Rangkuman Bab 4 Logika
Rangkuman Bab 4 Logika
Kelas : DH
NPM : 6071801045
Bandung 2018
Contoh :
- Ini arlojiku
- Ah, kamu malas
Proposisi adalah arti pertama dari perkataan “pernyataan”. Dilihat dari sudut isi atau
substansinya, pada hakikatnya proposisi adalah pendirian atau pendapat tentang
sesuatu hal, yakni pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal.
Pernyataan harus diungkapkan dalam kalimat, bahkan dengan kalimat yang berbeda
beda
Contoh :
B. Pengertian proposisi
Proposisi itu adalah sebuah pernyataan tentang hubungan dua konsep (kelas).
Sebuah konsep yang dihubungkan dengan sebuah konsep lain sedemikian rupa
sehingga bersama sama mewujudkan sebuah proposisi disebut “term”.
Contoh : “Semua manusia adalah makhluk rasional”
Contoh :
Semua filsuf adalah manusia
Q S K P
Lambang : O
Rumus Nama
Kopula
Positif Negatif
Luas
(afirmatif)
Universal A E
Partikular I O
D. Distribusi Term
Penentuan apakah sebuah term dalam sebuah proposisi ditujukan kepada sebagian
atau semua anggota kelas (yang berkedudukan sebagai term tersebut), dalam
proposisi yang bersangkutan. Luasan atau himpunan (konsep) subyek atau predikat.
Luas bisa universal atau partikular (berapa banyak anggota bagian konsep)
Universal atau partikular). Distribusi Term dipakai sebagai istilah khusus logika.
Jangan diartikan dengan istilah lain (ekonomi, dll). Distribusi artinya mencakup atau
cakupan (Dalam ekonomi sebaran). Kalau cakupan berarti Universal atau particular.
Universal Semua, seluruh, setiap di distribusi. Partikular sebagian,
beberapa, hampir semua tidak didistribusi
1. Ragaan distribusi term pada proposisi A :
SP
P
p S
S P
Semua anggota yang berkedudukan sebagai “S” tercakp semua di dalam angota
kelas “S” itu sendiri (universal) dan semua anggota “P” tercakup semua ke dalam
angota kelasnya juga (universal)“Semua kuda adalah bukan tumbuhan”.Semua
anggota kelas (term) “S” atau kuda didistribusi ke dalam anggota kelas “S” atau
kuda . sedang anggota term “P” atau bukan bintang didistribusi ke dalam “P” itu
sendiri .
Contoh :
(D) (D)
3. Ragaan distribusi term proposisi I :
S p
Sebagian anggota yang berkedudukan sebagai “S” tidak tercakup ke dalam angota
kelasnya (“S”) itu sendiri (partikular) dan sebagian anggota “P” tidak tercakup ke
dalam angota kelasnya itu sendiri (partikular)“Sebagian Dosen adalah Hakim”.
Sebagian anggota kelas (term) “S” atau dosen tidak masuk (tidak didistribusi) ke
dalam anggota kelasnya. sedang anggota term “P” atau sebagian hakim tidak
didistribusi (tidak masuk) ke dalam “S”.
Misal :
(TD) (TD)
S P
Sebagian anggota yang berkedudukan sebagai “S” tidak tercakup ke dalam angota
kelasnya (“S”) itu sendiri dan Semua anggota “P” tercakup ke dalam angota
kelasnya. “Sebagian Dosen adalah bukan Hakim”. Sebagian anggota kelas (term)
“S” atau dosen tidak tercakup (tidak didistribusi) ke dalam anggota kelasnya . sedang
anggota term “P” atau hakim semua didistribusi ke dalam anggota kelasnya
Misal :
(TD) (D)
Ingat AsEdItOp
1. proposisi kompositif
a. Proposisi hipotetikal
b. Proposisi alternatif
c. Proposisi disjungtif
2. proposisi konjungtif
F. Hubungan antar proposisi
4 proposisi AEIO dapat dihubungkan satu sama lain untuk menguji pernyataan.
Hubungan dua proposisi yang menunjukkan hal yang sama,Dua proposisi yang
dilambangkan dengan P dan Q.Hubungan ekuivalen P = Q berhubungan
ekuivalen, atau ko-implikatif bernilaiP ekuivalen Q,Jika P benar (salah) Q Benar
(salah).Jika Q Benar (salah) P Benar (Salah)
Contoh:
2. Hubungan Bebas
Jika benar salahnya yang satu tidak mengimplikasikan benar salahnya yang lain
Contoh Proposisi konjungtif .“Atik CB adalah penyanyi rock (P) dan Camelia
malik adalah penyanyi dangdut (Q)”
3. Hubungan Superimplikasi
4. Hubungan Subimplikasi
5. Kontraris
karena kopula A: positif, dan E: negative. Jika proposisi A dianggap benar, maka
proposisi E dianggap Salah. Jika proposisi E dianggap benar, maka proposisi A
dianggap Salah. Dapat terjadi kedua proposisi ini sama-sama salah karena luas S
proposisi A dan E sama-sama universal jika proposisi A dianggap salah, maka E juga
dapat dianggap salah.jika proposisi E dianggap salah, maka A juga dapat dianggap
salah
7. Kontradiksi
Jika Maka