reformasi antara
yang dimuat dalam jurnal Public Administration Review (PAR) pada tahun 1967.
Caiden dalam Asropi, (2008: 247) menguraikan inovasi sebagai bagian dari reformasi
pakar administrasi publik.Hanya saja, konsep inovasi kemudian masih belum cukup
dalam bidang tersebut baru pada dekade terakhir. Fontana, (2011:18) mengatakan
bahwa Inovasi sebagai keberhasilan ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru
atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output
antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat suatu produk
(barang dan atau jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa, inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai lebih
besar untuk konsumen, untuk komunitas dan lingkungan pada saat yang sama.
Berikut ini beberapa definisi inovasi berdasarkan setiap inisiatif dan upaya
inovasi organisasi perlu diawali dengan memahami dan menyepakati visi dan misi
bersama semua anggota organisasi tentang inovasi itu sendiri termasuk kriteria
Definisi-definisi Inovasi
Item Deskripsi
kapabilitas.
lama.
Menghasilkan ide, metode, alat Merujuk pada tindakan menciptakan produk baru
Memperbaiki sesuatu yang Merujuk pada perbaikan barang atau jasa untuk
di dunia.
Mengadopsi sesuatu yang baru Merujuk pada pengadopsian sesuatu yang baru
12
yang sudah dicoba secara atau yang secara signifikan diperbaiki, yang
Melakukan sesuatu dengan cara Melakukan tugas dengan cara yang berbeda
kebutuhan pasar
Melihat sesuatu dari perspektif Melihat pada suatu masalah dari perspektif
kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output
yang menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga
13
yang ditawarkan kepada konsumen dan atau pengguna. Perluasan definisi; Inovasi
adalah kesuksesan ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau
kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output
yang menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga
lingkungan.
Sumber: Goswami dan Mathew (2005); PDMA (2008); De Meyer dan Garg (2005);
Senge dkk (2008), (dalam Avanti Fontana, 2011:20)
sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang
kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang diganti. Hal ini dimaksudkan
agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja selain karena alasan
faktor biaya yang sedikit namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari
proses transisi ke inovasi baru. Selain itudapat memudahkan proses adaptasi dan
3) Complexity atau kerumitan. Dengan sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai
Namun demikian karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan
lebih baik maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah yang
penting.
4) Triability atau kemungkinan dicoba. Inovasi hanya bisa diterima apabila telah
teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan
inovasi yang lama.Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase uji publik
dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas
5) Observability atau kemudahan diamati. Sebuah inovasi harus dapat diamati dari
Atribut seperti itu maka inovasi merupakancara baru menggantikan cara lama
dimensi geofisik yang menempatkannya baru pada suatu tempat namun boleh jadi
merupakan sesuatu yang lama dan biasa terjadi di tempat lain. Karakteristik inovasi di
sektor publik juga relatif berbeda dengan inovasi di sektor bisnis. Karakterisitk atribut
inovasi menurut Rogers diatas, dicoba diguanakan sebagai unit analisis untuk melihat
Enrekang. Hal ini dikarenakan inovasi yang ada tidak serta merta muncul begitu saja,
melainkan terdapat suatu tahapan dan hal yang mendasari munculnya inovasi
baik. Menurut Tjiptono (1997:2) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi
kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Kurniawan (2009:4) pelayanan publik
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan oleh birokrasi atau lembaga lain
yang tidak termasuk badan usaha swasta, yang tidak berorientasi pada laba (profit).
Pelayanan publik dapat diartikan pula sebagai pemenuh keinginan dan kebutuhan
yaitu :
2. Tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya manusia
cepat.
16
4. Assurance yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam
memberikan pelayanan.
kebutuhan konsumen.
meskipun hasilnya tidakterikat pada suatu produk secara fisik. Menurut Soetopo
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem
prosedur dan dengan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan
orang lain sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu
bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam
hal ini pelanggan agar kebutuhan pelanggan tersebut dapat terpenuhi sesuai dengan
harapan mereka. Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antara seorang dengan orang lain atau mesin secara
dicium, sebelum ada transaksi. Pembeli tidak mengetahui dengan pasti atau
secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen ikut
4) Perishability (cepat hilang,tidak tahan lama); jasa tidak dapat disimpan dan
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam konteks ke-
kesamaan arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan masyarakat Oleh
membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Oleh karenanya
pelayanan berfungsi sebagai sebuah sistem yang menyediakan apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati
sekurang-kurangnya meliputi:
termasuk pengaduan.
4) Produk pelayanan. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan
5) Sarana dan Prasarana. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai
dibutuhkan.
Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah terjadi suatu perkembangan
yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, merupakan
indikasi dari empowering yang dialami oleh masyarakat. Hal ini berarti masyarakat
semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara
Masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol terhadap apa
diatas birokrasi publik harus dapat memberikan layanan yang lebih profesional,
itu, dalam kondisi masyarakat yang semakin kritis diatas, pemerintah dituntut harus
20
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
publik. Pelayanan yang diberikan pada konsumen atau pelanggan dalam hal ini
E. Kerangka Pikir
meningkatkan kualitas pelayanan dapat dilihat melalui atribut inovasi dengan cara
PENERAPAN INOVASI
PELAYANAN PUBLIK DI
DINAS KEPENDUDUKAN
DAN CATATAN SIPIL
KABUPATEN ENREKANG
F. Fokus Penelitian
pada organisasi itusesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan
b) selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri
proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi secara lebih cepat.
3) Complexity atau kerumitan yaitu; a) sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai
inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik maka tingkat kerumitan
4) Triability atau kemungkinan dicoba, yaitu a)inovasi hanya bisa diterima apabila
telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan
dengan inovasi yang lama, b) sebuah produk inovasi harus melewati fase uji
publik dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji
5) Observability atau kemudahan diamati yaitu; a) inovasi harus dapat diamati dari
6) Kualitas yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan. Lebih lanjut
yakni sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk. Kualitas
METODE PENELITIAN
Bulan Desember 2014 sampai dengan Bulan Februari 2015. Lokasi utama penelitian
ini adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang. Alasan
memilih lokasi penelitian karena Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
publik guna mendapatkan fakta yang terkait dengan pelayanan publik yang selama ini
1. Jenis Penelitian
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong 2002:65). Lebih
lanjut dikatakan bahwa kualitatif menyajikan secara langsung hakikat antara peneliti
dengan sumber data. Karena itu, penelitian ini tidak berangkat dari satu kesimpulan
lapangan dan menyimpulkan data selengkap mungkin sesuai dengan fokus penelitian
sehingga data yang diperoleh merupakan data deskriptif tentang apa yang dikatakan
dan apa yang dilakukan orang berkaitan langsung dengan ruang dan waktu, serta
23
23
24
makna yang diangkat dan bukan karena suatu rekayasa teori. Penelitian ini
2. Tipe Penelitian
C. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1) Data primer, yaitu data empiris yang diperoleh dari observasi dan wawancara dari
informa. Jenis data yang ingin diperoleh adalah mengenai inovasi pelayanan E-
KTP pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang serta
2) Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan-
D. Informan Penelitian
ini:
25
sebanyak 1 orang
adalah:
1. Wawancara
terjadi, dimana hal ini tidak bisa dilakukan melalui observasi. (Sugiyono, 2011:96).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada Sekretaris Dinas, Kepala Sub
Bagian Perencanaan dan Keuangan, Kepala Bidang Data dan Informasi, Kepala
2. Observasi
menyediakan suatu cara yang objektif untuk mengumpulkan informasi secara natural
3. Dokumentasi
pelayanan publik yang terjadi di Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil di Kabupaten
Enrekang.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
1. Reduksi data
transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Hal penting
memudahkan. Data yang direduksi adalah data hasil observasi dan wawancara
2. Display data
Display data adalah penyajian data atau informasi berdasarkan apa yang dapat
dilihat dan apa yang diperoleh selama dalam observasi, baik itu dalam bentuk
skema maupun tabel yang bertujuan agar data yang diperoleh menggambarkan
3. Penarikan kesimpulan
G. Keabsahan Data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Menurut Sugiyono (2009:368) ada tiga macam triangulasi yaitu,
1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data
tersebut. Data yang telah di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
2. Triangulasi Teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
atau yang lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar.Atau mungkin
3. Triangulasi Waktu
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara , observasi, atau teknik lain dalam waktu
atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain
BAB IV
a. Visi
Untuk mewujudkan Rencana strategis tentu perlu ditunjang oleh visi dan misi
yang rasional. Adapun Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sipil Yang Tertib, Akurat Dan Dinamis Menuju Penduduk Yang Berkualitas”.
b. Misi
a. Tujuan
kualitas SDM.
b. Sasaran
Adapun sasaran sebagai bentuk penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan
kependudukan.
sebuah strategi kebijakan yang harus diterapkan, dalam hal ini Dinas Kependudukan
berikut :
kependudukan.
32
hak-hak penduduk serta perlindungan social, hal ini dapat dicapai dengan cara:
masyarakat.
lainnya.
masyarakat.
d. Mengelola program dan kegiatan dengan prinsip-prinsip good governance, hal ini
kinerja.
Kabupaten Enrekang.
B. Karakteristik Informan
a. Umur
<35 2 29%
36-45 4 57%
46-55 1 14%
Total 7 100%
yang paling mendominasi adalah pada kisaran 36-45 tahun sebanyak 4 orang (57%)
sedangkan yang terkecil berada pada kisaran 46-55 tahun sebanyak 1 orang (14%)
b. Jenis Kelamin
Laki-Laki 3 43%
Wanita 4 57%
Total 7 100%
informan terbanyak adalah yang berjenis kelamin wanita sebanyak 4 orang (57%)
c. Masa Kerja
<10 2 29%
11-20 2 29%
(Masyarakat) 3 42%
Total 7 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer,Desember Tahun 2014
35
kerjanya paling rendah yaitu kurang dari atau sama dengan 10 tahun adalah sebanyak
2 orang (29%), kemudian informan dengan masa kerja antara 11-20 tahun sebanyak 2
orang (29%) dan yang merupakan jumlah terbanyak dari distribusi informan menurut
masa kerja yaitu dari masyarakat yang bukan pegawai Dinas Kependudukan dan
d. Tingkat Pendidikan
SMA 3 43,%
Strata I 3 43%
Strata II 1 14%
Total 7 100%
berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu strata II terdiri dari 1 orang (14%) kemudian
e. Jabatan
Sekretaris 1 14%
Total 7 100%
mempunyai jabatan sebagai sekretaris adalah sebanyak 1 orang (14%), informan yang
menjabat sebagai Kepala Sub Bagian sebanyak 1 orang (14%), informan yang bekerja
sebagai Kepala Bidang sebanyak 2 orang (29%) dan informan masyarakat, dan tidak
f. Pendapatan
dibawah 3 juta sebanyak 4 orang (57%), informan yang berpendapatan 3-4 juta
orang(14%)
sub variabel yaitu a) Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya dan b) Selalu ada sebuah nilai kebaruan
yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakan dengan yang lain.
dengan inovasi sebelumnya dalam arti bahwa inovasi program E-KTP harus
pemerintah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
bahwa keuntungan relatif dari inovasi penerapan E-KTP ini memudahkan bagi
memiliki KTP ganda. Terkait keuntungan relatif dari program E-KTP ini, lebih lanjut
bahwa dengan penerapan E-KTP ini memberi keuntungan bagi pemerintah dalam hal
pencegahan dan penangkapan terorisme. Seperti kita ketahui di Negara kita masih
banyak teroris yang belum terdeteksi oleh pemerintah, yang merupakan ancaman
Salah satu fungsi dari E-KTP ini adalah sebagai kartu identitas seseorang.
Ketika terjadi musibah kecelakaan lalu lintas pada seseorang tentunya hal yang
berikut:
orang lain atau Bank, karena mungkin tidak dapat dilunasi dan akhirnya ia
melarikan diri. Walaupun ia melarikan diri, dapat diketahui dimana ia berada
atau pasti akan kembali lagi ke tempat asalnya karena urusan E-KTP sebab ia
tidak akan pernah memiliki E-KTP di tempat lain. Seorang koruptor tidak
akan bisa lari keluar Negeri sebab penerbitan paspor akan berdasarkan pada
data E-KTP dan tidak dapat menggunakan paspor orang lain atau
menggunakan nama orang lain, dan masih banyak lagi keuntungan
lainnya.”(Wawancara SM, 40 Tahun, tanggal 18 Desember 2014 )
satu keuntungan dari penerapan E-KTP yaitu melindungi kreditur dari penipuan dan
mencegah seseorang melakukan tindakan korupsi. Berikut tanggapan dari Kepala Sub
Kabupaten Enrekang:
KTP. Meskipun belum semua masyarakat mampu memahami fungsi dan kegunaan E-
KTP, namun ada juga masyarakat yang cukup memahami. Seperti tanggapan dari
41
sebagai berikut:
Dengan adanya E-KTP , diharapkan dapat menjadi sebuah terobosan baru bagi
pemerintah untuk melakukan pengawasan terhadap data kependudukan dan
meminimalisir terjadinya kecurangan-kecurangan lainnya. Ada beberapa
fungsi dan kegunaan E-KTP yang saya ketahui antara lain sebagai identitas
diri, Berlaku secara nasional sehingga tidak perlu membuat KTP lokal di
setiap daerah untuk pengurusan izin sehingga tidak adanya duplikasi KTP dan
data kependudukan, Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP sehingga
adanya data kependudukan yang akurat sehingga program pembangunan oleh
pemerintah menjadi jelas, Dengan adanya data kependudukan yang jelas,
membuat proses pemilu menjadi lebih mudah dan transparan karena tidak
adanya duplikasi pemilihan oleh orang yang sama karena tidak ada lagi KTP
ganda.”(Wawancara HR, 43 Tahun, Tanggal 18 Desember 2014)
program E-KTP dapat menjadi terobosan baru bagi pemerintah untuk melakukan
mudah dan transparan. Terkait kegunaan E-KTP tersebut, berikut tanggapan dari
Kepala Bidang Pendataan dan Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Enrekang:
“Untuk lembaga, baik pemerintah maupun swasta, jika ada warga yang
berkepentingan dengan KTP, maka E-KTP Elektronik dapat digunakan sama
dengan KTP reguler. Jika ada keraguan terhadap E-KTP, maka boleh
ditanyakan langsung ke Kecamatan sesuai domisili, atau bisa langsung ke
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.”(Wawancara
NK, 37 Tahun, Tanggal 18 Desember)
elektronik dapat juga berfungsi sebagai KTP reguler bagi pihak lembaga Pemerintah
42
dikatakan sejalan dengan teori dari Rogers pada indikator Relative Advantage
(Keuntungan Relatif) bahwa sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai
lebih dibanding dengan inovasi sebelumnya, dimana inovasi pelayanan publik dalam
hal ini program E-KTP, memberikan beberapa keuntungan antara lain memudahkan
pemilu dengan adanya data kependudukan yang akurat, dan E-KTP ini dapat menjadi
b) Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi
ciri yang membedakan dengan yang lain.
deteksi penduduk yang mempunyai NIK ganda. Terkait hal tersebut, informan selaku
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kependudukan dan Catatan
saja. Soal prosedur pembagian NIK. Seluruh kepala desa dan lurah se-
Enrekang akan dikumpulkan. Di tahap awal, Bapak Bupati Enrekang
menyerahkan secara simbolis, lalu diikuti penyerahan NIK ke para Kepala
Desa, Kemudian Kepala Desa yang akan membagikan langsung ke
warganya,” (Wawancara SR, 30 Tahun, tanggal 18 Desember 2014)
bahwa pembagian NIK akan lebih memudahkan mendeteksi indikasi adanya KTP
ganda. Untuk itu langkah-langkah yang diambil adalah seluruh daerah akan saling
bahwa ada tiga agenda dari pemerintah sebelum E-KTP dibagikan kepada warga
yaitu pengumpulan data penduduk, pembagian NIK dan pemberlakuan E-KTP. Nilai
kebaruan yang melekat dari E-KTP adalah kecanggihan teknologi yang dapat
dimanfaatkan dari E-KTP tersebut, seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang
sebagai berikut
kemudian hari salah satunya adalah untuk meningkatkan dan mendukung proses
bisnis perbankan. selain itu E-KTP tersebut memberikan manfaat juga bagi layanan
program bantuan sosial pemerintah pemerintah yang lain seperti Raskin dan Bantuan
Langsung Tunai (BLT). Terkait hal tersebut, informan selaku Sekretaris Dinas
sebagai berikut:
“Salah satu ciri yang membedakan KTP konvensional dan E-KTP yaitu
biometrik yang terdapat pada E-KTP. Dengan adanya Biometrik pada kartu E-
KTP bisa menghindari penyalahgunaan identitas penerima bantuan Raskin
dan BLT, juga Sebagai acuan dalam pembayaran pajak sehingga kecurangan
dalam pembayaran pajak dapat diminimalisir.,Sebagai acuan untuk pembuatan
paspor, sehingga tidak adanya pembuatan paspor dengan KTP palsu,
Mengamankan kasus korupsi.Data identitas yang jelas membuat semakin
mudahnya dalam membongkar identitas teroris.”(Wawancara IR, 35 Tahun,
Tanggal 18 Desember 2014)
Beradasarkan tanggapan dari informan di atas, bahwa salah satu ciri yang
merupakan nilai kebaruan dari E-KTP adalah Biometrik yang terdapat pada kartu E-
Raskin dan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Terkait teknologi biometrik pada E-
45
berikut:
“Yang saya ketahui tentang Teknologi biometrik yang ada pada E-KTP juga
berfungsi sebagai proses verifikasi, untuk memastikan bahwa E-KTP benar-
benar dipegang oleh pemiliknya, yang bermanfaat untuk berbagai kebutuhan
mendapatkan hak seperti jaminan kesejahteraan sosial, bantuan langsung tunai
dan lain-lain. Untuk berbagai kebutuhan tersebut, E-KTP juga membutuhkan
alat pembaca kartu (card reader) yang juga telah disiapkan
prototipenya.”(Wawancara KS, 39 Tahun, Tanggal 18 Desember 2014)
biometrik yang ada pada E-KTP berfungsi sebagai proses verifikasi yang bermanfaat
bagi masyarakat untuk mendapatkan hak seperti jaminan kesejahteraan sosial dan
Terkait nilai kebaruan yang melekat pada E-KTP, Lebih lanjut Kepala Bidang
“Kartu E-KTP Berbeda dengan Kartu elektronik lainnya seperti Kartu Kredit
dan kartu ATM yang hanya sekedar kartu dan berbasis magnetic stripe yang
datanya terbatas. Namun E-KTP sudah berbasis kartu pintar karena
menggunakan chip, seperti kartu kredit keluaran baru yang memuat data
besar. Chip pada E-KTP, berbasis mikroprosesor dengan memori 8 kilobytes
yang tak ubahnya komputer kecil penyimpan data serta memiliki kemampuan
memprosesnya.”(Wawancara NK, 37 Tahun, Tanggal 18 Desember 2014)
kebaruan yang ada pada E-KTP adalah E-KTP sudah berbasis kartu pintar karena
Kilobytes.
46
Kabupaten Enrekang terkait nilai kebaruan yang melekat pada E-KTP yang menjadi
satu nilai kebaruan dari E-KTP yaitu sidik jari sebagai autentikasi untuk E-KTP
dengan biaya paling murah dan lebih ekonomis daripada biometrik yang lain.
(Keuntungan Relatif) yang menjelaskan bahwa dalam inovasi selalu ada nilai
kebaruan yang melekat dan menjadi ciri yang membedakan dengan yang lain.
bahwa nilai kebaruan yang melekat dalam E-KTP yang menjadi ciri yang
membedakan yaitu adanya pembagian NIK yang merupakan acuan awal dari
pembuatan E-KTP, kemudian adanya biometrik pada E-KTP yang berfungsi untuk
dan sidik jari pada E-KTP yang tidak dimiliki oleh KTP Konvensional.
47
2. Compability (Kesesuaian)
Indikator kedua dari inovasi pelayanan publik terdiri dari dua sub variabel
yaitu; a) Inovasi juga sebaliknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan
inovasi yang diganti; b) Dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran
terhadap inovasi secara cepat. Kedua sub variabel tersebut akan dikemukakan
dibawah ini:
inovasi yang sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta
merta dibuang begitu saja selain karena alasan faktor biaya yang sedikit namun juga
inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi baru. Inovasi
dikatakan sesuai dengan inovasi atau program inovasi sebelumya, yaitu pelayanan
tidak puas dengan pelayanan aparatur, bukan hanya dalam pengurusan KTP saja tapi
Sipil Kabupeten Enrekang. Terkait tentang kesesuaian inovasi E-KTP dengan inovasi
“Inovasi E-KTP ini saya kira masih sesuai dengan KTP manual, penerapan E-
KTP secara nasional merupakan hal yang penting dalam penataan sistem
administrasi kependudukan sesuai dengan amanat undang – undang nomor 23
tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Adapun beberapa manfaat E-
48
disimpulkan bahwa Program E-KTP ini masih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Lebih lanjut Kepala Bidang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
pembagian NIK akan mencegah dan menutup peluang adanya KTP palsu ,
peningkatan keamanan negara. Inovasi penerapan E-KTP ini dapat dikatakan sesuai
dengan inovasi sebelumnya berupa KTP Manual yang manfaatnya masih sama
dengan E-KTP yaitu sebagai bukti identitas diri. Meskipun E-KTP mempunyai lebih
banyak keunggulan dibanding KTP manual, namun masih banyak masyarakat yang
respon masyarakat ada yang pro dan ada juga yang kontra. terkait hal tersebut, berikut
“Berbagai macam respon masyarakat terkait program E-KTP ini, ada yang
mendukung ada juga yang tidak, terjadi pro dan kontra, mengingat E-KTP
merupakan sesuatu yang baru dan yang pertama di laksanakan di daerah ini, di
sini di tuntut agar para pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
berupa sosialisasi dengan menjelaskan sebaik mungkin tentang prosedur
pelaksanaan E-KTP dan manfaat E-KTP bagi masyarakat, agar penerapan E-
KTP berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,
misalnya tahap perekaman, pemotretan,dan sidik jari.”(Wawancara HR, 43
tahun, tanggal 18 Desember 2014)
program E-KTP yang merupakan hal baru bagi masyarakat tentunya menuai pro dan
kontra, untuk itu dituntut melaksanankan sosialisasi terkait prosedur E-KTP serta
manfaatnya. Mengenai kesesuaian E-KTP dengan KTP konvensional atau KTP lama,
berikut:
“Setelah saya membandingkan antara KTP yang model lama dan KTP
elektronik atau disebut juga E-KTP, saya belum melihat adanya kesesuaian,
hanya ada beberapa perbedaan yang saya temukan, pada KTP lama masih ada
tanda tangan Kepala Kelurahan, sedangkan di E-KTP sudah tidak ada lagi
tanda tangan pak lurah. Di KTP lama ada stempel kelurahan, sedangkan di E-
KTP sudah tidak ada lagi. Di KTP lama tidak ada kolom kewarganegaraan, di
E-KTP tersedia keterangan kewarganegaraan. Di KTP lama tidak ada
hologram, sedangkan di E-KTP tanda hologram amat jelas. dalam pengurusan
KTP yang lama, saya butuh waktu tak lebih dari satu minggu, sedangkan di E-
KTP butuh hampir 12 bulan.”(Wawancara HR, 40 Tahun, Tanggal 18
Desember 2014)
menemukan kesesuaian dari segi pemahaman akan fungsi dan kegunaan E-KTP serta
Enrekang:
program E-KTP, sehingga ketika ingin mengurus E-KTP masyarakat tahu apa hak
Upaya Pemerintah yang lain agar dapat memudahkan proses adaptasi dan
proses pembelajaran terhadap inovasi program E-KTP secara lebih cepat yaitu
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
ketersediaan sumber daya manusia berupa petugas atau operator pelayanan E-KTP
juga merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan.
Pemerintah juga seharusnya dapat mempelajari situasi dan kondisi jumlah petugas
atau operator yang akan memberikan pelayanan program E-KTP kepada masyarakat.
Pada saat yang sama Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
wajib KTP yang akan dilayani. Pada saat pelayanan E-KTP masih dalam
tahap perekaman tidak seluruhnya masyarakat bersimpati untuk datang di
Kecamatan untuk di rekam dengan alasan berbeda-beda, padahal pembuatan
E-KTP tersebut gratis, bagaimana kalau nanti E-KTP memerlukan biaya
mungkin masyarakat sudah tidak bersimpati lagi terhadap program
pemerintah seperti program E-KTP ini.”(Wawancara IR, 35 tahun, tanggal 18
Desember 2014)
pemerintah Kabupaten juga harus mempelajari dan memahami kondisi yang ada di
komputer, jaringan sistem E-KTP, mesin foto, mesin sidik jari dan mesin pembaca
tanda tangan yang hanya berjumlah masing-masing satu buah, sementara masyarakat
yang harus dilayani jumlahnya tidak sebanding dengan peralatan yang tersedia.
Sehubungan dengan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi secara
lebih cepat bukan hanya dialami oleh masyarakat, tetapi juga oleh aparat atau petugas
pelayanan E-KTP, terkait hal ini Kepala Bidang Pendataan dan Informasi Dinas
sebagai berikut:
“Semula petugas atau operator yang ditunjuk oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil untuk memberikan pelayanan E-KTP kepada masyarakat di
Kecamatan-Kecamatan masih memerlukan adaptasi untuk melaksanakan
tugas dan alur kerja yang baru, karena dalam hal ini inovasi dari pelayanan E-
KTP adalah hal baru bagi mereka. Tapi setelah mereka mendapatkan
Pendidikan dan Latihan pelayanan E-KTP, akhirnya mereka jadi terbiasa dan
menjadi lebih profesional melayani masyarakat.”(Wawancara NF,37 tahun,
tanggal 18 Desember 2014)
53
proses adaptasi terkait inovasi E-KTP dialami juga oleh petugas atau operator yang
yang ada di Kabupaten Enrekang. Terkait kemudahan proses adaptasi dan proses
“Untuk saat ini, E-KTP memang masih sama saja fungsinya dengan KTP
konvensional yang berbahan kertas karton yang dilaminating dan difotokopi.
pemerintah sangat mengharapkan masyarakat dapat beradaptasi dan
mempelajari Fitur-fitur E-KTP yang serba canggih itu, untuk sementara fitur-
fitur canggih E-KTP memang belum tampak fungsinya, namun diharapkan
dalam waktu tak lama lagi blangko dan chip hebat di dalamnya tak lagi jadi
sekedar hiasan, tapi benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.”(Wawancara
SM, 40 Tahun, Tanggal 18 Desember 2014)
pada dasarnya E-KTP memang masih sama saja fungsinya dengan KTP konvensional
yang berbahan kertas karton yang dilaminating dan difotokopi namun pemerintah
KTP yang serba canggih. Terkait fitur-fitur canggih yang ada pada E-KTP, Kepala
penduduk dan berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang ada di E-KTP
nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin
Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi,
Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya sesuai
dengan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan.”(Wawancara TT, 46 Tahun, tanggal 18 Desember 2014)
Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku
seumur hidup Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum
penduduk dan berlaku seumur hidup. Hal ini terlihat bahwa fungsi E-KTP masih
dikatakan sejalan dengan teori Rogers pada indikator Compability (Kesesuaian) yang
inovasi secara lebih cepat. Memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran
prosedur pengurusan E-KTP, fungsi dan kegunaan E-KTP, serta kecanggihan inovasi
E-KTP. Namun adaptasi dan proses pembelajaran terkait E-KTP tersebut, bukan
hanya dirasakan oleh masyarakat sebagai penerima layanan, tapi dirasakan pula oleh
petugas pemberi layanan, dalam hal ini petugas atau operator yang ditunjuk oleh
tugas dan alur kerja baru, serta harus mempersiapkan sarana dan peralatan terkait
3. Compkexity (Kerumitan)
Indikator ketiga dari Inovasi pelayanan publik E-KTP terdiri dari dua sub
variabel, yaitu; a) Sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan
cara yang lebih baru dan lebih baik maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak
menjadi masalah yang penting. Kedua variabel tersebut akan diuraikan di bawah ini:
a) Sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya
inovasi program E-KTP bukanlah hal yang rumit. walaupun ada kerumitan namun
bukan menjadi sebuah kendala dalam pelaksanaan program E-KTP tersebut. terkait
penerapan inovasi berupa E-KTP bukanlah hal yang rumit karena prosedurnya telah
disosialisasikan melalui media elektronik, media cetak, dan bertatap muka langsung
Prosedur pembuatan E-KTP bukanlah hal yang rumit, karena sosialisasi yang
merasa dipersulit dengan prosedur yang ada, bahkan ketika penulis menanyakan
“Prosedur pembuatan E-KTP ini bukanlah hal yang sulit untuk kami jalankan,
karena prosedurnya hampir sama dengan pembuatan SIM dan Passport, mulai
mengambil nomor antrian kemudian menunggu panggilan, setelah dipanggil
oleh petugas kami menuju loket yang ditentukan, kemudian pengambilan data
oleh petugas dan kemudian kami langsung di foto(digital),lalu kami
melakukan tanda tangan pada alat perekam tanda tangan, perekam sidik jari
dan scan retina mata. setelah itu petugas membubuhkan tanda tangan dan
stempel pada surat panggilan sebagai tanda bukti. Setelah itu kami
diperkenankan pulang dan menunggu hasil pencetakan kartu selama kurang
lebih 2 minggu.”(Wawancara KS, 39 Tahun, tanggal 18 Desember 2014)
sulit karena hampir seluruh masyarakat sudah paham mengenai proses pembuatan E-
program E-KTP. Inovasi penerapan E-KTP ini dapat dikatakan rumit dari segi
kelebihan yang ada pada kartu, seperti penjelasan dari Kepala Bidang Kependudukan
inovasi E-KTP yang lebih tinggi daripada KTP manual terletak pada chip 8 kilobyte
untuk menyimpan 27 jenis data termasuk biometrik 10 sidik jari dan iris mata
penduduk yang terdapat dalam kartu E-KTP namun tidak terdapat pada KTP manual.
Sistem E-KTP ini juga berbasis database kependudukan nasional yang lekat dengan
kemajuan teknologi informasi ini terdiri atas komponen chip, pembaca data kartu,
pemindai sidik jari, kamera, perekam tanda tangan, dan server. Mengenai tingkat
“Kami sebagai masyarakat melihat kerumitan yang tinggi pada E-KTP ini
dibandingkan dengan KTP konvensional atau KTP model lama, dimana pada
kartu E-KTP ini dilengkapi fitur-fitur yang canggih, yang tidak mudah
dipahami oleh kami sebagai masyarakat biasa, namun yang kami pahami
hanya kegunaan dan fungsi E-KTP ini.”(Wawancara SM, 40 Tahun, Tanggal
18 Desember 2014)
masyarakat melihat adanya kerumitan paisada E-KTP yang dilengkapi fitur-fitur yang
canggih dibandingkan dengan KTP yang lama. Namun terlepas dari itu masyarakat
dijelaskan pula oleh Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai
berikut:
58
“Tingkat kerumitan yang tinggi juga terletak pada komponen pembaca kartu
E-KTP. Komponennya itu meliputi papan mikrokontroler, layar sentuh LCD,
pembaca data tanpa kontak yang transparan, dan baterai kering. Komponen
ini dapat melakukan transaksi membaca data di dalam kartu E-KTP. Data
yang ditampilkan meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama
lengkap, masa berlaku E-KTP, dan foto pemilik E-KTP.”(Wawancara IR,35
tahun, tanggal 18 Desember 2014)
kerumitan lain yang ada pada E-KTP terletak pada komponennya yang meliputi
papan mikrokontroler, layar sentuh LCD, pembaca data tanpa kontak yang
transparan, dan baterai kering. Komponen ini dapat melakukan transaksi membaca
Meskipun inovasi E-KTP ini memiliki tingkat kerumitan dari segi chip dan
komponen pada kartu, namun terdapat kelebihan lainnya. Seperti yang dijelaskan
dibalik kerumitan dari inovasi E-KTP ini, terdapat kelebihan pada kartu yaitu kartu E-
KTP tersebut dapat menjadi multifungsi sebagai kartu Jamkesmas, kartu subsidi
BBM, kartu tenaga kerja, kartu perbankan, pajak, dan polis asuransi. Mengenai
kerumitan dari E-KTP, berikut penjelasan dari Kepala Bidang Pendataan dan
bahwa tingkat kerumitan E-KTP yang tidak mampu dipahami masyarakat banyak
adalah terletak pada chip 8 kilobyte untuk menyimpan 27 jenis data termasuk
biometrik 10 sidik jari dan iris mata penduduk yang terdapat dalam kartu E-KTP
namun tidak terdapat pada KTP manual. Sistem E-KTP ini juga berbasis database
kependudukan nasional yang lekat dengan kemajuan teknologi informasi ini terdiri
atas komponen chip, pembaca data kartu, pemindai sidik jari, kamera, perekam tanda
b) Inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik maka tingkat
kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah yang penting.
Tingkat kerumitan dari suatu inovasi tergantung seberapa sulit memahami dan
dipahami oleh pengguna inovasi , maka semakin cepat inovasi dapat digunakan.
Inovasi E-KTP menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik dalam
penyebarannya. Dengan ini tingkat kerumitan pada inovasi E-KTP ini pada umumnya
bukan lagi menjadi masalah bagi masyarakat. Penyebaran inovasi E-KTP yang
dilakukan oleh Pemerintah yaitu dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Berikut
60
E-KTP:
penyebaran informasi terkait pelayanan dan pengurusan E-KTP bukan lagi melalui
Kantor Kecamatan, namun informasi tersebut disampaikan melalui surat edaran yang
disebarkan secara berkala melalui RT/RW, serta melalui kegiatan yang dilakukan
oleh PKK maupun kegiatan Posyandu, juga melalui media cetak atau koran dan
media elektronik yaitu melalui radio lokal Kabupaten Enrekang. Penjelasan dari
“Dulu pelayanan KTP manual membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu
minimal 2 minggu dengan prosedur yang berbelit-belit melalui beberapa
pihak, sarana dan prasarana pelayanan KTP yang ditingkat kecamatan masih
memiliki banyak keterbatasan dan dilakukan secara manual, dimana
masyarakat harus melalui beberapa tahapan/pihak, namun sekarang
pelayanan E-KTP hanya mendatangi satu tempat dengan prosedur yang
mudah.”(Wawancara SM, 40 tahun, tanggal 18 Desember 2014)
Berdasarkan penjelasan dari Informan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
jika dulu masyarakat dalam mengurus KTP membutuhkan waktu yang cukup lama
dengan prosedur yang berbelit-belit melalui beberapa pihak, namun kini masyarakat
61
yang mengurus E-KTP hanya mendatangi satu tempat dengan prosedur yang tidak
dari prosedur inovasi E-KTP. Seperti yang dijelaskan oleh informan selaku
“Sarana dan prasarana pelayanan KTP manual seperti perangkat keras dan
perangkat lunak dulunya sangat terbatas, sehingga membutuhkan waktu yang
cukup lama bagi masyarakat menunggu pelayanan dari petugas, namun pada
pelayanan E-KTP ini sarana dan prasarana cukup memadai dan berfungsi
dengan baik, tentunya lebih memudahkan bagi petugas memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan masyarakat tidak perlu menunggu berjam-jam dalam
pengurusan E-KTP ini.”(Wawancara KS, 39 Tahun, Tanggal 18 Desember
2014)
membutuhkan waktu yang cukup lama bagi masyarakat menunggu pelayanan dari
petugas, namun pada pelayanan E-KTP ini sarana dan prasarana cukup memadai dan
dalam pengurusan E-KTP. Kerumitan yang ada pada kartu E-KTP juga dijelaskan
sebagai berikut
“Pemanfaatan kartu pintar (smart card) untuk E-KTP dengan chip yang
memuat informasi data biodata, foto, citra tanda tangan dan 2 sidik jari
telunjuk kanan dan kiri dan metode pengamanan yang tinggi, juga didukung
oleh pemanfaatan teknologi biometric. Teknologi biometrik mampu untuk
62
penduduk dari hasil perekaman data penduduk wajib E-KTP, sehingga dapat
menghasilkan ketunggalan identitas penduduk (NIK yang unik dan tunggal) sebagai
basis pembuatan database kependudukan nasional yang akurat dan data ketunggalan
Selanjutnya tingkat kerumitan yang ada pada kartu E-KTP dijelaskan juga
oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kependudukan dan
kerumitan yang ada pada E-KTP karena tidak memuat tanda tangan, nama, dan NIP
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) serta cap dinas. Hal
63
tersebut berbeda dengan KTP reguler, yang menampilkan nama, tanda tangan, dan
NIP kepala dinas serta cap Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
penulis, dapat dikatakan sejalan dengan teori Rogers pada indikator Complexity
(Kerumitan) yang menyatakan bahwa inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan
lebih baik maka tingkat kerumitan pada umumnya tidak menjadi masalah yang
penting. Pada Kenyataan yang terlihat bahwa E-KTP mempunyai tingkat kerumitan
yang tinggi dilihat dari sisi wujud fisik dari kartu E-KTP, karena teknologi yang
didalam kartu E-KTP ini terdapat fitur-fitur canggih berupa spesifikasi dan format
menggunakan sistem pengamanan khusus berupa rekaman biodata, sidik jari, iris
mata, foto, dan tanda tangan pemegang yang tersimpan dalam chip. Dengan metode
dari hasil perekaman data penduduk wajib eKTP, sehingga dapat menghasilkan
ketunggalan identitas penduduk (NIK yang unik dan tunggal) sebagai basis
identitas pada E-KTP. Dari sisi wujud fisik atau desain E-KTP tersebut memang
yang dilakukan oleh pemerintah, baik itu dari Kecamatan maupun dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil tentang fungsi dan kegunaan E-KTP serta
prosedur pengurusan E-KTP ini, akhirnya tingkat kerumitan yang tinggi tersebut
Indikator keempat dari inovasi pelayanan E-KTP terdiri dari dua sub variabel
yaitu; a) Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama; b) Inovasi harus
melewati fase uji publik dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan
untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi. Kedua variabel tersebut akan dipaparkan
dibawah ini:
a) Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama
Kualitas sebuah inovasi memang sangat penting. Suatu produk inovasi dapat
berkualitas apabila dapat memberi kepuasan dan sesuai dengan kebutuhan konsumen
atau masyarakat. Terkait hal tersebut Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
“Keunggulan E-KTP terletak pada chip yang tersimpan di dalam kartu yang
berisi data biometrik sidik jari dan data demografi penduduk. Chip tersebut
hanya bisa dibaca dengan perangkat pembaca kartu atau card reader. E-KTP
yang diletakkan pada card reader dalam waktu 10 detik akan dilakukan
pembacaan data yang tersimpan didalamnya dalam kondisi tersandikan.
Selanjutnya indikator akan menyampaikan bahwa kartu tersebut adalah E-
KTP yang valid, bukan E-KTP palsu, dan meminta pemiliknya untuk
melakukan verifikasi sidik jari. Proses verifikasi sidik jari ini hanya memakan
waktu sekitar 2 detik. Apabila pemadanan berhasil, barulah data di dalam chip
tersebut ditampilkan di layar card reader. Keseluruhan proses memakan
waktu total 12 detik.”(Wawancara SR, 30 tahun, tanggal 18 Desember 2014)
KTP terletak pada chip yang telah dibuktikan kecanggihan dan fungsinya. Selain
keunggulan kartu E-KTP yang terletak pada chip, keunggulan lainnya terletak pada
65
sidik jari dan retina mata, hal tersebut dijelaskan pula oleh Kepala Bidang Pendataan
sebagai berikut:
“Terkait teknologi yang ada pada kartu E-KTP secara teknis, gambaran yang
saya liat sejauh ini, untuk memastikan tingkat validitas data tetap
menggunakan sidik jari sebagai kunci utama identifikasi dan retina mata
sebagai pelengkap identifikasi biometrik yang sudah teruji dalam skala yang
sangat besar, karena mencakup hampir 180 juta lebih jiwa yang berhak
memiliki E-KTP ini. Secara umum, penyempurnaan aplikasi dari database
dengan perbaikan alur proses terpusat secara nasional, kalau ini bisa optimal
kan bagus, kemudian peningkatan sistem keamanan aplikasi, menurut saya hal
inilah yang terpenting.”(Wawancara NK, 37 Tahun, Tanggal 18 Desember
2014)
untuk memastikan tingkat validitas data pada E-KTP, tetap menggunakan sidik jari
sebagai kunci utama identifikasi dan retina mata sebagai pelengkap identifikasi
biometrik yang sudah teruji dalam skala yang sangat besar, karena mencakup hampir
180 juta lebih jiwa yang berhak memiliki E-KTP ini. Mengenai keunggulan-
keunggulan lain yang ada pada E-KTP, Informan lainnya selaku Masyarakat
keunggulan E-KTP dibanding dengan KTP yang lama, E-KTP dapat dijadikan
sebagai identitas tunggal yang tidak dapat dipalsukan, dapat pula digunakan sebagai
beberapa informan di atas, keunggulan lain terdapat pada fitur keamanan fisik E-
KTP, hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Bidang Pendataan dan Informasi Penduduk
Namun keunggulan dari sisi fitur keamanan fisik E-KTP tentunya mempunyai
Masalah yang terjadi dengan sistem keamanan pada E-KTP juga di jelaskan
“Fakta yang terjadi pada tahun 2012 membuktikan bahwa pada tahun itu E-
KTP dikerjakan oleh perusahaan asing, hal inilah yang harus yang diperbaiki.
karena database dalam E-KTP itu merupakan rahasia negara yang harus
dijaga, jangan sampai terjual atau terdeteksi oleh pihak ketiga. Kemudian
terkait E-KTP yang bisa dicetak di luar, baik yang asli ataupun palsu sudah
diserahkan kepada Menkopolhukam.”(Wawancara TT, 46 tahun, Tanggal 18
Desember Tahun 2014)
sejalan teori Rogers pada indikator Triability (Kemungkinan dicoba) bahwa inovasi
hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai
lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Hal ini terlihat pada inovasi E-KTP
yang telah teruji dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan
terdapat pada E-KTP yaitu teknologi yang terdapat pada fitur-fitur E-KTP seperti
chip, sidik jari, retina mata, dan biometrik sehingga tercipta identitas jati diri tunggal,
E-KTP yang tidak dapat dipalsukan atau digandakan, dapat berfungsi sebagai kertas
suara dalam pemilu, namun selain keunggulan-keunggulan E-KTP yang telah teruji
dan terbukti terdapat pula kelemahan dari E-KTP, terutama pada sistem keamanan E-
KTP yang kurang terjamin, dengan ditemukannya E-KTP yang dapat dipalsukan di
Negara lain.
68
b) Sebuah produk inovasi harus melewati fase uji publik dimana setiap orang
atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah
inovasi
Sebuah produk inovasi harus melewati fase uji publik merupakan tingkat
apakah suatu inovasi dapat dicoba terlebih dahulu atau harus terikat untuk
inovasi pada umumnya lebih cepat diadopsi. Untuk lebih mempercepat proses adopsi,
maka suatu inovasi harus mampu menunjukkan keunggulannya, terkait hal tersebut
Kabupaten Enrekang:
setelah melawati fase uji publik terkait inovasi E-KTP, maka dapat ditemukan
beberapa keunggulan dari inovasi E-KTP ini, seperti terhindar dari pemalsuan E-
bantuan sosial rakyat miskin. Terkait kecanggihan dan keunggulan biometrik yang
ada pada E-KTP, Kepala Bidang Pendataan dan informasi Dinas Kependudukan dan
“Upaya untuk membuat KTP ganda dengan mengubah nama, tanggal lahir
dan sebagainya, tidak akan berhasil karena yang dipadankan adalah data
biometrik penduduk. Data biometrik yang dipakai dalam proses deduplikasi
adalah multimodal, yaitu terdiri dari tiga jenis biometrik modality: 10 sidik
jari, 2 iris dan wajah yang diintegrasikan lewat mekanisme tertentu. Apabila
uji ketunggalan ini lolos, maka data tersebut akan masuk ke biro personalisasi
yang akan mempersonalisasi kartu E-KTP dengan data penduduk baik
personalisasi permukaan kartu E-KTP maupun personalisasi chip E-
KTP.”(Wawancara NF, 37 Tahun, Tanggal 18 Desember 2014)
keunggulan dari kecanggihan pemadanan data biometrik yang ada pada E-KTP juga
mencegah terjadinya pembuatan KTP ganda dengan mengubah nama, tanggal lahir,
dan data-data lainnya. Terkait keunggulan teknologi yang ada pada E-KTP, informan
untuk membaca data-data yang ada dalam chip E-KTP dibutuhkan sebuah alat yaitu
card reader(perangkat pembaca kartu). Card reader yang digunakan juga harus
memliki standar teknis tertentu sehingga ketika membaca data dan berkomunikasi
dengan data center, resiko terjadinya kecurian data dapat diminimalisir. Namun
“Kelemahan dari E-KTP yaitu tidak tampilnya tanda tangan si pemilik pada
permukaan KTP. Tidak tampilnya tanda tangan di dalam E-KTP tersebut telah
menimbulkan kasus tersendiri bagi sebagian masyarakat. Misalnya ketika
melakukan transaksi dengan lembaga perbankan, E-KTP tidak di akui karena
tidak adanya tampilan tanda tangan. Ada beberapa kasus pemegang E-KTP
tidak bisa bertransaksi dengan pihak Bank karena tidak adanya tanda tangan.
Tanda tangan yang tercetak dalam chip itu tidak bisa dibaca Bank karena tak
punya alat (card reader). Akhirnya pihak pemegang E-KTP terpaksa harus
meminta rekomendasi dari Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
untuk meyakinkan Bank.”(Wawancara TT, 46 Tahun, Tanggal 18 Desember
2014)
beberapa kelemahan dari E-KTP diantaranya yaitu tidak tampilnya tanda tangan si
yang tercetak pada chip E-KTP hanya bisa terbaca dengan menggunakan card reader.
Masalah lain pada E-KTP yang mempersulit sebagian masyarakat adalah pengisian
pada kolom agama, sedangkan tidak sedikit masyarakat di Negara kita yang
mempunyai agama yang tidak resmi diakui Negara. Menanggapi masalah tersebut,
dikatakan bahwa Hal tersebut sejalan dengan teori Rogers pada indikator Triability
melewati fase uji publik dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan
untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi. Setelah melewati fase uji publik dimana
setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas E-KTP, maka
ditemukan beberapa keunggulan dari E-KTP berupa adanya chip, biometrik dan Card
Reader pada E-KTP yang mempunyai fungsi mencegah terjadinya pemalsuan E-KTP
atau E-KTP ganda dan juga mencegah terjadinya kecurian data . Namun selain
yaitu tidak tampilnya tanda tangan pemilik pada permukaan E-KTP, sehingga
yaitu pengisian pada kolom agama bagi masyarakat yang memiliki agama lain selain
(Kemudahan diamati) terdiri dari dua sub variabel yaitu; a) Inovasi harus dapat
diamati dari segi bagaimana ia bekerja; b) Menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
proses dengan mudah dijalankan ataupun diamati sejauh mana program E-KTP ini
dapat terlaksana dan memberikan keuntungan serta kemudahan bagi masyarakat yang
ingin membuat E-KTP. Program E-KTP ini dengan mudah dapat di amati
dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang.
Terkait dengan kemudahan program E-KTP ini diamati, Kepala Bidang Pendataan
bahwa:
oleh aparat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil diperlukan adanya adaptasi
dengan program berikutnya yaitu pelayanan program E-KTP, namun karena inovasi
73
program E-KTP memiliki prosedur yang mudah dipahami serta tidak berbelit-belit,
maka hal ini juga memberikan kemudahan bagi petugas maupun masyarakat.
Inovasi E-KTP juga harus dapat diamati oleh kalangan masyarakat saja,
namun juga dari berbagai lapisan masyarakat dan lembaga-lembaga seperti LSM,
pelaksanaan program E-KTP di Kabupaten Enrekang tak lepas dari pengamatan dan
media massa dan pihak swasta yang memantau pelaksanaan inovasi E-KTP serta
Sipil Kabupaten Enrekang terkait inovasi E-KTP yang dapat diamati oleh lembaga-
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil:
74
dalam pelaksanaannya inovasi E-KTP dapat diamati oleh seluruh lapisan masyarakat,
Pelaksanaan inovasi E-KTP tersebut bukan hanya dipantau ataupun diamati, namun
pihak-pihak tersebut juga dapat memberi masukan, kritikan, bahkan kontribusi yang
pihak, ditemukan fungsi dari Card Reader pada E-KTP, yang dijelaskan oleh
berikut:
“Card Reader pada E-KTP bisa memastikan apakah kartu itu dibawa oleh
orang yang identitasnya tertulis di kartu E-KTP. Karena Card Reader pada E-
KTP dilengkapi dengan modul biometrik sidik jari, yang meminta user untuk
meletakkan jarinya pada scanner E-KTP reader, dan selanjutnya E-KTP
Reader akan membandingkan kemiripan karakteristik sidik jari tersebut
dengan data sidik jari yang sudah direkam dalam E-KTP. Apabila hasil dari
pencocokan data itu sesuai/match, berarti memang E-KTP itu merupakan
milik sang pemegang kartu. Bila tidak sesuai, berarti kemungkinan pemegang
E-KTP tersebut bukan merupakan pemiliknya.”(Wawancara IR, 35 Tahun,
Tanggal 18 Desember 2014)
75
Reader pada E-KTP bisa memastikan apakah kartu itu dibawa oleh orang yang
identitasnya tertulis di kartu E-KTP. Karena Card Reader pada E-KTP dilengkapi
dengan modul biometrik sidik jari, yang meminta user untuk meletakkan jarinya pada
kemiripan karakteristik sidik jari tersebut dengan data sidik jari yang sudah direkam
dalam E-KTP.
diamati) yang menjelaskan bahwa inovasi harus dapat diamati dari segi bagaimana ia
bekerja. Dalam pelaksanaannya inovasi E-KTP dapat diamati oleh seluruh lapisan
yang aktif. Pelaksanaan inovasi E-KTP tersebut bukan hanya dipantau ataupun
diamati, namun pihak-pihak tersebut juga dapat memberi masukan, kritikan, bahkan
pengamatan beberapa pihak, ditemukan fungsi dari Card Reader pada E-KTP Card
Reader pada E-KTP mempunyai banyak fungsi, salah satunya adalah mampu
mendeteksi keaslian E-KTP dengan memastikan NIK dan identitas yang tercetak
pada E-KTP adalah sesuai dengan pemilik resmi E-KTP tersebut. Dengan demikian
Guna menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan berkualitas tentunya inovasi
tersebut prosedur maupun syarat-syaratnya harus jelas dan mudah dipahami, sehingga
Inovasi E-KTP bukan hanya menghasilkan pelayanan yang lebih baik, namun
juga memberikan perubahan atau dampak yang positif dalam pelayanan publik,
berikut tanggapan dari Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Kabupaten
Enrekang:
Pemerintah Kabupaten Enrekang telah menata ulang dan memodernisasi sarana dan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Enrekang. Penataan ulang itu berhasil
Kabupaten Enrekang. Terkait inovasi menghasilkan sesuatu yang lebih baik, berikut
77
Inovasi pelayanan E-KTP ini, bukan hanya membuat perubahan pada sistem
pelayanan dan sarana prasarana di Kantor Kecamatan, namun juga terjadi pada
perubahan organisasi serta tugas dan fungsi pokok aparat atau petugas dengan
pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Sehubungan dengan perubahan akibat
inovasi E-KTP yang menghasilkan sesuatu yang lebih baik, perubahan tersebut
terjadi pada bidang sumber daya manusia, terkait perubahan tersebut, berikut
penjelasan dari Kepala Bidang Pendataan dan Informasi Dinas Kependudukan dan
“Perubahan pada bidang sumber daya manusia dimana hampir seluruh aparat
pelayanan Administrasi Kependudukan mulai dari Desa/Kelurahan hingga
tingkat Dinas memiliki kapasitas yang memadai dalam pemberian pelayanan
KTP yang cepat dan mudah. Keberhasilan penerapannya tak hanya
melibatkan aparat administrasi Kependudukan,tetapi juga melibatkan aparat
lain seperti Dinas Infokom yang turut menyebarkan informasi tentang proses
pelaksanaan E-KTP kepada masyarakat. Semua pihak yang terlibat
78
perubahan menjadi lebih baik juga diterapkan pada bidang sumber daya manusia
dimana hampir seluruh aparat mulai dari Desa/Kelurahan hingga tingkat Dinas
pelayanan E-KTP juga mengubah pola pikir dan budaya kerja aparatur serta
pembagian kerja yang lebih tertata, berikut tanggapan dari Sekretaris Dinas
“Perubahan pada pola pikir dan budaya kerja aparatur. dimana Pelayanan KTP
di Kantor Kecamatan memudahkan masyarakat, juga mengurangi beban
aparat ditingkat Kecamatan maupun Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil. Pembagian kerja yang lebih tertata dapat memaksimalkan fungsi dan
tugas pelayanan. Kinerja Aparat dalam melayani masyarakat lebih efektif
dan efisien berarti produktivitas meningkat.”(Wawancara IR, 35 tahun,
tanggal 18 Desember 2014)
bahwa selain merubah pola pikir dan budaya kerja aparatur dalam pelayanan E-KTP
kepada masyarakat, pembagian kerja yang lebih tertata dapat memaksimalkan fungsi
dan tugas pelayanan. Kinerja Aparat dalam melayani masyarakat lebih efektif dan
daripada Kartu Identitas milik negara lain, seperti yang dijelaskan oleh Kepala
“Kita bisa melihat pernyataan Menteri Dalam Negeri di situs resmi E-KTP,
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) yang diterapkan di Indonesia
memiliki keunggulan dibandingkan dengan E-KTP yang diterapkan di RRC
dan India. E-KTP di Indonesia lebih komprehensif. Di RRC, Kartu identitas
elektronik (e-IC) nya tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik
jari. Di sana, e-IC hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan
yang terbatas. Sedangkan di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan
data kependudukan adalah sistem UID (Unique Identification Data),
sedangkan di Indonesia namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan).
Dengan demikian, E-KTP yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan
e-ID RRC dan UID India, karena E-KTP dilengkapi dengan biometrik dan
chip.”(Wawancara TT, 46 Tahun, Tanggal 18 Desember 2014)
Indonesia memiliki keunggulan lebih atau lebih baik dibandingkan dengan kartu
identitas yang ada di Negara lain seperti RRC dan India, karena E-KTP yang ada di
Indonesia dilengkapi dengan chip dan biometrik, sedangkan sistem yang digunakan
untuk pengelolaan kependudukan yang ada di India dan RRC hanya dilengkapi chip
diamati) yang menjelaskan bahwa inovasi E-KTP dapat menghasilkan sesuatu yang
lebih baik, hal ini terlihat pada upaya-upaya pemerintah diantaranya menata ulang
sarana dan prasarana penunjang pelayanan E-KTP, mengubah tugas pokok dan fungsi
aparat, mengubah Sumber Daya Manusia atau aparat sehingga memiliki kapasitas
memadai dalam pelayanan E-KTP serta mengubah pola pikir dan budaya kerja
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
beberapa informan menemukan kesesuaian dari segi pemahaman akan fungsi dan
KTP yang tidak mampu dipahami masyarakat banyak adalah terletak pada chip 8
kilobyte untuk menyimpan 27 jenis data termasuk biometrik 10 sidik jari dan iris
mata penduduk yang terdapat dalam kartu E-KTP namun tidak terdapat pada KTP
manual.; 4) Triability ( Kemungkinan dicoba), inovasi E-KTP telah teruji dan terbukti
diantaranya yaitu teknologi yang terdapat pada fitur-fitur E-KTP dalam pemilu. 5)
80
81
B. Saran
sebaiknya melakukan Studi Banding pada salah satu Provinsi sehingga tidak ada
2. Untuk Masyarakat, a) E-KTP merupakan terobosan baru yang sangat berguna bagi
kartu elektronik ini sebaik mungkin karena dengan kartu yang disertai chip,
kerusakan kartu akan menghambat aktivitas (seperti pembuatan paspor, SIM dan
DAFTAR PUSTAKA
Anatan, Lina dan Lena Ellitan. 2009. Manajemen Inovasi (Transformasi Menuju
Organisasi Kelas Dunia). Bandung: Alfabeta.
Asropi. 2008. Jurnal Ilmu Administrasi Volue V, No. 3 tentang Budaya Inovasi dan
Reformasi Birokrasi. (www.asropi.files.wordpress.com)
Rogers, Everett M. 2003.Diffusion of Innovations 5th edition. Free Pass: New York.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan
Implementasinya. Jakarta: Bumi Aksara.
82
83
Subarsono. 2006. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Syafri, Wirman dan Setyoko,P. Israwan. 2008. Implementasi Kebijakan Publik dan
Etika Profesi Pamong Praja. Jatinangor: Alqa Prisma Interdelta