Anda di halaman 1dari 13

PRIMANOMICS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO.

1 (2019)
Versi Online Tersedia di : https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/ds
| 1412-632X (Cetak) | 2614-6789 (Online) |

Strategi Digital Leadership menurut Pendekatan Kepemimpinan


Situasional

Canggih Gumanky Farunik


Universitas Buddhi Dharma, Indonesia, Banten

ABSTRAK
Industri informasi digital mengubah pola bisnis dari pasar konvensional ke pasar
digital. Kewirausahaan digital akan mengarah pada kepemimpinan digital, dengan
bantuan pengetahuan luas untuk berbagai penggunaan teknologi informasi digital.
Tetapi transisi dari paradigma digital semacam ini menyisakan beberapa masalah
besar, ketika pemimpin atau pengikut dalam industri bisnis baru dapat beradaptasi
dengan teknologi semacam ini, namun terus berkembang maju sepanjang waktu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat strategi untuk kepemimpinan
digital berdasarkan pendekatan situasional kepemimpinan. Alasannya adalah
karena pendekatan situasional menawarkan fleksibilitas gaya kepemimpinan
dengan menentukan tingkat kesiapan pengikut.

Kata kunci: Digital, Strategi, Kepemimpinan, Pendekatan Situasional

ABSTRACT
Digital information industries was changes the pattern of bussines from
conventional market to digital market. The digitalized enterprenuership would lead
to a digital leadership, with help of vast knowledge to various of usage of digital
information technologies. But the transition of this kind of digital paradigm left
some big issues, when either the leader or the followers in the new business
industries could adapted with this kind of technologies, yet it continuously
advancing all the time.
The purpose of this reseach is to create a strategies for digital leadership based on
situational approach of leadership. The reason is because the situational approach
offers some flexibility of leadership styles by determining the level of readiness of
followers.

Keywords: Digital, Strategy, Leadership, Situational approach

1
AUTHORS / PRIMANOMIS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)

PENDAHULUAN sehingga terbuka untuk menampilkan


Perkembangan teknologi digital identitas lain yang diharapkan dari
mendorong perubahan pada struktur profil seseorang, produk barang atau
dan sistem sosial ekonomi. jasa, hingga profil perusahaan.
Berkembangnya tren baru dalam Hal ini jugalah yang mendorong
berbelanja, berkomunikasi, pertukaran banyaknya perubahan paradigma dalam
informasi, bahkan aktivitas bisnis. ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial,
Digitalisasi kebutuhan dan interaksi terutama, budaya, ekonomi, politik, dan
sosial ini disebabkan oleh hukum. Perkembangan teknologi
perkembangan pesat dari industri informasi juga mengubah konsep
teknologi informasi, mulai dari belanja bekerja konvensional, lima hari kerja
online, transportasi online, pembayaran dalam seminggu dan delapan jam sehari,
online, sosial media, promosi, menjadi digital entrepreneurship.
endorsement, iklan, dan lain sebagainya. Perusahaan start up skala unicorn, seperti
Media merupakan ruang yang ideal Tokopedia dan Go-Jek membuktikan
sebagai ruang promosi, dan melalui bahwa industri kreatif menjadikan
media elektronik dan internet, ruang makna kerja menjadi lebih fleksibel.
promosi bisa diperluas selama internet Kenyataan lain tentang ekspatriat di Bali
bisa dijangkau. Internet adalah media yang bekerja di kafe dengan
baru dengan ekosistem yang realtime mengandalkan jaringan wi-fi dan
dengan realitas nyata, bisa diakses menyebut dirinya sebagai digital nomad,
kapan saja, dan mudah melakukan membuktikan bahwa ekosistem digital
branding atau persona, karena meski pun membuka banyak peluang untuk
realtime dengan dunia nyata, namun terwujudnya ide-ide kreatif menjadi
masih memungkinkan terjadinya suatu peluang bisnis dengan sumber
manipulasi identitas bahkan anonimitas, daya dan modal yang minim.

2
PRIMANOMICS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)
Versi Online Tersedia di : https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/ds
| 1412-632X (Cetak) | 2614-6789 (Online) |

Gambar 1. Startup unicorn Indonesia

Mereka jadi lebih mudah dalam bersama sebagai bukti berkekuatan


membuat brand, strategi pemasaran, hukum.
pembukuan, distribusi, hingga Salah satu aspek penting dalam
administrasi. Legalitas pun tidak lagi kewirausahaan adalah kepemimpinan.
wajib di dalam lembaran-lembaran Kepemimpinan di era digital
kertas, karena semua hal dapat mendorong banyak sekali persoalan,
didigitalkan, melalui scan atau foto terutama mengenai kesiapan pemimpin
dengan resolusi tinggi, rekaman dan anggotanya dalam mengeksplorasi
pembicaraan, aplikasi chat, dan banyak segala kemungkinan dalam penggunaan
hal lain yang bisa dilakukan selama teknologi digital untuk memaksimalkan
interaksi digital tersebut disepakati usahanya.

3
AUTHORS / PRIMANOMIS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)

Gambar 2. Infografik perkembangan digital media di Indonesia

Persoalan kesiapan ini berkaitan dengan akan terhambat, dan mengakibatkan


transisi dari paradigma analog menuju penundaan kesiapan hingga dirinya
digital yang belum merata. Hal ini mendapatkan akses penuh terhadap
disebabkan pemerataan teknologi teknologi tersebut. Berdasarkan
informasi masih terbentur pada sistem persoalan kesiapan tersebut, pendekatan
ekonomi industri yang mengakibatkan situasional merupakan pendekatan
aksesibilitas teknologi informasi kepemimpinan yang paling sesuai untuk
bergantung pada daya beli individu atau mengenali, mengukur, hingga melatih
kelompok. Semakin baik perangkat anggota dan memantau
teknologi informasi yang diciptakan, perkembangannya secara bersamaan.
semakin mahal harganya. Jika perangkat Berdasarkan latar belakang tersebut,
semakin mahal, maka semakin tidak maka rumusan permasalahannya
terjangkau oleh masyarakat yang tidak adalah: “bagaimana strategi yang dapat
mampu membelinya. Jika masyarakat dirumuskan dalam digital leadership
tidak mampu membeli, maka berdasakan pendekatan situasional?”.
penguasaan atas teknologi informasi Tujuan dan urgensi dari penelitian ini

4
PRIMANOMICS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)
Versi Online Tersedia di : https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/ds
| 1412-632X (Cetak) | 2614-6789 (Online) |

adalah untuk merumuskan strategi yang pemimpin dalam komunikasi satu arah
tepat bagi seorang pemimpin di era dengan menjelaskan apa, kapan,
digital berdasarkan tingkat kesiapan dimana, dan kapan tugas yang harus
anggotanya, yang mana penguasaan dilakukan oleh pengikut dapat dicapai.
digital dalam kepemimpinan sudah Sedangkan, relationship behavior atau
mulai menjadi suatu keharusan di kebiasaan pada hubungan adalah
zaman sekarang ini. pendekatan pemimpin dalam
1. Pendekatan Kepemimpinan komunikasi dua arah dengan
Situasional menyediakan dukungan sosio-
Pendekatan situasional merupakan salah emosional, “dorongan psikologis”, dan
satu pendekatan kepemimpinan yang kebiasaan memfasilitasi. Dua kebiasaan
dikembangkan oleh Paul Hersey dan inilah yang akan digunakan oleh
Kenneth H. Blanchard. Model ini pendekatan situasional sebagai ukuran
berdasarkan pada jumlah penugasan dalam melaksanakan tujuan dari
(task behaviour) dan jumlah dukungan memimpin itu sendiri.
sosio-emosional (relationship behaviour), Kebiasaan dari beberapa pemimpin telah
bahwa seorang pemimpin harus terkarakterisasi utamanya melalui
menyediakan situasi tertentu dan menstruktur aktivitas dari pengikutnya
tingkat kesiapan dari pengikut atau dalam menyelesaikan tugas., sementara
grup. Pemahaman tugas dan relasi pemimpin lain fokus pada penyediaan
sebagai dua dimensi kritis dari dukungan sosio-emosional dalam
kebiasaan manajer telah menjadi bagian hubungan personal antara dirinya dan
penting dari penelitian manajemen pengikutnya. Dari dua macam kebiasaan
selama lebih dari beberapa dekade, tersebut, dapat ditemukan empat
karena kedua dimensi ini telah kemungkinan karakteristik memimpin,
memberikan beragam label mulai dari yaitu penugasan tinggi-hubungan
‘otokratik’ dan ‘demokratik’ kepada rendah, penugasan dan hubungan sama-
‘orientasi pegawai’ dan ‘orientasi sama tinggi, hubungan tinggi dan
produksi’. Task behavior atau kebiasaan penugasan rendah, dan hubungan dan
pada tugas adalah pendekatan penugasan sama-sama rendah. Keempat

5
AUTHORS / PRIMANOMIS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)

karakter tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

Gambar 3. Empat kebiasaan dasar pemimpin

Meskipun begitu, sejak penelitian dari Kepemimpinan situasional


beberapa dekade lampau telah mendefinisikan kesiapan sebagai
mendukung bahwa tidak ada gaya kemampuan dan kemauan atau
terbaik dalam memimpin, setiap gaya seseorang yang mengambil tanggung
memimpin dalam diagram tersebut jawab untuk mengarahkan kebiasaan
mungkin efektif atau tidak efektif mereka sendiri. Seseorang cenderung
tergantung dari situasi dimana hal memiliki beragam tingkatan atau
tersebut diterapkan. Kepemimpinan kesiapan tergantung pada tugas, fungsi,
situasional didasarkan pada persilangan atau perintah yang pesifik yang
antara jumlah perintah yang pemimpin pemimpin usahakan untuk tercapai
berikan, jumlah dukungan sosio- melalui usaha mereka. Menurut
emosional yang pemimpin sediakan, kepemimpinan situasional, bersamaan
level kesiapan yang pengikut tunjukkan dengan tingkat kesiapan dari seorang
dalam tugas, fungsi, aktivitas, dan pengikut terus meningkat ketika
perintah yang pemimpin coba capai menyelesaikan tugas tertentu, pemimpin
melalui individu atau kelompok harus mulai mengurangi kebiasaan
pengikut. tugas dan meningkatkan kebiasaan

6
PRIMANOMICS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)
Versi Online Tersedia di : https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/ds
| 1412-632X (Cetak) | 2614-6789 (Online) |

hubungan. Ini harus dilakukan hingga kesiapan seperti ini melihat


individu atau kelompok mencapai pengurangan supervisi dari dekat dan
tingkatan kesiapan yang cukup, peningkatan dalam delegasi oleh
pemimpin dapat menurunkan bukan pemimpin sebagai indikasi positif dari
hanya kebiasaan tugas tetapi juga kepercayaan dan kepercaya dirian. Oleh
kebiasaan hubungan. Sekarang pengikut karena itu, kepemimpinan situasional
bukan hanya siap dalam kemampuan berfokus pada kepantasan atau
menyelesaikan tugas, tetapi juga percaya efektivitas dari gaya kepemimpinan
diri dan berkomitmen. mengacu pada kesiapan pada tugas dari
Sejak pengikut mampu pengikut. Berikut adalah diagram yang
mendukung dan membantu dirinya dijadikan acuan oleh pendekatan
sendiri, dukungan sosio-emosional tidak situasional:
lagi dibutuhkan. Seorang pada tingkat

Gambar 4. Kepemimpinan Situasional

7
AUTHORS / PRIMANOMIS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)

Langkah pertama yang dilakukan percaya diri, R3 pengikut mampu tetapi


adalah menentukan kesiapan pengikut tidak mau atau tidak nyaman, R4
dengan memberikan tugas yang ingin pengikut mampu dan mau atau percaya
dicapai melalui usaha pengikut tersebut. diri. R1 dikategorikan sebagai kesiapan
Setelah diketahui tingkat kesiapannya, rendah, R2 dan R3 sebagai kesiapan
pemimpin menentukan sikap yang tepat sedang, dan R4 sebagai kesiapan tinggi.
sesuai dengan tingkat kesiapan Langkah selanjutnya adalah
pengikut. Di dalam gambar 2, menentukan sikap pemimpin yang tepat
disebutkan bahwa kesiapan pengikut berdasarkan tingkat kesiapan para
diukur berdasarkan pada empat pengikutnya. Jika mengikuti pola dalam
tingkatan: R1 pengikut tidak mampu diagram sebagai S1 untuk R1 dan
dan tidak ingin atau tidak nyaman, R2 seterusnya, maka tabel berikut adalah
pengikut tidak mampu dan ingin atau penjabarannya:
Tingkat Kesiapan Sikap Pemimpin Penjelasan
R1 (tidak mampu-tidak S1 Menyediakan instruksi
ingin) (tugas tinggi- yang spesifik dan
hubungan rendah) melakukan supervisi dari
dekat.
R2 (tidak mampu-ingin) S2 Menjelaskan keputusan
(tugas tinggi- pemimpin dan
hubungan tinggi) menyediakan kesempatan
untuk klarifikasi
R3 (mampu-tidak ingin) S3 Berbagi gagasan dan
(tugas rendah- memfasilitasi dalam
hubungan tinggi) memberikan keputusan
R4 (mampu-ingin) S4 Memberikan tanggung
(tugas rendah- jawab untuk memberikan
hubungan rendah) keputusan dan
implementasi

Terakhir, pemimpin yang efektif juga dan sebagai kelompok mengembangkan


harus mampu mengetahui dengan baik polanya sendiri dalam kebiasaan dan
setiap pengikutnya ketika bertemu caranya ketika bekerja. Ketika pemimpin
dengan perubahan kemampuan dan mungkin menggunakan gaya yang
kebutuhannya. Harus diingat bhawa spesifik dalam kelompok kerja sebagai
setiap saat pengikut sebagai individu sebuah kelompok, tetapi mungkin akan

8
PRIMANOMICS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)
Versi Online Tersedia di : https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/ds
| 1412-632X (Cetak) | 2614-6789 (Online) |

sering untuk membedakan pengikutnya kesiapan pengikut dalam kepemimpinan


secara individual karena memiliki situasional:
tingkat kesiapan yang berbeda. Dalam 1. R1, tidak mampu dan tidak
kasus ini, baik bekerja sebagai kelompok ingin/tidak percaya diri: pengikut
atau individu, perubahan tidak familiar dengan perangkat
kepemimpinan dari S1 hingga S4 harus keras dan merasa khawatir perangkat
bertahap. Oleh karena itu, proses ini akan error atau rusak, jika dia
tidak bisa dilakukan secara revolusioner, mencoba mengoperasikannya.
tetapi harus evolusioner, dengan 2. R2, tidak mampu, tetapi
perubahan perkembangan yang ingin/percaya diri: pengikut tidak
bertahap, hasil dari pertumbuhan yang familiar dengan perangkat kerasnya,
direncanakan, dan terciptanya rasa namun tertarik untuk mencoba
saling percaya dan saling hormat. mengoperasikannya. Biasanya faktor
lain yang juga mempengaruhi
2. Strategi Digital Leadership tingkat kesiapan ini adalah
Kepemimpinan situasional adalah kemampuan dalam berbahasa
metode yang tepat dalam menentukan Inggris, sejak beberapa perangkat
tingkat kesiapan pengikut dalam hanya bisa beroperasi dalam bahasa
teknologi informasi, dimulai dari Inggris.
pengenalan dan pengoperasian 3. R3, mampu, tetapi tidak
perangkat lunak (software, aplikasi, ingin/percaya diri: pengikut bisa
sistem operasi) dan keras (ponsel, mengoperasikan perangkat, namun
modem, komputer, layar sentuh), etos tidak tertarik untuk memaksimalkan
kerja, hingga problem legalitas dalam kemampuannya, terutama dalam
teknologi informasi. Melakukan menggunakan perangkat atau sistem
identifikasi kesiapan pengikut terhadap yang kompleks.
usaha berbasis informasi digital dapat 4. R4, mampu dan ingin/percaya diri:
dilakukan dengan menyesuaikan antara pengikut familiar dan ahli dengan
indikator kesiapan dan kecakapan perangkat dan percaya diri dalam
informasi digital dengan tingkat mengembangkan penggunaannya.

9
AUTHORS / PRIMANOMIS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)

Identifikasi keempatnya, kurang lebih, startup digital dan industri kreatif lain
sesuai dengan penggambaran tingkat yang menggunakan teknologi digital
keahlian dari pengguna smartphone informasi, seperti agensi, financial
atau komputer saat ini. Pemilahan technology, software developers, dan
kemampuan tersebut juga mencakup semacamnya, memiliki jam kerja yang
wawasan dalam berinternet, budaya cukup panjang, namun fleksibel. Oleh
literasi, dan produktivitas dalam karena itu, hingga saat ini di Indonesia,
pemanfaatan konten dalam internet. hanya orang yang punya latar belakang
Contoh utamanya adalah jika seseorang pendidikan atau pengetahuan yang
baru mengenal internet, mereka akan relevan saja yang mampu dan berminat
menyerap semua konten dalam internet memasuki industri tersebut. Hal ini juga
tanpa melakukan riset tentang menyebabkan perubahan paradigma
kebenaran konten tersebut. kerja dengan beban kerja dan jam kerja
Internet adalah ruang subjektif dimana yang tinggi, tetapi dengan etos kerja
opini akan bercampur dengan fakta, yang cenderung informal. Singkat kata,
konten palsu yang direkayasa seperti bekerja di industri digital kreatif atau
fakta atau sungguhan terjadi, anonimitas digital informasi tidak seperti bekerja
data dan identitas, kejahatan ciber pada umumnya.
(spam, scam, malware, virus, hack), atau Beberapa faktor tersebut dapat
fakta yang diberi konteks narasi yang dikatakan sebagai faktor penghalang
berbeda (hoax). Kemampuan memilah yang mempengaruhi tingkat kesiapan
hal semacam ini termasuk kedalam R4, pengikut di dalam industri digital
jadi diasumsikan bahwa R1 hingga R3 kreatif. Indentifikasi tersebut dapat
memiliki pemahaman yang rendah membantu memahami motivasi dari
hingga ke cukup mengenai persoalan pengikut. Terutama bagi yang belum
kebenaran dalam internet. Faktor lain berpengalaman di industri ini, dengan
yang mempengaruhi tingkat kesiapan sebuah pertanyaan: apakah layak
pengikut adalah kesediaan untuk masuk menerima orang yang belum
kedalam lingkungan digital informasi berpengalaman dengan tingkat kesiapan
yang berkembang dengan cepat, intens, rendah di dunia digital untuk bekerja
dan kompetitif. Beberapa perusahaan disana? Apakah memungkinkan seorang

10
PRIMANOMICS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)
Versi Online Tersedia di : https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/ds
| 1412-632X (Cetak) | 2614-6789 (Online) |

pemimpin untuk menerima mereka buku panduan bergambar, dan


berdasarkan motivasi belaka dengan sebagainya.
bekal skill yang rendah? Untuk Tingkat kesiapan selanjutnya adalah R2,
menjawab ini, maka dalam karakteristik pengikut dalam tahap ini
mengindentifikasikan pengikut yang adalah pengikut yang “naik” dari R1
berada dalam tingkat kesiapan R1, perlu atau orang yang tidak tahu dalam
dipahami motivasinya, terutama jika menggunakan teknologi digital
motivasinya hanya ingin mendapatkan informasi, tetapi memiliki motivasi yang
penghasilan, maka penugasan tinggi tinggi untuk berproses. Pada tahap ini,
tanpa pelatihan akan menyulitkan, pemimpin melakukan penugasan dan
ditambah jika dilakukan supervisi dari hubungan yang tinggi. Dengan
dekat, maka akan merepotkan penugasan yang tinggi, pengikut dapat
pemimpin bila pengikut bertanya meningkatkan pengalaman dan
tentang hal atau persoalan yang sama pengetahuan lebih baik lagi, terutama
terus-menerus. Alternatifnya pemimpin jika dirinya melihat hasil dari apa yang
dapat memberikan tugas administratif sudah dikerjakan. Kemudian dengan
yang tidak berkaitan dengan set skill kebiasaan hubungan (relationship
digital informasi, tetapi tidak behavior) yang tinggi juga, akan menjaga
memberikan perkembangan tingkat motivasi internal dari pengikut, karena
kesiapan yang diinginkan. Oleh karena pengikut diberi ruang untuk bertanya,
itu, maka pemimpin perlu menyusun klarifikasi, dan mengambil keputusan.
tahapan pengenalan teknologi digital Berbeda dengan tingkat kesiapan R3,
informasi yang dapat dijadikan landasan dengan karakteristik pengikut yang
atau keahlian dasar, seperti mengajarkan mampu, tetapi tidak ingin/percaya diri.
bagaimana menjalankan program, Pemimpin perlu melakukan penugasan
membuat backup atau menyimpan data, yang rendah dengan hubungan yang
membuat rangkaian troubleshoot dasar tinggi. Pemimpin tidak perlu lagi
apabila terjadi kesalahan teknis pada memberikan penugasan yang tinggi,
perangkat keras dan lunak dalam bentuk karena kemampuannya memahami
persoalan sudah cukup baik. Di sisi lain,

11
AUTHORS / PRIMANOMIS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)

membangun hubungan yang baik representasi langsung dari pemimpin, di


dengan pengikut tipe ini akan sisi lain pengikut dalam manajemen
membangun rasa percaya dirinya, tingkat menengah ini dapat mengukur
terutama jika diberikan kesempatan secara akurat, tingkat kesiapan dari
untuk memberikan keputusan tertentu, pengikut dibawahnya sesuai dengan
sehingga dirinya akan lebih termotivasi. tolak ukur yang dibangun oleh
Tingkat kesiapan R4 adalah karakteristik pemimpin.
pengikut yang berpendidikan tinggi Jika dirangkum, maka strategi yang
dengan pengalaman yang juga panjang. dapat dibangun dari kepemimpinan
Sikap pemimpin terhadap tipe ini adalah digital dengan menggunakan
mendelegasikan, dengan penugasan dan pendekatan situasional adalah:
hubungan yang rendah. Meskipun 1. Mengukur tingkat kesiapan dengan
begitu, supervisi dari dekat tetap perlu memberikan tugas umum dan dasar
dilakukan untuk menjaga pengikut tipe yang ingin dicapai pemimpin
ini agar tetap pada visi dan misi 2. Menerapkan gaya kepemimpinan
pemimpin. Kepemimpinan situasional yang berorientasi pada tugas atau
memiliki keterbatasan dalam hal ruang hubungan dengan pengikut sesuai
lingkup kelompok kerja yang dapat dengan tingkat kesiapannya
dibina oleh pemimpin, artinya hanya 3. Mendelegasikan pengikut dengan
efektif dalam kelompok kecil untuk tingkat kesiapan yang tinggi untuk
pengawasan tingkat kesiapan per membantu supervisi pengikut
individu pengikut yang maksimal. Hal dengan kesiapan rendah jika
tersebut dapat diatasi dengan kelompok kerja berkembang menjadi
mengembangkan manajemen tingkat besar
menengah (middle management) dari Melakukan revisi tingkat kesiapan
pengikut yang tingkat kesiapannya pengikut secara berkala dengan
tinggi untuk membantu supervisi pada menyesuaikan pada perkembangan
tingkat kesiapan yang rendah. Catatan teknologi digital informasi, baik dalam
utama dalam strategi ini adalah adanya perangkat keras (prosesor, jaringan
jaminan bahwa manajemen tingkat internet, server, dsb) maupun dalam
menengah ini dapat menjadi perangkat lunak (sistem operasi,

12
PRIMANOMICS : JURNAL EKONOMI DAN BISNIS - VOL. 17. NO. 1 (2019)
Versi Online Tersedia di : https://jurnal.ubd.ac.id/index.php/ds
| 1412-632X (Cetak) | 2614-6789 (Online) |

program, coding, sistem keamanan, website, aplikasi ponsel, dsb).

REFERENSI 1). Infografik dalam Indonesia To


Become A Leading Nation For Tech
Blanchard, K. H (1985). A Situational Start-ups? (INFOGRAPHIC).
Approach to Managing People. Retrieved from Tech in Asia
Blanchard Training and Website:
Development. https://cdn.techinasia.com/wp-
Esther, M. (2011). Creating Effective content/upload/2011/11/Digital
Leaders Through Situational _Media_In_Indonesia_English.jpg
Leadership Approcah (Bachelor’s Nadya. (2017, November 19). Infografis
Thesis). Finlandia: JAMK dalam artikel melihat perjalanan 4
University of Applied Science. Startup “Unicorn” asal Indonesia.
Hersey, P., & Blanchard, K. H. (1988). Retrieved from Tirto Indonesia:
Management of Organizational https://mmc.tirto.id/image/2017
Behavior (5 Edition). New Jersey:
th /11/17/Unicorn-Indonesia-
Prentice Hall. MILD-Nadya.jpg
Mathi, K., Lauren, D., Personiafy, &
Sugiarto, O. I. (2011, November

13

Anda mungkin juga menyukai