1 TINJAUAN PUSTAKA
berikut :
selama 35 Menit.
2-1
(Sumber : PT. Agung Jaya Mining)
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi
Jaya Mining terletak pada 119° 48’ 13.30” – 119° 48’ 28.33” BT dan 0°
2-2
(Sumber : PT. Agung Jaya Mining)
Gambar 1.2 Peta IUP PT. ASgung Jaya Mining
2.1.3 Topografi
a. Peruntukan Lahan
b. Morfologi
2-3
Lokasi kegiatan operasi PT. Agung Jaya Mining mempunyai bentuk
topografi yang cukup variatif, yakni datar, landai dan perbukitan terjal.
operasi produksi PT. Agung Jaya Mining Utama meliputi permukiman dan
litologi serpih, batu pasir, konglomerat, batu gamping dan rijang termasuk
terdapat di wilayah studi adalah kekar (rekahan) dan sesar turun. Sesar
turun ditandai dengan penjajaran mata air sepanjang zona sesar, tebing
yang terjal, gawir sesar (triangular face dan cermin sesar), hancuran
batuan dan pada pada peta topografi dicirikan oleh adanya kontur yang
2-4
2.1.4 Stratigrafi
litologi serpih, batu pasir, konglomerat, batu gamping dan rijang termasuk
terdapat di wilayah studi adalah kekar (rekahan) dan sesar turun. Sesar
turun ditandai dengan penjajaran mata air sepanjang zona sesar, tebing
yang terjal, gawir sesar (triangular face dan cermin sesar), hancuran
batuan dan pada pada peta topografi dicirikan oleh adanya kontur yang
2-5
Satuan ini penyebarannya cukup luas yaitu menempati kurang lebih
Ciri dari satuan ini adalah berelief sedang hingga besar dengan
Batuan penyusun satuan ini terdiri dari satuan batu gamping, batu
pasir, dan satuan batu lempung. Sebaran satuan ini terutama menempati
daerah bagian selatan, mulai dari G.Batiro ( 446 m ) ke arah timur hingga
daerah lampoloan.
Satuan ini menempati kurang lebih 25% dari luas seluruh daerah
mulai dari daerah Maleni di utara menerus ke arah barat daya hingga
daerah Salubomba.
Satuan geomorfologi ini bercirikan antara lain elevasi tidak lebih dari 30 m
gamping koral dan batuan batuan lain yang umumnya telah berubah.
2-6
2.2 Landasan Teori
jenis dan kapasitas produksi alat yang akan digunakan perlu disesuaikan
produksi alat yang masih mungkin dicapai oleh alat tersebut. Namun pada
kenyataannya hal ini sangat sukar dicapai, oleh karena adanya faktor-
maksimal, baik oleh kondisi material, kondisi alat, maupun kondisi alam.
1. Faktor Pengembangan
material adalah
2-7
..........................................................
2. Faktor Pengisian
pengisian suatu alat muat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
ukuran butir material, kondisi material, dan jumlah stock material yang
berlangsung
isian bucket
2-8
Sumber : Caterpillar Performance Handbook Edition 33
a. Mechanichal Availability
digunakan adalah :
............................................................
Dimana :
b. Physical Availibility
2-9
digunakan adalah
............................................................
Dimana :
c. Use of Availability
.........................................................................
Dimana
2-10
S = Waktu standby atau jumlah jam kerja alat yang tidak terpakai
d. Effective Utilization
.............................................................
Dimana
e. Efisiensi kerja
2-11
1). Waktu kerja (W) yaitu waktu yang digunakan alat untuk berproduksi
variabel yaitu:
b) Waktu delay (Wd) yaitu waktu hambatan yang terdiri dari waktu
2). Waktu standby (Ws) yaitu waktu yang tidak dapat dipergunakan
operasi.
3). Waktu repair (Wr) yaitu waktu perbaikan pada saat jam operasi
berlangsung.
..............................................................
....................................................................
.............................
Dimana :
2-12
Wk = Total kehilangan waktu kerja (menit)
Wd = Waktu delay
Ws = Waktu standby
Wr = Waktu repair
Efisiensi Kerja
sekali
antara waktu efektif (We) dengan waktu kerja yang tersedia (T). Hal ini
produksi alat, semakin banyak waktu efektif yang digunakan untuk alat
4. Faktor Material
2-13
Material yang dikerjakan merupakan batuan beku yang dibongkar
6. Iklim
memperkecil jumlah hari kerja atau jam kerja yang produktif. Bila hujan
yang terjadi cukup lebat, maka jalan pengangkutan menjadi sangat licin
7. Suasana Kerja
yang diharapkan.
kerja antara alat muat dan alat angkut perlu mendapatkan perhatian,
2-14
sehingga nantinya tidak terjadi kekurangan alat maupun kelebihan alat
angkut yang dilayani dalam satu alat muat sehingga dapat mengganggu
aktivitas penambangan.
pola kerja antara satu alat muat dengan beberapa alat angkut yang
keserasian kerja alat. Besarnya harga faktor keserasian kerja dari setiap
waktu edar dan jumlah alat muat yang dikombinasikan dengan alat
.......................................................................
Dimana :
Lt = Waktu muat (jumlah waktu yang dibutuhkan oleh alat muat untuk
2-15
Proses pembongkaran material batuan dilakukan dengan
digunakan persamaan :
................................................
Dimana :
2-16
Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
adalah :
....................................................
Dimana :
n = Jumlah pengisian
MF =
2-17
Dimana :
MF = Match Factor
alat dapat berfariasi dengan jarak angkut dengan kapasitas alat yang
MF < 1 : Berarti kerja alat muat kurang dari 100 % dan factor kerja
alat angkut kurang 100 %. Jadi kemampuan alat muat lebih besar dari
pada alat angkut, sehingga terjadi waktu menunggu pada alat muat.
MF > 1 : Berarti kerja alat muat kurang dari 100 % dan kerja alat
angkut kurang dari 100 %. Jadi kemampuan alat angkut lebih besar
dari pada alat muat, sehingga terjadi waktu menunggu pada alat
angkut.
MF = 1 : Berarti kerja alat muat dan alat angkut sama besar atau
serasi, sehingga tidak terjadi waktu terjadi waktu menunggu pada alat
2-18