Anda di halaman 1dari 5

1

MATRIKS
1. Permutasi
Suatu permutasi dari bilangan-bilangan bulat {1,2,3, ⋯ , 𝑛} adalah penyusunan
bilangan-bilangan tersebut dengan urutan tanpa pengulangan.
Contoh.
Permutasi dari {1,2,3} adalah sebagai berikut
(1,2,3), (2,1,3), (3,1,2), (1,3,2), (2,3,1), (3,2,1)
Secara umum, bilangan-bilangan pada {1,2,3, ⋯ , 𝑛} akan mempunyai 𝑛!
permutasi.

Suatu permutasi (𝑗1 , 𝑗2 , ⋯ , 𝑗𝑛 ) dikatakan mempunyai 1 inversi jika terdapat satu


bilangan yang lebih besar mendahului suatu bilangan yang lebih kecil.
Contoh.
a. (6,1,3,4,5,2)
 6 mendahului 1, 3, 4, 5, 2 = 5 inversi
 3 mendahului 2 = 1 inversi
 4 mendahului 2 = 1 inversi
 5 mendahului 2 = 1 inversi

Jadi, terdapat 8 inversi dalam permutasi di atas.

b. (1,2,3,4)
Tidak terdapat inversi atau dapat dinyatakan bahwa terdapat 0 inversi.

Suatu permutasi dikatakan permutasi genap jika jumlah inversinya bernilai genap
dan dikatakan permutasi ganjil jika jumlah inversinya ganjil.

Perkalian elementer dari matriks 𝐴 ukuran 𝑛 × 𝑛 adalah perkalian dari 𝑛 elemen


dari 𝐴 dimana tidak ada yang datang dari baris atau kolom yang sama.

Contoh.

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.


2

𝑎11 𝑎12
a. 𝐴1 = (𝑎 𝑎22 ), maka 𝑎11 𝑎22 dan 𝑎12 𝑎21 merupakan perkalian elementer.
21

𝑎11 𝑎12 𝑎13


𝑎
b. 𝐴2 = ( 21 𝑎22 𝑎23 )
𝑎31 𝑎32 𝑎33

Perkalian elementer dari matriks 𝐴 adalah dalam bentuk


𝑎1⋯ 𝑎2⋯ 𝑎3⋯
dimana bilangan pada kolom diisi dengan permutasi dari {1, 2, 3}.
Jadi, perkalian elementer dari 𝐴 adalah
𝑎11 𝑎22 𝑎33 , 𝑎12 𝑎21 𝑎33 , 𝑎13 𝑎21 𝑎32 , 𝑎11 𝑎23 𝑎32 , 𝑎12 𝑎23 𝑎31 , 𝑎13 𝑎22 𝑎31.

2. Determinan Matriks
Determinan matriks adalah jumlah semua perkalian elementer yang bertanda
dari 𝐴 dan dinyatakan dengan det(𝐴) atau |𝐴|.
Determinan matriks diartikan sebagai sebuah hasil perkalian elementer bertanda
dari suatu matriks 𝐴 adalah sebuah hasil perkalian elementer pada suatu kolom
dengan +1 atau −1.

1. Determinan matriks ordo 2 × 2


𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
Jika matriks 𝐴 = ( ), maka det(𝐴) = |𝐴| = | | = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐.
𝑐 𝑑 𝑐 𝑑
Contoh.
8 4 8 4
Diberikan 𝑃 = ( ), maka det(𝑃) = |𝑃| = | | = 8 ∙ 4 − 4 ∙ 3 = 20
3 4 3 4
2. Determinan matriks ordo 3 × 3
a. Metode Sarrus
𝑝 𝑞 𝑟
Jika matriks 𝐵 = ( 𝑠 𝑡 𝑢), maka
𝑣 𝑤 𝑥
𝑝 𝑞 𝑟
det(𝐵) = | 𝑠 𝑡 𝑢| = 𝑝𝑡𝑥 + 𝑞𝑢𝑣 + 𝑟𝑠𝑤 − 𝑟𝑡𝑣 − 𝑞𝑠𝑥 − 𝑝𝑢𝑤
𝑣 𝑤 𝑥

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.


3

Catatan : metode Sarrus tidak berlaku jika matriks berukuran 4 × 4 atau


lebih.
Contoh.
2 4 6
Misalkan 𝑄 = (1 3 5).
7 8 9
2 4 6
Maka det(𝑄) = |1 3 5|
7 8 9
= 2∙3∙9+4∙5∙7+6∙1∙8−6∙3∙7−2∙5∙8−4∙1∙9

= 242 − 242 = 0

b. Metode Kofaktor
Minor suatu matriks 𝐴, dilambangkan dengan 𝑀𝑖𝑗 , adalah matriks bagian
dari 𝐴 yang diperoleh dengan cara menghilangkan elemen-elemen pada
baris ke-𝑖 dan elemen-elemen pada kolom ke-𝑗.
Contoh.
2 4 6
𝐴 = (1 3 5 )
7 8 9
Minor atau submatriks hasil ekspansi beris ke-1 dari matriks 𝐴, yaitu.
3 5 1 5 1 3
𝑀11 = ( ), 𝑀12 = ( ), 𝑀13 = ( )
8 9 7 9 7 8

Kofaktor suatu elemen baris ke-𝑖 dan kolom ke-𝑗 dari matriks 𝐴
dilambangkan dengan 𝐶𝑖𝑗 = (−1)𝑖+𝑗 |𝑀𝑖𝑗 | = (−1)𝑖+𝑗 det(𝑀𝑖𝑗 ).

Untuk mencari det(𝐴) dengan metode kofaktor cukup dengan mengambil


satu ekspansi saja, missal ekspansi baris ke-1.
Contoh.
2 4 6
𝐴 = (1 3 5 )
7 8 9

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.


4

Untuk mendapatkan det(𝐴) dengan metode kofaktor adalah dengan


mencari terlebih dahulu determinan setiap minornya yang diperoleh dari
ekspansi baris ke-1 di atas, yaitu
3 5
det(𝑀11 ) = | | = 27 − 40 = −13
8 9
1 5
det(𝑀12 ) = | | = 9 − 35 = −26
7 9
1 3
det(𝑀13 ) = | | = 8 − 21 = −13
7 8
Maka
det(𝐴) = 𝑎11 𝑐11 + 𝑎12 𝑐12 + 𝑎13 𝑐13
= 𝑎11 ∙ (−1)1+1 det(𝑀11 ) + 𝑎12 ∙ (−1)1+2 det(𝑀12 ) + 𝑎12
∙ (−1)1+3 det(𝑀13 )
= 2 ∙ 1 ∙ (−13) + 4 ∙ (−1) ∙ (−26) + 6 ∙ 1 ∙ (−13)
= −26 + 104 − 78 = 0

3. Adjoin Matriks
Adjoin matriks adalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks tersebut,
𝑇
dilambangkan dengan adj(𝐴) = (𝑐𝑖𝑗 ) .
Contoh.
2 4 6
𝐴 = (1 3 5 )
7 8 9
Telah diketahui dari hitungan sebelumnya bahwa
𝑐11 = −13, 𝑐12 = 26, 𝑐13 = −13
Kofaktor dari ekspansi baris ke-2 dan ke-3, yaitu
4 6 4 6
𝑐21 = (−1)2+1 | | = 12, 𝑐31 = (−1)3+1 | |=2
8 9 3 5
2 6 2 6
𝑐22 = (−1)2+2 | | = −24, 𝑐32 = (−1)3+2 | | = −4
7 9 1 5
2 4 2 4
𝑐23 = (−1)2+3 | | = 12, 𝑐33 = (−1)3+3 | |=2
7 8 1 3
Jadi, diperoleh

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.


5

𝑐11 𝑐21 𝑐31 −13 12 2


Adj(𝐴) = 𝐶 = (𝑐12
𝑇 𝑐22 𝑐32 ) = ( 26 −24 −4).
𝑐13 𝑐23 𝑐33 −13 12 2
4. Invers Matriks
Jika 𝐴 dan 𝐵 adalah matriks persegi dan berlaku 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = 𝐼, maka dapat
dikatakan bahwa 𝐴 dapat dibalik dan 𝐵 adalah matriks invers dari 𝐴, dinotasikan
dengan 𝐴−1.
Rumus untuk menentukan 𝐴−1 yaitu
1
𝐴−1 = adj(𝐴).
det(𝐴)
Contoh.
𝑎 𝑏
1. Jika 𝐴 = ( ), maka
𝑐 𝑑

1 𝑑 −𝑏
𝐴−1 = ( ).
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎
2. Jika
2 4 6
𝐴 = (1 3 5 )
7 8 9
Maka
det(𝐴) = 1

−24 18 5
𝑇
Adj(𝐴) = 𝐶 = ( 20 −15 −4)
−5 4 1
Diperoleh

−1
1 −24 18 5 −24 18 5
𝐴 = ( 20 −15 −4) = ( 20 −15 −4)
1
−5 4 1 −5 4 1

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

Anda mungkin juga menyukai