Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI KEPRIBADIAN DAN KONSEP DASAR ETIKA


PROFESI KEGURUAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Guru

Dari Dosen : Yusuf Hamdan, S.Sy.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Agus

Susan Susanti

Siti Habibah

Ucun Nurlela

Hani Nuravni

Syifa Khofifah

Nisa Siti Khoeriyah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SABILI BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Kepribadian
B. Konsep Dasar Etika Profesi
C. Perkembangan Etika Profesi

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan
B. Kritik Dan Saran

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan inayah-Nya
makalah ini dapat tersusun dari awal sampai selesai dengan judul “TEORI KEPRIBADIAN
DAN KONSEP DASAR ETIKA PROFESI KEGURUAN”. Sholawat beserta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Pembimbing mata kuliah
“ETIKA PROFESI GURU”.

Serta ucapan terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan yang telah berkontribusi


dalam penyusunan makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan dan wawasan
bagi pembaca. Mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penulisan makalah ini.

Garut, 24 Februari 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai
suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan
sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah kapan saja..

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/


menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang tinggi. Ciri-ciri atau
kriteria suatu profesi ialah adanya kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku
anggota berserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut. Begitu
juga dengan guru. Guru memiliki kode etik karena guru merupakan salah satu profesi yang
ada di Indonesia berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1)
yang berbunyi: “Guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.

Saat ini perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi mendorong setiap
oranguntuk meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi
sehingga dalampenguasaan teknologi tersebut harus memperhatikan kode etik. Kode etik
merupakan sistemnorma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang baik,benar, apa yang tidak baik atau benar bagi profesional. Kode
etik juga menerangkan perbuatanyang salah atau benar, perbuatan yang harus dihindari
ataupun dilakukan. Tujuan kode etikadalah agar seorang profesional nantinya dapat
memberikan jasa sebaik mungkin kepadakonsumen atau pemakainya. Kode etik
tersebut diharapkan akan ditaati oleh setiap orang bukan karena paksaan. Dengan
adanya kode etik tersebut maka akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Dalam pemahaman kode etik sangat erat hubungannya dengan etikaprofesi. Etika profesi
sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang teknologi informasi.Kode etik profesi
merupakan bagian dari norma yang lebih umum yang ada dalam etikaprofesi. Kode etik
ini memperjelas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurnawalaupun
sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan mengenai teori kepribadian ?
2. Bagaimana konsep dasar etika profesi keguruan ?
3. Bagaimana perkembangan etika profesi guru ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui teori kepribadian
2. Untuk mengetahui konsep dasar etika profesi keguruan
3. Untuk mengetahui perkembangan etika profesi guru
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI KEPRIBADIAN

1. Pengertian Kepribadian

Menurut Psikologi Modern kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisisi individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara
unik. John Milton Yinger mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari perilaku
seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau berhubungan dengan
serangkaian situasi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu perpaduan yang
utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, serta juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu
tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.

Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita. Kepribadian juga


merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap realita. Dan dengan arti yang lain,
kepribadian manusia adalah pola pikir („aqliyah) dan pola jiwa (an-nafsiyah).

2. Teori Kepribadian Menurut Para Ahli

a. Teori kepribadian Freud

Peran penting dari ketidaksadaran beserta insting-insting seks dan agresi yang ada di
dalamnya dalam pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan monumental Freud.
Sistematik yang dipakai Freud dalam mendiskripsi kepribadian menjadi tiga pokok yaitu:
struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian.

Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar, dan tak sadar.
Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni:  id, ego dan
super-ego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi
melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya.

Dalam teori psikoanalisis sigmund freud, kepribadian dipandang sebagai suatu


struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan superego ketiga sistem
kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas.

 Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat naluri-
naluri bawaan. Untuk  dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak
sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem terebut
untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dalam menjalankan
fungsi dan operasinya, id bertujuan untuk menghindari keadaan tidak menyenangkan
dan mencapai keadaan yang menyenangkan.
 Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada
dunia objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan. Ego tebentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak
dengan dunia luar. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya
memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh individu.
 Superego,  adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang
sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk)..

b. Teori kepribadian Skinner

Skinner merupakan tokoh yang memang tidak memiliki ketertarikan terhadap struktural
dari kepribadian karena menurut skinner dapat didapatkan dari sebuah ilusi yang dapat
dijelaskan dan diprediksi dengan sebuah tingkah laku di dalam kepribadian, namun tingkah
laku dapat dirubah juga dikontrol dengan mengubah suatu lingkungan, dalam hal ini juga
skinner menitikberatkan ke dalam tingkah laku yang dapat dirubah. Unsur kepribadian
menurut skinner yang relative tetap adalah tingkah laku dan dapat diklasifikasikan menjadi
dua diantaranya:

 Tingkah laku dari responden (respondent behaviour) merupkan respon yang


dihasilkan untuk dapat menjawab sebuah stimulus yang memiliki hubungan dengan
spontan termasuk di didalamnya respon reflek
 Tingkah laku operan (operant behviour) merupakan sebuh respon yang dimunculkan
sebuah organisme dengan tidak adanya stimulus yang secara langsung memaksa
terjadinya suatu respon, di dalam formulasi sistem tingkah laku, skinner juga
meembedakan dua tipe respon tingkah laku yaitu responden dan juga operan. tingkah
laku responden sendiri merupakan sesuatu yang spesifik dapat ditimbulkan dengan
stimulus yang dikenal.

c. Teori kepribadian Abraham Maslow

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik Maslow percaya


bahwa manusia  tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin.Teorinya
yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of
Needs atau Hierarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi
pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Dalam teori kebutuhan Maslow, ketika
kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi maka kebutuhan berikutnya menjadi dominan. Dari
sudut pandang motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan
yang benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak
memerlukan motivasi lagi.
Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk
merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi
diri. Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di
sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang
dengan keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan
masalah kesehatan  mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia  baru dapat mengalami
"puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun
sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia  yang mengaktualisasikan dirinya, dapat
memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi
dirinya.
Pada tahun 1970 dan 1971, hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow telah
mengalami revisi. Pada tahun 1970, Maslow membagi kecenderungan perilaku manusia yang
terdapat pada aktualisasi diri menjadi 2, yaitu kebutuhan kognitif dan kebutuhan estetika.
Pada tahun 1791, Maslow kemudian menemukan bahwa manusia dapat mengaktualisasikan
dirinya melalui kemampuan dan pengalaman sendiri. Maslow menyebutkan bahwa
kemampuan itu disebut sebagai kemampuan transendensi diri. Akan tetapi Maslow tidak
pernah memasukkan self transcendence ke dalam hierarki kebutuhannya. Tetapi peneliti
penerus Maslow seperti Henry Gleitman Alan Fridlund, dan Daniel Reisberg memasukkan
self transcendence sebagai hierarki paling tinggi dalam hierarki kebutuhan Maslow. Hierarki
kebutuhan manusia yang terbaru terdiri dari delapan level, yaitu: kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kognitif,
kebutuhan estetika, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan transendensi.

B. KONSEP DASAR ETIKA PROFESI KEGURUAN


Tinjauan Umum Etika Profesi
1. NORMA
Norma (dalam ilmu sosiologi) adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan
melalui lingkungan sosialnya.Untuk memulihkan ketertiban dan menciptakan
kestabilan, diperlukan sarana pendukung yaitu organisasi masyarakat. Yang dalam
pelaksanaanya dilandasi oleh kode etik tertentu sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Norma dibagi menjadi 2 macam yaitu norma umum atau norma yang bersifat
universal ( misalnya : norma sopan santun, norma hukum dan norma moral) dan
norma khusus atau norma yang berlaku dalam bidang kehidupan yang lebih sempit.
2. BUDAYA
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu “budhayah” jamak dari
“buddhi” yang artinya budi atau akal. Kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai unsur – unsur
kebudayaan, antara lain:
- Melvile J. Herskovit menyebutkan 4 unsur pokok , yaitu alat – alat teknologi, sistem
ekonomi, keluarga dan kekuasaan politik.
- Bronislaw Malinowski menyebutkan 4 unsur pokok, yaitu sistem norma yang
memungkinkan kerjasama antara anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, organisasi ekonomi, alat – alat atau lembaga – lembaga pendidikan
dan organisasi politik.
3. ETIKA
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat kebiasaan. Berdasarkan asal – usul kata tersebut, maka Etika berarti Ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dapat mengantarkan
manusia pada sifat kritis dan rasional. Etika juga memberikan bekal kepada manusia
untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma.
4. MORAL
Moral adalah nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moralitas adalah system nilai
tentang bagaimana kita harus hidup dengan baik sebagai manusia. Klasifikasi
Moralitas menurut sumaryono ada 2 macam yaitu:
a. Moralitas Obyektif : Moralitas yang melihat perbuatan sebagaimana
adanya.
b. Moralitas Subyektif : Moralitas yang melihat perbuatan yang dipengaruhi
oleh pengetahuan dan perjhatian pelakunya.

C. PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

1. Pengertian etika

Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat
kebiasaan. Berdasarkan asal – usul kata tersebut, maka Etika berarti Ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika dapat mengantarkan manusia pada
sifat kritis dan rasional. Etika juga memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap
yang rasional terhadap semua norma.
Etika didefenisikan sebagai “A set of rules that define right and wrong conducts” (William
C. Frederick, 1998:52). Seperangkat aturan/undang-undang yang menentukan pada perilaku
benar dan salah. Lebih lanjut dijelaskan bahwa aturan perilaku etik ketika tingkah laku kita
diterima masyarakat, dan sebaliknya manakala perilaku kita ditolak oleh masyarakat karena
dinilai sebagai perbuatan salah

 Berdasarka Nilai dan Norma yang terkandung didalamnya, etika dikelompokan


menjadi 2 yaitu etika deskriptif atau etika yang berbicara tentang fakta (sesuai situasi
dan realitas yang ada didalam masyarakat) dan etika normatif atau etika yang
memberikan penilaian serta himbauankepada manusai tentang bagaimana harus
bertindak sesuai norma yang berlaku.
 Etika secara umum dapat dibagi menjadi Etika umum yang dapat dianaogkan dengan
ilmu pengetahuan,yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori dan
Etika khusus yang merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.Etika khusus dibagi Etika individual, yaitu menyangkut
kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri dan Etika sosial, yaitu berbicara
mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat
manusia.bidang-bidang etika sosial terdiri dari sikap terhadap sesama, etika keluarga,
etika profesi, etika politik, etika lingkungan dan etika idiologi
 Sanksi yang timbul atas pelanggaran Etika:
a. Sanksi Sosial : Berupa teguran dari masyarakat hingga pengucilan.
b. Sanksi Hukum : Hukum pidana atau perdata
2. Pengertian profesi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apa yang dimaksud profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan dan kejuruan tertentu.
Mengutip buku Etika Profesi: Membangun Profesionalisme Diri oleh Sukarman Purba, Astuti
Astuti, dan Juniyanto Gulo, profesi adalah segala seutu hal yang berkaitan dengan bidang
yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi berasal dari
bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila
artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja”
untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam
arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan
sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Agar lebih
memahami Profesi, berikut pendapat para ahli:
a. Muhammad dalam Yuwono “Profesi adalah pekerjaan tetap bidang tertentu
berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab, dengan tujuan
memperoleh penghasilan.”
b. K. BERTENS Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.
c. Menurut Sanusi et all (1991) mengatakan bahwa profesi adalah Suatu jabatan yang
memiliki fungsi dan signifikan yang menentukan (erusial).
d. SCHEIN, E.H Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun
suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
e. PAUL F. COMENISCH Profesi adalah “komunitas moral” yang memiliki cita-cita
dan nilai bersama
Jika dilihat dari pengertian profesi tersebut, maka disimpulkan bahwa profesi merupakan
sebuah pekerjaan yang telah dikhususkan berdasarkan keahlian dan kemampuan yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

3. Pentingnya Etika profesi


Pentingnya etika profesi sangat besar bagi seluruh profesi yang ada. Menurut Martin
(1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the performance index or
reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam
batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok
sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia,
etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik
sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan
bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-
rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. etika adalah refleksi dari
apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari
dan untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan
berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan
berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu
hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.
Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi
dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di
sisi lain melindungi masyarakat   dari   segala   bentuk   penyimpangan   maupun   penyalah-
gunaan   kehlian (Wignjosoebroto, 1999).
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran
kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual
dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah
pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai
idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

4. Kode Etik Profesi


Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda
yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita,
keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan
peraturan yang sistematis. Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat
kerja.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Profesi adalah suatu Moral Community
(Masyarakat Moral) yang memiliki citacita dan nilai-nilai bersama.
Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negative dari suatu profesi, sehingga
kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga
menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.
Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar
kode etik.

5. Sanksi pelanggaran kode etik :


a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah
terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan
profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik.
Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik;
seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan
kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepribadian adalah metode berfikir manusia terhadap realita. Kepribadian juga
merupakan kecenderungan-kecenderungan terhadap realita. Dan dengan arti yang lain,
kepribadian manusia adalah pola pikir („aqliyah) dan pola jiwa (an-nafsiyah). teori
psikoanalisis sigmund freud, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari
tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan superego ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain
saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas. Unsur kepribadian menurut skinner yang
relative tetap adalah tingkah laku dan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Tingkah laku
dari responden dan Tingkah laku operan (operant behviour). Dalam teori kebutuhan Maslow,
ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi maka kebutuhan berikutnya menjadi
dominan. Maslow membagi kecenderungan perilaku manusia yang terdapat
pada aktualisasi diri menjadi 2, yaitu kebutuhan kognitif dan kebutuhan estetika.

Tinjauan umum etika profesi terbagi atas empat bagian yaitu norma, budaya, etika dan
moral. Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat kebiasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apa yang dimaksud profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan dan kejuruan
tertentu.

Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan
lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika
profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk
yang lebih sempurna walaupun sebenarnya normanorma tersebut sudah tersirat dalam etika
profesi.

Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara
jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa
yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
profesional.

B. KRITIK DAN SARAN


Dalam pembuatan makalah ini Kami menyadari terdapat banyak kekurangan, baik dalam
penulisan maupun penyampaian materi, maka dengan itu Kami mohon kritik dan saran agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya Kami menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho J Setiadi, perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan, dan
Keinginan Konsumen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 62.

Yadi Purwanto, Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah Perspektif Psikologi
Islam (Surakarta: Refika Aditama, 2007), 254

https://psikologi.ustjogja.ac.id/index.php/2015/11/05/teori-kepribadian-sigmund-freud/
#:~:text=Pada%20tahun%201923%20Freud%20mengenalkan,%2C%20ego%20dan%20super
%2Dego.&text=Id%20adalah%20sistem%20kepribadian%20yang,seperti%20insting%2C
%20impuls%20dan%20drives.

https://dosenpsikologi.com/teori-skinner-dalam-psikologi-kepribadian

Sarlito W. Sarwono. 2002. Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi.


Jakarta: Bulan Bintang. Hlm. 174-178.

Abraham H. Maslow. 1986. Farther Reaches of Human Nature. New York: Orbis Book. Hlm.
260-280, 299.

https://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow

 https://money.kompas.com/read/2022/01/03/210000526/berbeda-dengan-pekerjaan-apa-itu-
profesi-.
https://slideplayer.info/slide/13658182/

https://prodi4.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2020/2020/Modul/Semester%207/
MODUL_etika_d4%202019/etika%20profesi%20d4%202019.pdf

Anda mungkin juga menyukai