05 Rangkuman Materi Logika Hukum Semester I
05 Rangkuman Materi Logika Hukum Semester I
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
UNIVERSITY 089670585040
Muh_Nur_Jamal
muh.nurjamaluddin
Singkatan/ Jenis
No. Istilah
Lambang
1 Term subjek TS / S
2 Term predikat TP / P
Semua, seluruh, segala, setiap, dan
lain-lain. Selain kata tersebut, kata
3 Kuantitas term subjek universal U yang termasuk kuantitas term subjek
universal pokoknya kata yang bersifat
universal.
Ada, sebagian, beberapa, mayoritas,
dan lain-lain. Selain kata tersebut, kata
4 Kuantitas term subjek partikular P yang termasuk kuantitas term subjek
universal pokoknya kata yang bersifat
khusus.
Adalah, ialah, yaitu, merupakan, yaitu,
yakni, dan lain-lain. Selain kata
5 Kopula plus K (+) tersebut, kata yang termasuk kopula
plus pokoknya kata yang bersifat
positif.
Bukan, tidak, tak, dan lain-lain. Selain
kata tersebut, kata yang termasuk
6 Kopula negatif K (-)
kopula negatif pokoknya kata yang
bersifat negatif.
Lambang
No. Nama Proposisi Rumus
Rumus Nama
1 Universal afirmatif Semua S adalah P SaP A
2 Universal negatif Semua S adalah bukan P SeP E
3 Partikular afirmatif Beberapa S adalah P SiP I
4 Partikular negatif Beberapa S adalah bukan P SoP O
Singkatnya:
1 U (+) A
2 U (-) E
3 P (+) I
4 P (-) O
3. Subkontraris
a. Subkontraris akan ada hasilnya jika proposisi bernilai benar dan salah
b. Subkontraris akan ada hasilnya jika proposisi bernilai salah dan benar
c. Subkontraris tidak akan ada hasilnya jika proposisi bernilai salah dan salah
d. Subkontraris akan ada hasilnya jika proposisi bernilai benar dan benar
e. Pola yang bisa disubkontrariskan yaitu hanya pola I ke pola O, begitupun sebaliknya
4. Subalterna
a. Subalterna akan ada hasilnya jika proposisi bernilai benar dan salah
b. Subalterna akan ada hasilnya jika proposisi bernilai salah dan benar
c. Subalterna akan ada hasilnya jika proposisi bernilai salah dan salah
d. Subalterna akan ada hasilnya jika proposisi bernilai benar dan benar
e. Pola yang bisa disubalternakan yaitu hanya pola A ke pola I dan pola E ke pola O,
begitupun sebaliknya
Hasil kontraris dari pola A ke pola E, jika proposisi awal adalah benar:
memberi hukuman
Semua polisi tidak
kepada pelanggar hukum
U TS / S K (-) TP / P
Rumus yang digunakan U (-)
Pola yang digunakan E
Hasil subkontraris dari pola I ke pola O, jika proposisi awal adalah benar:
Sebagian kemerdekaan bukan hak segala bangsa
P TS / S K (-) TP / P
Rumus yang digunakan P (-)
Pola yang digunakan O
Hasil subkontradiksi dari pola O ke pola A, jika proposisi awal adalah benar:
Semua manusia yakni jahat
U TS / S K (+) TP / P
Rumus yang digunakan U (+)
Pola yang digunakan A
Hasil subalterna dari pola I ke pola A, jika proposisi awal adalah benar:
Semua polisi yakni melakukan penyidikan
U TS / S K (+) TP / P
Rumus yang digunakan U (+)
Pola yang digunakan A
Pola Proposisi:
TS K TP
Menjadi:
TS K TP
Contoh 1:
Semua manusia adalah akan mati
U TS / S K (+) TP / P
Rumus yang digunakan U (+)
Pola yang digunakan A
POLA A POLA I
POLA I POLA I
Contoh 3:
Jawaban:
Semua Jaksa bukan Pengacara
U TS / S K (-) TP / P
Rumus yang digunakan U (-)
Pola yang digunakan E
POLA E POLA E
POLA O (~)
III KESIMPULAN
Catatan:
1. Term Median (TM) adalah kata yang ada dalam premis mayor dan premis
TM
S M Semua Andi adalah manusia U(+)
Pola A
S P U TS/S K(+) TP/P
U(+)
Maka, semua Andi adalah akan mati
Pola A
U TS/S K(+) TP/P
=A A A
TM
S M Sebagian unggas tidak dapat terbang P(-)
Pola O
S P P TS/S K(-) TP/P
P(-)
Maka, sebagian unggas bukan burung
Pola O
P TS/S K(-) TP/P
=A O O
TM
S M Sebagian makhluk Tuhan adalah manusia P(+)
Pola I
S P P TS/S K(-) TP/P
P(+)
Maka, sebagian makhluk Tuhan adalah subjek hukum
Pola I
P TS/S K(+) TP/P
=A I I
TM U(+)
M S Semua putusan hakim adalah bersifat mengikat Pola A
S P U TS/S K(+) TP/P
Maka, sebagian yang bersifat mengikat tidak memenuhi rasa keadilan P(-)
Pola O
P TS/S K(-) TP/P
=O A O
Contoh 1:
Premis Mayor : Lex specialis derogat lex generalis.
Premis Minor : Z melakukan tindak pidana korupsi.
Pertanyaan : Apakah Z akan dikenakan pasal-pasal dalam KUHP atau pasal-pasal dalam
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-undang Nomor 20 Tahun
2001.
Simpulan : Maka, Z dikenakan pasal-pasal dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 karena Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999 Jo. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 mengatur secara khusus tentang
tindak pidana korupsi.
Contoh 2:
Premis Mayor : Prinsip non-retroaktif.
Premis Minor : A melakukan perdagangan wanita pada tahun 1988.
Pertanyaan : Apakah A terancam aturan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007
Tentang Perdagangan Manusia?
Simpulan : Maka, A tidak terancam aturan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007
Tentang Perdagangan Manusia karena Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007
tidak bisa diberlakukan surut terhadap tindak pidana yang sebelum
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 berlaku.
Contoh 3:
Premis Mayor : Pasal 67 KUHAP.
Premis Minor : B diajukan ke Pengadilan Negeri dengan dakwaaan pembunuhan. Pengadilan
Negeri memutuskan bahwa B bebas dari dakwaan.
Pertanyaan : Dapatkah Jaksa mengajukan banding terhadap putusan tersebut?
Simpulan : Maka, Jaksa tidak bisa mengajukan banding terhadap putusan tersebut karena B
diputus bebas.