Anda di halaman 1dari 5

M O D U L III

DETERMINAN MATRIKS

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelakan definisi determinan


2. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat determinan
3. Mahasiswa mampu menentukan determinan matriks dengan metode sarrus

Uraian Materi

Pada Modul sebelumnya, kita telah mempelajari operasi aljabar pada matriks yang meliputi
operasi penjumlahan, penguranga, perkalian matriks dengan skalar, serta perkalian antra
matriks. Selanjutnya, pada Modul III kita akan mempelajari tentang determinan matriks, yang
nantinya dapat kita gunakan untuk menentukan invers matriks serta menentukan
penyelesaian dari sistem persamaan linear.

a. Definisi Determinan Matriks

Definisi
Anggap 𝐴 adalah suatu matriks bujur sangkar. Fungsi determinan dinyatakan
dengan det A , yang didefinisikan sebagai jumlah semua hasil kali dasar
bertanda dari 𝐴. Angka 𝒅𝒆𝒕(𝑨) disebut determinan matriks 𝑨

Determinan merupakan sebuah bilangan tunggal atau scalar dan hanya dijumpai pada
matriks bujur sangkar. Jika determinan suatu matriks bujur sangkar adalah nol maka matriks
tersebut disebut sebagai matriks singular. Jika determinan matriks tersebut bukan nol, maka
matriks dikatakan matriks non singular

Contoh 3.1

𝑎11 𝑎12
a. 𝑑𝑒𝑡 [𝑎 𝑎22 ] = 𝑎11 ∙ 𝑎22 − 𝑎12 ∙ 𝑎21
21

Page | 1
Copyright © 2020
Filda Febrinita, M.Pd Wahyu Dwi Puspitasari
 febrinitafilda80@gmail.com  pushpitasari23@gmail.com
𝑎11 𝑎12 𝑎13
b. 𝑑𝑒𝑡 [𝑎21 𝑎22 𝑎23 ] = (𝑎11 ∙ 𝑎22 ∙ 𝑎33 ) + (𝑎12 ∙ 𝑎23 ∙ 𝑎31 ) + (𝑎13 ∙ 𝑎21 ∙ 𝑎32 )
𝑎31 𝑎32 𝑎33
−(𝑎13 ∙ 𝑎22 ∙ 𝑎31 ) − (𝑎12 ∙ 𝑎21 ∙ 𝑎33 ) − (𝑎11 ∙ 𝑎23 ∙ 𝑎32 )

Untuk memudahkan dalam menghafal rumus tersebut, digunakan jembatan keledai


(mnemonic) yang dikenal dengan metode sarrus.

METODE SARRUS

Determinan suatu matriks dapat dicari dengan menggunakan metode sarrus. Metode ini
sering digunakan untuk mencari determinan pada matriks 2 × 2 dan 3 × 3, dan tidak bisa
dugunakan untuk mencari determinan matriks 4 × 4 atau yang lebih tinggi. Uraian perhitugan
dengan metode sarrus dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Metode Sarrus Matriks 𝟑 × 𝟑

Contoh 3.2
Hitunglah determinan matriks berikut dengan menggunakan metode sarrus.
1 2 3
𝐵 = [−4 5 6]
7 −8 9

Dengan menggunakan metode Gambar 3.1 diperoleh :


det(𝐵) = (1 ∙ 5 ∙ 9) + (2 ∙ 6 ∙ 7) + (3 ∙ (−4) ∙ (−8)) − (2 ∙ (−4) ∙ 9) − (1 ∙ 6 ∙ (−8)) − (3 ∙ 5 ∙ 7)
= (45) + (84) + (96) − (105) − (−48) − (−72)
= 45 + 84 + 96 − 105 + 48 + 72
= 240

Menghitung determinan secara langsung dari definisi membawa pada kesulitan perhitungan
pada matriks 4 × 4 atau yang lebih tinggi. Menghitung determinan 4 × 4 secara langsung akan
melibatkan perhitungan 4! = 24 hasil kali dasar bertanda , dan suatu determinan 10 × 10 akan
melibatkan 10! = 3.268.800 hasil kali bertanda. Bahkan komputer digital tercepat pun tidak
bisa menangani perhitungan determinan 25 × 25 dengan metode ini dalam kurun waktu yang
masih dianggap praktis. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sifat-sifat determinan yang akan
menyederhanakan perhitungan.

Page | 2
Copyright © 2020
Filda Febrinita, M.Pd Wahyu Dwi Puspitasari
 febrinitafilda80@gmail.com  pushpitasari23@gmail.com
b. Sifat-sifat Determinan

(1) Teorema 3.1


Jika 𝐴 adalah sebuah matriks maka det(𝐴) = det(𝐴𝑡 )

Contoh 3.3

1 2 3
Diketahui 𝐴 = [2 1 3] , tentukan det(𝐴) , 𝐴𝑡 dan det(𝐴𝑡 )
3 1 2
det(𝐴) = (1 ∙ 1 ∙ 2) + (2 ∙ 3 ∙ 3) + (3 ∙ 2 ∙ 1) − (2 ∙ 2 ∙ 2) − (1 ∙ 3 ∙ 1) − (3 ∙ 1 ∙ 3)
= (2) + (18) + (6) − (8) − (3) − (9)
=6

1 2 3
𝐴𝑡 = [2 1 1]
3 3 2
det(𝐴𝑡 ) = (1 ∙ 1 ∙ 2) + (2 ∙ 1 ∙ 3) + (3 ∙ 2 ∙ 3) − (1 ∙ 1 ∙ 3) − (2 ∙ 2 ∙ 2) − (3 ∙ 1 ∙ 3)
= (2) + (6) + (18) − (3) − (8) − (9)
=6
= det(𝐴)

(2) Teorema 3.2


Jika matriks B dihasilkan dari matriks A dengan mempertukarkan dua baris atau
dua kolom dari A maka det(𝐵) = −det(𝐴)

Contoh 3.4
2 −1 3 2 2 3
| | = −| |=| |=7
3 2 2 −1 −1 2

(3) Teorema 3.3


Jika dua baris atau dua kolom dari matriks A sama maka det(𝐴) = 0

Contoh 3.5
1 2 3
Diketahui matriks 𝐴 = [−1 0 7] , tentukan |𝐴|
1 2 3
Karena baris pertama sama dengan baris kedua maka berdasarkan teorema 3.3
det(𝐴) = 0. Buktikan dengan menggunakan definisi determinan matriks.

Page | 3
Copyright © 2020
Filda Febrinita, M.Pd Wahyu Dwi Puspitasari
 febrinitafilda80@gmail.com  pushpitasari23@gmail.com
(4) Teorema 3.4
Jika semua elemen pada satu baris atau satu kolom dari matriks A adalah nol
maka det(𝐴) = 0

Contoh 3.6
1 2 3
|4 5 6| = 0 (Buktikan dengan menggunakan definisi determinan matriks)
0 0 0

(5) Teorema 3.5


Jika matriks B diperoleh dari matriks A dengan mengalikan sebuah kolom atau
baris dari matriks A dengan suatu bilangan real 𝑘 maka det(𝐵) = 𝑘 ∙ det(𝐴)

Contoh 3.7
2 6 1 1
Diketahui matriks 𝐵 = [ ] dan matriks 𝐴 = [ ]. Hitunglah |𝐵| dengan
1 12 1 4
menggunakan teorema 3.5.
2 6 1 3 1 1
| | = 2| | = (2)(3) | | = 6(4 − 1) = 18
1 12 1 12 1 4

(6) Teorema 3.6


Jika matriks B adalah matriks yang dihasilkan melalui penggandaan suatu baris
pada matriks A ditambahkan pada baris lainnya atau melalui penggandaan
suatu kolom ditambahkan pada kolom lainnya maka det(𝐵) = det(𝐴)

Contoh 3.8
0 1 2 1 1 2
Diketahui matriks 𝐵 = [−2 5 8] dan matriks 𝐴 = [1 3 4]. Tunjukkan |𝐴| = |𝐵|
1 1 3 2 1 3
dengan menggunakan teorema 3.6

1 1 2 1 1 2 0 1 2
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
[1 3 4] 𝟐𝒃𝟏 + 𝒃𝟐 [3 5 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
8] 𝒌𝟏 + (−𝟏)𝒌𝟐 [−2 5 8]
2 1 3 2 1 3 1 1 3
det(𝐴) = 0 det(𝐵) = 0

(7) Teorema 3.7


Jika A adalah matriks segitiga atas atau segitiga bawah dengan ordo 𝑛 × 𝑛
maka det(𝐴) adalah hasil kali elemen-elemen pada diagonal utamanya, yaitu
det(𝐴) = 𝑎11 ∙ 𝑎22 ∙ 𝑎33 ⋯ 𝑎𝑛𝑛

Page | 4
Copyright © 2020
Filda Febrinita, M.Pd Wahyu Dwi Puspitasari
 febrinitafilda80@gmail.com  pushpitasari23@gmail.com
Contoh 3.9
2 7 −3 8 3
0 −3 7 5 1
|0 0 6 7 6|| = (𝟐) ∙ (−𝟑) ∙ (𝟔) ∙ (𝟗) ∙ (𝟒) = −𝟏𝟐𝟗𝟔
|
0 0 0 9 8
0 0 0 0 4

Latihan

1. Hitunglah determinan matriks berikut dengan menggunakan definisi matriks.


2 1
−2 3 −1 5 −2
a. [ ] b. [ ] c. [31 2]
−4 −5 −4 7 −3
5

𝑡+1 4
2. Diketahui | | = 4. Tentukan nilai 𝑡 jika 𝑡 > 0 .
2 𝑡−3

3. Hitunglah determinan matriks berikut dengan menggunakan metode sarrus.


4 1 3 3 4 2 4 −3 5
a. [2 3 0] b. [2 5 0] c. [5 2 0]
1 3 2 3 −1 1 2 0 4

4. Hitunglah determinan matriks berikut dengan mengubah matriks dalam bentuk matriks
segitiga atau dengan menggunakan teorema-teorema determinan matriks.
4 2 0 3 4 2 4 −3 5
a. |0 −2 5| b. |2 5 0| c. |5 2 0|
0 0 3 3 0 0 2 0 4

4 0 0 0 2 0 1 4
−1 2 0 0 3 2 −4 −2
d. | | e. | |
1 2 −3 0 2 3 −1 0
1 5 3 5 11 8 −4 6

𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎1 + 2𝑏1 − 3𝑐1 𝑎2 + 2𝑏2 − 3𝑐2 𝑎3 + 2𝑏3 − 3𝑐3


5. Jika |𝑏1 𝑏2 𝑏3 | = 3, tentukan | 𝑏1 𝑏2 𝑏3 |
𝑐1 𝑐2 𝑐3 𝑐1 𝑐2 𝑐3

𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎1 𝑎2 4𝑎3 − 2𝑎2
6. Jika |𝑏1 𝑏2 𝑏3 | = 4, tentukan | 𝑏1 𝑏2 4𝑏3 − 2𝑏2 |
1 1
𝑐1 𝑐2 𝑐3 𝑐1 𝑐 2𝑐3 − 𝑐2
2 2 2

7. Tunjukkan bahwa jika 𝑐 adalah sebuah skalar dan 𝐴 adalah matriks dengan ordo 𝑛 × 𝑛
maka det(𝑐𝐴) = 𝑐 𝑛 ∙ det(𝐴)

Page | 5
Copyright © 2020
Filda Febrinita, M.Pd Wahyu Dwi Puspitasari
 febrinitafilda80@gmail.com  pushpitasari23@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai