RencanaPenambanganBatuan
Desa Palau KecamatanBalaesangTanjung
KabupatenDonggala
SK Gubernur
No. 540/574/IUP-E/DPMPTSP/2017
Provinsi Sulawesi Tengah 2018
KATA PENGANTAR
PT. NABELO SARRO KAMPOU adalah Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan
bahan galian batuan. Dengan melihat kondisi permintaan bahan material batuan yang diperuntukkan
untuk kegiatan proyek pekerjaan pembangunan/rehabilitasi jalan negara dan jalan daerah,
pembangunan jembatan, bandar udara, irigasi dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, mengingat
pekerjaan yang dilakukan membutuhkan bahan galian batuan maka dilakukan upaya perizinan
terhadap bahan galian batuan yang akan digunakan. Dalam perizinan batuan, dokumen atau laporan
Eksplorasi adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan
penambangan dengan mengetahui jumlah cadangan PT. NABELO SARRO KAMPOU dan sebagai
salah satu syarat untuk meningkatkan izin Eksplorasi menjadi izin operasi produksi.
Pempraksara atas nama perusahaan mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan dokumen atau laporan eksplorasi PT. NABELO SARRO
KAMPOU.
NAWAWI S. KILAT
Direktur Utama
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : KESIMPULAN
Tabel 4.2 Sumber Daya batas panggilan pada elevasi 40.5m ........................................ 14
PENDAHULUAN
Studi kelayakan ini merupakan tindak lanjut terbitnya surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah
persetujuan Izin Usaha Pertambangan Ekplorasi PT. NABELO SARRO KAMPOU, dengan
komoditas Batuan yang berlokasi di wilayah desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten
Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Penyelidikan awal yang telah dilakukan berupa studi pustaka
Maksud dan tujuan penyelidikan awal ini adalah untuk menghimpun data awal sebagai dasar untuk
melakukan studi analisis mengenai potensi sumber daya bahan galian batuan yang terdapat di lokasi
penyelidikan sehingga dapat mengetahui bahan galian berupa batuan ini prospek atau tidaknya untuk
Secara administratif lokasi penyelidikan terletak di desa Palau Kecamatan Balaesang Tanjung
Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Secara Geografis terletak pada 119° 47’ 35,59” BT,
0°6’ 29.58”LS.
Sarana dan Prasarana jalan di daerah penyelidikan, yang secara umum dalam kondisi cukup baik,
penggunaan lahan dilokasi penyelidikan sebagian kecil terdiri dari perkebunan yaitu tanaman jati dan
sisanya masih ditutupi tumbuhan hutan serta semak belukar. Fungsi kawasan pada IUP
Eksplorasi
PT. NABELO SARRO KAMPOU yaitu merupakan APL (Area Penggunaan Lainnya) dan Hutan
1.5. WAKTU
Seluruh rangkaian kegiatan penyelidikan awal ini, mulai dari persiapan pekerjaan lapangan, hingga
penyusunan laporan telah dilaksanakan dalam periode bulan januari sampai dengan mei 2018.
Kegiatan Penyelidikan awal ini meliputi tahapan pekerjaan persiapan, kegiatan survey atau pekerjaan
lapangan dan pekerjaan studio. Metode penyelidikan yang digunakan untuk setiap tahap pekerjaan
Metode penyelidikan lapangan yang dilakukan meliputi identifikasi serta pengamatan, pengeplotan
lokasi pengamatan. Selain itu juga dilakukan pengamatan geologi lapangan, meliputi geomorfologi,
b. Pekerjaan studio.
Dalam tahap pekerjaan studio ini seluruh data hasil analisis dan evaluasi dari kegiatan penyelidikan
ini selanjutnya disajikan dalam bentuk lapotan yang dilengkapi peta-peta dan foto dokumentasi
kegiatan di lapangan.
BAB II
KEADAAN GEOLOGI
Geomorfologi regional secara fisiografi daerah Donggala (Pantai Barat) terdiri dari
pematang timur dan pematang barat, kedua-duanya berarah Utara-Selatan dan terpisahkan oleh
lembah Palu (Fossa Sarassina). Pematang Barat didekat Palu hingga lebih dari 200 meter tingginya,
tetapi di Donggala menurun hingga 1,900 meter, dan menghubungkan pegunungan Sulawesi Tengah
Stratigrafi regional, batuan tertua di daerah yang dipetakan adalah metamorf dan tersingkap hanya
pada pematang timur yang merupakan intinya. Kompleks itu terdiri dari sekis,
ampibolit,sekis,genesis dan pualam. Sekis terdapat benyak di sisi Barat, sedangkan genesis dan
pualam terdapat banyak di sisi Timur. Tubuh-tubuh intrusi tak terpetakan, umumnya selebar kurang
dari 50 meter, menerobos kompleks batuan metamorf, dengan berjangka dari diorite hingga
grnodiorit. Umur metamorfisme tak diketahui, tetapi boleh jadi Pra-Tersier. Brouwer (1947)
Formasi Tinombo / (Tts), menurut Alburg (1913), bahwa rangkaian ini tersingkap luas, baik di
pematang timur maupun pematang barat. Batuan ini menindih kompleks metamorf secara tidak
selaras. Didalamnya terkandung rombakan yang berasal dari batuan metamorf. Endapan ini terutama
terdiri dari serpih, batupasir, konglomerat, rijang, radiolarian dan batuan gunung api yang diendapkan
didalam lingkungan laut. Molasa Celebes Sarasin / (Tmc), menurut Sarasin (1901), batuan ini
terdapat pada ketinggian lebih rendah pada sisi-sisi kedua pematang, menindih secara tidak
selaras Formasi Tinombo dan Kompleks Metamorf, mengandung rombakan yangberasal dari
formasi-formasi yang lebih tua, dan terdiri dari konglomerat, batupasir, batulumpur, batugamping
koral dan napal yang semuanya hanya mengeras lemah. Didekat kompleks batuan metamorf pada
bagian Barat Pematang Timur endapan didekat sesar. Batuan-batuan itu kearah laut beralih jadi
batuan klastika berbutir halus. Di dekat Donggala sebelah Utara Enu dan sebelah Barat Labean
batuannya terutama terdiri dari batugamping dan napal mengandung Opercullina sp., Cycloclypeus
pasiran,ganggang gampingan, pelesipodo dan gastropoda. Sebuah contoh yang dipungut dari
tenggara Laebago selain fosil-fosil tersebut juga mengandung Miogysina sp., dan Lepidocyclina sp.,
yang menunjukkan umur Miosen (Pengenalan oleh kadar, Dierktorat Geologi). Foram tambahan yang
dikenali oleh Socal meliputi Planorbulina sp., Solenomeris sp., Textularia p., Acervulina sp.,
Siroclypeus sp., Reusella sp., Lethoporella, Lithophyllum dan Amphiroa. Socal mengirakan bahwa
fauna-fauna tersebut menunjukkan umur Miosen Tengah, dan pengendapannya di dalam laut
dangkal. Pada kedua sisi Teluk Palu, dan kemungkinan juga ditempat lain, endapan sungai Kuarter
dalam lingkungan sungai, delta dan laut dangkal merupakan sedimen di daerah ini. Endapan itu boleh
jadi seluruhnya berumur Holosen. Didaerah dekt labean dan tambu terumbu koral membentuk bukit-
bukit rendah. Batuan intrusi telah diamati beberapa generasi intrusi. Dimana yang tertua ialah intrusi
andesit dan basal kecil-kecil di Semenanjung Donggala. Instrusi-instrusi kecil (selebar 50 meter)
yang umumnya terdiri dari diorite porfiri diorite dan granodiorit yang telah dipetakan tercirikan oleh
fenokris feldspar kalium sepanjang hingga 8 cm. Penanggalan Kalium/Aron telah dilakukan oleh
Gulf Oil Company terhadap dua contoh granodiorit di daerah ini. Instrusi yang tersingkap diantara
Palu dan Donggala memberikan penanggalan 31.0 juta tahu pada analisa kadar K/Ar dari feldspar.
Yang lainnya adalah suatu instrusi yang tidak dipetakan terletak kira-kira 15 km Timurlaut dari
Donggala, tersingkap dibawah koral Kuarter, memberikan penanggalan 8,6 juta tahun pada analisa
Secara regional struktur geologi orogenesa di Pulau Sulawesi mulai berlangsung sejak zaman Trias,
terutama pada Mandala Geologi Sulawesi Bagian Timur dimulai pada Kapur Akhir awal Tersier.
Perlipatan yang kuat menyebabkan terjadinya sesar anjak yang berlangsung pada Miosen Tengah di
lengan Timur Sulawesi dan bagian Tengah dari Mandala Geologi Sulawesi Barat, serta waktu yang
bersamaan dengan transgresi local berlangsung di lengan Tenggara Sulawesi, dan suatu aktivitas
Wilayah Kecamatan Balaesang Tanjung sebagian besar merupakan kawasan dengan ketinggian
wilayah pada umumnya berada antara 0 sampai 350 mdpl. Tingkat kemiringan tanah/lereng antara
Adapun batuan yang ada di Wilayah kecamatan Balaesang Tanjung umumnya merupakan batuan
metamorf dan dalam formasi tinombo seperti serpih, batu pasir, konglomerat, batuan gunung api
Gambar 2.1 Peta Elevasi Ketinggian Lokasi PT. NABELO SARRO KAMPOU.
BAB III
KEGIATAN PENYELIDIKAN
Sebelum melakukan kegiatan lapangan, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan studi literatur
terhadap lokasi IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU. Kegiatan study literature ini mencakup
1. Penyelidikan terdahulu
6. Dan lain-lain
3.1.1 Litologi
Berdasarkan litologi regional Daerah Palu secara stratigrafi masuk dalam Mandala Sulawesi Tengah
Batuan Magmatik potassic calc-alkaline berusia akhir Miosen di Sulawesi Tengah terdapat di bagian
kiri bentangan zona sesar Palu-Koro, dimana batuan granit di wilayah tersebut berkolerasi dengan
Berdasarkan aspek petrografi, batuan granit berumur Neogen tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok dari yang paling tua sampai dengan yang termuda untuk melihat karakteristik
perubahannya di masa mendatang. Pertama adalah KF-megacrystal bantalan granit yang kasar
(Granitoid-C) yang terdistribusi di bagian utara dan selatan wilayah palu-Koro yang berumur 8,39-
3,71 Ma, dimana dua karakteristik petrografi tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
biotit yang mengandung granit dan hornblende sebagai mineral mafik (4,15-3,71 Ma dan 7,05-6,43
Ma) dan biotit yang mengandung granit sebagai mineral mafik utama (8,39-7,11Ma). Kelompok
kedua adalah batuan granit medium mylonitic-gneissic (Granitoids-B) yang relative terdapat di derah
pusat (sekitar Palu-Kulawi) berupa medium grained granitoids yang kadang-kadang mengandung
xenoliths. Batuan granit ini juga dapat dibagi lagi menjadi hornblende-biotit yang terdistribusi di
bagian selatan (Saluwa-karangana) sekitar 5,46-4,05 Ma dan granit bantalan biotit yang berumur
3,78-3,21 Madi sekitar Kulawi. Kelompok ketiga adalah fine and biotite-poor granitoid (Granitoid-
A) kelompok batuan termuda yang tersebar di daerah Palu-Koro sekitar 3,07-1,76 Ma, yang Nampak
sebagai dyke kecil hasil potongan dari granit lain. Batuan tersebut berwarna putih bersih mengandung
sejumlah biotites.
3.1.2 Struktur
Kondisi geologi daerah penelitian kota Palu termasuk dalam Geologi Regional Lembah Palu (Rab
Sukamto, 1973) dan seperti yang tertuang dalam Peta Geologi Tinjau lembar Palu, Sulawesi, dengan
skala 1 : 250.000.
Pemetaan Geologi dilakukan terhadap wilayah IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU. Pemetaan
geologi dimaksudkan untuk melihat, mengamati, mengukur, memetakan dan menganilisis kondisi
geologi dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan, yang mencakup kondisi batuan penyusun,
strtigrafi, marfologi dan struktur geologi yang dijumpai pada daerah tersebut. Pemetaan ini juga
dilakukan guna mengetahui spot-spot/titik titik deposit material yang masuk dalam kawasan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Perusahaan, sehingga dapat membantu memberi petunjuk untuk
Pada kegiatan eksplorasi ini dilakukan penyelidikan kedalaman endapan batuan dibawah lapisan
tanah penutup dengan membuat sumur-uji. Pembuatan sumur uji ini bertujuan untuk mengetahui
kedalaman Top Soil yang bertujuan untuk menghitung estimasi sumber daya dan cadangan PT.
4.1. GEOLOGI
Hasil penyelidikan geologi dilapangan wilayah IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU yang semua
wilayah IUP nya masuk dalam wilayah potensi batuan di Gunung Palau. Berdasarkan Peta Geologi
Tinjau Lembar Palu, Sulawesi Skala 1 : 250.000 (Sukamto,1973), IUP PT. NABELO SARRO
KAMPOU tersusun oleh Formasi Tinombo, Batuan yang berada di Gunung Palau pada umumnya
Perhitungan sumber daya/cadangan terhadap lokasi IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU
menggunakan pendekatan rumus sederhana yanitu menghitung luas daerah dengan menggunakan
Dalam Perhitungan Sumber Daya bahan galian PT. NABELO SARRO KAMPOU dibagi menjadi 2
tahapan yaitu :
Dalam tahapan perhitungan luas digunakan metode polygon dengan bantuan perangkat
lunak/software Arcgis
Dalam tahapan perhitungan volume ini digunakan metode kontur menurut B.C. Craft dan M.F.
Hawkins (1959). (lihat lampiran)
4.2.2. Hasil Perhitungan.
Hasil perhitungan Estimasi sumber daya dan cadangan Batuan PT. NABELO SARRO
KAMPOU sebesar 29.473.750 m³. (lihat table 4.1).
No Luas (Ha) Luas (m2) Elevasi (m) E Rata-Rata (m) Surnber Daya (m3)
JUMLAH 29.473.750 M³
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Estimasi Sumber Daya Dengan metode kontur
Secara administratif, IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU seluas 40 Ha (40.000 m²), akan tetapi
sebesar 2 Ha (2.000 m²) merupakan dataran yang mana peruntukannya adalah areal pengolahan dan
sarana prasarana PT. Nabelo Sarro Kampou, dan 12 Ha merupakan kawasan terjal/tebing tinggi
(akan dikaji kembali) sehingga tidak layak dilakukan penggalian/penambangan, sehingga yang
masuk dalam kawasan sumber daya dan cadangan terhitung pada luasan 26.000 m² dan masih sangat
potensi untuk dilakukan penambangan dengan batas elevasi Penambangan yaitu 40.5 m. (lihat Tabel
4.2).
Dengan melihat prosentasi perbandingan sirtu dan batu secara langsung dilapangan yang berada pada
IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU sebesar 60% didapatkan kublikasi cadangan yaitu sebesar
11.924.455 m³.
NO ( E-40.5 M ) CADANGAN (M³)
1 117 3927815.19
2 12 3487.2
3 17 51429.76
4 22 82744.86
5 27 112570.83
6 32 176026.88
7 37 220453.77
8 42 223620.18
9 47 325016.75
10 52 266377.8
11 22 2446.62
12 27 9906.84
13 32 22897.28
14 37 64043.3
15 42 118405.98
16 47 123422.94
17 52 161719.48
18 57 52340478
19 62 453888.98
20 67 641377.6
21 72 614571.12
22 77 624175.86
23 82 939634.72
24 87 837835.23
25 92 1195837.16
26 102 298753.92
27 97 1707007.94
28 102 685554.24
29 107 594745.59
30 112 886465.44
31 124.5 178855.455
32 122 1420899.84
33 112 2233368.48
34 102 2350.08
35 107 142978.75
JUMLAH 19,874,091
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Estimasi Cadangan (Batas Elevasi Penggalian 40.5 m) Dengan
metode kontur.
1 3927815.19 2356689.114
2 3487.2 2092.32
3 51429.76 30857.856
4 82744.86 49646.916
5 112570.83 67542.498
6 176026.88 105616.128
7 220453.77 132272.262
8 223620.18 134172.108
9 325016.75 195010.05
10 266377.8 1 159826.68
11 2446.62 1467.972
12 9906.84 5944.104
13 22897.28 13738.368
14 64043.3 38425.98
15 118405.98 71043.588
16 123422.94 74053.764
17 161719.48 97031.688
18 523404.78 314042.868
19 453888.98 272333.388
20 641377.6 384826.56
21 614571.12 368742.672
22 624175.86 374505.516
23 939634.72 563780.832
24 837835.23 502701.138
25 1195837.16 717502.296
298753.92
26 179252.352
28 685554.24
411332.544
29 594745.59 356847.354
30 886465.44 531879.264
31 178855.455 107313.273
32 1420899.84 852539.904
33 2233368.48 1340021.088
34 2350.08 1410.048
35 142978.75 85787.25
JUMLAH
11.924.455 .
penambangannya maka cadangan batuan PT. NABELO SARRO KAMPOU byang tertambang
5.1 KESIMPULAN.
1. IUP PT. Nabelo Sarro Kampou tersusun oleh Formasi Tinombo yang berada di Gunung
2. Hasil penyelidikan geologi dilapangan wilayah IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU yang
hamper seluruh wilayah IUP nya masuk dalam wilayah potensi batuan di Gunung Palau.
3. Luas IUP PT. NABELO SARRO KAMPOU yaitu secara administratif 40 Ha (40.000 m²)
namun yang dapat ditambang dan potensial hanya seluas ± 26 Ha (26.000 m²), dan seluas ±
2 Ha diperuntukkan untuk tempat pengolahan dan sarana prasarana PT. NABELO SARRO
KAMPOU.
19.874.091 m³.
5. Prosentase perbandingan sirtu dan batu sebesar 60% maka kubikasi cadangan batuan sebesar
11.924.455 m³.
estimasi cadangan PT. NABELO SARRO KAMPOU yang tertambang sebesar 11.900.000
m³.
LAMPIRAN
1. Peta
2. Koordinat Wilayah