Anda di halaman 1dari 7

2.

Kasus Pelanggaran Ham

DASAR HUKUM:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1999
TENTANG HAK ASASI MANUSIA

by: Ananda.R
Pelanggaran HAM berat adalah kejahatan kemanusiaan yang meliputi
pembunuhan, perbudakan, penganiayaan hingga cacat, apartheid, dan
genosida.
Pelanggaran HAM ringan adalah pencurian, pencemaran nama baik,
penghinaan, pengancaman, kekerasan fisik ringan, dan tindakan yang
menghalangi aspirasi.

--> 11 April 2017: Penyiraman Novel Baswedan


Kasus ini berawal ketika Novel baru pulang dari sholat shubuh sekitar pukul 05.10 WIB. Tiba-tiba ada dua
orang mendekat dan menyiramkan air keras ke mukanya. Saat itu dia teriak hingga memancing perhatian
jamaah Masjid Al-Ikhsan tempat Novel sholat.
--> Penghinaan merupakan tindak pidana penghinaan (beleediging) yang dibentuk oleh pembentuk
Undang-Undang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus dan ditujukan untuk memberi
perlindungan bagi kepentingan hukum mengenai rasa semacama ini. Dengan sengaja;
1. Menyerang kehormatan atau nama baik;
2. Menuduh melakukan suatu perbuatan;
3. Menyiarkan tuduhan supaya diketahui umum.
Apabila unsur-unsur penghinaan atau Pencemaran Nama Baik ini hanya diucapkan (menista dengan lisan),
maka perbuatan itu tergolong dalam Pasal 310 ayat (1) KUHP.
D. Upaya Penegakan HAM
1. Upaya Pemerintah Dalam Menegakkan HAM

a) Pembentukan KOMNAS HAM


Dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui Kappers No.50 Tahun 1993. Masa jabatan anggotanya selama 5
tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1x masa jabatan.
Di dalam Pasal 75 Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, disebutkan bahwa tujuan dari
Komnas HAM adalah:
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.
Wewenang:
1. Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah.
2. Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi.
3. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerintah dan DPR
untuk ditindaklanjuti.
4. Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa dipengadilan.
b) Pembentukan Instrumen HAM
sebagai alat untuk menjamin proses perlindungan dan penegakan HAM. Instrumen HAM dapat
berupa peraturan undang-undang dan lembaga penegak HAM (KOMNASHAM).

Pancasila: sebagai dasar negara Indonesia yang menjunjung tinggi harkat & martabat manusia.

TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM


UUD 1945:
Pasal 27 ayat (1), (2), dan (3) - Pasal 28 A
Pasal 28 B ayat (1) dan (2) - Pasal 28 C ayat (1) dan (2)
Pasal 28D ayat (1), (2), (3), dan (4) - Pasal 28E ayat (1), (2), dan (3)
Pasal 28F - Pasal 28G ayat (1) dan (2)
Pasal 28H ayat (1), (2), (3) dan (4) - Pasal 28I ayat (1), (2), (3), (4) dan (5)
Pasal 28J ayat (1) dan (2)
Undang-undang (UU)
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
c) Pembentukan Pengadilan HAM
Dibentuk berdasarkan UU RI No.26 Tahun 2000, Merupakan pengadilan khusus pelanggaran
HAM berat yang diharapkan dapat melindungi HAM perseorangan maupun masyarakat.
Berwewenang: Memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang dilakukan.

2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi MAnusia


a) Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi MAnusia
1. Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi. Bertujuan untuk melibatkan masyarakat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pejabat hukum harus memberi pelayanan
hukum yang adil.
2. Meningkatan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran HAM.
3. meningkatkan pengawasan dari masyarakat & lembaga politik terhadap upaya
penegakkan HAM yang dilakukan pemerintah.
4. Meningkatkan penyebarluasan prinsip HAM kepada masyarakat melalui lemabaga
pendidikan.
5. Meningkatkan kerjasama yang harmonis antar masyarakat untuk saling menghormati.
b) Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
Menghindari diri dari sikap egois/memetingkan dri sendiri.
Menghormati kedua orang tua.
Menyelesaikan program wajib belajar 12 tahun dengan baik.
Tidak menghardik pengemis atau kaum dhu’afa lainnya.
Tidak main hakim sendiri
THE END
THANK U

Anda mungkin juga menyukai