Anda di halaman 1dari 14

Lampiran 2

Deskripsi Diri *)

INSTRUMEN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)

DESKRIPSI DIRI

PARJONO

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PEKERJA SOSIAL DAN PENYULUH SOSIAL


BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2019
DESKRIPSI DIRI
TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)

PETUNJUK UMUM
 Deskripsi diri dibuat berdasarkan kepada praktik pelayanan nyata yang anda sedang
atau telah lakukandalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial
 Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan merupakan kasus/situasi/permasalahan
nyata dan bukan hasil rekaan.
 Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan berbeda untuk setiap bagian.
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. PENERAPAN PENGETAHUAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas
dan fungsi sebagai pemberi pelayanan. Gambarkan kasus/situasi/permasalahan
dengan memperhatikan aspek-aspek: apa masalahnya, kapan dan dimana masalah
itu terjadi, siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan, mengapa dan
bagaimana masalah itu terjadi (5W + 1H).
Deskripsi Kasus 1:
Ibu Yuli Purwaningsih adalah Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga
Harapan sejak Tahun 2011 berusia 39 Tahun memiliki satu (1) Orang anak Laki-laki
yang berusia 17 Tahun yang sedang bersekolah Di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
dan Satu (1) Orang Anak Berusia 8 Tahun atau Sekolah Dasar. Ibu Yuli
Purwaningsih Tinggal Di Dusun Sendang Rejo Rt 02 Desa Sinar Ogan. sejak pertama
Kali Menjadi Peserta Program Keluarga Harapan keadaan Ekonomi Beliau sangat
Pas-pasan, Suaminya bekerja sebagai Buruh Tani. Pada Tahun 2017 di Desa Sinar
Ogan ada Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra, dan Tanah Beliau sebagian besar
terkena tepat untuk Lokasi pembangunan Jalan Tol dan Beliau mendapat Ganti Rugi
dari Tanah yang ia miliki sehingga taraf ekonomi beliau berubah drastis.

Berdasarkan aturan atau syarat Peserta Program Keluarga Harapan Beliau sudah
tidak Layak lagi menerima Bantuan Program Keluarga Harapan karena salah satu
syarat Keluarga Penerima Manfaat yaitu Keluarga Miskin/Pra Sejahtera. Namun
beliau belum mau mengundurkan diri sebagai Peserta Program Keluarga Harapan
karena beliau merasa bahwa bantuan ini diberikan oleh pemerintah dan memang
untuk rakyat.

Saya sebagai pendamping Sosial Program Keluarga Harapan Di Desa Tersebut sejak
Tahun 2018 berusaha mengidentifikasi mengapa Beliau (Ibu Yuli) Tidak Mau
Mengundurkan diri sebagai peserta Program Keluarga Harapan padahal Keadaan
Sosial Ekonominya telah mengalami perubahan yang sangat Drastis. dari beberapa
kali kesempatan pertemuan kelompok di Rumah Beliau yang kebetulan beliau juga
Sebagai Ketua Kelompok Peserta Program Keluarga Harapan saya sebagai
Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan Selalu Mensosialisasikan tentang
Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan yaitu bahwa Bantuan Sosial Ini adalah
untuk Keluarga Miskin yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan Gizi
keluarga (anak) dan Kebutuhan Pendidikan bagi Anak yang bersekolah, Tujuannya
adalah agar Kebutuhan Gizi dapat tercukupi dan Anak mereka dapat bersekolah
atau meringankan beban pengeluaran Keluarga Miskin (Keluarga Penerima
Manfaat).

Dari beberapa kali kesempatan juga saya sampaikan secara personal ketika
berkunjung langsung ke rumah beliau untuk memotivasi dan mendorong beliau
untuk mengundurkan diri sebagai peserta program Keluarga harapan. Namun hati
beliau tetap belum terbuka dan termotivasi untuk mau mengundurkan diri. dalam
pertemuan berikutnya saya sampaikan dan Tegaskan kepada seluruh Keluarga
Penerima Manfaat saat Pertemuan Kelompok bahwa saat ini beberapa Peserta
Program Keluarga Harapan telah mengalami perubahan keadaan Sosial ekonomi,
sehingga seharusnya tidak Layak lagi menjadi Penerima Bantuan Sosial Keluarga
Harapan walaupun memiliki Komponen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesos. dari
Respon mereka yang Hadir sebagian besar mulai menyadari bahwa bantuan Sosial
ini adalah yang utama untuk Keluarga Miskin yang membutuhkan namun mereka
(yang mengalami perubahan sosial Ekonomi) tetap enggan untuk mengundurkan
diri dan untuk tidak lagi menerima Bantuan dari Pemerintah.

Sebagai Seorang Pendamping saya mulai berpikir strategi seperti apalagi yang harus
saya terapkan untuk mengguggah kesadaran Keluarga Penerima Manfaat Program
Keluarga Harapan yang telah mengalami perubahan atau peningkatan Keadaan
Sosial ekonominya, walaupun secara paksa sebagai seorang pendamping Sosial
Program Keluarga Harapan saya dapat meng-Graduasi-nya secara paksa. namun
sebagai seorang pendamping saya ingin membuka kesadaran para Penerima
Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan yang telah mengalami perubahan Status
Sosial ekonomi untuk dapat mengundurkan diri secara Sadar dan Sukarela.

Pada Suatu kesempatan, Sekira Bulan Apri/Mei yang Lalu pada saat Pemutkhiran
Program Keluarga Harapan Tahap 3 saya melakukan pertemuan Kelompok lagi, dari
Rumah sudah saya siapkan Foto Copy Surat Pernyataan yang harus ditanda tangani
Oleh Penerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan, yang isi pernyataan
tersebut "Saya adalah Keluarga sangat Miskin yang saat ini masih sangat
membutuhkan bantuan dari Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan
dan Kesehatan Keluarga saya". saya bagikan kepada mereka dan saya minta mereka
untuk membacanya dengan seksama dan di resapi. dua hari setelah pertemuan
kelompok tersebut Alhamdulillah, Ibu Yuli Purwaningsih menghubungi saya Via
Telpon, yang intinya surat pernyataan yang saya berikan sangat bertentangan
dengan hati nuraninya. kemudian tidak berlama-lama saya langsung berkunjung ke
rumah beliau dan menjelaskan mengapa saya meminta Penerima Bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan untuk membaca dan menandatangani surat Pernyataan
tersebut? "itu karena memang sebenarnya Bantuan ini diperuntukan untuk keluarga
Miskin, dan jika pernyataan itu bertentangan dengan Hati Ibu, saya Anjurkan ibu
untuk mengundurkan diri". kemudian beliau berpikir kembali dan membulatkan
hati untuk tidak lagi menerima bantuan dari pemerintah ini.

Akhirnya beliau mau mengundurkan diri secara sukarela dan sadar tanpa paksaan.

2. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:


a. Pemahaman penerapan teori/konsep-konsep yang relevan dan terkait dengan
permasalahan yang ditangani pada kasus 1.
1) Sebutkan teori/konsep-konsep yang relevan untuk menjelaskan
permasalahan pada kasus 1 dan jelaskan isi dari teori/konsep-konsep
tersebut sesuai konteks kasus 1 (minimal 150 kata).

Teori Interaksi sosial Adalah faktor pendorong terjadinya hubungan sosial


yang berupa hubungan dimana hal ini terjadi antarindividu, individu dengan
kelompok, antarkelompok atau antara individu dengan lingkungan yang
saling bertemu dan berkomunikasi. Misalnya ketika kita bercakap-cakap
dengan teman atau menghadap guru

Teori Fungsional – Struktural Secara garis besar fakta social yang menjadi
pusat perhatian sosiologi terdiri atas dua tipe yaitu struktur social dan
pranata social. Menurut teori fungsional structural, struktur sosial dan
pranata sosial tersebut berada dalam suatu system social yang berdiri atas
bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam
keseimbangan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori ini
( fungsional – structural ) menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan
konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Asumsi dasarnya
adalah bahwa setiap struktur dalam system sosial, fungsional terhadap yang
lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau
hilang dengan sendirinya. Emile Durkheim, seorang sosiolog Perancis
menganggap bahwa adanya teori fungsionalisme-struktural merupakan
suatu yang ‘berbeda’, hal ini disebabkan karena Durkheim melihat
masyarakat modern sebagai keseluruhan organisasi yang memiliki realitas
tersendiri

Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan, separuh


penolakan. Secara empiris, pertentangan kelompok mungkin paling mudah
di analisa bila dilihat sebagai pertentangan mengenai ligitimasi hubungan-
hubungan kekuasaan. Dalam setiap asosiasi, kepentingan kelompok
penguasa merupakan nilai- nilai yang merupakan ideologi keabsahan
kekuasannya, sementara kepentingan- kepentingan kelompok bawah
melahirkan ancaman bagi ideologi ini serta hubungan- hubungan sosial yang
terkandung di dalamnya.

2) Uraikan penerapan atau penggunaan teori/konsep-konsep tersebut dalam


pemberian pelayanan pada kasus 1 yang telah anda lakukan (minimal 150
kata)

Deskripsi penerapan teori/konsep-konsep: [2]


Dengan menggunakan teori Interaksi Sosial Pendamping berusaha
memberikan pengaruh melalui interaksi saat pertemuan kelompok dan saat
bercakap-cakap langsung secara personal/individu. Pendamping melakukan
sosialisasi memberikan pemahaman tentang Bantuan Sosial Program
Keluarga Harapan.

Dengan Menggunakan teori Struktural fungsional pendamping memulai nya


dari melakukan interaksi sosial untuk memberikan pemahaman dan
pengaruh pikiran untuk mendorong kesadaran Penerima Bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan yang sudah mengalami perubahan ekonomi
menjadi lebih baik untuk tidak lagi menerima dan mengaku sebagai keluarga
miskin, dan permintaan surat pernyataan untuk di buat oleh keluarga
penerima Manfaat Program Keluarga Harapan pendamping ingin
mengetahui bahwa Keluarga penerima Manfaat Program Keluarga Harapan
benar-benar menyadari dan mengakui bahwa keluarga Penerima Manfaat
Program Keluarga Harapan adalah keluarga Miskin.

Kemudian pendamping menggunakan teori Konflik adalah yaitu masih


merupakan terusan dari Teori Struktural Fungsional, di sini pendamping
menggunakan teori konflik menjelaskan kepada penerima Bantuan sosial di
setiap kesempatan baik pertemuan kelompok maupun ketika Home visit
permasalahan yang akan ditimbulkan jika keluarga penerima Bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan yang sudah mengalami perubahan keadaan
sosial ekonomi menjadi lebih baik tentu akan menimbulkan kecemburuan
dari tetangga di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka yang keadaan
sosial ekonominya masih di bawah mereka.

3) Sebutkan dasar pertimbangan anda dalam menerapkan teori/konsep untuk


kasus 1 (minimal 150 kata)
Deskripsi dasar pertimbangan: [3]
Dasar pertimbangan saya sebagai pendamping menggunakan beberapa teori
di atas adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan Teori Interaksi Sosial, saya sebagai seorang
Pendamping Sosial berusaha membangun Komunikasi kepada Ibu Yuli
Purwaningsih dan Penerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan
untuk dapat mempengaruhi pikiran mereka agar mereka sadar dan paham
dari peningkatan keadaan sosial ekonomi mereka bahwa bantuan sosial
program keluarga harapan adalah untuk keluarga miskin.

Dengan menggunakan teori struktural fungsional saya sebagai pendamping


sosial berusaha membangun kesadaran melalui pemberian pemahaman
tentang Bantuan sosial Program Keluarga Harapan Mulai dari pertemuan
kelompok-Pemberian pemahaman secara personal (Individu) melalui
kunjungan ke rumah Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga
Harapan-hingga meminta Keluarga penerima manfaat Program Keluarga
Harapan membuat surat Pernyataan yang menyatakan bahwa mereka adalah
keluarga miskin yang benar-benar sangat membutuhkan bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dengan Teori Konflik saya sebagai pendamping sosial program keluarga


harapan yang berusaha mempengaruhi KPM untuk memahami konflik yang
ditimbulkan akibat dari ketidak sadaran Penerima Bantuan Sosial Program
Keluarga Harapan yang telah mengalami perubahan Keadaan sosial ekonomi
akan membuat masyarakat yang sangat miskin di sekitar mereka yang belum
tersentuh bantuan akan sangat sulit untuk mendapatkan kesempatan menjadi
penerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan.

b. Implikasi penerapan teori/konsep terhadap tampilan/capaian praktik anda


sebagai TKS dalam penanganan kasus 1
1) Uraikan implikasi penerapan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang
telah anda lakukan terhadap capaian anda sebagaimana dalam penanganan
kasus 1 (minimal 150 kata)

Deskripsi implikasi penerapan pengetahuan: [4]

Implikasi penerapan pengetahuan yang pendamping lakukan kepada kasus


yang telah Pendamping selesaikan adalah apabila kita mengetahui
permasalahan dasar yang sedang dihadapi dan mengetahui teori apa yang
bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah maka pendamping perlu
melakukan pendekatan secara kelompok dan individu untuk mencari teknik
atau cara yang tepat tanpa menyakiti perasaan dari Ibu Yuli Purwaningsih.
Sehingga apabila pendamping telah dapat menemukan permasalahan
medasar maka solusinya pun dapat dengan mudah ditemukan. Seperti
kasus di atas yang menyebabkan Ibu Yuli Purwaningsih yang menjadi
alasan untuk belum mau mengundurkan diri sebagai Penerima Bantuan
Sosial Program keluarga Harapan padahal keadaan sosial Ekonomi nya
sudah sangat membaik dan bukan lagi sebagai warga miskin adalah karena
kurangnya dorongan dan sosialisasi tentang Bantuan Sosial Program
Keluarga Harapan. Sehingga berdasarkan teori interaksi Sosial, maka
pendamping memutuskan bahwa pendamping harus sering melakukan
sosialisasi baik secara kelompok maupun secara individu.

Dan penerepan teori struktural fungsional untuk menentukan Dasar


sosialisasi menggunakan Surat pernyataan agar ibu Yuli Purwaningsih
benar-benar menyadari dan memahami sasaran Bantuan sosial ini adalah
untuk keluarga miskin.

Serta penerapan teori konflik, di sini pendamping menyampaikan


kemungkinan-kemungkina permasalahan yang timbul jika ibu Yuli
purwaningsih tetap tidak mau mengundurkan diri yaitu akan menyebabkan
Tetangga di lingkungan sekitar akan merasa iri dan beranggapan bahwa
bantuan sosial ini tidak tepat sasaran lagi. Penerapan teori konflik ini juga
sebagai antisipasi agar tidak menimbulkan konflik baru lagi.

2) Uraikan bahwa penerapan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang anda


lakukan mengakibatkan hasil praktik pelayanan anda lebih baik
dibandingkan dengan jika tanpa menggunakan pengetahuan
tersebut(minimal 150 kata)
Implikasi jika tidak menggunakan pengetahuan atau teori dalam praktik
penyelesaian pada kasus di atas akan menimbulkan konflik baru. pawa awal
saya menjadi pendamping sosial program keluarga harapan di Tahun 2018
tepatnya di bulan Mei saya mendampingi Keluarga penerima Manfaat
Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan di Desa Sinar Ogan Kecamatan
Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan saya melihat ada beberapa
KPM yang terlihat kondisi secara fisik perumahan keadaan Sosial
Ekonominya baik. saat itu saya sebagai pendamping sosial Program Keluarga
Harapan yang masih sangat baru dan belum berpengalaman, mendapat
informasi dari Ketua kelompok Penerima Bantuan Sosial Program Keluarga
Harapan. sepemahaman saya saat itu penerima Bantuan Sosial adalah
bantuan bersyarat yang syarat utamanya adalah Keluarga Miskin dan
memiliki Komponen. Saat itu saya mengambil tindakan untuk meminta
rekomendasi kepada kepala Desa setempat untuk menggraduasi Beberap
Keluarga Penerima Manfaat yang terindikasi Mampu tanpa melakukan
interaksi langsung kepada keluarga penerima manfaat dan memberitahu
kepada Keluarga Penerima Manfaat yang bersangkutan bahwa keluarga
tersebut sudah tidak lagi menjadi penerima bantuan sosial program keluarga
Harapan dan yang terjadi, keluarga penerima Manfaat tersebut kecewa dan
sedih serta membandingkan keadaan sosial ekonominya dari yang lebih
mampu dari keluarga tersebut walaupun sebenarnya memang keadaan sosial
ekonominya sudah cukup baik. hal ini lah yang mendorong saya untuk tidak
lagi menggraduasi Keluarga penerima Manfaat tanpa kesadaran dan tanpa
pemberitahuan sebelum melakukan graduasi.

B. PENERAPAN KETERAMPILAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan
tugas dan fungsi sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial. Gambarkan
kasus/situasi/permasalahan ketidak berfungsian sosial dengan memperhatikan
aspek-aspek: apa masalahnya, kapan dan dimana masalah itu terjadi, siapa
pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan, mengapa dan bagaimana
masalah itu terjadi (5W + 1H).
Deskripsi Kasus 2:

Ibu NN (28 Tahun) Ibu rumah tangga peserta Program Keluarga Harapan
Desa Sinar Ogan, saat ini dia tinggal bersama orang tuanya. Dia menikah
sejak Tahun 2013, berdasarkan keterangan dari Ibu NN awalnya kehidupan
Rumah Tangganya Baik-baik saja di Tahun pertama pernikahannya
walaupun belum dikaruniai Seorang Anak. Suaminya SGN (32 Tahun)
bekerja sebagai buruh Bangunan di daerah Palembang dan pulang setiap 3
Bulan Sekali. Menginjak hampir dua Tahun pernikahannya Ibu NN akhirnya
Hamil, suaminya SGN pun sangat bahagia. Sejak usia kandungan baru dua
Bulan SGN selalu memberikan perhatian lebih melalui Komunikasi Via
Telpon. Menginjak hari mendekati kelahiran Anak pertamanya SGN sangat
bahagia dan dia memutuskan untuk menunggu anaknya hingga Lahir dan
tidak merantau untuk sementara. Sebulan kemudian Ibu NN melahirkan dan
betapa bahagianya SGN dan Ibu NN dengan kehadiran Putra Pertamanya.
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, seminggu kemudian setelah
putra SGN dan NN di bawa pulang ke rumah, SGN memperhatikan
putranya memiliki kelainan (Down Sindrome). Melihat anaknya yang
memiliki kelainan tersebut SGN bahkan tidak mau melihat anaknya karena
dia merasa malu memiliki anak yang menderita kelainan (Down Sindrome).
Ibu NN sangat sedih dan terpukul melihat respon dari suaminya tersebut.
Dua Minggu setelah Kelahiran Anak mereka SGN berpamitan untuk
berangkat Bekerja lagi di Palembang (Sekira Tahun 2016). Sejak saat itu SGN
tidak pernah lagi berkomunikasi dengan NN dan tidak pernah memberikan
Nafkah kepada NN.

2. Berdasarkan kasus tersebut jelaskan:


a. Penerapan metode/teknik dalam praktik pelayanan yang telah anda lakukan
pada proses awal penanganan kasus/situasi/permasalahan dan dampaknya
terhadap proses praktik selanjutnya.
1) Uraikan metode/teknik yang anda gunakan pada proses awal upaya
penanganan kasus/situasi/permasalahan serta jelaskan penerapannya
sebagaimana yang anda lakukan pada penanganan kasus 2 (minimal 150
kata)
Deskripsi penerapan metode/teknik pada proses awal: [6]

Teknik Wawancara
Pada awalnya sebenarnya saya sebagai pendamping sama sekali tidak
mengetahui jika Ibu NN memiliki permasalahan seperti kasus di atas. Saat itu
saya berkunjung ke rumah Orang Tua Ibu NN (karena Ibu NN tinggal
bersama dengan orang Tuanya) untuk melihat keadaan anaknya yang
menyandang masalah Disabilitas (Down Sindrome). Ketika saya bertanya
tentang anaknya yang mengidap Down Sindrome tersebut Ibu NN bercerita
tentang suaminya. Kemudian saya menerapkan Teknik Terapi Kursi
Kosong saya berusha memandu Ibu NN untuk mengeksplor permasalahan
beliau dengan suaminya (SGN) menceritakan dari perjalanan awal sejak
pertama kali mereka menikah. Saya dapatkan lah kasus Ibu NN ini, dari cara
beliau menceritakan Permasalahan pribadinya beliau sangat kecewa dengan
suaminya yang tidak dapat menerima kekurangan dari Buah hatinya dan
sejak ia ditinggalkan suaminya dari Tahun 2016 Ibu NN tidak memiliki
tempat untuk mengeksplor/menceritakan permasalahan beliau dengan total,
sehingga beliau selalu merasa tidak ada orang lain di sekitarnya, saya sebagai
pendamping berusaha untuk terus mendengarkan cerita Ibu NN tanpa
memotong kalimatnya sedikit pun. Setelah Ibu NN selesai bercerita,
kemudian saya bertanya: “Apakah Ibu Sudah Lega?” Ibu NN Menjawab:
“Sangat Lega Pak”. Kemudian saya memberikan masukan kepada Ibu NN:
“Apa yang anak ibu alami (Down Sindrome) itu hampir di setiap Desa Pasti
Ada, namun permasalahan ibu dengan suami Ibu ada yang sama seperti ibu
dan ada juga yang bisa menerimanya, yang perlu ibu sadari ialah Anak ibu
adalah Titipan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada Ibu, Kenapa
anak Ibu memiliki kekurangan? Karena Tuhan Percaya ibu Bisa mampu
mengasuhnya.
Beliau tersenyum kecil merasakan kelegaan yang luar biasa setelah
menceritakan kisahnya.
Setelah pendamping amati dari ekspresi wajah setelah ibu NN bercerita, ibu
NN merasakan kelegaan yang luar biasa, di sini pendamping menyimpulkan
bahwa sebenarnya Ibu NN Membutuhkan tempat untuk menceritakan beban
yang dia bawa sendiri kepada orang lain.

2) Uraikan dampak penerapan metode/teknik yang anda lakukan pada proses


awal upaya penanganan terhadap proses selanjutnya sebagaimana yang anda
lakukan pada penanganan kasus 2 (minimal 150 kata)

Teknik Wawancara
Pada awalnya sebenarnya saya sebagai pendamping sama sekali tidak
mengetahui jika Ibu NN memiliki permasalahan seperti kasus di atas. Saat itu
saya berkunjung ke rumah Orang Tua Ibu NN (karena Ibu NN tinggal
bersama dengan orang Tuanya) untuk melihat keadaan anaknya yang
menyandang masalah Disabilitas (Down Sindrome). Ketika saya bertanya
tentang anaknya yang mengidap Down Sindrome tersebut Ibu NN bercerita
tentang suaminya. Kemudian saya menerapkan Teknik Terapi Kursi Kosong
saya berusaha memandu Ibu NN untuk mengeksplor permasalahan beliau
dengan suaminya (SGN) menceritakan dari perjalanan awal sejak pertama
kali mereka menikah. Saya dapatkan lah kasus Ibu NN ini, dari cara beliau
menceritakan Permasalahan pribadinya beliau sangat kecewa dengan
suaminya yang tidak dapat menerima kekurangan dari Buah hatinya dan
sejak ia ditinggalkan suaminya dari Tahun 2016 Ibu NN tidak memiliki
tempat untuk mengeksplor/menceritakan permasalahan beliau dengan total,
sehingga beliau selalu merasa tidak ada orang lain di sekitarnya, saya sebagai
pendamping berusaha untuk terus mendengarkan cerita Ibu NN tanpa
memotong kalimatnya sedikit pun. Setelah Ibu NN selesai bercerita,
kemudian saya bertanya: “Apakah Ibu Sudah Lega?” Ibu NN Menjawab:
“Sangat Lega Pak”. Kemudian saya memberikan masukan kepada Ibu NN:
“Apa yang anak ibu alami (Down Sindrome) itu hampir di setiap Desa Pasti
Ada, namun permasalahan ibu dengan suami Ibu ada yang sama seperti ibu
dan ada juga yang bisa menerimanya, yang perlu ibu sadari ialah Anak ibu
adalah Titipan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada Ibu, Kenapa
anak Ibu memiliki kekurangan? Karena Tuhan Percaya ibu Bisa mampu
mengasuhnya.
Beliau tersenyum kecil merasakan kelegaan yang luar biasa setelah
menceritakan kisahnya.
Setelah pendamping amati dari ekspresi wajah setelah ibu NN bercerita, ibu
NN merasakan kelegaan yang luar biasa, di sini pendamping menyimpulkan
bahwa sebenarnya Ibu NN Membutuhkan tempat untuk menceritakan beban
yang dia bawa sendiri kepada orang lain.

b. Penerapan metode/teknik asesmen dalam mengidentifikasi ketidak berfungsian


sosial beserta sumber dan potensi yang anda gunakan dalam upaya mengatasi
ketidak berfungsian sosial tersebut.
1) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses identifikasi
masalah/ketidak berfungsian dan penerapannya dalam upaya penanganan
kasus/situasi/permasalahan yang ada kasus 2 (minimal 150 kata)

Observasi

Observasi dalam intervensi sama kedudukannya dengan komunikasi dan


wawancara yaitu menggali informasi mengenai permasalahan yang akan
diselesaikan dan sarana untuk pengumpulan data. Dalam proses intervensi
itu sendiri, observasi ditujukan untuk mengamati proses kegiatan intervensi
dari awal sampai akhir.

di sini pendamping melakukan komunikasi untuk mengintervensi


permasalahan Ibu NN dengan suaminya SGN. melalui komunikasi dan
wawancara pendamping berusaha menggali untuk menemukan
permasalahan, saya berusaha memandu Ibu NN untuk mengeksplor
permasalahan beliau dengan suaminya (SGN) menceritakan dari perjalanan
awal sejak pertama kali mereka menikah. Saya dapatkan lah kasus Ibu NN
ini, dari cara beliau menceritakan Permasalahan pribadinya beliau sangat
kecewa dengan suaminya yang tidak dapat menerima kekurangan dari Buah
hatinya dan sejak ia ditinggalkan suaminya dari Tahun 2016 Ibu NN tidak
memiliki tempat untuk mengeksplor/menceritakan permasalahan beliau
dengan total, sehingga beliau selalu merasa tidak ada orang lain di
sekitarnya, saya sebagai pendamping berusaha untuk terus mendengarkan
cerita Ibu NN tanpa memotong kalimatnya sedikit pun.
dari sini pendamping dapat mengidentifikasi masalah pada kasus Ibu NN
yaitu kekecewaan pada suaminya yang tidak dapat menerima Kelainan dari
Buah Cinta mereka sehingga menyebabkan kesedihan bagi ibu NN.

2) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses identifikasi potensi


dan sumber yang relevan untuk penanganan kasus/situasi/permasalahan yang
ada pada kasus 2 (minimal 150 kata)

Teknik yang pendamping gunakan dalam proses identifikasi potensi dan


sumber yang ada pada Ibu NN adalah teknik wawancara, tanya jawab,
mendengarkan Curahan hati Ibu NN dan memberikan saran. Melalui teknik
wawancara pendamping menggali informasi yang dimiliki oleh Ibu NN
terkait masalah yang sedang ia alami. Dalam teknik wawancara ini
pendamping sekaligus menggunakan teknik yang lain yaitu tanya jawab
serta mendengarkan Curahan Hati yang dialami oleh Ibu NN terkait masalah
yang sedang ia hadapi. Wawancara dilakukan secara individu antara
pendamping dan Ibu NN agar wawancara yang dilakukan mendapatkan
hasil yang maksimal sehingga pendamping mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya dari Ibu NN.

Teknik tanya jawab pendamping lakukan pada saat pendampig ingin


mendapatkan informasi lain yang tidak diceritakan oleh Ibu NN sebelumnya.
Ibu NN juga bertannya tentang Mengapa hal ini bisa Terjadi kepadanya.
Teknik tanya jawab ini sangat efektif dilakukan oleh pendamping untuk
mendapatkan informasi yang akurat dari Ibu NN. Disadari oleh pendamping
bahwa Ibu NN kurang dapat mencurahkan beban dalam hatinya untuk
bercerita selain dengan orang tuanya sehingga pada saat itu dimanfaatkan
oleh Ibu NN untuk mencurahkan semua perasaan dalam hatinya tentang apa
yang ingin diceritakan tentang perasaan/beban yang ia rasakan kepada
pendamping.

c. Penerapan metode/teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang pernah


anda lakukan dalam praktik pelayanan.
1) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses penyusunann
rencana intervensi dalam upaya penanganan kasus/situasi/permasalahan
yang ada kasus 2 (minimal 150 kata)

Pada saat pendamping mendapatkan informasi terkait permasalahan yang


dihadapi oleh Ibu NN sebagai pendamping saya merencanakan untuk
mengunjungi Ibu NN secara langsung untuk melakukan wawancara dan
tanya jawab terkait permasalahan yang dimiliki oleh Ibu NN. Saya meminta
ibu ketua kelompok untuk dapat membuatkan jadwal agar pendamping
dapat menemui Ibu NN sekaligus melihat kondisi anaknya yang mengalami
Down Sindrome. Pendamping ingin melakukan wawancara di rumah orang
tua Ibu NN agar Ibu NN merasa nyaman dan tidak malu-malu dalam
mengutarakan perasaan yang dimilikinya.

Setelah memiliki perencanaan tersebut pendamping mengutarakan keinginan


untuk melakukan wawancara kepada Ibu NN kepada ketua kelompok untuk
dapat membantu pendamping menemui Ibu NN untuk mengetahui kapan
Ibu NN dapat meluangkan waktu untuk mengobrol dengan pendamping,
karna diketahui bahwa Ibu NN harus bekerja memenuhi kebutuhan anaknya.
pendamping tidak ingin menggangu waktu kerja dan waktu istirahat Ibu
NN.

Setelah beberapa waktu pendamping menunggu akhirnya diperolehlah


waktu yang tepat dimana pendamping dapat mengunjungi Ibu NN di rumah
orang tuanya dan tidak menggangu aktifitas Ibu NN di rumah. Pendamping
berusaha sebaik mungkin agar waktu pertemuan tersebut Ibu NN tidak
merasa malu dan terganggu atas kehadiran pendamping.
2) Jelaskan pelaksanaan intervensi untuk mengimplementasikan rencana
intervensi yang telah disusun dalam penanganan kasus/situasi/permasalahan
yang ada kasus 2 (minimal 150 kata)
Pada pelaksanaan implementasi rencana intervensi yang dilakukan
pendamping melakukan wawancara sesuai jadwal yang telah dibuat oleh
ketua kelompok. Pendamping mendatangi rumah Ibu NN dan memohon
untuk melakukan wawancara terkait permasalahan yang terjadi pada Ibu
NN. Pendamping melakukan teknik tanya jawab untuk mendapatkan
informasi lain yang tidak diceritakan ketua kelompok. Teknik tanya jawab ini
sangat efektif dilakukan oleh pendamping untuk mendapatkan informasi
yang akurat dari Ibu NN sendiri. Agar mendapatkan informasi yang
sedetail-detailnya dari Ibu NN maka pendamping sabar dalam menunggu
dan menggali jawaban dari Ibu NN. Pendamping sadari apabila pendamping
tidak sabar dalam menunggu cerita dari Ibu NN maka informasi yang
diinginkan oleh pendamping Kurang detail. Pendamping berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh Ibu NN yang sangat membutuhkan
tempat bercerita membagi suka dan duka, memikul beban dalam mengasuh
anak yang memiliki kelainan (Down Sindrome) sehingga perasaan itu yang
membuat Ibu NN merasa Sedih dan merasa berat memikul beban sendirian.

Pendamping menyampaikan kepada Ibu NN agar apa yang disampaikan


oleh Ibu NN ke pendamping tidak akan disampaikan kepada orang lain yang
tidak bertanggung jawab sehingga apa yang ingin disampaikan tidak akan
diketahui oleh orang lain.

C. PENERAPAN NILAI DALAM PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL

1. Uraikan kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan


fungsi sebagai pekerja sosial. Gambarkan kasus/situasi/permasalahanyang akan
terkait dengan nilai-nilai dalam praktik dengan memperhatikan aspek-aspek: apa
masalahnya, kapan dan dimana masalah itu terjadi, siapa pihak-pihak yang terkait
dengan permasalahan, mengapa dan bagaimana masalah itu terjadi (5W + 1H).

JN (35 Tahun) warga Dusun Sinar Jaya Desa Budi Lestari Kecamatan Tanjung
Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Keluarganya tercata sebagai Penerima
Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan sejak Tahun 2011 Lalu. Kehidupannya
sangat sederhana dia bekerja sebagai Buruh Tani di Desanya dan Istrinya membuka
Usaha Warung Kecil (jajanan anak).

Pada penyaluran tahap II bulan April 2019 terjadi pengurangan Kuota Bantuan
Pangan non Tunai yang mengakibatkan beberapa Kartu Keluarga Sejahtera yang
merupakan ATM dan Buku rekening Keluarga Penerima Manfaat di Blokir dan
mengakibatkan Dana Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan tidak dapat
ditarik/diambil. pemblokiran itu didasarkan pada Data Terpadu Penanganan Fakir
Miskin di Pusdatin yaitu Keluarga Penerima Manfaat yang terindikasi Mampu
berdasarkan Data Terpadu atau kategori Desil 4/4+. Total seluruh Keluarga
Penerima Manfaat yang Buku Rekening dan ATM nya di Blokir di Desa Budi Lestari
ada sekitar 57 Kartu/Buku Rekening.

Hal ini yang menyebabkan JN Protes dan tidak terima akan pemblokiran Kartu
Keluarga Sejahtera yang dimilikinya, JN merasa bahwa dia masih sangat
membutuhkan bantuan itu dan JN merasa pemblokiran ini tidak berdasarkan pada
keadaan yang sebenarnya di lapangan.

2. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:


a. Penerapan prinsip pekerjaan sosial terkait dengan klien:
Uraikan bagaimana anda menerapkan prinsip pekerjaan sosial dalam bekerja
dengan klien, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan sosial
yang dilakukan. (minimal 150 kata)

Berdasarkan kasus di atas pendamping berusaha memberikan pengertian


kepada semua Keluarga Penerima Manfaat melalui pertemuan Kelompok,
menjelaskan mengapa Pemblokiran kartu tersebut dapat terjadi yaitu karena
adanya pengurangan Kuota Bantuan Pangan Non Tunai dan melakukan tanya
Jawab langsung dengan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga
Harapan yang hadir pada pertemuan tersebut. pendamping menyampaikan
bahwa: Pemblokiran kartu ini adalah bukan merupakan graduasi yang
dilakukan oleh pendamping, melainkan pemblokiran yang dilakukan oleh
Dirjen Penanganan Fakir Miskin yaitu pengurangan Kuota Bantuan Pangan
Non Tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan yang
terindikasi Mampu. namun ini bukan merupakan Exit. pendamping
menerapkan Nilai Kesabaran untuk menghadapi Keluarga Penerima Manfaat
Program Keluarga Harapan yang merasa kecewa karena pemblokiran kartu
yang 70 % tidak tepat. pendamping juga menyampaikan kepada keluarga
penerima manfaat Program keluarga Harapan akan meferivikasi keadaan yang
sebenarnya seperti memfoto keadaan Rumah, mendata kepemilikan Aset, dan
lain lain serta menyampaikan kepada Keluarga Penerima Manfaat untuk
Bersabar dan menjelaskan proses rekonsiliasi.

kemudian setelah melakukan pertemuan kelompok pendamping mengunjungi


Rumah JN yang sangat tidak terima karena Pemblokiran kartu keluarga
Sejahtera miliknya. setelah sampai di rumah JN pendamping mendapati
memang keadaan Rumah atau Ekonomi JN masih layak untuk mendapatkan
Bantuan Sosial Tersebut. pendamping berusaha memberikan Pengertian kepada
JN dan menjelaskan sebab terjadinya Pemblokiran kartu tersebut dan
menjelaskan Proses Rekonsiliasi. pendamping bersyukur JN dapat memahami
dan menerima penjelasan pendamping.

b. Penerapan prinsip pekerjaan sosial terkait dengan rekan sejawat:


Uraikan bagaimana anda menerapkan prinsip pekerjaan sosial dalam bekerja
dengan rekan sejawat, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pekerjaan
sosial yang dilakukan(minimal 150 kata)

sebelum pendamping melakukan penjelasan kepada Penerima Bantuan


Sosial Program Harapan yang terkena dampak Pemblokiran Kartu ATM dan
Buku Rekening pendamping Mencari Informasi kepada Pendamping Lain;
apakah pemblokiran Kartu yang di alami Keluarga Penerima Manfaat di
Desa Dampingan Saya juga di alami desa dampingan teman saya. setelah
saya bertanya kepada teman saya sesama pendamping ternyata kasus
pemblokiran kartu ini juga ini juga di Desa dampingan teman saya. saya
meminta pendapat teman saya sesama pendamping bagaimana melakukan
penyelesaian masalah ini.

namun sebagai pendamping saya tetap menerapkan Nilai Profesional saya


yaitu sebagai pendamping saya tetap menyelesaikan masalah yang saya
hadapi dengan selalu mencari sumber referensi dan informasi terutama
menghadapi JN yang merasa bahwa pemblokiran ini tidak adil dan tidak
tepat. pendamping menyadari dan memahami apa yang dirasakan JN adalah
Hal yang wajar karena ketidak pahaman JN terkait Pemblokiran kartu.
pendamping juga meminta Teman sesama pendamping untuk ikut
membantu menjelaskan kepada JN terkait pemblokiran kartu
ATM/Rekening Penerima Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan.

c. Penerapan prinsip pekerjaan sosial terkait dengan lembaga/masyarakat:


Uraikan bagaimana anda menerapkan prinsip pekerjaan sosial terhadap
lembaga tempat bekerja atau masyarakat umum, serta bagaimana implikasinya
terhadap praktik pekerjaan sosial yang dilakukan. (minimal 150 kata)

pada kasus di atas pendamping selalu berkoordinasi dengan Korcam, Koorkab


dan Dinas Sosial untuk meminta solusi/jalan keluar terkait masalah
pemblokiran kartu pendamping menerapkan nilai Profesionalitas berjenjang. di
sini pendamping menceritakan kasus yang terjadi terkait pemblokiran kartu
kepada koordinator kecamatan kemudian melaporkan jumlah kartu serta By
Name By Adres Keluarga penerima Manfaat bantuan Program keluarga
Harapan yang terdampak.

pendamping juga menceritakan kasus yang terjadi terkait JN yang tidak


menerima pemblokiran kartu yang di alaminya karena dia masih merasa layak,
pendamping juga menceritakan bahwa sudah diberikan penjelasan terkait
pemblokiran kartu namun para Penerima Bantuan Sosial Program Keluarga
Harapan masih sangat kecewa.

pendamping meminta solusi kepada Koordinator Kabupaten melalui


koordinator Kecamatan tentang penyelesaian, dan pendamping mengajak
Koordinator Kecamatan berkunjung dan melihat langsung keadaan JN dan
memberikan penjelasan langsung terkait masalah pemblokiran kartu kepada JN
agar JN dapat benar benar memahami permasalahan pemblokiran kartu yang
terjadi yaitu dikarenakan Pengurangan Kuota BPNT dan yang terdampak
adalah Keluarga Penerima Manfaay yang terindikasi Mampu, Namun
Pendamping akan melakukan Ferivikasi ulang untuk membuat data yang Valid
dan akurat berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

PERNYATAAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL


Saya Tenaga Kesejahteraan Sosial yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang
saya diskripsikan adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanki apapun apabila
pernyataan ini dikemudian hari terbukti tidak benar

Tanjung Bintang, 30 Juli 2019


Tenaga Kesejahteraan Sosial,
PARJONO

Anda mungkin juga menyukai