Anda di halaman 1dari 9

ROMA ULINA BR MANALU

193308010010
REVIEW 3 JURNAL MENGENAI PEMASANGAN DENTAL IMPLANT DAN
PERMASALAHAN SERTA CARA PENANGGULANGANNYA
Judul Implant Gigi One-Piece Vs Two- Pieces dalam Praktek Sehari-hari
Jurnal Mahjalah Kedokteran Gigi
Volume dan Volume 21, No 2. Hal 149-158
Halaman
Penerbit
Pembahasan Pendahulan
Implant gigi yang tersedia di pasaran adalah one-piece (bagian abutment
menyatu dengan implant) dan two-pieces (implant dan abutment terpisah).
Prosedur pemasangan implant gigi two pieces biasanya lebih rumit dan
membutuhkan prosedur bedah dua kali. Pada implant gigi onepiece,
implant dimasukkan tulang dengan bagian abutment berada di atas gingival
(non-submerged). Sementara sistem implant gigi two-pieces, implant
dimasukkan dalam tulang dan ditutup gingival (submerged).
Kasus 1
Seorang wanita berusia 43 tahun, datang untuk mengganti gigi molar
kanan atas yang telah dicabut beberapa bulan yang lalu dengan implant.
Pemaasangan implant kasus 1
Prosedur pembedahan dilakukan dengan teknik tanpa flap dan diawali
dengan prosedur anestesi lokal. Jaringan lunak dilubangi pada puncak
tulang alveolar. Prosedur pengangkatan dasar sinus dilakukan dengan
Sinus Crestal Approach Kit (Neobiotech). Sebanyak 0,5 cc allograft
(SureOss, Hanz Biomed) dimasukkan ke dalam lubang sinus dan secara
langsung memisahkan membran Schneiderian. Dengan prosedur ini,
terlihat penambahan tulang alveolar setinggi 6 mm.
One-piece implant berukuran 5,6 mm X 12 mm (Commed Implant,
Taiwan) dimasukkan dengan torque lebih dari 45 Nm dan terlihat stabilitas
awal yang baik. Prosedur ini tidak membutuhkan penjahitan. Direct
loading dilakukan pada hari yang sama dengan pelaksanaan prosedur
pembedahan.
Pasien diberikan instruksi paska operasi. Setelah 3 bulan, implant
menunjukkan hasil yang baik. Tidak ada kegoyangan dan suara perkusi
nyaring. Hasil rontgen panoramik tidak menunjukkan tanda-tanda peri-
implantitis. Restorasi akhir berupa mahkota PFM dipasang 3 bulan paska
pemasangan implant.

(A) (B)
Gambar 1. (A) Gambar radiografi sebelum penempatan implant; (B)
Evaluasi intra oral sebelum penempatan implant

(A) (B)
Gambar 2. (A) Evaluasi klinis setelah one piece-implant dipasang; (B)
gambaran radiaogfi setelah one-piece implant dipasang

Gambar 3. Direct loding dengan restorasi sementara

Gambar 4. (A), (B) Tahap restorasi yang dilakukan 3bulan paska


pembedahan
Kasus 2
Seorang wanita berusia 24 tahun datang untuk mengganti gigi 46 dengan
implant. Ketinggian tulang alveolar yang tersedia sebesar 12 mm, hasil
diagnosis tulang (bone mapping) menunjukkan lebar dan tinggi tulang
yang kurang mencukupi. Puncak tulang alveolar rusak pada saat prosedur
pencabutan gigi tersebut ( Gambar 5). Keadaan umum pasien baik, tidak
dicurigai memiliki riwayat hipertensi, diabetes, bruxism atau penyakit
periodontal aktif.

Gambar 5. Gambar radiografu sebelum pemaasangan implant


Pemasangan implant kasus 2
Teknik pembedahan dengan flap dilakukan dengan diawali pemberian
anestesi lokal. Sebuah two-pieces implant berukuran 4.1 x 10 mm (DIO
Implant) ditanam pada regio 46. Pemberian material bone graft digunakan
untuk menutup crestal dehiscence, kemudian flap dikembalikan dan
dijahit.

Gambar 6. Gambaran radiografi setelah pemasangan two-places implant


Pembedahan sekunder dilakukan 3 bulan kemudian. Gambaran
radiografi tidak menunjukkan tanda-tanda peri-implantitis dan tidak
terlihat resorpsi puncak tulang alveolar. Healing abutment dipasang dan 1
minggu kemudian terlihat emergence profile yang baik dan dilanjutkan
pemasangan abutment (ukuran 4,8 mm).
Selanjutnya dilakukan prosedur pencetakan dengan closed tray dan
hasilnya dikirim ke laboratorium dental. Pemasangan restorasi akhir
berupa mahkota PFM dilakukan seminggu kemudian (Gambar 7)

Gambar 7. Tahap restorasi yang dilakukan 3 bulan setelah pembedahan

Gambar 8a. Evaluasi klinis sebelum pemasangan implant


Kesimpulan Dari Kasus
Pada kasus 1 proses pemasangan implant yang dilakukan adalah
immediate loading dengan mahkota provisoris, mahkota porselen
dilakukan 3 bulan kemudian. Pada kasus 3 proses pemasangan implant
yang dilakukan adalah early placement, dimana setelah dilakukan
pencabutan 5 hari kemudian dilakukan pemasangan onepiece implant.
Sedangkan pada kasus ke 2 dan 4 prosedur pemasangan implant yang
dilakukan adalah staged placement dan staged loading two piece
implant. Implan dipasang saat tulang soket sudah terisi tulang dan
mahkota restorasi dipasang 3 bulan kemudian.
Permasalahan dan Penanganan nya
Pada implant one-piece lebih terbatas dan tidak mungkin
mengganti tipe abutment, sehingga untuk daerah anterior
dengan gingival yang tipis dapat menimbulkan komplikasi
estetik. Berbeda dengan two-pieces yang dapat menggunakan
zirconia untuk bagian abutment.
Implant two-piece sering menimbulkan komplikasi terutama
pada bagian pertemuan antara abutment dan implant. Area
pertemuan antara abutment dan implant merupakan area kritis
pada pemasangan implant two-pieces karena pada area tersebut
sering terjadi celah mikro dan pergerakan mikro. Pada daerah
ini abutment dan implant akan dihubungkan oleh screw. Karena
itu, pada implant two-pieces sering terjadi komplikasi berupa
patahnya screw, atau screw kendur sehingga abutment goyang.
apabila sudut pemasangan implant kurang bagus, pada two-
pieces implant, sudut abutment dapat disesuaikan dengan angled
abutment. Meskipun demikian tetap disarankan agar arah
implant sesuai dengan arah beban kunyah

Judul ONE-PIECE Dental Implant untuk Rehabilitasi Ruang Kaninus Yang


Sempit
Jurnal Odonto Dental Journal
Volume dan Volume 4, No 1 (2017), Hal 61-66
Halaman
Penerbit Departemen Biologi Oral Falkutas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
Pembahasan Pendahuluan
Dental implant yang tersedia saat ini adalah two-pieces (implant dan
abutmen terpisah) dan one-piece (bagian abutmen menyatu dengan
implan). Desain one-piece dental implant lebih sederhana dibanding two-
pieces dental implant. Bagian abutmen dan implan pada one-piece dental
implant merupakan satu bagian yang utuh. Pada two-pieces dental implant,
bagian abutmen dan implan terpisah menjadi dua bagian sehingga two-
pieces dental implant memiliki celah mikro pada pertemuan implan dan
abutmen yang dapat berpotensi menimbulkan komplikasi.

Kasus 1
Penderita wanita usia 22 tahun, datang ke Poli Gigi Balai Kesehatan
Lanal Malang dengan keluhan gigi caninus kanan rahang atas 13 yang
tumbuh tidak pada tempatnya sehingga terdapat ruang kosong diantara gigi
insisif kedua kanan rahang atas 12 dan premolar pertama kanan rahang atas
14. Pada pemeriksaan intraoral, terdapat edentulous ridge antara gigi 12 dan 14
dengan lebar ruang edentulous 5 mm. Gigi caninus kanan rahang atas 13 erupsi
pada bagian bukal antara gigi 14 dan 15.

Gambar 1. Kondisi intraoral

Gambar 2. Gambaran Foto Panoramik

Pemasangan Implant Pada Kasus


• Pada pertemuan pertama dilakukan perawatan pendahuluan berupa
scaling root planning yang dilanjutkan penjelasan kepada penderita
mengenai alternatif perawatan yang akan dilakukan.
• Untuk mengisi ruang kosong antara gigi 12 dan 14 dipilih perawatan
dental implant untuk menggantikan gigi 13. Jarang antara distal gigi 12
dan mesial gigi 14 sebesar 5mm. ini merupakan jarak yang sempit,
maka rencana jenis implan yang akan digunakan adalah implan jenis
one-piece yang memiliki diameter kecil sehingga sesuai dengan kondisi
ruang edentulous yang ada.
• Pada pertemuan kedua dilakukan ekstraksi gigi 13 yang malposisi.
Pencabutan dilakukan dengan disertai pembuatan flap untuk menutup
defek yang muncul post ekstraksi.
• Untuk memulai tindakan, diawali dengan asepsis daerah kerja ektra oral
dengan menggunakan povidone iodine 70% dan intraoral dengan
povidone iodine 10%. Selanjutnya pengulasan anestesi topical pada
daerah mucogingival junction yang kemudian dilakukan anestesi local
dengan syringe
• Pembuatan flap dilakukan dengan menggunakan scalpel no 15 dan
respiratorium sehingga tulang bukal diatas gigi 14 dan 15 terbuka. Gigi
13 dilakukan ekstraksi. Pemberian bne graft sebanyak 2 gram
dumasukkan pada socket bekas pencabutan untuk menghindari
munculnya defek post ektraksi kemudian ditutup kembali dengan flap
lalu dijahit untuk fixasi flap
• Tahap selanjutnya adalah Tindakan operatif pemasangan implan.
Implant memiliki diameter 3mm dengan Panjang 10mm. insersi implant
dilakukan dengan anestesi local.
• Surgical template diposisikan dan dilakukan drilling sampai dengan
ukuran yang dibutuhkan. Surgical template dilepaskan kemudian
lakukan insersi one-piece dental implant hingga kedalaman yg tercapai.
• Nilai torsi yg digunakan 30-35NN/cm. Flap dilakukan penjahitan yang
terputus sekitar leher implant.
• Pasien diberikan antibiotic dan analgesic selama lima hari dan
diintrusikan berkumur chlorhexidine 0,12%.
• Pada hari 7 setelah insersi implant, dilakukan pengangkatan jahitan
yang kemudian dilakukan persiapan abutmen dan pembuatan mahkota
sementara dari akrilik.
• Pencetakan gigi dilakukan dengan menggunakan bahan elastomer. Pada
hari ke -30 setelah proses pemasangan implan, tampak penyembuah
jaringan lunak.
• Mahkota sementara dilepas dan dilakukan persiaan abutmen untuk
pembuatan nmahkota tetap.
• Pasien dicetak kembali dengan bahan cetak berbasis silikon
(polisiloksan). Mahkota tetap yang dipilih adalah mahkota tetap
berbahan porcelain fuse to metal. Mahkota tetap diinsersi dengan
menggunakan glass ionomer cement

Gambar 3. Gigi 13 yang sudah diekstraksi

Gambar 4. Insersi one piece dental implant

Gambar 5. Satu minggu setelah insersi implant

Gambar 6. Insersi Mahkota 13

Permasalahan dan Penanganan pada kasus


Pada kasus ini, ruang edentulous untuk gigi caninus sempit sehingga
tidak memungkinkan menggunakan dental implant secara konvensional
yang memiliki diameter dan struktur yang besar. Gigi caninus selain
berfungsi sebagai alat pengunyah, caninus juga memberi nilai estetika
Pasien dilakukan perawatan penutupan ruang edentulous yang sempit
dikarenakan hilangnya gigi caninus kanan rahang atas 13 dengan
menggunakan one-piece dental implant. Keuntungan dari penggunaan one-
piece dental implant antara lain memiliki estetika dan fungsi rehabilitasi
yang lebih baik, waktu prosedur kerja yang lebih pendek, penggunaan
armamentarium yang minimal, kerusakan pada jaringan sekitar yang
minimal, biaya yang murah, dan dapat digunakan di ruang edentulous yang
sempit.
One-piece dental impant juga memiliki beberapa kekurangan. Tipe
abutmen pada one-piece dental implant tidak dapat diganti sehingga dapat
menimbulkan masalah estetik pada anterior gingiva yang tipis. Pada one-
piece dental implant tidak dapat menyesuaikan sudut abutment sehingga
diperlukan koreksi alveolar ridge dan pemberian bone graft.

Anda mungkin juga menyukai