Anda di halaman 1dari 5

SENI TARI

SINOPSIS

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. NURHALIZA

2. IRFAN SYAPUTRA

3. TIWI VALENCIA SHAFIRA

4. RIFKI RAMDHAN

5. KEVIN FERDI ALAMSYAH

SMA NEGERI 3 KOTA BENGKULU


A. Tari Persembahan
Tari Persembahan atau Tari Sekapur Sirih merupakan tarian adat yang berasal dari Provinsi
Jambi, namun seiring waktu meluas ke beberapa daerah seperti Riau dan Kepulauan Riau.
Sesuai fungsinya, nama “sekapur sirih” dalam bahasa melayu diartikan sebagai penyambutan
atau penerimaan tamu. Tarian ini sebagai simbol kebiasaan masyarakat Jambi dalam tata cara
penyambutan tamu.

Sejarah Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih diciptakan oleh seorang seniman sekaligus putra daerah Firdaus Chatap.
Pada awal diciptakan, tari ini hanya meliputi gerakan-gerakan sederhana, meski begitu tari ini
memiliki makna tersendiri yang cukup dalam. Tarian ini kemudian mulai populer dan dikenal
oleh masyarakat sekitar tahun 1962. Setelah itu, tari ini mulai dikembangkan dan
disempurnakan oleh beberapa seniman sehingga tarian ini terasa lebih megah.

Di tahun 1967 gerakan dalam tarian ini dikreasikan ulang oleh OK Hendrik BBA, dan iringan
musiknya ditata lagi oleh Taralamsyah Saragih dengan memasukkan musik-musik lokal dari Jambi,
salah satunya adalah lagu “Jeruk Purut” yang sususan liriknya dibantu oleh Marzuki Lazim. Semua
ide tersebut berasal dari R.A Rachman.

Tarian ini mulai banyak diperagakan oleh masyarakat Jambi, namun pada tahun 1981
gerakan pada tarian ini mengalami perubahan lagi karena dianggap kurang cocok dengan
budaya masyarakat Jambi, sehingga OK Hendrik menghilangkan  beberapa gerakannya
seperti gerak memakai stagen, memakai kalung dan merapikan sanggul kemudian diganti
dengan gerakan baru. 

Makna Tari Sekapur Sirih

Tarian ini merupakan simbol dari masyarakat atas keterbukaan mereka menerima dan
menyambut tamu. Tari ini menyimbolkan sambutan yang putih, muka yang jernih dan
keramahan dalam setiap gerakannya yang lembut dan halus. Dan hingga saat ini, tarian ini
masih menjadi andalan masyarakat Jambi sebagai ucapan selamat datang kepada tamu.

Selain itu, tarian ini juga dimaknai sebagai rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat ketika
sedang menerima tamu.
Pertunjukan Tari Sekapur Sirih

Dalam sebuah pertunjukan tari, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah penari,
gerakan, busana serta properti lain penunjang tari. 

Jumlah Penari

Tari Sekapur Sirih terdiri dari 5 penari atau lebih, biasanya dalam jumlah ganjil. Diiringi
dengan perpaduan antarara gong, kulintang, suling, dan redap.

Jumlah penari ganjil karena salah satu dari penari harus membawa lengguai. Untuk
keselarasan bentuk, penari pembawa lengguai berada di tengah diantara yang lain. Lengguai
tersebut biasanya diberikan kepada tamu agung sebagai bentuk penghormatan.

Gerakan Tari Sekapur Sirih

Gerakan dalam tarian ini menggambarkan para gadis yang bersolek dengan suka cita. Tari ini
memiliki gerakan ciri khas yaitu penyerahan sekapur sirih kepada tamu sebagai simbol
selamat datang di akhir tarian. 

Pada Tari Sekapur Sirih, terdapat tiga gerakan terstruktur yang dibagi menjadi gerak awal,
gerak inti, dan gerak akhir. Penjelasannya sebagai berikut:

Gerak Awal

Gerak awal digambarkan dengan suasana para gadis Jambi sedang bersolek agar terlihat
menawan di hadapan para tamu. Gerakan ini bermakna bahwa masyarakat siap menyambut
tamu dengan berdandan rapi.

Gerak Inti

Gerak inti merupakan gerak utama dalam tarian ini, digambarkan dengan gerakan lemah
lembut, sopan santun dan hormat kepada tamu. Gerakan ini bermakna bahwa masyarakat
akan melayani tamu dengan sopan santun.

Gerak Akhir

Gerak akhir menggambarkan suka cita ketika tamu datang ke Jambi bersamaan dengan
penyerahan sekapur sirih sebagai tanda bahwa tamu telah diterima di Jambi.

Pola Lantai

Pola lantai yang digunakan dalam tarian ini tidak sulit namun berubah-ubah tergantung model
tarian yang ditampilkan. Biasanya pola lantai Tari Sekapur Sirih menggunakan pola setengah
lingkaran, sejajar atau campuran.

Tari ini disebut-sebut sebagai tarian yang memiliki gerakan maknawai karena setiap gerakan
dalam tarian ini memiliki suatu makna yang sesuai dengan kebiasaan rakyat Jambi.
Properti Tari

Sebagian besar pertunjukan tari selalu membutuhkan properti sebagai penunjang performa
penampilannya, berikut beberapa properti Tari Sekapur Sirih:

Cerano

Cerano merupakan atribut utama dalam tarian ini. Cerano berbentuk kotak dan digunkana
sebagai tempat sekapur sirih yang akan diserahkan kepada tamu di akhir pementasan.
Sekapur sirih ini nantinya akan dipersilahkan kepada tamu yang datang untuk dicicipi dan
sebagai sarat bahwa ia telah datang ke Provinsi Jambi.

Payung 

Payung akan digunakan jika terdapat penari pria dalam pementasannya. Payung ini sebagai
properti penari pria untuk mengawal penari wanita menuju panggung. Penari pria akan
mengikuti langkah penari wanita sembari memayunginya menuju panggung pementasan
sebagai sebuah bentuk perlindungan. Payung ini juga yang nantinya akan digunakan untuk
memayungi tamu sebagai bentuk penyambutan.

Keris

Keris merupakan properti yang dipakai oleh penari pria. Penggunakan keris ini dimaksudkan
untuk menambahkan kesan gagah dan berani untuk melindungi penari wanita.

Ikat Pinggang

Ikat pinggang yang digunakan dalam tarian ini berbahan dasar kulit dan dihiasi dengan
beludru dan sulaman payet atau tenunan benang sutra berwarna emas. Dalam penggunaanya,
ikat pinggang ini dilengkapi dengan pending.

Pending merupakan pengancing ikat pinggang dengan beragam motif. Pending berbentuk
bujur,bulat atau segi empat. Setiap ornamen dalam tarian ini didominasi oleh warna emas
yang mengkilau.

Busana Tarian

Tari Sekapur Sirih menggunakan baju kurung yang merupakan baju tradisional Jambi dan
dilengkapi dengan kain songket asli. Terdapat dua jenis baju kurung diantaranya, baju kurung
resmi untuk acara formal dan baju kurus yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Kedua
baju tersebut memiliki perbedaan pada warna dan aksesoris.
B. Tari Pedang
Tari Pedang adalah tarian yang memiliki makna rasa hormat masyarakat Kota Bengkulu
kepada tamu agung, yang siap memberikan penjagaan sebagai bentuk jaminan keamanan,
agar merasa tercipta kenyamanan selama berada di Kota Bengkulu.

Seni tari ini memiliki tempat penting dalam masyarakat sehingga selalu dimanfaatkan dalam
berbagai kegiatan dalam kehidupan. Selain sebagai sarana hiburan yang dilihat keindahan
bentuknya, tari juga berfungsi sebagai sarana upacara ritual. Faktor utama tari dalam upacara
ritual bukan semata melihat keindahannya, tetapi memperlihatkan simbol yang menjadi suatu
kekuatan dalam suatu upacara ritual dan memiliki makna tersendiri yang dapat memengaruhi
serta mengatur alam sekitarnya sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat
pendukungnya

Anda mungkin juga menyukai