2.

Balita
Pemantauan pertumbuhan balita;
Menyelenggarakan kegiatan Pemberian
KESIMPULAN...
Makanan Tambahan (PMT) untuk balita;
Menyelenggarakan stimulasi dini STUNTING
perkembangan anak; dan
Memberikan pelayanan kesehatan yang KENALI DAN CEGAH
Asupan gizi yang optimal untuk
optimal.
pencegahan stunting dapat
3. Anak Usia Sekolah
dilakukan dengan gerakan nasional
Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan
percepatan perbaikan gizi yang
Sekolah (UKS);
didasari oleh komitmen negara
Menguatkan kelembagaan Tim Pembina
untuk meningkatkan kualitas
UKS;
sumber daya manusia
Menyelenggarakan Program Gizi Anak
agar sehat, cerdas dan produktif,
Sekolah (PROGAS); dan
yang merupakan aset sangat
Memberlakukan sekolah sebagai kawasan
berharga bagi bangsa dan negara
bebas rokok dan narkoba.
Indonesia. Untuk mewujudkan
4. Remaja sumber daya manusia yang
Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku berkualitas diperlukan status gizi
hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi yang optimal dengan cara
seimbang, tidak merokok, dan melakukan perbaikan gizi secara
mengonsumsi narkoba; dan terus menerus.
Pendidikan kesehatan reproduksi.
5. Dewasa Muda
Penyuluhan dan pelayanan keluarga
berencana (KB);
dr. Karunia Meilani Nurfatika
Deteksi dini penyakit (menular dan tidak
menular); dan
Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS,
pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba UPTD Puskesmas Purwantoro
Kec. Purwantoro, Kab. Wonogiri

APA ITU
STUNTING?
Stunting (kerdil) adalah kondisi
dimana balita memiliki panjang atau
tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur. Kondisi ini
diukur dengan panjang atau tinggi
badan yang lebih dari minus dua
standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Balita
stunting termasuk masalah gizi kronik
yang disebabkan oleh banyak faktor
seperti kondisisosial ekonomi, gizi ibu
saat hamil, kesakitan pada bayi, dan
kurangnya asupan gizi pada bayi.
Balita stunting di masa yang akan
datang akan mengalami kesulitan
dalam mencapai perkembangan fisik
dan kognitif yang optimal.
Penyebab Stunting
A. Faktor Genetik
Banyak penelitian menyimpulkan
bahwa tinggi badan orang tua
sangat mempengaruhi kejadian
stunting pada anak.
Salah satunya adalah penelitian di
kota Semarang pada tahun
2011 menyimpulkan bahwa Ibu
pendek (< 150 cm) merupakan faktor
risiko stunting pada anak 1-2 th.
B. Faktor Ekonomi
Status ekonomi kurang dapat
diartikan daya beli juga rendah
sehingga kemampuan membeli
bahan makanan yang baik juga
rendah. Kualitas dan kuantitas
makanan yang kurang
menyebabkan kebutuhan zat gizi
anak tidak terpenuhi,
C. Jarak Kelahiran
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
jarak kelahiran kurang dari 2 thn.
Jarak kelahiran kurang dari dua
tahun juga menyebabkan
salah satu anak kurang ASI dan
orang tua cemderung kurang optimal
merawat anak.
D. Riwayat Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR)
Berat badan lahir rendah
menandakan janin mengalami
malnutrisi di dalam kandungan
sedangkan underweight
menandakan kondisi malnutrisi yang
akut.
E. Anemia pada Ibu
Anemia pada ibu hamil sebagian
besar disebabkan oleh
defisiensi zat gizi mikro terutama zat
besi. Akibat defisiensi zat
besi pada ibu hamil akan
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin
F. Hygiene dan sanitasi lingkungan
Kontaminasi jamur bawaan makanan,
kurangnya sanitasi yang memadai,
lantai tanah di rumah, bahan bakar
memasak berkualitas rendah, dan
pembuangan limbah lokal yang tidak
memadai terkait dengan peningkatan
risiko pengerdilan anak.
Upaya Pencegahan
Stunting
1. Ibu Hamil dan Bersalin
Intervensi pada 1.000 hari pertama
kehidupan;
Mengupayakan jaminan mutu ante
natal care (ANC) terpadu;
Meningkatkan persalinan di fasilitas
kesehatan;
Menyelenggarakan program
pemberian makanan tinggi kalori,
protein, dan mikronutrien (TKPM);
Deteksi dini penyakit (menular dan
tidak menular);
Pemberantasan kecacingan;
Meningkatkan transformasi Kartu
Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku
KIA;
Menyelenggarakan konseling Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan ASI
eksklusif; dan
Penyuluhan dan pelayanan KB.