Anda di halaman 1dari 18

Sejarah

Promosi Kesehatan

Reni Agustina Harahap, SST., M. Kes


Era Propaganda dan
Pendidikan Kesehatan Rakyat
(Masa Penjajahan dan Awal Kemerdekaan sampai sekitar tahun 1960 an.)

Masa Penjajahan
Belanda membentuk Jawatan Kesehatan Tentara
(Militair Geneeskundige Dienst ) Pada tahun 1808.
Sedangkan usaha untuk mempertinggi kesehatan
rakyat secara keseluruhan dinyatakan dengan tegas
dengan dibentuknya atau Dinas Kesehatan Rakyat
pada tahun 1925.

Pada waktu itu sebagian rakyat di pedesaan masih


sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, kepercayaan,
pencarian pengobatan lebih percaya pada dukun.
Banyaknya penyakit timbul karena pola hidup yang
tidak bersih dan tidak sehat.
Era Propaganda dan
Pendidikan Kesehatan Rakyat
(Masa Penjajahan dan Awal Kemerdekaan sampai sekitar tahun 1960 an.)

Pada tahun 1911, Dengan adanya wabah


kolera di Batavia dibentuk badan yang diberi nama
“Hygiene Commissie” yang kegiatannya berupa :
memberikan vaksinasi, menyediakan air minum dan
menganjurkan memasak untuk diminum.

Perintis usaha ini adalah Dr. W. Th. De


Vogel. Selanjutnya pada tahun 1920 diadakan
jabatan “Propagandist” (Juru Penyiar Berita) yang
meletakkan usaha pendidikan kepada rakyat
melalui penerbitan, penyebarluasan gambar
didinding dan pemutaran film kesehatan. Pada
tahun 1923 usaha ini dihentikan dengan alasan
penghematan.
Era Propaganda dan
Pendidikan Kesehatan Rakyat
(Masa Penjajahan dan Awal Kemerdekaan sampai sekitar tahun 1960 an.)

“Medisch Hygienische Propaganda”


Pada tahun 1924 pemerintah Belanda
membentuk Dinas Higiene dengan kegiatan pertamanya
berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten.

Pada tahun 1933 dimulai organisasi hygiene


tersendiri, dalam bentuk percontohan Dinas Kesehatan
Kabupaten di Purwakerto. Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan kesehatan tentanng Hygiene dan Sanitasi,
dengan mencurahkan banyak informasi tentang penyakit
– penyakit yang berkaitan dengan kebersihan dan
kesehatan lingkungan serta usaha pencegahan dan
peningkatan kesehatan (Cacing tambang, malaria, tbc dan
lain – lain.
Era Propaganda dan
Pendidikan Kesehatan Rakyat
(Masa Penjajahan dan Awal Kemerdekaan sampai sekitar tahun 1960 an.)

“Pendidikan Kesehatan Rakyat”


Dalam tulisannya Dr. R. Mochtar memberikan
gambaran betapa penting arti penting Pendidikan
Kesehatan Rakyat dalam usaha membangkitkan dan
menggerakkan partisipasi masyarakat dalm kesehatan
rakyat, Sejak sebelum Hydrick yaitu 1911, sudah mulai
digalakkan oleh pemerinrah Belanda.
Era Propaganda dan
Pendidikan Kesehatan Rakyat
(Masa Penjajahan dan Awal Kemerdekaan sampai sekitar tahun 1960 an.)

Beberapa Pokok Penting dari tulisan Dr. R. Mochtar, yaitu :


1. Pendidikan Kesehatan Rakyat (PKR) sudaah dirasakan
pentingnya sejak permulaan abad ke XX, namun
direalisasikan dalam bentuk kegiatan nyata baru dalam
tahun 1911, yang dikenal dengan nama Medisch
Hygienische Propaganda.
2. Pendidikan Kesehatan Rakyat (PKR) terkait pada
program kesehatan, yaitu Hygiene dan Sanitasi
lingkungan.
3. Tenaga Sanitasi diharapkan mampu memberikan
pendidikan tentang kesehatan dan sanitasi kepada
masyarakat desa, disertai alat atau media pendidikan.
Tenaga “Health Eductors” ini bekerja dengan penuh
keyakinan dan dedikasi.
Era Propaganda dan
Pendidikan Kesehatan Rakyat
(Masa Penjajahan dan Awal Kemerdekaan sampai sekitar tahun 1960 an.)

“Prevention is better than cure”


Usaha kesehatan rakyat yang semula lebih ditekankan pada usaha kuratif,
lambat laun berkembang pula kearah preventif. Apa yang dirintis Hydrick
dilanjutkan oleh pemerintah (Belanda terhadap usaha preventif dilaksanakan melalui
berbagai kegiatan, tindakan dan peraturan (perundang – undangan). Moto yang
berbunyi “Prevention is better than cure” diwujudkan dalam berbagai kegiatan :
• Vaksinasi cacar, typus, cholera, desentri, pes
• Pendataan kelahiran dan kematian
• Pelaporan tentang penyakit menular dan sakit jiwa.
• Pengawasan : Air minum, pabrik, tempat pembuatan makanan dan minuman,
saluran limbah, dan pembuangan sampah
• Termasuk upaya pendidikan kepada rakyat tentang peraturan dalam pemeliharaan
kesehatan diri dan lingkungan.
Masa Pendudukan Jepang dan
Awal Kemerdekaan
Dengan pecahnya perang dunia ke II dan
pendudukan Jepang (1942 – 1945) maka semua sistem
pemerintahan praktis mengalami disorganisasi, karena
semua usaha ditujukan untuk kepentingan perang
(Pemerintahan dan orang – orang Jepang). Hidup
masyarakat sangat tertekan. Situasi ini berlangsung
sampai tahun 1945, saat berakhirnya perang dunia ke II.

Disorganisasi Usaha Kesehatan Masyarakat


yang sejak zaman pendudukan Jepang sudah kacau,
berlangsung terus dalam periode revolusi fisik (1945 –
1949). Banyak fasilitas kesehatan tidak dapat
dipergunakan karena rusak, bahkan para petugas
kesehatan pun banyak yang meninggalkan karena rusak,
bahkan para petugas kesehatan pun banyak yang
meninggalkan posnya, bergabung dalam barisan
gerilyawan melawan Belanda, Amerika dan Inggris.
Masa Pendudukan Jepang dan
Awal Kemerdekaan
Empat Sehat Lima Sempurna dan “Bandung Plan”
Sekitar tahun 1951 oleh Dr. J. Leimmena dan Dr.
Patah diperkenalkan “Konsep Bandung” atau Bandung
Plan”. Yang menggambarkan perpaduan antara uupaya
kuratif dan preventif. Konsep tersebut sebenarnya tidak
lain daari konsep Community Health yang merupakan
dasar bagi pengembangan puskesmas.

Program pembangunan kesehatann untuk


periode 10 tahun (1950 – 1960) telah digariskan dalam
konferensi Kementrian Kesehatan tahun 1952 di Jakarta.
Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan
kesehaatan kepaada masyarakat Indonesia untuk
meningkatkan derajat kesehatan bangsa Inndonesia agar
memiliki kemampuan kerja semaksimal mungkin.
Masa Pendudukan Jepang dan
Awal Kemerdekaan
Kesehatan Masyarakat Desa (KMD)
Sekitar tahun 1956 dibentuk Unit Kesehatan
Masyarakat Desa dan Pendidikan Kesehatan Rakyat
(KMD atau PKR). Prof. Dr. Sulianti Sarosa yang biasa
disebut dengan “dr. Sul” ditetapkan sebagai pimpinan unit
tersebut. Menurut beliau, titik berat usaha kesehatan
masyarakat adalah pada usaha preventif ini masih kurang
dipahami secara tepat oleh masyarakat, bahkan sering kali
dikira bahwa usaha preventif hanya meliputi penerangan
– penerangan kesehatan atau usaha imunisasi saja . Yang
diharapkan dan dianggap penting oleh masyarakat adalah
pengobatan atau usaha kuratif.
Masa Pendudukan Jepang dan
Awal Kemerdekaan
Pendidikan Kesehatan Rakyat (PKR)
Model Lemah Abang
Percontohan Usaaha Kesehatan Masyarakat (KMD)
dimulai dari Kabupaten Bekasi pada tahunn 1956. Di sini
diadakan kursus – kursus atau latihan mengenai usaha KMD
unntuk segala jenis tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia.

Khusus daerah percontohan KMD atau PKR


Kecamatan Lemah Abang Bekasi dipersiapkan sebagai
daerah pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam bidang Rural
Health and Health Education. Tujuan diadakannya daerah
percontohan KMD atau PKR Lemah Abang adalah
menjadikan daeraah itu sebagai contoh sistem kerja dan
pengolahan program kesehatan masyarakat desa, oleh suatu
tim kesehatan desa (Rural Health) dan juga sebagai daaerah
pelatihan lapangan (field training) tenaga – tenaga kesehatan
(Medis dan para medis).
Masa Pendudukan Jepang dan
Awal Kemerdekaan
Peranan Health Education Staff
Health Education mengolah pola pikir orang agar dapat berfikir rasional,
objektif mampu secara sadar mewujudkan pengetahuan tentang kesehatan ke dalam
kehidupan sehari – hari, bahkan dapat mentransfer pengetahuannya juga kepada
orang lain. Para petugas kesehatan di lapangan dibina sedemikian rupa, agar
mamppu menngembangkan critical mind nya.

Dapat dikemukakan bahwa sasaran Heaalth Education bukan hanya


masyarakat saja, tetapi juga petugas kesehatan. Tujuan bagi masyarakat adalah
diharapkan agar mereka sadar akan pentingnya kkesehatan bagi diri sendiri, keluarga
dan masyarkat lingkungannya, sedangkan bagi petugas kesehatan agar mereka juga
dapat menjadi contoh dalam cara hidup sehat, serta mampu menggunakan teknologi
Health Education dalam melaksanakan tugasnya, yang dilaksanakan sedemikian
rupa, sehingga masyarakat yang menjadi sasarannya menjadikan hidup bersih dan
sehat sebagai pola hidupnya sehari – hari.
Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan
(Kurun Waktu 1960 – 1980)

Pendidikan kesehatan (Health Education)


merupakan upaya yang ditekankan pada terjadinya
perubahan perilaku, baik pada individu mauppun
masyarakat. Dalam hal ini ditegaskan bahwa fokus
Health Education adalah pada perubahan perilaku itu,
bukan hanya pada peningkatan pengetahuan saja. Oleh
karena itu area pendidikan kesehatan adalah pada
Knowledge (Pengetahuan), Attitude(Sikap), dan
Practice (Perilaku). Mengenai metode yang
dipergunakan dalam pendidikan kesehatan dapat
bervariasi, sesuai dengan keadaan, masalah dan
potensi setempat. Namun metode harus dikembangkan
dari, oleh untuk dan bersama masayarakat. Mengenai
pentingnya pendidikan kesehatan ini juga dapat diliihat
pada Undang – Undang No. 9 tahun 1960 tentang
pokok – pokok kesehatan.
Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan
(Kurun Waktu 1960 – 1980)

Pendidikan Health Education Specialist


Sekitar tahun 1967 – 1968 semakin disadari bahwa
masalah kesehatan tidak dappat diatasi melalui disiplin
ilmu kedokteran saja tetapi juga perlu menggunakan
ilmu sosial. Itu disebabkan karena masalah kesehatan
banyak menggunakan ilmu sosial, khususnya perilaku
masyarakat. Untuk itu dipikirkan tentang perlunya
tenaga khusus pendidikan kesehatan masyarakat tingkat
spesialis, yang memahami persoalan sosial
kemasyarakatan. Hal itu telah di bawa dan dibahas
dalam Rakekesnas 1968 dan disepakati perlunnya
pengembangan tenaga spesialis bidang pendidikan
kesehatan masyarakat.
Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan
(Kurun Waktu 1960 – 1980)

Dari Pendidikan ke Penyuluhan


Pada tahun 1975 struktur bagian PKM
berubah dari eselon III menjadi eselon II tetapi tidak
sebagai biro, melainkan sebagai salah satu direktorat
pada Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarkat (Sitjen Binkesmas). Pada waktu itu ada
kebijakan pemerintah dalam penggunaan nomenklatur
(istilah atau nama institusi), yaitu bahwa istilah
pendidikan hanya boleh dipergunakan dilingkungan
Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan di luar
Depdiknas, nomenklatur Pendidikan Kesehatan yang
dipergunakan adalah penyuluhan kesehatan. Dengan
demikian maka Direktorat baru yang menangani
masalah pendidikan kesehatan diberi nama Direktorat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dengan Kepala
Direktoratnya adalah Dr. Pujiastuti Pranjoto, M.P.H.
Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan
(Kurun Waktu 1960 – 1980)

Pendekatan Edukatif
Pendekatan edukatif yang merupakan
pendekatan yang dipergunakan dalam PKMD adalah
serangkaian kegiatan untuk membantu masyarakat,
mengenai dan menemukan masalah mereka sendiri dan
kemudian atas dasar rumusan masalah kesehatan yang
telah mereka sepakati dikembangkanlah rencana
penanggulangannya. Tujuan utama pendekatan edukatif
adalah untuk mengembangkan kemampuan masyarakat
sehingga masyarakat sehingga masyarakat yang
bersangkutan dapat memecahkan masalah yang
dihadapi atas dasar swadya sebatas kemampuan
mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi dasar
yang ditempuh adalah mengembangkan provider dan
masyarkat.
Era PKMD, Posyandu dan
Penyuluhan Kesehatan Melalui Media Elektronik
(Kurun Waktu 1975 – 1995)

Peran Serta dan Pemberdayaan Masyarkat Bidang Kesehatan


Peran serta masyarkat adalah proses dimana individu dan keluarga serta lembaga
swadaya masyarakat termasuk swasta :
1. Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri,
keluarga serta masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam peningkatan kesehatan
mereka sendiri dan masyarakat sehinggan termotivasi untuk memecahkan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi.
3. Menjadi agen, perintis atau penggerak pembangunan kesehatan yang pemimpin
gerakan peran serta masyarakat dibidang kesehatan yang dilandasi semangat gotong
royong.

Dalam perkembangannya, istilah peran serta masyarakat dipandang kurang


dinamis. Istilah tersebut dipandang kurang sesuai dengan isi pengertiannya yang
dicakupnya. Di dunia internasional selanjutnya juga digunakan istilah lain yang lebih
menunjukkan tanggung jawab masyarkat yang lebih besar yaitu : empowerment
‘pemberdayaan masyarakat”.
Era PKMD, Posyandu dan
Penyuluhan Kesehatan Melalui Media Elektronik
(Kurun Waktu 1975 – 1995)

Munculnya PKMD
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
mulai muncul dipermukaan pada sekitar tahun 1975.
Pada waktu itu oleh Depkes dibentuk panitia kerja untuk
menyiapkan konsep program Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD). Ketuanya adalah Dr. R.
Soebekti, Dirjen Pemibaan Kesehatan Masyarakat.
Landasan dasar dikembangkannya PKMD ini adalah
sejarah budaya bangsa Indonesia yang turun temurun,
yakni “gotong royong” dan “musyawarah”. Mengacu
pada dua prinsip ini maka konsep PKMD dikembangkan
dengan semangat kekeluargaan dan saling membantu
yang lemah, yang kaya membantu yang miskin dan yang
sehat membantu yang sakit..

Anda mungkin juga menyukai