Anda di halaman 1dari 32

TUGAS KELOMPOK ATLETIK

NAMA KELOMPOK:

Muhammad Bagus Septio(6213321003)

Purnomo Yoel Miduk(6213321025)

Rinaldi Jusuf Ambarita(6213321017)

Rijuan Saturnus purba(6211401161)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Bulan Desember 2021


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah atletik yg berjudul Nomor Lomba Lompat Lempar dan
Jalan, kami ucapkan terima kasih kepada bapak dosen, kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna masih banyak yang harus diperbaiki , baik dalam segi
tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian maka dari itu kami meminta maaf atas
ketidaksempurnaannya makalah kami dan juga memohon agar diberikan saran untuk kami agar
bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis, harapan kami mudah-mudahan apa yang kami
susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri sendiri, teman-teman dan orang lain.

Medan,Desember 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

ISI PEMBAHASAN……………………………………………………………………..

1. Lompat Dalam Atletik……………………………………………………………


2. Lempar Dalam Atletik…………………………………………………………..
3. Jalan Cepat Dalam Atletik…………………………………………………………

PENUTUP………………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
ISI PEMBAHASAN

1.LOMPAT

lompat adalah gerakan yang dilakukan untuk menjauhi permukaan tanah atau lantai,
dilakukan secara horizontal, ke depan, ke samping atau ke belakang dan menggunakan otot kaki
dalam melakukannya. Lompat merupakan cabang olahraga atletik yang kedua. Sama halnya
dengan cabang atletik lari, cabang atletik lompat juga diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu
lompat jauh,lompat jangkit,lompat galah dan lompat tinggi

1. LOMPAT JAUH
Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki ke atas ke depan
dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang
dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai
jarak sejauh-jauhnya. Tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya.
Perhatian yang khusus pada hal-hal teknis ternyata memberikan keuntungan bagi atlet saat
perlombaan. Faktor yang mempengaruhi lompat jauh maksimal antara lain panjang tungkai,
daya ledak otot tungkai, kecepatan lari saat mengambil awalan, tolakan atau take off, sikap
badan di udara dan mendarat. Selain itu, atlet juga harus memiliki kekuatan, daya ledak,
kecepatan, ketepatan, kelentukan dan koordinasi gerakan juga harus memahami dan
menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh, serta dapat melakukannya dengan
cepat, tepat, luwes dan lancar.[
Teknik lompat jauh

Berikut ini adalah teknik lompat jauh, antara lain:

 Ancang-ancang

Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya agar


dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan
kemampuan berekselerasi atas kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan
ancang-ancang diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan menumpu. Sebagai
pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5 langkah, 7
langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil memperhatikan kaki saat menumpu.

 Menumpu

Merupakan suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurrna.
Badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/ ancang-ancang.
Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga agar tidak oleng/ goyang. Berat
badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari tumit ke ujung kaki, dengan
tempo yang cepat. Gerakan ayunan lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga
menjaga keseimbangan badan.

 Melayang

Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan
keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara.
Untuk melakukan gerak ini terdapat beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap
jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul
oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang
Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun
dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut
ditekuk sambil pinggul didorong ke depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas.
Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat.

 Mendarat 
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat
adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan
sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu
sendiri.

Gaya lompatan dalam Lompat Jauh yang sering diperagakan seperti gaya jongkok, Gaya


Menggantung, Gaya jalan di udara.

2. Lompat Jangkit (Triple jump)

Lompat jangkit telah menjadi bagian dari pertama peristiwa Olimpiade modern, yaitu pada tahun
1896. Langsung menular memiliki kesamaan dengan lompat jauh. Bedanya, ancang-ancang
dalam lompat ganda dilakukan dengan tiga kali lompatan. Oleh karena itu, sering juga disebut
lompat ganda atau triple melompat tiga melompat.

Gerakan tiga melompat memproyeksikan pusat gravitasi tubuh jumper di udara ke arah depan,
melalui tiga tahap melompat atau alas, yaitu Hop-Langkah-Jump. Teknik yang biasa digunakan
dalam melompat jangkin di antara awalan, Gerakan Hop, gerak langkah, dan gerakan Landed
(Langsung).
Dalam lompat jangkit, ada tiga jenis jumper, termasuk jumper datar, jumper alami, dan jumper
curam. Penekanan jumper datar pada pertama melangkah lengan datar dan kiri dan kanan
berayun menuju berlavvanan. Pada jumper curam, saattolakan untuk bergerak, kiri dan lengan
kanan mengayunkan jumper menuju sama. sedangkan jumper alami, urutan fase saat melakukan
melompat lebih tinggi, yaitu ketika tenang, langkah, dan melompat.

Jenis jumper dapat dipilih dan disesuaikan dengan kecepatan, kekuatan, dan pengalaman jumper.
Dalam jenis ini melompat atletik, dibutuhkan kekuatan yang lebih besar karena jumper harus
melakukan tiga melompat berturut-turut.

TEKNIK LOMPAT JANGKIT

untuk meningkatkan kecepatan lari dengan tidak menghambat dari tumpuan-tumpuan tersebut,
Jarak awalan harus cukup panjang 35 – 40 meter, supaya kecepatan mencapai titik maksimal
pada waktu melakukan tumpuan. Gerakan lari konstan dan mampu menempatkan kaki tumpu
pada balok dengan tepat.

Lompat jangkit dibagi dalam beberapa tahap gerakan:

1. Ancang-ancang

Tergantung dari tingkat prestasi, lari ancang-ancang bervariasi antara 10 langkah(untuk atlet
pemula) dan 20 langkah(untuk atlet prifesional) Kecepatan lari ancang-ancang semakin
dipercepatsampai saat bertolak.

1. Jingkat

Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menyerang;ayunkan paha kaki bebas
keposisi horizontal.Bertolak ke depan dan ke atas. Untuk ’JINGKAT” yang panjang & datar,
tariklah kaki penolak ke depan-atas dan tarik kaki-bebas ke bawah dan ke belakang. Pertahankan
tubuh tetep gerak.
1. Langkah

Bertolak dangan cepat; luruskan mata kaki, sendi dan lutut dan pinggang, ayunkan paha kaki-
bebas ke posisi horizontal. Pada waktu gerak ”Langkah”, posisi bertolak dipertahankan; untuk
mempersiapkan gerak ”lompat”, luruskan kaki-bebas ke depan dan ke bawah.

1. Lompat

Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah
depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.

Menurut ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan
kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari
suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan
tumpuan tesebut. Jarak antarahop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan
kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan. Bertolaklah
dengan cepat; ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Untuk lompat jauh, tahap melayang
melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah. Tarik tubuh ke depan-bawah untuk
mendarat;bawa lengan ke depan.

1. Mendarat
Mendaratlah dengan kedua kaki sejajar di pasir, Biarkan tubuh mendarat di pasir di sampng
kaki.

SARAN PERBAIKAN ATAS BEBERAPA KESALAHAN YANG SERING TERJADI


PADA SAAT MELOMPAT

Saran perbaikan atas beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam tahap melompat, dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Untuk mencegah lompatan yang terlampau tinggi, usahakan menekankan arah gerak ke
depan, terutama pada waktu take off.
2. Untuk menghindarkan lompatan yang terlalu tinggi, usahakan untuk melakukan langkah
panjang pada beberapa langkah terakhir sebelum melakukan lompatan.
3. Untuk mencegah agar tidak jauh, perbaiki posisi landing dengan ibu jari kaki yang
terbuka sedikit sebelum melakukan landing.
4. Koreksi take off yang buruk sebelum melakukan step. Usahakan supaya punggung lurus
dan landing secara aktif.
5. Lakukan landing secara aktif sebagai suatu gerakan seperti pegas (memegas), ketika
menyentuh tanah daripada menunggu tanah menyentuh kaki yang take off.

SARANA DAN PRASARANA LOMPAT JANGKIT

1. Lintasan lari

Lintasan ini di buat untuk awalan para atlit lompat jauh maupun lompat jangkit yang penjangnya
minimal 40 meter dan lebarnya 1,22 meter.

1. Bak lompatan

Bak lompatan atau pendaratan mempunyai lebar 2,75 meter dan panjangnya bila memungkinkan
10 meter.

1. Balok tumpuan
Balok tumpuan untuk lompat jauh dan lompat jangkit ini terbuat dari kayu yang kuat yang
berbentuk segi empat dengan ukuran sebagai berikut :

 Panjang = 1,21 – 1,22 meter


 Lebar = 20 cm
 Tebal balok tumpuan = 10 cm
 Balok tumpuan ini harus di cat putih.

Pada lompat jangkit balok tumpuan ini di letakkan dengan jarak 11 meter , 13 meter dan 15
meter dari bak pendaratan.

1. Papan plastisin

Papan ini berguna untuk mengetahui sah tidaknya lompatan. Papan ini terbuat dari kayu yang
mempunyai ukuran panjang 1,21 – 1,22 meter, lebar 10 cm dan tebalnya 0,7 cm.

1. Bendera merah,kuning dan putih


2. Penunjuk waktu

Penunjuk waktu ini di gunakan ketika atlit mulai di panggil dan memberi kesempatan bagi si atlit
untuk memulai lompatan.

1. Rool meter dari baja

Di gunakan untuk mengukur jarak lompatan.  Bisa juga menggunakan alat yang di sebut
TEODOLIT.

3. Lompat Galah (pole vault)

Lompat Galah adalah olahraga yang bertujuan untuk melompati bar pada ketinggian tertentu
dengan bantuan tiang. Tiang ini terbuat dari fiber dengan fleksibilitas yang disesuaikan dengan
berat jumper yang akan melenting baik dan tidak pecah jika digunakan.

Saat melakukan lompat galah: jumper dituntut untuk menguasai teknik lompat galah dan
gerakan. Teknik-teknik tersebut meliputi avvalan, gerakan pasang tiang, berayun dan
menggantung, menarik dan rotasi (Tarik dan Turn), serta gerakan melentingkan diri (push-off)
dan di bar.

Lompat galah berbeda dari jenis lain melompat atletik untuk menggunakan bantuan, yaitu tiang.
Atlet harus memiliki keterampilan khusus dan tubuh yang proporsional dengan tinggi dan berat
badan telah ditentukan. Persyaratan yang harus dimiliki oleh para atlet olahraga ne stamina, saraf
yang kuat, pengalaman, dan taktik.

Tekhnik Lompat Galah

Ada beberapa teknik yang harus dilakukan seorang pelompat dalam lompat tinggi galah ini. Mari
kita perhatikan bersama-sama penjelasan berikut :

1. Awalan

Yang dilakukan pertama mengambil ancang-ancang untuk berlari posisi tubuh harus dikontrol
untuk melakukan gerakan menancapkan galah dan menumpu dengan tepat. Teknik Awalan;
Awalan jaraknya harus panjang, supaya dapat mencapai kecepatan maksimum ketika menumpu.
Saat berlari usahakan konsisten dan prima yg bertujuan atlet dapat mengontrol posisi tubuhnya
dari proses menancapkan galah dan menginjak titik tumpu dengan tepat. Galah harus dipegang
yang kuat, dan yang perlu diperhatikan cara memegang jarak yang cukup lebar, untuk
memperoleh tumpuan yang baik.

1. Gerakan menancapkan Galah


Tekhnik menancap galah yang pertama adalah  dalam proses menancapkan galah hendaknya
langsung ke arah depan dan atas, jangan menggeserkan galah di tanah. Sedikit kalaupun terpaksa
supaya kedua tangan terpisah pada jarak yang cukup lebar.

Tancapkan galah setelah jarak 3 langkah sebelum menumpu dengan menggunakan ujung galah.
Galah menancap sejajar garis lurus sehingga ujungnya terletak dibawah kepala atlet pada saat
start untuk tumpuan.

Kecepatan sangat penting ketika melentingkan galah, Selanjutnya posisi badan hendaknya
langsung mengarah bagian belakang dari parit pendaratan. Kaki yang akan digunakan menumpu
hendaknya diletakkan tepat di bawah garis tegak lurus yang ditarik mulai dari tangan yang paling
atas.

Sebelum melentingkan galah gerakan yang harus dilakukan ialah; gerakan push-pull yaitu


gerakan menekan (pushing) galah dengan tangan yang terletak lebih rendah, sementara tangan
yang atas menarik ujung galah ke bawah. Gerakan pull-swing adalah gerakan menarik dengan
tangan yang di atas, sementara tubuh berayun ke depan, di belakang tangan bawah yang
menekuk. Kedua gerakan ini harus dilakukan dengan benar, sehngga pusat gaya berat tubuh tetap
berada di belakang.

1. Berayun dan menggelantung

Gerakan ini bertujuan untuk menambah kelentingan dan untuk menyimpan lebih banyak tenaga
potensial di dalam galah. Dengan posisi tubuh pelompat yang benar akan didapat posisi yang
paling baik untuk mengangkat tubuh ke atas, saat tenaga yang disimpan waktu menggantung
dikeluarkan lagi segera untuk melewati mistar.
1. Tarikan dan Putaran (pull& turn)

Gerakan pulling (menarik) dimulai ketika pusat dari gaya berat tubuh si pelompat berada dekat


galah. Mulailah energi dilepaskan yaitu dengan gerakan meluruskan kembali. Gerakan ini
mengikuti fase pasif relatif setelah tubuh menggelantung, ketika si pelompat menunggu
terlepasnya tubuh. Tarikan lurus searah sumbu galah. Putaran tubuh diperoleh dengan gerakan
tangan atas yang mulai menarik kearah pinggul dan bukan kearah dada. Kedua kaki tetap
diangkat tegak lurus, sewaktu dilakukan gerakan menarik dan berputar.

1. Push –off dan melintasi mistar

Gerakan push-off (melentingkan diri) dimulai segera setelah tarikan tangan yang diatas,
mencapai posisi dekat pada pinggul. Gerakan ini sebetulnya lanjutan dari gerakan menarik tadi.
Pada permulaan dari gerakan melenting ini, galah harus membentuk sebesa 85 – 90º. Sebelum
pelompat melepaskan tanganya, lakukanlah putaran melingkar mistar dengan cara menjatuhkan
kedua kaki sedikit, dan denga reaksi dari daya dorong tubuh terhadap galah. Jika daya dorong ke
atas melampaui taikan ke bawa oleh kedua kaki, pusat gaya berat si pelompat akan terus
melambung tinggi setelah galah dilepaskan.

Gerakan ini merupakan gerakan terakhir yaitu melewati garis mistar. Jadi suksesnya gerakan ini
tergantung dari latihan dan latihan dan teknik gerakan-gerakan awal yang benar sehingga dapat
menimbulkan gerakan akhir yang sempurna. demikian, penjelasan tentang olahraga lompat tinggi
galah, jenis olahraga ini menjadi langganan dalam daftar ivent internasional seperti olimpiade
dll.
Kesalahan Yang Sering Terjadi

1. Hindarkan keterlambatan menancapkan galah dengan cara langsung menggerakkan galah


ke depan sejak 2 langkah tcrakhir.
2. Tancapkan galah dengan kokoh, sesaat sebelum kaki yang akan dipakai take off
menginjak titik take off.
3. Untuk mencegah take off dengan posisi kaki yang salah, aturlah jarak lari, Perpanjang
atau perpendek jarak tadi.
4. Jangan lupa memeriksa posisi kedua tangan setelah menancapkan galah. Jarak kedua
tangan itu harus cukup lebar terpisah. Kalau perlu ketukkan galah untuk mencegah
tangan bawah tidak menggelincir keatas lagi.
5. Usahakan agar dada tidak bergerak kearah galah dengan cara mengkakukan lengan
bawah pada saat take off.

4.Lompat Tinggi (high jump)

Lompat tinggi adalah olahraga yang menguji keterampilan untuk melompat ke melewati
palang tiang. Lompat tinggi adalah salah satu cabang atletik. Tujuan dari latihan ini untuk
mendapatkan melompat setinggi melewati bar dengan tiang tinggi tertentu. Tinggi palang harus
lulus minimal 2,5 meter, sedangkan panjang bar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi dilakukan di
arena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantuan dari alat.

Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati ketinggian mistar.
Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh mulai melompat di mana-mana
ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira batal jika peserta
menyentuh palang dan tidak melompat.

Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak
berjaya melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-
turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada
pertandinga Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan.

Walaupun semua peserta lain gagal sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut
peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah
disebelah atas padang.Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan
lompatan.

Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan
gagal. Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin
yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.

Sarana dan prasarana lompat tinggi

 Untuk Awalan a) Daerah awalan panjangnya. tidak terbatas minimum 15 m b) Daerah


tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100.
 Tiang Lompat Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat
dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
 Bilah Lompat Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan : a) Panjang
mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg b) Garis tengah
mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan
permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm c) Lebar penopang bilah
4 cm dan panjang 6 cm.
 Tempat Pendaratan Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari
busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20
cm.

Macam-Macam Gaya Dalam Lompat Tinggi

1. Gaya Gunting (Scissors)

Gaya gunting ini beleh dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu)
masih digunakan gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke 20. maka antara
tahun 1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya gunting. Karena gaya
jongkok kurang ekonomis.

Cara melakukan:

 Si pelompat mengambil awalan dari tengah


 Bila si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan kaki
kanan), maka ia mendart (jatuh) dengan kaki lagi.Ø
 Di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali
ke tempat awalan tadi.
1. gaya guling sisi (Western Roll)

Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila
kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, bdari tengah tapi dari samping.

1. Gaya Straddle

Saat di atas mistar posisi badan telungkup atau mistar dekat perut Pelompat mengambil awalan
dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil
awalan langkahnya ganjil.

Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun
itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat
usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk. Pada waktu mendarat atau jatuh yang
pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu
bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.
1. .Gaya Fosbury Flop

Posisi badan saat di atas mistar adalah terlentang atau mistar dekat punggung.Mendarat dengan
punggung dengan di awali lompatan membelakangi mistar berlari dari samping.

Peraturan dan Tatacara Perlombaan Lompat Tinggi

Sebelum perlombaan dimulai, ketua Judge/ Juri harus mengumumkan kepada segenap peserta
lomba tentang tinggi mistar permulaan dan tinggi berikutnya, berapa mistar lompat akan
dinaikkan pada akhir tiap babak/ ronde, sampai tinggal hanya ada satu orang atlet peserta lomba
yang tersisa yang tersisa yang memenangkan perlombaan, atau terjadi hasil sama untuk
kedudukan pertama.

 Latihan pemanasan pada Arena Perlombaan

Pada arena perlombaan dan sebelum dimulai event lomba, tiap peserta lomba boleh melakukan
latihan praktik lomba ( practice trials )

Sekali perlombaan telah dimulai, peserta lomba tidak diizinkan untuk menggunakan sarana dan
prasarana untuk maksud-maksud latihan, meliputi:

Jalur ancang-ancang/awalanatau area bertolak atau bertumpu.


Peralatan Lompat Tinggi

Tiang lompat. Semua bentuk dan model tiang lompat dapat digunakan, asalkan mereka itu kaku
dan kekar. Tiang itu mempunyai penopang yang kokoh untuk mistar lompat. Tiang lompat ini
haruslah cukup tinggi untuk melebihi tinggi sebenarnya terhadap mana kistar lompat dinaikkan
dengan minimum 10 cm. Jarak antara tiang lompat harus tidak kurang dari 4 meter juga tidak
melebihi dari 4,04 meter.

Tiang lompat atau tiang harus tidak dipindah atau tidak dirubah selama perlombaan berlangsung
kecuali jika wasit memfikirkan bahwa apakah tempat bertumpu atau bertolak ataukah tempat
pendaratan tidak sesuai lagi. Dalam hal ini perubahan harus dilakukan hanya setelah satu ronde
atau babak setelah lengkap selesai dilakukan.Penopang dan mistar. Penopang ini harus datar dan
segi empat, 4 cm lebar x 6 cm panjang.

Ini harus terpasang kokoh pada tiang lompat dan diletakkan saling berhadapan. Ujung mistar
lompat harus duduk atau terletak diatas penopang sedemikian rupa, sehingga bila mistar disentuh
oleh pelompat ini dengan mudah akan jatuh ketanah baik kedepan maupun kebelakang.Penopang
tidak boleh dibungkus dengan karet atau dengan bahan lain yang memiliki efek menambah friksi
atau geseran antara mereka dengan permukaan mistar lompat, juga tidak dibenarkan memakai
per atau pegas apapun.

2.LEMPAR

4 Macam-Macam Nomor Lempar dalam Atletik beserta Penjelasannya

Kata atletik sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon yang mempunyai arti kontes.
Atletik terdiri dari beberapa jenis olahraga lari, lempar, dan lompat. Macam-macam atletik
cabang lempar antara lain adalah lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar
martil. Berikut adalah pemaparan yang lebih mendetail mengenai macam-macam nomor lempar
dalam atletik beserta penjelasannya.

1. Lempar Cakram

Lempar cakram termasuk dalam salah satu cabang olahraga atletik lempar. Cakram yang
digunakan memiliki ukuran diameter sebesar 220 mm serta memiliki berat sebesar 2 kg untuk
lempar cakram pria dan 1 kg untuk wanita. Lempar cakram dipertandingkan mulai dari
Olimpiade pertama pada tahun 1896 di Athena, ibu kota Negara Yunani.
Ada beberapa teknik dan cara khusus untuk melempar sebuah cakram. Untuk melempar cakram
dengan benar, maka tentu memegang cakram harus benar terlebih dahulu. Cara memegang
cakram ada tiga tahapan, yaitu:

 Pertama, posisi berdiri membelakangi arah lemparan.


 Selanjutnya, posisi lengan ketika memegang cakram adalah diayunkan ke arah belakang
kanan dan diikuti oleh gerakan badan dengan menekuk kaki kanan. Hal ini diperuntukkan
agar berat badan sebagian besar berada di sisi kanan. Setelah itu ayunkan cakram Anda
ke kiri, kendorkan kaki Anda dan tumit diangkat.
 Terakhir, lempar cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan
mendahului putaran badandan lepasnya cakram harus diikuti dengan condongnya badan
ke depan.

2. Lempar Lembing

Olah raga lempar lembing juga termasuk olahraga atletik nomor lempar. Olah raga lempar
lembing ini adalah olahraga atletik yang menggunakan lintasan dan lapangan. Pada olah raga
lempar lembing ini, atlet lempar lembing untuk mengambil ancang-ancang harus berlari terlebih
dahulu pada lintasan. Kemudian, atlet mulai melemparkan lembing pada area atau lapangan yang
panjang lebarnya sudah ditentukan. Olah raga lempar lembing ini memiliki beberapa perbedaan
dengan cabang olah raga atletik lempar lainnya. Gaya atau style yang digunakan pada olahraga
lempar lembing ini memang sudah ditentukan jenisnya.

Terdapat dua jenis ayunan yang harus digunakan oleh atlet olahraga lempar lembing di mana
selain dua jenis gaya ini, maka gaya tersebut tidak boleh digunakan. Jenis gaya yang pertama
harus dilakukan adalah gaya silang atau yang sering juga dikenal dengan cross step. Sedangkan
gaya kedua adalah gaya berjingkat yang sering disebut dengan istilah hop step. Sebelum atlet
melemparkan lembing, maka posisi siku diletakkan sedekat mungkin dengan lembing yang
dipegang.

3. Tolak Peluru

Ada beberapa hal dan teknik dasar yang perlu diperhatikan dalam tolak peluru. Beberapa di
antaranya adalah bagaimana teknik teknik memegang peluru yang baik dan benar. Ada 3 teknik
memegang peluru dengan benar caranya yaitu:

 Renggangkan jari-jari tangan, sementara jari kelingking sedikit ditekuk dan posisikan jari
kelingking tersebut berada di samping peluru.
 Posisikan ibu jari senyaman mungkin dan sewajarnya saja. Hal ini dikarenakan kekuatan
jari setiap orang yang berbeda, maka untuk orang yang berjari kuat dan panjang caranya
juga berbeda.
 Kemudian posisikan jari-jari dengan rapat dan letakkan ibu jari di samping, posisikan jari
kelingking ada di samping belakang peluru.

Sedangkan untuk teknik meletakkan Peluru adalah  peluru dipegang dengan salah satu cara yang
telah dijelaskan di atas. Pertama letakkan peluru pada bahu dan peluru tersebut menempel pada
leher di bagian samping. Siku tangan yang sedang berada dalam posisi memegang peluru
diarahkan atau dibuka ke samping, sedangkan tangan yang lain berada dalam kondisi rileks di
samping tubuh.

Awalan yang perlu diperhatikan saat melakukan tolak peluru adalah pengaturan letak kaki.
Tempatkan kaki kanan di muka batas belakang lingkaran, kemudian letakkan kaki kiri di
samping kiri dengan lebar yang sebanding dengan lebar badan dan segaris dengan arah lemparan
yang akan dilakukan. Ketika kaki kanan mendarat, maka badan lama kelamaan akan menjadi
condong ke arah samping kanan, di mana bahu kanan akan lebih rendah dari bahu kiri. Posisikan
lengan masih sama pada posisi semula. Ketika melakukan tolakan peluru maka harus diikuti
dengan gerakan menolak. Untuk melakukan tolakan atau dorongan pada peluru maka harus
berada di satu garis lurus. Sudut lemparan pada tolak peluru harus kurang dari 40 derajat.

Untuk sikap akhir setelah melakukan tolakan, maka atlet akan melakukan gerakan melompat
sebagai tujuan untuk pertukaran kaki kanan ke posisi depan. Bersamaan dengan mendaratnya
kaki kanan ke depan maka tarik kaki kiri dan lengan kiri ke belakang agar keseimbangan badan
tetap terjaga. Setiap olahraga pasti memiliki kemungkinan untuk didiskulifikasi, begitu pun
dengan tolak peluru.

Maka dari itu agar tidak mendapatkan diskualifikasi, atlet tolak peluru perlu memperhatikan
beberapa hal berikut.

 Tidak boleh menyentuh balok batas di sebelah atas.


 Tidak boleh menyentuh area di luar lingkaran.
 Tidak boleh keluar masuk pada lingkaran yang dimulai dari muka garis tengah.
 Jika peserta dipanggil oleh panitia selama 3 menit lamanya, tetapi tidak kunjung tiba atau
melakukan tolakan.
 Jika peluru yang akan dilemparkan jatuh di bagian belakang kepala peserta.
 Jika peluru tersebut jatuh di luar sektor lingkaran.
 Jika peserta menginjak garis lingkar lapangan.
 Jika peserta keluar melewati depan garis lingkar.
 Jika peserta berjalan keluar lingkaran dengan tidak tenang.
 Kerika peserta gagal melempar dan sudah melakukan lemparan sebanyak tiga kali tetapi

4. Lontar Martil

Lontar martil adalah salah satu cabang olahraga atletik nomor lempar yang sering diperlombakan
pada ajang olahraga nasional maupun ajang olahraga internasional. Ada beberapa Teknik Dasar
Lontar Martil yang harus diperhatikan, dipelajari dengan benar dan dikuasai oleh seorang
pelempar. Beberapa diantaranya adalah posisi awalan dan ayunan, putaran dan transisi, fase
akhir dan lemparan. Untuk lebih jelasnya apa yang harus dipelajari dan dikuasai, berikut ini akan
dijelaskan teknik dasar lontar martil tersebut :
 Awalan dan ayunan – Teknik yang pertama yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh
seorang atlet lontar martil adalah teknik awalan dan ayunan. Teknik awalan dan ayunan
ini diawali dengan memegang martil pada tuas dengan menggunakan tangan kiri
kemudian ditutup dengan tangan kanan. Kedua ibu jari berada pada posisi saling
menyilang. Sebelum pelempar mengayunkan martil sebagai ayunan awal, letakkan marti
di bagian belakang pelempar atau di bagian atas tanah sebelah kanan.
 Putaran dan transisi – Ketika martil berada di titik terendah, maka pelempar akan mulai
berputar dengan tumit tungkai kiri menjadi poros hingga si pelempar mengahadap ke arah
depan dari lingkaran tersebut dan kemudian si pelempar akan melanjutkan dengan
memutarnya kembali di atas telapak kaki bagian depan sampai kembali ke arah semula.
 Fase akhir – Hal ketiga yang harus dikuasai oleh pelempar lontar martil adalah fase
akhir. Pada fase akhir ini ketika putaran belum berakhir atau ketika martil belum
mencapai titik terendahnya, maka pelempar akan mulai menarik martilnya dan putaran
martil akan dipercepat ketika bergerak ke arah bawah agar putaran tubuh bagian bawah
dapat bergerak lebih cepat.
 Lemparan – Hal keempat yang harus dikuasai oleh pelempar lontar martil adalah
lemparan. Pada fase ini, lemparan  dilakukan dengan kedua tungkai yang kuat dan lurus,
di mana badan lebih condong ke depan dengan kepala merebah ke belakang atau seperti
posisi tengadah. Ketika martil berada pada posisi siap untuk manuver, maka pelempar
harus fokus memandang ke arah lemparan, setelah itu mengangkat kedua lengan di akhir
gerakan dan pandangan fokus terus ke arah martil.

3.JALAN CEPAT
Olahraga jalan cepat berada di bawah naungan induk organisasi atletik dunia yaitu Asosiasi
Federasi Atletik Internasional (IAAF).

Jalan cepat menjadi cabang olahraga atletik yang dilombakan pada Olimpiade.

Mengutip laman resmi IAAF, nomor jalan cepat yang dilombakan pada Olimpiade musim panas
adalah 20 kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra).

Sejarah Jalan Cepat

Melansir laman IAAF, lomba berjalan dimulai dari abad ke-17 dan ke-18. Pada masa itu, para
pejalan (footmen) akan berlari dan/atau berjalan di samping pelatih mereka.

Para bangsawan pada masa tersebut akan bertaruh siapa di antara mereka yang bisa memenangi
perlombaan.

Jalan cepat kemudian menjadi aktivitas profesional yang semakin populer pada abad ke-19.

Pada ajang Olimpiade, jalan cepat putra dengan jarak 20 kilometer mulai dilombakan pada 1956.

Kemudian untuk putri, nomor jalan cepat mulai dilombakan pada Olimpiade 1992 dengan jarak
awal adalah 10 kilometer, lalu meningkat menjadi 20 kilometer pada tahun 2000.

Pengertian Jalan Cepat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jalan cepat adalah salah satu cabang olahraga atletik
yang dilombakan. Jarak tempuhnya yaitu 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km yang sebagian telapak
kakinya harus menyentuh tanah.

Olahraga jalan cepat bisa diartikan sebagai gerakan ke depan tanpa mengalami hubungan
terputus dengan tanah.

Teknik Dasar Jalan Cepat

 Teknik Awalan (Start)


Teknik awalan atau start adalah teknik untuk memulai jalan cepat. Tahapan melakukan start jalan
cepat adalah sebagai berikut:

1. Sikap bersedia dengan berdiri di belakang garis start


2. Ketika petugas memberikan aba-aba "bersedia", letakkanlah salah satu kaki lurus ke
belakang dan kaki lainnya digerakkan ke depan (posisi masih di belakang garis start).
Adapun, posisi lutut sedikit ditekuk
3. Posisi badan lurus dan agak maju ke depan, sementara kedua tangan berada di sisi tubuh
dalam kondisi rileks
4. Berat badan ditumpukan ke kaki bagian depan
5. Ketika petugas memberikan aba-aba "ya" atau membunyikan pistol start, gerakkanlah
kaki belakang ke depan dibarengi mengayunkan tangan ke belakang dan depan secara
bergantian

 Posisi Badan

Sikap badan yang benar ketika melakukan jalan cepat adalah menghadap lurus ke depan.
Sementara, siku membentuk sudut 90 derajat dan tangan digerakkan secara harmonis dengan
kaki.

 Teknik Langkah Kaki

Langkah kaki saat jalan cepat adalah kaki digerakkan ke depan dengan berat badan atau beban
tubuh bertumpu pada paha.

Pada saat jalan cepat dan melakukan gerak melangkah ke depan, posisi kaki tumpu adalah
kontak dengan tanah.

 Teknik Akhiran (Finish)

Teknik finish yang benar dalam perlombaan jalan cepat adalah tidak langsung berhenti ketika
menyentuh garis finish.

Sebakinya, tetap melakukan gerakan jalan cepat setidaknya sampai sejauh lima meter dari garis
finish. Setelah menyentuh garis finish, gerakan bisa diperlambat sampai akhirnya benar-benar
berhenti.
Peraturan Jalan Cepat

Peraturan jalan cepat menurut IAAF adalah sebagai berikut.

1. Jalan cepat harus dilakukan dengan kaki depan menginjak tanah saat kaki bagian
belakang diangkat untuk melangkah.
2. Jika atlet tidak melakukan hal tersebut maka atlet dianggap melanggar.
3. Peserta didiskualifikasi jika mendapat tiga kartu merah dari tiga juri yang berbeda. Kartu
merah diberikan oleh ketua juri. Jika baru pelanggaran awal, atlet hanya diberi kartu
kuning.
4. Saat memulai awalan atau start harus dilakukan dengan berdiri. Atlet tidak boleh
menyentuh tanah dengan tangannya.
5. Atlet dianggap memenangkan pertandingan jika tubuh atlet (bukan kepala, lengan atau
kaki) berhasil melewati garis finish.
PENUTUP

KESIMPULAN

Kita bisa membaca dan memahami isi dari materi di atas dengan tujuan sebagai pembelajaran
atau menambah wawasan kita.Pembaca juga bisa mengikuti Langkah Langkah cara melakukan
lompat,lempar dan jalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kilpatrick,J.T cit Pyke,F. 2003. Nutrition and diet for high performance athletes

paper presentated at the national sport seminar. Yogyakarta.IKIP

Levanon, J. dan Dapena, J. 1998. Comparison of the kinematics of the full-instep

and pass kicks in soccer. Medicine and science in Sports and Exercise.

Malisoux L, Francaux M, Nielens H, et al. 2006. Stretch-shortening cycle

exercises: an effective training paradigm to enhance power output of

human single muscle fibers. J Appl Physiol.

Mane, F.C. 1986. Dasar-Dasar Atletik. Bandung: Angkasa

Markovic G, Jukic I, Milanovic D, et al. 2007. Effects of sprint and plyometric

training on muscle function and athletic performance.

J Strength Cond Res

Murti, Bhisma. 2004. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik dalam Ilmu-

Ilmu kesehatan Gadjah mada University press: Yogyakarta

Notoatmojo, Sukidjo, 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.

Notoatmojo, Sukidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :

Andi

Offset.
Radiclife.J.C & Farentinous.R.C.,2002. Power Training for Sport, Plyometrics for

Maximum Power Development. Canada: Coaching Association of Canada,

Robinson LE, Devor ST, Merrick MA, et al. 2004. The effects of land vs. aquatic

plyometrics on power, torque, velocity, and muscle soreness in women. J

Strength Cond Res

Sajoto. 2002. Peningkatan dan pembinaan kekuatan kondisi fisik dalam olahraga.

Ilmu kepelatihan olahraga. Semarang.

Wilson, G.J., Newton, R.U., Murphy, A.J. & Humphries, B.J. 1993. The optimal

training load for the development of dynamic athletic performance.

Medicine and Science in Sport and Exercise,

Yudi Adisasmita. 1992. Teknik dan Latihan Olahraga Atletik. Bandung: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai