1. Pendahuluan
Kolesistitis merupakan kondisi yang paling banyak ditemukan, kondisi ini menyebabkan 90% penyakit empedu, dan merupakan penyebab nomor lima
perawatan di rumah sakit pada usia muda. Pengolahan data di Rumah sakit bangkatan saat ini masih dilakukan dengan cara pasien dating kerumah sakit dan menuju
keresepsionis untuk melakukan proses sebelum bertemu pakar (dokter), hal itu membuat pasien harus mengantri dan menunggu giliran untuk bertemu dengan dokter.
Minimnya pengetahuan dan informasi masyarakat/pasien saat ini mengakitbatkan keterlambatan dalam melakukan penangan pada gejala awal penyakit Kolesistitis.
Menurut Brooker (2001) Kolesistitis adalah radang empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas,
nyeri tekan dan panas badan. Ada 2 jenis penyakit kolesistitis yaitu:
1. Kolesistitis Akut
Menurut Pangakalan Ide (2015, h.3) Kolesistisis akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di-
dalam ductus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.
2. Kolesistitis Kronis
Kolesistitis Kronis merupakan peradangan yang terjadi setelah seseorang mengalami kolesistitis akut selama beberapa kali.
Maka dari itu perlu adanya suatu system dalam mengatasi masalah tentang penyakit kolesistitis dengan mengetahui gejala awal penyakit dan informasi
lainnya. Sistem Pakar adalah program AI dengan basis pengetahuan (Knowledge Base) yang diperoleh dari pengalaman atau pengetahuan pakar atau ahli dalam
memecahkan persoalan pada bidang tertentu dan didukung mesin Interensi/Inferensi Engine yang melakukan penalaran atau pelacakan terhadap sesuatuatau fakta –
fakta dan aturan kaidah yang ada dibasis pengetahuan setelah dilakukan pencarian, sehingga dicapai kesimpulan (Siswanto, 2010, h.1).
2. Metode Penelitian
Berdasarkan Metodologi yang dilakukan pada penelitian ini, maka terbentuklah alur kegiatan metode kerja penelitian pada Gambar 1.
Rumusan Masalah
Kajian Teori
Pengumpulan Data
Analisis Data
Perancangan Sistem
Implementasi
Testing
Evaluasi
Berdasarkan dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa ada beberapa tahapan yang digunakan dalam pembuatan program aplikasi ini yaitu sebagai berikut :
1. Rumusan Masalah
Tahapan ini merupakan tahapan awal dari penelitian yaitu dengan menentukan latar belakang masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian yang dilakukan dengan
membatasi masalah agar tidak keluar dari fokus pembahasan atau penyusunan skripsi.
2. Kajian Teori
Tahapan ini adalah mencari informasi, sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi baik dari studi pustaka, jurnal dan internet sebagai pendukung
dan landasan dasar penulisan skripsi.
: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 3
3. Pengumpulan Data
Tahap ini bermaksud untuk mengumpulkan data-data penelitian seperti gejala dan penyakit kolisistitis yang diperoleh dari studi Pustaka seperti jurnal dan buku,
observasi serta wawancara dengan pakar. Kemudian untuk data-data metode Dempster Shafer diperoleh dari jurnal dan buku.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah untuk
dimengerti dan berguna untuk solusi suatu masalah khususnya yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis data dengan menggunakan
metode Dempster Shafer, data akan di hitung sehingga mendapatkan hasil diagnosa penyakit kolisisttitis.
5. Perancangan Sistem
Perancangan merupakan penggambaran perancangan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam suatu kesatuan sistem yang
dapat dirancang.
6. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pengimplementasian sistem sesuai dengan rancangan atau konsep yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Bentuk dari implementasi
sistem adalah pembuatan aplikasi sistem pakar mendiagnosa penyakit kolsistitis dengan menggunakan metode Dempster Shafer. Metode Dempster Shafer merupakan
suatu teori matematika yang digunakan untuk pembuktian berdasarkan belief function dan plausible reasoning atau fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk
akal. Metode ini digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasikan kemungkinan dari suatu peristiwa.
7. Testing dan Uji Coba Sistem
Pada tahap ini dilakukan setelah tahapan implementasi selesai dilakukan, pada tahap ini dilakukan pengujian sistem apakah sistem dapat berjalan dengan seperti yang
diharapkan atau tidak. Pengujian dengan 2 tahap yaitu pengujian terhadap performa sistem menggunakan BlackBox Testing, dan pengujian terhadap proses
perhitungan validasi sistem pakar menggunakan metode Dempster Shafer. Selain itu penulis juga menghitung menggunakan akurasi, nilai akurasi yang dimaksud
adalah untuk menentukan presentase ketepatan dalam proses pengklasifikasian terhadap data testing yang diuji, tingkat akurasi dihitung dengan rumus:
8. Evaluasi
Tahap ini mengambil kesimpulan dan saran yang dapat dilakukan dalam penyusunan skripsi. Dengan adanya kesimpulan maka akan diketahui hasil dari keseluruhan
skripsi dan diharapkan dengan saran akan ada perbaikan dan manfaat lain.
2.1. Metode Dempster Shafer
Memurut jurnal Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer. Dempster Shafer adalah suatu teori matematika yang bertujuan untuk membuktikan berdasarkan
belief function and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang
terpisah (bukti) untuk mengkalkulasikan kemungkinan dari suatu peristiwa (Kurniawati Pratama, 2014).
Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval :
[Belief,Plausibility]
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak adaevidence, dan jika
bernilai 1 menunjukan adanya kepastian. Dimana nilai bel yaitu (0-0.9).
Fungsi Belief dapat diformulasikan dan ditunjukan pada persamaan (1) :
(1)
Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka
dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :
∑ m1 ( X ) . m2 (Y ) (2)
X ∩Y =Z
m3 (Z)=
1− ∑ m1 ( X ) . m2(Y )
X ∩Y =∅
Mulai
Login Username,
dan Password
Tidak
Gejala Penyakit?
Ya
Proses
Perhitungan DS
Hasil Diagnosa
Penyakit
Kolisistitis(Nilai
Tertinggi)
Selesai
Mengakses Website
Login
Admin
User
Konsultasi
Update
Hasil Diagnosa
Logout
Kode Gejala
G01 Sakit perut yang terasa menusuk dan bertambah parah saat menarik napas panjang
: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 5
G03 Demam
Kolesistitis Akut
P01 G01, G02, G03, G04, G05, G06
Nilai untuk masing-masing gejala didapatkan dengan membagi nilai 1 dengan jumlah gejala untuk masing-masing penyakit. Semisal penyakit Struk
mempunyai gejala sebanyak 3 gejala sehingga masing-masing gejala mempunyai nilai 1/3 atau 0,33 ini dijadikan sebagai nilai belief atau nilai kepercayaan. Maka
penerapan nilai untuk masing-masing gejala dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Untuk Masing-Masing Gejala
G02 0,16
G03 0,16
G04 0,16
G05 0,16
G06 0,16
G07 0,20
6 Seminar Nasional Informatika (SENATIKA)
G08 0,20
G09 0,20
G10 0,20
Dalam metode Dempster Shafer terdapat nilai Belief (Bel) dan Plausibility (PI). Pada penulisan ini nilai belief merupakan nilai ukuran kekuatan suatu gejala untuk
mendukung suatu sistem pakar pada saat memberikan kesimpulan penyakit kolesistitis. Sedangkan nilai Plausibility (Pl) diperoleh Belief (Bel) untuk setiap gejala.
: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 7
m2{P01}= 0,16 θ
m2{ }= 0,84
1−0
m3{P01}= 0,057+0,102 =0,159 0.06+0.24+ 0.14
1−0 1−0
m3{ }= 0,053 0,537 =0,537
θ
1−0 1−0
Gejala G03 : Demam
Gejala G03 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m4 {P01}= 0,16
θ
m4 { }= 1-0,16 =0,84
m4{P01}= 0,16 θ
m4{ }= 0,84
0,253 =0,253
m5 (P01,P02) =
1−0
m5{P01}= 0,048+0,025+0,085+ 0,133 = 0,291 0,048+0,253+0,025+ 0,085
1−0 1−0
m5{ } = 0,451 =0,451
θ
1−0
Gejala G04 : Kulit dan Bagian Mata Menjadi Kuning
Gejala G04 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m6 {P01}= 0,16
θ
m6 { }= 1-0,16 =0,84
m6{P01}= 0,16 θ
m6{ }= 0,84
1−0
m7 (P01) = 0,040+0,046+0,072+ 0,244 = 0,402
1−0
m7{ }= 0,378 =0,378
θ
1−0
Gejala G05 : Benjolan diperut
Gejala G05 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m8 {P01}= 0,16
θ
m8 { }= 1-0,16=0,84
m8{P01}= 0,16 θ
m8{ }= 0,84
1−0
m9 (P01) = 0,033+0,064+ 0,060+0,337 = 0,494
1−0
m9{ }= 0,317 =0,317
θ
1−0
Gejala G06 : Tinja Berwarna Tanah liat/Pucat
Gejala G06 ini adalah gejala untuk penyakit Kolesistitis Akut (P1) dengan :
m10 {P01}= 0,16
θ
m10 { }= 1-0,16 =0,84
m10{P01}= 0,16 θ
m10{ }= 0,84
: first_page – end_page
Selviyani, Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Kolesistitis 9
2. Dengan adanya sistem pakar ini, berdasarkan keakuratan yang telah dihitung dengan metode dempster shafer menghasilkan tingkat keakuratan 57,1%.
3. Adanya fasilitas bagi admin atau pakar untuk melakukan pengelolaan artikel terkait penyakit ini, sehingga setelah penelitian ini selesai dapat dikelola dan
dikembangkan datanya.
Daftar Pustaka