Erisipelas merupakan suatu infeksi pada lapisan kulit bagian atas (lapisan dermis atas)
dan pembuluh limfe (pembuluh getah bening) di dalam kulit. Kondisi ini disebabkan
oleh infeksi bakteri, yang biasanya diawali dengan adanya bagian kulit yang terbuka
sehingga bakteri dapat masuk ke dalam lapisan kulit. Infeksi erisipelas biasanya
mempengaruhi area wajah dan kaki, tetapi pada dasarnya dapat terjadi di mana saja
pada kulit. Erisipelas pada wajah akan menyebabkan timbulnya ruam berwarna merah
terang dan lembut di kulit wajah. Erisipelas kadang-kadang disebut juga sebagai “St.
Anthony’s Fire” karena munculnya ruam yang tampak seperti berapi-api. Erisipelas
juga dapat menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan pada pembuluh limfe di
lapisan kulit atas. Jika tidak diobati dengan tepat, erisipelas berpotensi menimbulkan
masalah yang serius, tetapi biasanya erisipelas dapat diobati dengan antibiotik.
Selain erisipelas, dikenal juga infeksi pada kulit yang disebut dengan selulitis. Hal
yang dapat membedakan keduanya adalah jika selulitis infeksi terjadi pada lapisan
kulit yang lebih dalam (lapisan dermis dalam) dan juga mengenai lapisan lemak tepat
di bawah kulit (jaringan subkutan). Oleh sebab itu, terkadang erisipelas lebih
cenderung membentuk bintil berisi cairan yang bening, sedangkan selulitis lebih
cenderung membentuk abses (kantong berisi nanah) dan mengeluarkan nanah.
Selulitis juga biasanya lebih lambat perkembangannya dibandingkan erisipelas. Pada
selulitis, kulit yang terkena tidak tampak terlalu merah dan jarang memiliki batas yang
jelas, sedangkan pada erisipelas, ruam akan tampak merah terang dengan tepi batas
yang tegas.
Penyebab
Erisipelas paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus beta-
hemolitikus Grup A (Streptococcus pyogenes), yang juga dapat
menyebabkan faringitis (radang tenggorokan). Area wajah dan tangan paling sering
terkena karena penderita radang tenggorokan seringkali batuk dan menyebarkan
bakteri ke kulit. Selain itu, pada beberapa kasus erisipelas juga dapat disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus, Methicillin Resistant-
strain Staphylococcus aureus (MRSA), Streptococcus pneumoniae, Klebsiella
pneumoniae, Yersinia enterocolitica, Escherichia coli, Staphylococcus warneri,
dan Haemophilus influenzae.
Erisipelas umumnya terjadi ketika bakteri masuk melalui suatu luka atau bagian kulit
yang terbuka, yang kemudian akan dengan cepat berkembang biak dan menyebar
melalui pembuluh getah bening kecil tepat di bawah permukaan kulit. Dalam upaya
untuk melawan bakteri, sistem kekebalan tubuh akan melakukan mekanisme
pertahanan melalui reaksi radang, sehingga menyebabkan pembuluh darah di
sekitarnya melebar dan jaringan di sekitarnya juga ikut membengkak.
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami erisipelas, antara
lain:
Mempunyai cedera pada kulit (permukaan kulit yang terbuka), seperti luka
pada kulit, gigitan serangga atau binatang, luka dari operasi.
Memiliki gangguan kulit tertentu, seperti dermatitis (radang pada kulit),
impetigo (infeksi pada kulit), infeksi jamur pada kulit
Mempunyai gangguan fungsi pembuluh getah bening
Kegemukan (obesitas)
Riwayat konsumsi alkohol berlebihan
Penyakit diabetes (kencing manis) yang tidak terkontrol dengan baik
Gangguan aliran pembuluh darah
Sistem kekebalan tubuh yang melemah, yang disebabkan oleh penggunaan
obat-obatan tertentu (seperti kemoterapi) ataupun akibat penyakit tertentu
(HIV/AIDS)
Orang lanjut usia (>60 tahun) lebih sering terkena erisipelas, meskipun
erisipelas dapat terjadi pada usia berapa saja
Sedang hamil
Memiliki riwayat erisipelas sebelumnya
Memiliki riwayat pengobatan radioterapi (terapi penyinaran)
Gejala
Gejala erisipelas biasanya didahului oleh beberapa gejala mulai dari 4 hingga 48 jam
sebelum timbulnya ruam di kulit, seperti:
Demam
Badan menggigil
Kelelahan
Tidak nafsu makan
Muntah
Sakit kepala
Setelah itu, dapat timbul gejala di kulit, paling sering di daerah kaki, wajah, dan
lengan, berupa ruam yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Diagnosis
Dalam mendiagnosis erisipelas, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara
dengan Anda. Dokter akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami, seperti
bagaimana bentuk ruam yang timbul, sudah berapa lama ruam muncul, di mana saja
lokasi ruam timbul, serta gejala-gejala lain yang mungkin mendahului sebelum ruam
muncul. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh
dan juga mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mungkin berperan terhadap
timbulnya erisipelas. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan
melihat secara langsung ruam dan kulit Anda. Secara umum, dokter dapat
mendiagnosis erisipelas berdasarkan hasil wawancara dan tampilan dari kulit yang
terkena, karena erisipelas cenderung mempunyai ciri-ciri yang khas. Pemeriksaan
penunjang lebih lanjut biasanya tidak diperlukan dan jarang dilakukan. Akan tetapi,
pada kasus tertentu dokter dapat melakukan pemeriksaan darah jika ditemui tanda-
tanda infeksi bakteri dalam darah.
Tes darah ini juga dapat membantu untuk mengungkapkan:
Peningkatan kadar sel darah putih, yang dapat disebabkan oleh kerusakan
jaringan dan infeksi bakteri
Peningkatan kadar protein c-reaktif (C-Reactive Protein/CRP), yang diproduksi
oleh hati dalam jumlah yang meningkat ketika terjadi peradangan
Kultur darah positif menunjukkan adanya infeksi bakteri
Tata Laksana
Tatalaksana utama erisipelas adalah dengan mengggunakan obat antibiotik yang
diminum. Jika kondisinya parah, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan
antibiotik intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah). Golongan antibiotik yang
biasanya digunakan untuk mengobati erisipelas meliputi:
Jika Anda memiliki episode infeksi yang berulang, dokter akan memberi Anda
antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi di masa depan. Obat anti alergi,
mineral, dan vitamin terkadang ditambahkan ke antibiotik untuk meningkatkan
efektivitasnya. Penggunaan antibiotik dalam bentuk tablet biasanya selama 7 hingga
14 hari.
Terdapat juga beberapa cara lain untuk membantu meredakan rasa sakit dan
ketidaknyamanan serta mempercepat proses penyembuhan, seperti:
Menjaga area yang terinfeksi lebih tinggi dibandingkan permukaan sekitar, dan
tetap memastikan adanya gerakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah
Kompres dingin yang ditempatkan pada kulit yang terkena
Lotion untuk mengurangi kulit menjadi kering dan pecah-pecah
Obat penghilang rasa sakit, seperti Ibuprofen
Menggunakan stoking kompresi setelah infeksi sembuh
Komplikasi
Komplikasi jarang terjadi pada orang yang terinfeksi erisipelas. Namun, terkadang
komplikasi bisa saja terjadi. Misalnya, jika bakteri masuk ke dalam aliran darah, maka
bakteri bisa menyebar ke katup jantung, tulang, dan persendian. Akibatnya, kondisi
yang disebut dengan bakteremia akan terjadi. Komplikasi lain yang mungkin terjadi
termasuk:
Pembengkakan kaki
Syok septik, yaitu infeksi luas yang menyebabkan kegagalan organ dan tekanan
darah yang sangat rendah
Infeksi pada katup jantung
Glomerulonefritis pasca-streptokokus (suatu kondisi ginjal yang mempengaruhi
anak-anak)
Gangren, yaitu kondisi matinya suatu jaringan tubuh akibat tidak mendapat
pasokan darah yang cukup
Tromboflebitis, yaitu radang pada pembuluh darah
Episode infeksi yang berulang
Pencegahan
Terdapat beberapa cara untuk mencegah erisipelas. Hal ini termasuk menjaga
kesehatan kulit Anda dengan menjaga kelembapannya. Selain itu, Anda harus
menghindari kulit yang kering, luka, dan goresan untuk mengurangi risiko terjadinya
infeksi pada kulit. Untuk mencegah terulangnya infeksi, antibiotik jangka panjang
seperti Penisilin mungkin direkomendasikan. Beberapa langkah-langkah yang Anda
dapat ikuti untuk menghindari tertular infeksi bakteri, antara lain: