Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN EKSPLORASI

PT. NABELO SARRO KAMPOU

RencanaPenambanganBatuan
Desa Palau KecamatanBalaesangTanjung
KabupatenDonggala

SK Gubernur
No. 540/574/IUP-E/DPMPTSP/2017
Provinsi Sulawesi Tengah 2018
KATA PENGANTAR

PT. NABELO SARRO KAMPOU adalah Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan

bahan galian batuan. Dengan melihat kondisi permintaan bahan material batuan yang diperuntukkan

untuk kegiatan proyek pekerjaan pembangunan/rehabilitasi jalan negara dan jalan daerah,

pembangunan jembatan, bandar udara, irigasi dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, mengingat

pekerjaan yang dilakukan membutuhkan bahan galian batuan maka dilakukan upaya perizinan

terhadap bahan galian batuan yang akan digunakan. Dalam perizinan batuan, dokumen atau laporan

Eksplorasi adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan

penambangan dengan mengetahui jumlah cadangan PT. NABELO SARRO KAMPOU dan sebagai

salah satu syarat untuk meningkatkan izin Eksplorasi menjadi izin operasi produksi.

Pempraksara atas nama perusahaan mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan dokumen atau laporan eksplorasi PT. NABELO SARRO

KAMPOU.

Palu, 27 Juni 2018

PT. NABELO SARRO KAMPOU

NAWAWI S. KILAT
Direktur Utama
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 1

1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan ................................................................... 1

1.4. Keadaan Umum daerah penyelidikan ..................................................... 2

1.5. Waktu Penyelidikan ................................................................................. 2

1.6. Metode Penyelidikan .............................................................................. 2

BAB II : KEADAAN GEOLOGI

2.1. Geologi Regional .................................................................................... 4

2.2. Geologi Daerah Penyelidikan dan Sumber daya .................................... 7

BAB III : KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan ............................................................ 9

3.2. Penyelidikan Lapangan ......................................................................... 10

BAB IV : HASIL PENYELIDIKAN

4.1. Geologi .................................................................................................. 12

4.2. Estimasi Sumber Daya/Cadangan ........................................................ 12

BAB V : KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 17


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perhitungan Sumber Daya ............................................................................. 13

Tabel 4.2 Sumber Daya batas panggilan pada elevasi 40.5m ........................................ 14

Tabel 4.3 Estimasi Cadangan .................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Studi kelayakan ini merupakan tindak lanjut terbitnya surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah

Nomor : 540/574/IUP-E/DPMPTSP/2017tentang IUP Eksplorasi PT. Nabelo Sarro Kampou tentang

persetujuan Izin Usaha Pertambangan Ekplorasi PT. NABELO SARRO KAMPOU, dengan

komoditas Batuan yang berlokasi di wilayah desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten

Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Penyelidikan awal yang telah dilakukan berupa studi pustaka

serta peninjauan langsung ke lokasi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN.

Maksud dan tujuan penyelidikan awal ini adalah untuk menghimpun data awal sebagai dasar untuk

melakukan studi analisis mengenai potensi sumber daya bahan galian batuan yang terdapat di lokasi

penyelidikan sehingga dapat mengetahui bahan galian berupa batuan ini prospek atau tidaknya untuk

ditambang berdasarkan estimasi sumber daya dan cadangan.

1.3. LOKASI DAERAH PENYELIDIKAN

Secara administratif lokasi penyelidikan terletak di desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung

Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Secara Geografis terletak pada 119° 47’ 35,59” BT,

0°6’ 29.58”LS.

1.4. KEADAAN UMUM DAERAH PENYELIDIKAN

Sarana dan Prasarana jalan di daerah penyelidikan, yang secara umum dalam kondisi cukup baik,

penggunaan lahan dilokasi penyelidikan sebagian kecil terdiri dari perkebunan yaitu tanaman jati dan

sisanya masih ditutupi tumbuhan hutan serta semak belukar. Fungsi kawasan pada IUP

Eksplorasi
PT. NABELO SARRO KAMPOU yaitu merupakan APL (Area Penggunaan Lainnya) dan Hutan

Lindung berada sekitar 10 km ke arah barat.

1.5. WAKTU

Seluruh rangkaian kegiatan penyelidikan awal ini, mulai dari persiapan pekerjaan lapangan, hingga

penyusunan laporan telah dilaksanakan dalam periode bulan januari sampai dengan mei 2018.

1.6. METODE PENYELIDIKAN

Kegiatan Penyelidikan awal ini meliputi tahapan pekerjaan persiapan, kegiatan survey atau pekerjaan

lapangan dan pekerjaan studio. Metode penyelidikan yang digunakan untuk setiap tahap pekerjaan

adalah sebagai berikut :

a. Metode penyelidikan lapangan.

Metode penyelidikan lapangan yang dilakukan meliputi identifikasi serta pengamatan, pengeplotan

lokasi pengamatan. Selain itu juga dilakukan pengamatan geologi lapangan, meliputi geomorfologi,

jenis batuan, serta penyebarannya.

b. Pekerjaan studio.

Dalam tahap pekerjaan studio ini seluruh data hasil analisis dan evaluasi dari kegiatan penyelidikan

ini selanjutnya disajikan dalam bentuk lapotan yang dilengkapi peta-peta dan foto dokumentasi

kegiatan di lapangan.
BAB II
KEADAAN GEOLOGI

2.1 GEOLOGI REGIONAL

2.1.1 Geomorfologi Regional

Geomorfologi regional secara fisiografi daerah Donggala (Pantai Barat) terdiri dari

pematang timur dan pematang barat, kedua-duanya berarah Utara-Selatan dan terpisahkan oleh

lembah Palu (Fossa Sarassina). Pematang Barat didekat Palu hingga lebih dari 200 meter tingginya,

tetapi di Donggala menurun hingga 1,900 meter, dan menghubungkan pegunungan Sulawesi Tengah

dengan Lengan Utara.

2.1.2 Stratigrafi Regional

Stratigrafi regional, batuan tertua di daerah yang dipetakan adalah metamorf dan tersingkap hanya

pada pematang timur yang merupakan intinya. Kompleks itu terdiri dari sekis,

ampibolit,sekis,genesis dan pualam. Sekis terdapat benyak di sisi Barat, sedangkan genesis dan

pualam terdapat banyak di sisi Timur. Tubuh-tubuh intrusi tak terpetakan, umumnya selebar kurang

dari 50 meter, menerobos kompleks batuan metamorf, dengan berjangka dari diorite hingga

grnodiorit. Umur metamorfisme tak diketahui, tetapi boleh jadi Pra-Tersier. Brouwer (1947)

berpendapat, bahwa sekis yang tersingkap di seantero Sulawesi berumur Palezoikum.

Formasi Tinombo / (Tts), menurut Alburg (1913), bahwa rangkaian ini tersingkap luas, baik di

pematang timur maupun pematang barat. Batuan ini menindih kompleks metamorf secara tidak

selaras. Didalamnya terkandung rombakan yang berasal dari batuan metamorf. Endapan ini terutama

terdiri dari serpih, batupasir, konglomerat, rijang, radiolarian dan batuan gunung api yang diendapkan

didalam lingkungan laut. Molasa Celebes Sarasin / (Tmc), menurut Sarasin (1901), batuan ini

terdapat pada ketinggian lebih rendah pada sisi-sisi kedua pematang, menindih secara tidak
selaras Formasi Tinombo dan Kompleks Metamorf, mengandung rombakan yangberasal dari

formasi-formasi yang lebih tua, dan terdiri dari konglomerat, batupasir, batulumpur, batugamping

koral dan napal yang semuanya hanya mengeras lemah. Didekat kompleks batuan metamorf pada

bagian Barat Pematang Timur endapan didekat sesar. Batuan-batuan itu kearah laut beralih jadi

batuan klastika berbutir halus. Di dekat Donggala sebelah Utara Enu dan sebelah Barat Labean

batuannya terutama terdiri dari batugamping dan napal mengandung Opercullina sp., Cycloclypeus

sp., Rotalia sp., Orbulina universa., Amphistegina sp.,Miliolidae, Globigerina, foraminifera

pasiran,ganggang gampingan, pelesipodo dan gastropoda. Sebuah contoh yang dipungut dari

tenggara Laebago selain fosil-fosil tersebut juga mengandung Miogysina sp., dan Lepidocyclina sp.,

yang menunjukkan umur Miosen (Pengenalan oleh kadar, Dierktorat Geologi). Foram tambahan yang

dikenali oleh Socal meliputi Planorbulina sp., Solenomeris sp., Textularia p., Acervulina sp.,

Siroclypeus sp., Reusella sp., Lethoporella, Lithophyllum dan Amphiroa. Socal mengirakan bahwa

fauna-fauna tersebut menunjukkan umur Miosen Tengah, dan pengendapannya di dalam laut

dangkal. Pada kedua sisi Teluk Palu, dan kemungkinan juga ditempat lain, endapan sungai Kuarter

juga dimasukkan ke dalam satuan ini.

Gambar 2.1. Peta Geologi PT. NABELO SARRO KAMPOU


Alluvium dan Endapan Pantai (Qal), berupa kerikil,pasir,lumpur dan batu gamping koral terbentuk

dalam lingkungan sungai, delta dan laut dangkal merupakan sedimen di daerah ini. Endapan itu boleh

jadi seluruhnya berumur Holosen. Didaerah dekt labean dan tambu terumbu koral membentuk bukit-

bukit rendah. Batuan intrusi telah diamati beberapa generasi intrusi. Dimana yang tertua ialah intrusi

andesit dan basal kecil-kecil di Semenanjung Donggala. Instrusi-instrusi kecil (selebar 50 meter)

yang umumnya terdiri dari diorite porfiri diorite dan granodiorit yang telah dipetakan tercirikan oleh

fenokris feldspar kalium sepanjang hingga 8 cm. Penanggalan Kalium/Aron telah dilakukan oleh

Gulf Oil Company terhadap dua contoh granodiorit di daerah ini. Instrusi yang tersingkap diantara

Palu dan Donggala memberikan penanggalan 31.0 juta tahu pada analisa kadar K/Ar dari feldspar.

Yang lainnya adalah suatu instrusi yang tidak dipetakan terletak kira-kira 15 km Timurlaut dari

Donggala, tersingkap dibawah koral Kuarter, memberikan penanggalan 8,6 juta tahun pada analisa

K/Ar dari biotit.

2.1.3 Struktur Geologi Regional

Secara regional struktur geologi orogenesa di Pulau Sulawesi mulai berlangsung sejak zaman Trias,

terutama pada Mandala Geologi Sulawesi Bagian Timur dimulai pada Kapur Akhir awal Tersier.

Perlipatan yang kuat menyebabkan terjadinya sesar anjak yang berlangsung pada Miosen Tengah di

lengan Timur Sulawesi dan bagian Tengah dari Mandala Geologi Sulawesi Barat, serta waktu yang

bersamaan dengan transgresi local berlangsung di lengan Tenggara Sulawesi, dan suatu aktivitas

vulkanik terjadi di lengan Utara dan Selatan.


2.2 GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN DAN SUMBER DAYA

2.2.1 Geomorfologi daerah penyelidikan.

Wilayah Kecamatan Balaesang Tanjung sebagian besar merupakan kawasan dengan ketinggian

wilayah pada umumnya berada antara 0 sampai 350 mdpl. Tingkat kemiringan tanah/lereng antara

datar sampai dengan curam dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Pantai dan dataran rendah yang memiliki kemiringan antara 0% sampai 5%

b. Sedangkan dibagian selatan merupakan daerah dataran tinggi dengan kemiringan

bervariasi antara 5% - 40%.

Adapun batuan yang ada di Wilayah kecamatan Balaesang Tanjung umumnya merupakan batuan

metamorf dan dalam formasi tinombo seperti serpih, batu pasir, konglomerat, batuan gunung api

terbesar diseluruh dataran wilayah ini.

Gambar 2.1 Peta Elevasi Ketinggian Lokasi PT. NABELO SARRO KAMPOU.
BAB III

KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. PENYELIDIKAN SEBELUM LAPANGAN.

Sebelum melakukan kegiatan lapangan, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan studi literatur

terhadap lokasi IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU. Kegiatan study literature ini mencakup

pengumpulan data terhadap :

1. Penyelidikan terdahulu

2. Keadaan geologi regional

3. Keadaan geologi daerah penelitian

4. Fungsi lahan dan kawasan hutan

5. Keadaan lingkungan dan masyarakat setempat

6. Dan lain-lain

3.1.1 Litologi

Berdasarkan litologi regional Daerah Palu secara stratigrafi masuk dalam Mandala Sulawesi Tengah

Batuan Magmatik potassic calc-alkaline berusia akhir Miosen di Sulawesi Tengah terdapat di bagian

kiri bentangan zona sesar Palu-Koro, dimana batuan granit di wilayah tersebut berkolerasi dengan

subduksi microcontinent Banggai-Sula dengan Pulau Sulawesi pada Pertengahan Miosen.

Berdasarkan aspek petrografi, batuan granit berumur Neogen tersebut dapat diklasifikasikan menjadi

tiga kelompok dari yang paling tua sampai dengan yang termuda untuk melihat karakteristik

perubahannya di masa mendatang. Pertama adalah KF-megacrystal bantalan granit yang kasar

(Granitoid-C) yang terdistribusi di bagian utara dan selatan wilayah palu-Koro yang berumur 8,39-

3,71 Ma, dimana dua karakteristik petrografi tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
biotit yang mengandung granit dan hornblende sebagai mineral mafik (4,15-3,71 Ma dan 7,05-6,43

Ma) dan biotit yang mengandung granit sebagai mineral mafik utama (8,39-7,11Ma). Kelompok

kedua adalah batuan granit medium mylonitic-gneissic (Granitoids-B) yang relative terdapat di derah

pusat (sekitar Palu-Kulawi) berupa medium grained granitoids yang kadang-kadang mengandung

xenoliths. Batuan granit ini juga dapat dibagi lagi menjadi hornblende-biotit yang terdistribusi di

bagian selatan (Saluwa-karangana) sekitar 5,46-4,05 Ma dan granit bantalan biotit yang berumur

3,78-3,21 Madi sekitar Kulawi. Kelompok ketiga adalah fine and biotite-poor granitoid (Granitoid-

A) kelompok batuan termuda yang tersebar di daerah Palu-Koro sekitar 3,07-1,76 Ma, yang Nampak

sebagai dyke kecil hasil potongan dari granit lain. Batuan tersebut berwarna putih bersih mengandung

sejumlah biotites.

3.1.2 Struktur

Kondisi geologi daerah penelitian kota Palu termasuk dalam Geologi Regional Lembah Palu (Rab

Sukamto, 1973) dan seperti yang tertuang dalam Peta Geologi Tinjau lembar Palu, Sulawesi, dengan

skala 1 : 250.000.

3.2 PENYELIDIKAN LAPANGAN

3.2.1. Pemetaan Geologi

Pemetaan Geologi dilakukan terhadap wilayah IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU. Pemetaan

geologi dimaksudkan untuk melihat, mengamati, mengukur, memetakan dan menganilisis kondisi

geologi dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang mencakup kondisi batuan penyusun,

strtigrafi, marfologi dan struktur geologi yang dijumpai pada daerah tersebut. Pemetaan ini juga

dilakukan guna mengetahui spot-spot/titik titik deposit material yang masuk dalam kawasan Izin

Usaha Pertambangan (IUP) Perusahaan, sehingga dapat membantu memberi petunjuk untuk

memilih/memulai titik mana yang akan dimulai penggalian/penambangan oleh perusahaan.


Gambar 3.2. Peta Geologi Regional dan Tektonik Pulau Sulawesi (Waheed Ahmad,2005)
3.2.2. Sumur Uji.

Pada kegiatan eksplorasi ini dilakukan penyelidikan kedalaman endapan batuan dibawah lapisan

tanah penutup dengan membuat sumur-uji. Pembuatan sumur uji ini bertujuan untuk mengetahui

kedalaman Top Soil yang bertujuan untuk menghitung estimasi sumber daya dan cadangan PT.

NABELO SARRO KAMPOU


BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN

4.1. GEOLOGI

Hasil penyelidikan geologi dilapangan wilayah IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU yang semua

wilayah IUP nya masuk dalam wilayah potensi batuan di Gunung Palau. Berdasarkan Peta Geologi

Tinjau Lembar Palu, Sulawesi Skala 1 : 250.000 (Sukamto,1973), IUP PT. NABELO SARRO

KAMPOU tersusun oleh Formasi Tinombo, Batuan yang berada di Gunung Palau pada umumnya

merupakan batuan beku intrusi yaitu Andesit.

4.2. ESTIMASI SUMBER DAYA/CADANGAN

Perhitungan sumber daya/cadangan terhadap lokasi IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU

menggunakan pendekatan rumus sederhana yanitu menghitung luas daerah dengan menggunakan

metode kontur, karena lokasi IUP berada pada pegunungan Palau.

4.2.1. Metode Perhitungan.

Dalam Perhitungan Sumber Daya bahan galian PT. NABELO SARRO KAMPOU dibagi menjadi 2

tahapan yaitu :

1. Tahapan perhitungan luas

Dalam tahapan perhitungan luas digunakan metode polygon dengan bantuan perangkat

lunak/software Arcgis

2. Tahapan perhitungan volume

Dalam tahapan perhitungan volume ini digunakan metode kontur menurut B.C. Craft dan M.F.
Hawkins (1959). (lihat lampiran)
4.2.2. Hasil Perhitungan.

Hasil perhitungan Estimasi sumber daya dan cadangan Batuan PT. NABELO SARRO
KAMPOU sebesar 29.473.750 m³. (lihat table 4.1).
No Luas (Ha) Luas (m2) Elevasi (m) E Rata-Rata (m) Surnber Daya (m3)

1 3.357107 33571.07 155-160 157.5 5287443.525

2 0.02906 290.6 50-55 52.5 15256.5

3 0.302528 3025.28 55-60 57.5 173953.6

4 0.376113 3761.13 60-65 623 235070.625

5 0.416929 4169.29 65-70 67.5 281427.075

6 0.550084 5500.84 70-75 72.5 398810.9

7 0.595821 5958.21 75-80 77.5 461761.275

8 0.532429 5324.29 80-85 82.5 439253.925

9 0.691525 6915.25 90-95 87.5 605084.375

10 0.512265 5122.65 90-97 92.5 473845.125

11 0.011121 111.21 60-65 62.5 6950.625

12 0.036692 366.92 65-70 67.5 24767.1

13 0.071554 715.54 72.5 72.5 51876.65

14 0.17309 1730.9 75-80 77.5 134144.75

15 0.281919 2819.19 80-85 82.5 232583.175

16 0.262602 2626.02 85-90 87.5 229776.75

17 0.310999 3109.99 90-95 92.5 287674.075

18 0.918254 9182.54 95-100 97.5 895297.65

19 0.732079 7320.79 100-105 102.5 750380.975

20 0.95728 9572.8 105-110 107.5 1029076

21 0.853571 8535.71 110-115 112.5 960267.375

22 0.810618 8106.18 115-120 117.5 952476.15

23 1.145896 11458.96 120-125 122.5 1403722.6

24 0.963029 9630.29 125-130 127.5 1227861.975


25 1.299823 12998.23 130-135 132.5 1722265.475

26 0.292896 2928.96 130-135 142.5 417376.8

27 1.759802 17598.02 135-140 137.5 2419727.75

28 0.672112 6721.12 140-145 142.5 957759.6

29 0.555837 5558.37 143-150 147.5 819859.575

30 0.791487 7914.87 150-155 152.5 1207017.675

31 0.143659 1436.59 165 165 237037.35

32 1.164672 11646.72 160-165 162.5 1892592

33 1.994079 19940.79 150-155 152.5 3040970.475

34 0.002304 23.04 145-150 142.5 3283.2

35 0.133625 1336.25 145-150 147.5 197096.875

JUMLAH 29.473.750 M³

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Estimasi Sumber Daya Dengan metode kontur

Secara administratif, IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU seluas 40 Ha (40.000 m²), akan tetapi

sebesar 2 Ha (2.000 m²) merupakan dataran yang mana peruntukannya adalah areal pengolahan dan

sarana prasarana PT. Nabelo Sarro Kampou, dan 12 Ha merupakan kawasan terjal/tebing tinggi

(akan dikaji kembali) sehingga tidak layak dilakukan penggalian/penambangan, sehingga yang

masuk dalam kawasan sumber daya dan cadangan terhitung pada luasan 26.000 m² dan masih sangat

potensi untuk dilakukan penambangan dengan batas elevasi Penambangan yaitu 40.5 m. (lihat Tabel

4.2).

Dengan melihat prosentasi perbandingan sirtu dan batu secara langsung dilapangan yang berada pada

IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU sebesar 60% didapatkan kublikasi cadangan yaitu sebesar

11.924.455 m³.
NO ( E-40.5 M ) CADANGAN (M³)

1 117 3927815.19

2 12 3487.2

3 17 51429.76

4 22 82744.86

5 27 112570.83

6 32 176026.88

7 37 220453.77

8 42 223620.18

9 47 325016.75

10 52 266377.8

11 22 2446.62

12 27 9906.84

13 32 22897.28

14 37 64043.3

15 42 118405.98

16 47 123422.94

17 52 161719.48

18 57 52340478

19 62 453888.98

20 67 641377.6

21 72 614571.12

22 77 624175.86

23 82 939634.72

24 87 837835.23

25 92 1195837.16
26 102 298753.92

27 97 1707007.94

28 102 685554.24

29 107 594745.59

30 112 886465.44

31 124.5 178855.455

32 122 1420899.84

33 112 2233368.48

34 102 2350.08

35 107 142978.75

JUMLAH 19,874,091

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Estimasi Cadangan (Batas Elevasi Penggalian 40.5 m) Dengan
metode kontur.

NO CADANGAN ( M³ ) PROSENTASE SIRTU-BATU ( 60% )

1 3927815.19 2356689.114

2 3487.2 2092.32

3 51429.76 30857.856

4 82744.86 49646.916

5 112570.83 67542.498

6 176026.88 105616.128

7 220453.77 132272.262

8 223620.18 134172.108

9 325016.75 195010.05

10 266377.8 1 159826.68

11 2446.62 1467.972

12 9906.84 5944.104
13 22897.28 13738.368

14 64043.3 38425.98

15 118405.98 71043.588

16 123422.94 74053.764

17 161719.48 97031.688

18 523404.78 314042.868

19 453888.98 272333.388

20 641377.6 384826.56

21 614571.12 368742.672

22 624175.86 374505.516

23 939634.72 563780.832

24 837835.23 502701.138

25 1195837.16 717502.296

298753.92
26 179252.352

27 1707007.94 1024204. 764

28 685554.24
411332.544
29 594745.59 356847.354

30 886465.44 531879.264

31 178855.455 107313.273

32 1420899.84 852539.904

33 2233368.48 1340021.088

34 2350.08 1410.048

35 142978.75 85787.25

JUMLAH
11.924.455 .

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Estimasi Cadangan (Prosentase Sirtus-Batu 60%)


Sehingga adapun pertimbangan dengan memperhatikan keamanan geoteknik serta metode

penambangannya maka cadangan batuan PT. NABELO SARRO KAMPOU byang tertambang

sebesar 11.900.000 m3.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN.

1. IUP PT. Nabelo Sarro Kampou tersusun oleh Formasi Tinombo yang berada di Gunung

Palau pada umumnya merupakan batuan beku instrusi yaitu Andesit.

2. Hasil penyelidikan geologi dilapangan wilayah IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU yang

hamper seluruh wilayah IUP nya masuk dalam wilayah potensi batuan di Gunung Palau.

3. Luas IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU yaitu secara administratif 40 Ha (40.000 m²)

namun yang dapat ditambang dan potensial hanya seluas ± 26 Ha (26.000 m²), dan seluas ±

2 Ha diperuntukkan untuk tempat pengolahan dan sarana prasarana PT. NABELO SARRO

KAMPOU.

4. Estimasi sumberdaya yaitu sebesar 29.473.750 m³ dan estimasi cadangan sebesar

19.874.091 m³.

5. Prosentase perbandingan sirtu dan batu sebesar 60% maka kubikasi cadangan batuan sebesar

11.924.455 m³.

6. Sehingga dengan memperhatikan keamanan geoteknik serta metode penambangannya,

estimasi cadangan PT. NABELO SARRO KAMPOU yang tertambang sebesar 11.900.000

m³.

LAMPIRAN

1. Peta

2. Koordinat Wilayah

Anda mungkin juga menyukai