Materi Stratigrafi Analisis
Materi Stratigrafi Analisis
TEORI DASAR
Sekuen stratigrafi adalah sebuah satuan stratigrafi yang terdiri atas urutan
yang relatif selaras dari lapisan batuan yang secara genetik berhubungan dan
dibatasi dibagian atas dan bawahnya oleh bidang ketidakselarasan atau korelatif
Bidang ketidakselarasan yang membatasi bagian atas dan bawah dari suatu
sekuen itu sendiri disebut batas sekuen atau sequence boundary. Ketidakselarasan
sebagai batas sekuen bisa mencerminkan bidang erosi atau masa tanpa
representasi lapisan geologinya, bisa akibat erosi atau masa tanpa pengendapan.
23
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
berhubungan dangan batas strata berupa permukaan dari erosi atau
atau erosi.
sedimen berakumulasi.
geometri
skala keseluruhan.
24
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
3.1.1 Faktor-faktor yang Mengontrol Pembentukan Sekuen
(sea level changes), tektonik subsidence, akomodasi, suplai sedimen, dan juga
iklim.
Eustasi diartikan sebagai perubahan muka air laut secara global yang
biasanya diukur dari muka air laut hingga suatu datum tetap seperti pusat
proses glasial.
b. Tektonik Subsidence
Faktor tektonik ini akan berkaitan erat dengan naik atau turunnya suatu
c. Akomodasi
juga dikontrol oleh posisi dari base level karena dalam pengendapan atau
25
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
pengakumulasian suatu sedimen, diperlukan suatu tempat atau ruang
d. Suplai Sedimen
e. Iklim
adalah iklim, terutama endapan evaporit dan karbonat. Variasi iklim juga
pada suatu cekungan, misalnya pada musim hujan pasokan sedimen akan
Pola Penumpukan atau Stacking patterns adalah suatu pola atau variasi
gambaran yang terbentuk dari parasekuen atau parasekuen set yang semakin ke atas
atau dengan kata lain semakin muda menumpuk satu sama lain sehingga
dengan 3 tipe yaitu, progradasi, retrogradasi, dan agradasi . Pola penumpukan atau
stacking patterns ini berhubungan erat atau dipengaruhi oleh akomodasi, dimana
26
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
akomodasi sendiri seperti ini telah di jelaskan sebelumnya di kontrol oleh
(uplift), dan juga akumulasi dari suplai sedimen pada sekuen tersebut. Berikut
Gambar 3.1 Stacking patterns dari progradasi, retrogradasi, dan agradasi (Van Wagoner
et al., 1990)
a. Progradasi
lebih muda akan lebih maju jauh ke arah cekungan dan terbentuk apabila
27
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
b. Retrogradasi
parasekuen set yang lebih muda akan cenderung diendapkan jauh lebih
ke arah daratan.
c. Agradasi
Pola agradasi adaah pola yang menunjukkan parasuken set yang lebih
muda diendapkan satu diatas lainnya tanpa adanya pergeseran. Pola ini
Sekuen stratigrafi adalah sebuah satuan stratigrafi yang terdiri atas urutan
yang relatif selaras dari lapisan batuan yang secara genetik berhubungan dan
dibatasi dibagian atas dan bawahnya oleh bidang ketidakselarasan atau korelatif
menjadi:
a. Sekuen Tipe 1
pada saat muka air laut relatif menurun atau dengan kata lain muka
air laut relatif turun pada garis pantai (shore line) terhadap fisiografi
28
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
cekungan. Sekuen ini dibatasi oleh batas sekuen tipe 1 di bawahnya,
dan batas sekuen tipe 1 atau batas sekuen tipe 2 di bagian atasnya
b. Sekuen Tipe 2
saat muka air laut relatif naik atau tetap , pada sekuen ini terjadi
dibatasi oleh batas sekuen tipe 2, dan batas sekuen tipe 1 atau batas
Pada setiap sekuen terdapat batas-batas atau permukaan yang kita kenal
Tipe 1
29
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
mendadak, dan coastal onlap ke arah cekungan. Sekuen pada
Tipe 2
pertama yang menandai akhir dari regresi atau menandai awal dari
30
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
3.1.5 System Tract
sekuen yang terjadi pada suatau interval waktu atau umur yang sama yang terjadi
berdekatan satu sama lain dan dalam suatu segmen dari kurva relatif muka air laut.
Sea level curve atau kurva relaitf muka air laut merupakan kecepatan naiknya muka
air laut paling besar dan kecepataan turunya muka air laut paling besar. Pada system
31
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
a. Lowstand System Tract (LST)
Lowstand system tract membentuk pola susunan regresi yang terdiri dari
dilanjutkan stillstand atau tetap hingga diakhiri pada penaikan muka air
laut relatif secara perlahan. LST ini terdiri dari 2 macam endapan yaitu
berupa endapan regresi pantai dan shelf serta agradasi endapan fluvial
dalam incised valley. Lowstand system tract ini dibagi menjadi dua fase,
yaitu:
Terjadi ketika eustasi atau muka air relatif terjadi penurunan, dan
endapan kipas bawah laut yang secara garis besar terdiri dari
batupasir.
Late lowstand system tract terjadi ketika muka air laut relatif stabil
perlahan. Pada akhir dari LST ini coastal onlap bergerak kearah
32
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
b. Transgressive System Tract (TST)
System tract ini berada di tengah antara sekuen pengendapan tipe 1 dan
muka air laut relatif atau dapat dikatakan terdiri dari endapan yang terjadi
saat kenaikkan muka air laut relatif lebih cepat dibandingkan kecepatan
maximum flooding surface sebagai hasil dari puncak kenaikan muka air
laut atau batas dari transgresi. TST berakhir ketika laju pengendapan atau
pada cekungan. Pola yang terbentuk umumnya retrogradasi dan pada log
umunya menghalus ke atas atau fining upward. TST memiliki batas atas
dengan kata lain pada sistem TST seringkali mengandung lapisan tudung
yang terjadi dimulai ketika kenaikan muka air laut relatif mulai menurun
setelah melalui masa puncak dari transgresi. Penurunan dari muka air laut
33
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
semakin keatas atau akhir dari endapan HST. Pada seismik, awal
Log adalah suatu grafik kedalaman, dari suatu set data yang menunjuakan
sangat membantu dalam menentukan karakter fisik dari batuan seperti litologi,
b. Log Neutron
34
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
menunjukan nilai neutron yang tinggi saat formasi tersebut mengandung
air. Prinsip log ini adalah mengukur kandungan air dalam formasi,
maupun ikatan air, air yang terkristalisasi atau free pore water.
c. Log Densitas
Log densitas adalah sumber radioaktif yang ada pada alat akan
impedance dalam kalibrasi pada seismik. Secara kualitatif log ini berguna
2. Konsep Elektrofasies
a. Cylindrical
stabil, berupa nilai kurva log GR yang rendah atau tajam. Bentuk
35
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
dengan endapan sedimen braided channel, estuarine atau sub-
b. Irregular
c. Bell Shaped
atas. Bentuk bell shaped dihasilkan oleh endapan point bars, tidal
turbidit.
d. Funnel Shaped
36
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
atau karbonat terumbu depan yang berprogradasi diatas mudstone,
delta front atau distributary mouth bar, crevasse splay, beach and
barrier beach.
itu. Perubahan yang terjadi yang terekam dalam karakter ini adalah
37
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
3.3 Fasies
batuan itu berbeda dengan di atas dan di bawahnya juga dengan batuan yang
fasies tersebut berhubungan dengan berubah secara genetik, sehingga aosiasi fasies
ini memiliki arti lingkungan pengendapan (Walker dan James, 1992). Fasies
pengedapan.
(fasies environment). Lingkungan sedimentasi dicirikan oleh sifat fisik, kimia dan
biologi khusus yang beroperasi menghasilkan tubuh batuan yang dicirikan oleh
tekstur, struktur dan komposisi yang spesifik. Sedangkan fasies menunjukan kepada
unit stratigrafi yang dibedakan oleh litologi, struktur dan karakteristik organik yang
penulis. Namun demikian umumnya mereka sepakat bahwa fasies merupakan ciri
38
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
Model fasies dapat merupakan suatu pandangan umum dari suatu sistem
pengendapan yang terdiri dari beberapa contoh individual dari sedimen saat ini
(recent) dan sedimen lampau (ancient) (Walker, 1992). Secara umum model fasies
1. Perbandingan suatu standar model fasies dengan suatu contoh fasies lainnya
datang
yang terpisah dan menonjol yang terbentuk ketika sungai memasuki lautan atau
bagian dari perairan yang besar (Elliot, 1986). Delta akan terbentuk apabila pasokan
sedimen lebih besar daripadan sedimen yang disebarkan oleh gelombang laut atau
yang bekerja pada suatu cekungan. Morfologi delta secara umum dibagi tiga, yaitu
: dataran delta (delta plain), muka delta (delta front) dan lereng delta (prodelta).
39
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
Gambar 3.4 Morfologi dan profil stratigrafi delta (Allen, 1998).
Dataran delta merupakan bagian delta yang bersifat sub aerial yang terdiri
dari channel yang sudah ditinggalkan dan merupakan bagian daratan delta dan
terdiri dari endapan delta yang lebih dominan daripada endapan laut dan
membentuk suatu dataran rawa-rawa yang didominasi oleh material sedimen yang
40
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
Sedimen pada inter-distributary channel biasanya terdiri atas endapan yang
berukuran halus (lanau dan lumpur) dan carbonaceous clay. Arus yang berasal dari
fluvial adalah proses yang dominan pada transport sedimen didataran delta,
meskipun arus yang berasal dari tidal bisa terjadi pada saat pasang maksimum.
Pada bagian ini termasuk daerah yang tidak dipengaruhi oleh pasang
surut air laut dan endapannya secara umum terdiri dari endapan channel
silang siur, ripple cross stratification, scour and fill dan lensa-lensa
lempung.
suatu endapan yang berukuran lanau sampai lempung yang sangat dominan.
endapan pasir yang bersifat lokal, tipis dan kadang hadir sebagai pengaruh
41
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
gelombang. Pada daerah yang ditumbuhi oleh rawa-rawa akan menjadi
batubara.
Lower delta plain terletak pada daerah dimana tejadi interaksi antara
sungai dan laut, yaitu pada low tidemark sampai batas kehadiran yang
endapan pengisi teluk (bay fill deposit) meliputi inter-distributary bay, dan
tanggul alam, rawa dan crevasse splay, serta endapan pengisi distributary
Muka delta (Delta Front) terbentuk pada lingkungan laut dangkal dan
dibagi menjadi beberapa sub lingkungan dengan karakteristik asosiasi fasies yang
berbeda.
Sub lingkungan yang pertama adalah channel yang ditandai dengan adanya
bidang erosi pada bagian dasar urutan fasies dan menghalus ke atas. Struktur
sedimen yang umum dijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification,
42
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
Sub lingkungan yang kedua adalah distributary mouth bar yang pada daerah
dengan struktur sedimen yang dijumpai antara lain: struktur laminasi dan silang
siur.
tersusun atas pasir halus dengan struktur sedimen yang dapat dijumpai antara lain,
current ripple, cross bedding dan massive gradded bedding . Diantara distributary
mouth bar tersebut terakumulasi kempung lanauan (silty mud) atau lempung pasiran
litologi dari batupasir bar menjadi endapan batulempung dan selalu ditandai oleh
zona lempungan yang masif. Daerah ini merupakan bagian distal dari suatu delta
endapan laut dangkal. Struktur deformasi sedimen banyak dijumpai namun struktur
Prodelta merupakan sub lingkungan transisi antara lain muka delta dan
endapan normal marine shelf yang berada diluar muka delta dengan fasies
43
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
Lereng prodelta ini kadang-kadang sulit dibedakan dengan endapan
paparan (shelf), tetapi pada prodelta ini sedimennya lebih tipis dan memperlihatkan
komposisi, penyebaran atau perkembangan secara lateral, dan lapisan batuan yang
didasari oleh karakter dari data seismik (Vail dan Mitchum, 1977 dalam Noeradi
D., 2013).
Prinsip dasar dari seismik adalah bahwa refleksi gelombang seismik atau
akustik dari suatu permukaan batuan atau bidang yang umumnya berupa bidang
permukan lapisan dan bidang ketidak selarasan, oleh karena itu, garis-garis ini
mencerminkan rangkaian pantulan yang mendekati waktu atau dengan kata lain
menunjukan adanya perubahan fasies secara lateral akan tetapi variasi amplitudo
ini timbul karena adanya bidang perlapisan atau bidang ketidak selarasan.
44
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
ketidakselarasan akibat permukaan erosi atau nondeposisi yang mewakili hiatus
utama.
yang berbeda-beda. Batas-batas ini disebut dengan terminasi refleksi. Terdapat dua
bentuk pola terminasi refleksi yang membatasi benda-benda geologi di atas dan
dibawahnya, yaitu batas sekuen seismik bagian atas berupa truncation dan toplap.
a. Truncation
angular unconformity.
b. Toplap
45
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
besar sebagai hasil dari nondeposisi (sediment bypass), atau erosi
c. Onlap
nonmarine.
Marine Onlap
maksimu regresi.
Coastal Onlap
Fluvial Onlap
d. Downlap
46
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
Downlap umunya terlihat di dasar clinoforms yang berprogradasi,
lingkungan laut.
Gambar 3.5 Terminasi refleksi pada sekuen seismik (Emery & Myres,
1996 in Catuneanu, 2006)
maupun kondisi geologi bawah permukaan, dan menjadi dasar dalam suatu kegiatan
bawah permukaan dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kondisi geologi bawah
47
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan
arah suplai sedimen, arah laut terbuka serta untuk mengetahui daerah prospek
hidrokarbon.
Ratio)
batupasir dengan batulempung. Dari nilai SSR yang didapat, dibuatlah suatu peta
SSR. Peta ini dapat digunakan sebagai pendukung penentu arah pengendapan,
48
Analisis reservoir pada formasi gumai untuk penentuan titik sumur pegembangan pada lapangan X, sub cekungan Jambi ,
Sumatera Selatan
Muhammad Rijallul Ikhsan