Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Informatika (SENATIKA)

Vol. No. Tahun. 2022

Penerapan Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis Berbasis Web


1 2 3
Selviyani , Budi Serasi Ginting , Yani Maulita
1,2,3
Sistem Informasi, STMIK Kaputama, Jl. Veteran No. 4A – 9A, Tangsi, Binjai, Kota Binjai, Sumatera Utara 20714
1 2 3
e-mail: xxxx@xxxx.xxx, xxx@xxxx.xxx, xxx@xxxx.xxx
Abstrak
Kolesistitis merupakan peradangan yang terjadi pada kantong empedu. Kantong empedu merupakan organ tempat penyimpanan cairan empedu, yaitu cairan yang
berperan penting dalam pencernaan lemak di dalam tubuh. Pengolahan data di Rumah sakit bangkatan saat ini masih dilakukan dengan cara pasien dating kerumah
sakit dan menuju keresepsionis untuk melakukan proses sebelum bertemu pakar (dokter), hal itu membuat pasien harus mengantri dan menunggu giliran untuk
bertemu dengan dokter. Minimnya pengetahuan dan informasi masyarakat/pasien saat ini mengakitbatkan keterlambatan dalam melakukan penangan pada gejala
awal penyakit Kolesistitis. Hal tersebut membuat penelitian ini dilakukan dengan membangun sistem pakar yang mampu mendiagnosa penyakit kolesistitis. Dengan
metode dempster shafer diharapkan mampu memberikan tingkat keakuratan yang tinggi. Dari proses perhitungan menggunakan metode dempster shafer diperoleh
kesimpulan bahwa penyakit yang diderita oleh pengguna adalah Kolesistitis Akut dengan nilai densitas 0,571 atau 57,1%.
Kata kunci: Dempster Shafer, Kolesistitis, Sistem Pakar.
Abstract
Cholecystitis is an inflammation of the gallbladder. The gallbladder is an organ where bile is stored, which is a fluid that plays an important role in the digestion of
fat in the body. Data processing at Bangkatan Hospitals is currently still done by means of patients coming to the hospital and heading to the receptionist to carry out
the process before meeting an expert (doctor), it makes patients have to queue and wait their turn to meet the doctor. The current lack of knowledge and information
from the community/patients causes delays in handling the early symptoms of cholecystitis. This makes this research carried out by building an expert system that is
able to diagnose cholecystitis. With the dempster shafer method, it is expected to be able to provide a high level of accuracy. From the calculation process using the
Dempster Shafer method, it can be concluded that the disease suffered by the user is Acute Cholecystitis with a density value of 0.571 or 57.1%.
Keywords: Dempster Shafer, Cholecystitis, Expert System.

1. Pendahuluan
Kolesistitis merupakan kondisi yang paling banyak ditemukan, kondisi ini menyebabkan 90% penyakit empedu, dan merupakan penyebab nomor lima
perawatan di rumah sakit pada usia muda. Pengolahan data di Rumah sakit bangkatan saat ini masih dilakukan dengan cara pasien dating kerumah sakit dan menuju
keresepsionis untuk melakukan proses sebelum bertemu pakar (dokter), hal itu membuat pasien harus mengantri dan menunggu giliran untuk bertemu dengan dokter.
Minimnya pengetahuan dan informasi masyarakat/pasien saat ini mengakitbatkan keterlambatan dalam melakukan penangan pada gejala awal penyakit Kolesistitis.
Menurut Brooker (2001) Kolesistitis adalah radang empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,
nyeri tekan dan panas badan. Ada 2 jenis penyakit kolesistitis yaitu:
1. Kolesistitis Akut
Menurut Pangakalan Ide (2015, h.3) Kolesistisis akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di-
dalam ductus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.
2. Kolesistitis Kronis
Kolesistitis Kronis merupakan peradangan yang terjadi setelah seseorang mengalami kolesistitis akut selama beberapa kali.
Maka dari itu perlu adanya suatu system dalam mengatasi masalah tentang penyakit kolesistitis dengan mengetahui gejala awal penyakit dan informasi
lainnya. Sistem Pakar adalah program AI dengan basis pengetahuan (Knowledge Base) yang diperoleh dari pengalaman atau pengetahuan pakar atau ahli dalam
memecahkan persoalan pada bidang tertentu dan didukung mesin Interensi/Inferensi Engine yang melakukan penalaran atau pelacakan terhadap sesuatuatau fakta –
fakta dan aturan kaidah yang ada dibasis pengetahuan setelah dilakukan pencarian, sehingga dicapai kesimpulan (Siswanto, 2010, h.1).
2. Metode Penelitian
Berdasarkan Metodologi yang dilakukan pada penelitian ini, maka terbentuklah alur kegiatan metode kerja penelitian pada Gambar 1.
Rumusan Masalah

Kajian Teori

Pengumpulan Data

Analisis Data

Perancangan Sistem

Implementasi

Testing

Evaluasi

Gambar 1. Alur Kerja Penelitian


2 Seminar Nasional Informatika (SENATIKA)

Berdasarkan dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa ada beberapa tahapan yang digunakan dalam pembuatan program aplikasi ini yaitu sebagai berikut :
1. Rumusan Masalah
Tahapan ini merupakan tahapan awal dari penelitian yaitu dengan menentukan latar belakang masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian yang dilakukan dengan
membatasi masalah agar tidak keluar dari fokus pembahasan atau penyusunan skripsi.
2. Kajian Teori
Tahapan ini adalah mencari informasi, sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi baik dari studi pustaka, jurnal dan internet sebagai pendukung
dan landasan dasar penulisan skripsi.

: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 3

3. Pengumpulan Data
Tahap ini bermaksud untuk mengumpulkan data-data penelitian seperti gejala dan penyakit kolisistitis yang diperoleh dari studi Pustaka seperti jurnal dan buku,
observasi serta wawancara dengan pakar. Kemudian untuk data-data metode Dempster Shafer diperoleh dari jurnal dan buku.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah untuk
dimengerti dan berguna untuk solusi suatu masalah khususnya yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis data dengan menggunakan
metode Dempster Shafer, data akan di hitung sehingga mendapatkan hasil diagnosa penyakit kolisisttitis.
5. Perancangan Sistem
Perancangan merupakan penggambaran perancangan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam suatu kesatuan sistem yang
dapat dirancang.
6. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pengimplementasian sistem sesuai dengan rancangan atau konsep yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Bentuk dari implementasi
sistem adalah pembuatan aplikasi sistem pakar mendiagnosa penyakit kolsistitis dengan menggunakan metode Dempster Shafer. Metode Dempster Shafer merupakan
suatu teori matematika yang digunakan untuk pembuktian berdasarkan belief function dan plausible reasoning atau fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk
akal. Metode ini digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasikan kemungkinan dari suatu peristiwa.
7. Testing dan Uji Coba Sistem
Pada tahap ini dilakukan setelah tahapan implementasi selesai dilakukan, pada tahap ini dilakukan pengujian sistem apakah sistem dapat berjalan dengan seperti yang
diharapkan atau tidak. Pengujian dengan 2 tahap yaitu pengujian terhadap performa sistem menggunakan BlackBox Testing, dan pengujian terhadap proses
perhitungan validasi sistem pakar menggunakan metode Dempster Shafer. Selain itu penulis juga menghitung menggunakan akurasi, nilai akurasi yang dimaksud
adalah untuk menentukan presentase ketepatan dalam proses pengklasifikasian terhadap data testing yang diuji, tingkat akurasi dihitung dengan rumus:

8. Evaluasi
Tahap ini mengambil kesimpulan dan saran yang dapat dilakukan dalam penyusunan skripsi. Dengan adanya kesimpulan maka akan diketahui hasil dari keseluruhan
skripsi dan diharapkan dengan saran akan ada perbaikan dan manfaat lain.
2.1. Metode Dempster Shafer
Memurut jurnal Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer. Dempster Shafer adalah suatu teori matematika yang bertujuan untuk membuktikan berdasarkan
belief function and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang
terpisah (bukti) untuk mengkalkulasikan kemungkinan dari suatu peristiwa (Kurniawati Pratama, 2014).
Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval :
[Belief,Plausibility]
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak adaevidence, dan jika
bernilai 1 menunjukan adanya kepastian. Dimana nilai bel yaitu (0-0.9).
Fungsi Belief dapat diformulasikan dan ditunjukan pada persamaan (1) :
(1)

Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka
dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :

∑ m1 ( X ) . m2 (Y ) (2)
X ∩Y =Z
m3 (Z)=
1− ∑ m1 ( X ) . m2(Y )
X ∩Y =∅

2.2. Perancangan Sistem


Dalam merancang sistem pakar mendiagnosa penyakit kolisistitis ini, penulis menggunakan metode dempster shafer dalam menyelesaikan masalah.
Perancangan sistem ini meliputi :
Flowchart Diagnosa Penyakit
4 Seminar Nasional Informatika (SENATIKA)

Mulai

Login Username,
dan Password

Tidak
Gejala Penyakit?

Ya

Proses
Perhitungan DS

Hasil Diagnosa
Penyakit
Kolisistitis(Nilai
Tertinggi)

Selesai

Gambar 2. Flowchart Diagnosa Penyakit


Use Case Diagram

Mengakses Website

Login

Masukkan Gejala Penyakit

Admin

User
Konsultasi

Update

Hasil Diagnosa

Logout

Gambar 3. Use Case Diagram


3. Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini dibutuhkan data penelitian untuk dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode dempster shafer.
Tabel 1. Data Penyakit Kolesistitis

Kode Nama Penyakit

P01  Kolesistitis Akut

P02  Kolesistitis Kronis

Tabel 2. Data Gejala Penyakit Kolesistitis

Kode Gejala

G01 Sakit perut yang terasa menusuk dan bertambah parah saat menarik napas panjang

G02 Mual, muntah, kembung, dan nafsu makan hilang

: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 5

G03 Demam

G04 Kulit dan Bagian Mata Menjadi Kuning

G05 Benjolan Diperut

G06 Tinja berwarna seperti tanah liat/pucat

G07 Jaringan kantong empedu mati dan membusuk

G08 Kantong empedu pecah

G09 Infeksi rongga perut akibat pecahnya kantong empedu ( peritonitis)


G10 Penumpukan nanah (abses) di dalam kantung empedu

Tabel 3. Basis Pengetahuan Penyakit

Kode Gejala P01 P02

Sakit perut yang terasa menusuk dan bertambah parah saat


G01 *  *
menarik napas panjang

Mual, muntah, kembung, dan nafsu makan


G02 *
hilang
G03 Demam *  

G04 Kulit dan Bagian Mata Menjadi Kuning *  

G05 Benjolan Diperut *  

G06 Tinja berwarna seperti tanah liat/pucat  *

G07 Jaringan kantong empedu mati dan membusuk   *

G08 Kantong empedu pecah   *

Infeksi rongga perut akibat pecahnya kantong empedu


G09   *
(peritonitis)
G10 Penumpukan nanah (abses) di dalam kantung empedu   *

3.1 Penerapan Metode


Data-data yang diperlukan dalam proses analisis sistem pakar mendiagnosa penyakit kolesistitis dengan metode Dempster Shafer ini adalah data murni
yang didapatkan dari hasil wawancara oleh pakar penyakit dalam dengan mengambil penyakit dan gejala yang sering diderita oleh penderita.
Tabel 4. Basis Aturan (Rule)

Id Penyakit Nama Penyakit Gejala / Aturan Rule

Kolesistitis Akut
P01 G01, G02, G03, G04, G05, G06

P02 Kolesistitis Kronis G01,G07, G08, G09, G10

Nilai untuk masing-masing gejala didapatkan dengan membagi nilai 1 dengan jumlah gejala untuk masing-masing penyakit. Semisal penyakit Struk
mempunyai gejala sebanyak 3 gejala sehingga masing-masing gejala mempunyai nilai 1/3 atau 0,33 ini dijadikan sebagai nilai belief atau nilai kepercayaan. Maka
penerapan nilai untuk masing-masing gejala dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Untuk Masing-Masing Gejala

Kode Nama Penyakit Nilai Masing-Masing Ge-


Id Gejala
Penyakit jala

P001 Kolesistitis Akut G01 0,16

G02 0,16

G03 0,16

G04 0,16

G05 0,16

G06 0,16

P002 Kolesistitis Kronis G01 0,20

G07 0,20
6 Seminar Nasional Informatika (SENATIKA)

G08 0,20

G09 0,20

G10 0,20

Dalam metode Dempster Shafer terdapat nilai Belief (Bel) dan Plausibility (PI). Pada penulisan ini nilai belief merupakan nilai ukuran kekuatan suatu gejala untuk
mendukung suatu sistem pakar pada saat memberikan kesimpulan penyakit kolesistitis. Sedangkan nilai Plausibility (Pl) diperoleh Belief (Bel) untuk setiap gejala.

: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 7

Tabel 6. Nilai Belief (Bel) dan Plausibility (Pl) Untuk Gejala

Id Gejala Nama Penyakit Simbol Fungsi Densitas Nilai Belief Plausibility


(Bel) (PI)

G01 Kolestitis Akut G01 (P1,P2) 0,64 0,36

G02 Kolestitis Akut G02 (P1) 0,84 0,16

G03 Kolestitis Akut G03 (P1) 0,84 0,16

G04 Kolestitis Akut G04 (P1) 0,84 0,16

G05 Kolestitis Akut G05 (P1) 0,84 0,16

G06 Kolestitis Akut G06 (P1) 0,84 0,16

G07 Kolesistitis Kronis G07 (P2) 0,80 0,20

G08 Kolesistitis Kronis G08 (P2) 0,80 0,20

G09 Kolesistitis Kronis G09 (P2) 0,80 0,20

G10 Kolesistitis Kronis G10 (P2) 0,80 0,20

Dilakukan pengujian konsultasi, seseorang memiliki beberapa gejala diantaranya:


G01 Sakit perut yang terasa menusuk dan bertambah parah saat menarik napas Panjang
G02 Mual, muntah, kembung, dan nafsu makan hilang
G03 Demam
G04 Kulit dan Bagian Mata Menjadi Kuning
G05 Benjolan Diperut
G06 Tinja berwarna seperti tanah liat/pucat
Hal pertama yang dilakukan adalah melihat G01 dan G02.
Gejala G01 : Sakit perut yang terasa menusuk dan bertambah parah saat menarik napas Panjang.
Gejala G01 ini adalah untuk penyakit Kolesistitis Akut (P01) dan Kolesistitis Kronis (P02) dengan:
m1 {P01,P02}= 0,36
θ
m1 { } = 1-0,36 = 0,64

Gejala G02 : Mual, muntah, kembung, dan nafsu makan hilang


Gejala G02 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m2 {P01}= 0,16
θ
m2 { }= 1-0,16 =0,84

Tabel 7. Aturan Kombinasi untuk m3

m2{P01}= 0,16 θ
m2{ }= 0,84

m1{P01,P02}= 0,36 {P01}= 0,057 {P01,P02}= 0.302

m1{θ }=0,64 {P01}= 0.102 θ


{ }= 0.537

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :


0,302 = 0,302
m3(P01,P02) =

1−0
m3{P01}= 0,057+0,102 =0,159 0.06+0.24+ 0.14

1−0 1−0
m3{ }= 0,053 0,537 =0,537
θ
1−0 1−0
Gejala G03 : Demam
Gejala G03 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m4 {P01}= 0,16
θ
m4 { }= 1-0,16 =0,84

Tabel 8. Aturan Kombinasi untuk m5

m4{P01}= 0,16 θ
m4{ }= 0,84

m3{P01,P02}= 0,302 {P01}= 0,048 {P01,P02}= 0,253

m3{P01}=0,159 {P01}= 0,025 {P01}= 0,133


θ
m3{ }= 0,537 {P01}= 0,085 θ
{ }= 0,451

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :


8 Seminar Nasional Informatika (SENATIKA)

0,253 =0,253
m5 (P01,P02) =

1−0
m5{P01}= 0,048+0,025+0,085+ 0,133 = 0,291 0,048+0,253+0,025+ 0,085

1−0 1−0
m5{ } = 0,451 =0,451
θ
1−0
Gejala G04 : Kulit dan Bagian Mata Menjadi Kuning
Gejala G04 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m6 {P01}= 0,16
θ
m6 { }= 1-0,16 =0,84

Tabel 9. Aturan Kombinasi untuk m7

m6{P01}= 0,16 θ
m6{ }= 0,84

m5{P01,P02}= 0,253 {P01}= 0,040 {P01,P02}= 0,212

m5{P01}=0,291 {P01}= 0,046 {P1} = 0,244

m5{θ }=0,451 {P01} = 0,072 θ


{ }= 0.378
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :
0,212 =0,212
m7 (P01,P02) =

1−0
m7 (P01) = 0,040+0,046+0,072+ 0,244 = 0,402
1−0
m7{ }= 0,378 =0,378
θ
1−0
Gejala G05 : Benjolan diperut
Gejala G05 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m8 {P01}= 0,16
θ
m8 { }= 1-0,16=0,84

Tabel 10. Aturan Kombinasi untuk m9

m8{P01}= 0,16 θ
m8{ }= 0,84

m9{P01,P02}= 0,212 {P01}= 0,033 {P01,P02}= 0,178

m9{P01}=0,402 {P01}= 0,064 {P01}= 0,337


θ
m9{ }=0,378 {P01}= 0,060 θ
{ }= 0,317

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :


0,178 =0,178
m9 (P01,P02) =

1−0
m9 (P01) = 0,033+0,064+ 0,060+0,337 = 0,494

1−0
m9{ }= 0,317 =0,317
θ
1−0
Gejala G06 : Tinja Berwarna Tanah liat/Pucat
Gejala G06 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m10 {P01}= 0,16
θ
m10 { }= 1-0,16 =0,84

Tabel 11. Aturan Kombinasi untuk m11

m10{P01}= 0,16 θ
m10{ }= 0,84

m11{P01,P02}= 0,178 {P01}= 0,028 {P01,P02}= 0,149

m11{P01}=0,494 {P01}= 0,079 {P01}=0,414


θ
m11{ }=0,317 {P01}= 0,050 θ
{ }=0,266

: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 9

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :


m11(P01,P02)=0,149 = 0,149
1−0
m11(P01) = 0,028+0,077+0,050+ 0,414 = 0,571
1−0
m11{ }= 0,266 = 0,266
θ
1−0
Berdasarkan gejala tersebut yang telah dihitung untuk penyakit Kolesistitis Akut, nilai densitas yang paling kuat adalah m11(P01) yaitu sebesar 0.571
atau jika dijadikan persentasi adalah sebesar 57,1%.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian untuk mendiagnosa penyakit kolesistitis dengan metode Dempster Shafer, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode Dempster Shafer dapat diterapkan untuk mendiagnosa penyakit kolesistitis sehingga dapat membantu masyarakat umum untuk mendiagnosa penyakit

kolesistitis secara dini.

2. Dengan adanya sistem pakar ini, berdasarkan keakuratan yang telah dihitung dengan metode dempster shafer menghasilkan tingkat keakuratan 57,1%.

3. Adanya fasilitas bagi admin atau pakar untuk melakukan pengelolaan artikel terkait penyakit ini, sehingga setelah penelitian ini selesai dapat dikelola dan

dikembangkan datanya.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai