Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN IKAN RUCAH UNTUK DIOLAH MENJADI KONSENTRAT PROTEIN IKAN

(STUDI KASUS : POKLAHSAR MINA SAKTI MANDIRI DI KECAMATAN PASIR SAKTI,


LAMPUNG TIMUR)

Arfani Mukrim NIM 530059985

Pengolahan Hasil Perikanan MMPO5303

Masa Registrasi 202102

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2021
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Lampung adalah Lampung Timur dimana
luas wilayahnya adalah 5.325,03 km2. Perbatasan bagian Timur Lampung Timur
merupakan Laut Jawa sehingga Sebagian besar masyarakat pesisir di sepanjang pantai
timur memiliki mata pencaharian sebagai Nelayan dan Pembudidaya. Daerah yang
menjadi sentra penghasil ikan salah satunya adalah Kecamatan Pasir Sakti. Terdapat
delapan desa di kecamatan tersebut yaitu, Sumur Kucing Mekarsari, Rejo Mulyo, Kedung
Ringin, Pasir Sakti Purworejo, Labuhan Ratu, , dan Mulyo Sari. Dengan jumlah penduduk
kurang lebih 30.000 orang, dan sebagian besar bekerja sebagai nelayan, petambak dan
petani.

Dari mata pencaharian tersebut, banya jenis ikan yang dihasilkan, diolah dan
dipasarkan oleh masyarakat pesisir tersebut. Jenis ikan seperti ikan teri nasi, golok-golok,
cumi, kuro, pari, sembilang, tongkol, rajungan, dan kembung yang merupakan jenis ikan
hasil tangkapan; udang vanamei, bandeng, udang windu dan kepiting untuk ikan hasil
budidaya. Selain jenis ikan tersebut terdapat jenis ikan dengan ukuran kecil yang disebut
dengan ikan rucah.

Selain jenis ikan yang sudah disebutkan tadi ada jenis ikan berukuran kecil yang
disebut dengan ikan rucah. Ikan rucah adalah ikan-ikan kecil dengan ukuran 10 cm yang
ikut tertangkap oleh nelayan, jenis yang termasuk antara lain sebagai berikut ikan pari,
cucut, tembang, kuniran, rebon, selar, kurisi dan sejenisnya ( Lanya, Rakhmawati dan
Warji. 2019). Nelayan biasanya menjual ikan tersebut dengan harga yang relatif murah.
Serta pemanfaatan ikan rucah kurang maksimal, hanya untuk campuran pakan ternak,
diolah menjadi ikan asin, atau hanya dibuang begitu saja. Sementara Koesoemawardani
(2009) menyampaikan bahwa dengan sedikit teknologi ikan rucah dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pengolahan ikan. Salah satu pengolahan ikan rucah adalah dijadikan
tepung ikan atau disebut juga konsentrat protein ikan.

Konsentrat protein ikan merupakan produk yang dihasilkan dengan cara


menghilangkan lemak dan air, sehingga dihasilkan konsentrat protein ikan yang tinggi.
Konsentrat protein ikan merupakan produk olahan yang hasil akhirnya berbentuk tepung
( Ibrahim, 2009 ). Konsentrat protein ikan biasanya ditambahkan pada bahan pangan lain
yang berprotein rendah dan bertujuan untuk menambah protein dari bahan pangan
tersebut. Pada pembuatan konsentrat protein ikan ini menggunakan pelarut organik dan
membutuhkan waktu yang cukup pada saat ektraksi. ( Laili, 2021 ). Bentuk protein ini
sudah dikenal sejak lama dan menjadi salah satu pilihan sediaan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan substitusi, fortifikasi maupun pengkayaan pada produk-
produk yang rendah protein (Rieuwpassa dan Cahyono, 2019) Selain itu, bentuk kering
juga memudahkan dalam penyimpanan, transportasi dan umur simpan yang lebih lama.

Berdasarkan paparan di atas maka perlu diidentifikasi sejauh mana pemanfaatan


ikan rucah yang diolah menjadi konsentrat protein ikan dan permasalahan –
permasalahan yang terjadi dengan sasaran kelompok adalah Poklahsar Mina Sakti
Mandiri di Kecamatan Pasir Sakti. Dengan harapan pemanfaatan ikan rucah dapat
menambah nilai ekonomi ikan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Pasir Sakti.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi

a. Permasalahan yang terjadi dan solusi yang dihadapi di tingkat produsen,


b. Permasalahan dan solusi pada penyediaan bahan baku
c. Pospek pengembangan,

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :

a. Bagi mahasiswa adalah sebagai pemenuhan tugas 3 mata kuliah Pengolahan Hasil
Perikanan, Program Studi Magister Ilmu Kelautan, Universitas Terbuka;
b. Bagi pembaca adalah sebagai sumber data dan informasi untuk menambah
pengetahuan tentang permasalahan dan solusi yang dialami oleh Poklahsar Mina
Sakti Mandiri di Kecamatan Pasir Sakti. berkaitan tentang Pengolahan tepung ikan
c. Bagi Pemerintah maupun pihak terkait adalah sebagai sumber referensi kondisi
lapangan di Kecamatan Pasir Sakti, dan bisa menjadi dasar pengambilan kebijakan
dalam menyelesaikan permasalahan yang di alami oleh para pelaku usaha
khususnya pengolah tepung ikan.

2. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN


a. Produsen pengolahan konsentrat ikan

Produsen pengolahan konsentrat ikan dalam hal ini adalah Poklahsar Mina Sakti
Mandiri di Kecamatan Pasir Sakti yang mulai melakukan produksi tepung ikan untuk di
jual. Perlu dikatahui bahwa awalnya kelompok pengolah ikan ini memanfaatkan ikan
rucah secara langsung tanpa ditepungkan menjadi ikan asin. Sementara setelah
melakukan pengolahan tepung ikan, kapasitas produksi tepung mencapai 100 kg
sampai 300 kg per hari, tergantung ketersediaan bahan baku.

Pada pengolahan tepung ikan kelompok tersebut menggunakan alat yang masih
kategori sederhana. Pembuatan tepung ikan tersebut memerlukan adanya mesin
penepung, salah satu mesin penepung yang bisa diterapkan adalah mesin penepung
disk mill yang dimodifikasi dan dirancang bangun di Jurusan Ilmu Keteknikan
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (Warji, 2010; Warji, 2011).

Adapun proses pembuatan tepung ikan di Poklahsar Mina Sakti Mandiri di


Kecamatan Pasir Sakti adalah sebagai berikut :

- Persiapan bahan baku


Ikan yang digunakan merupakan ikan ekonomis rendah atau disebut dengan ikan
rucah dengan jenisnya seperti ikan pari, cucut, tembang, kuniran, rebon, selar,
kurisi dan sejenisnya. Ikan rucah dibersihkan menggunakan air bersih tawar.
Kemudian siap dilakukan penjemuran.
- Pengeringan
Ikan yang sudah dicuci ditata di para-para kemudian dijemur atau di keringkan
dengan memanfaatkan sinar matahari sampai tersisa kandungan air kurang lebih
8% atau selama 4-5 jam sesuai kondisi terik matahari.
- Penggilingan
Setelah ikan rucah kering siap, maka Langkah selanjutnya penggilingan.
Penggilingan menggunakan rancangan mesin penepung ikan rucah tipe disk mill
meliputi beberapa bagian: kerangka, hopper, ruang penepungan, saluran
pengeluaran, saringan, puli, dan motor penggerak. Prinsip kerja mesin penepung
ikan rucah adalah prinsip pemukulan bahan yang ditempatkan dalam ruang
penepungan dengan menggunakan bilah pin yang dipasangkan pada lempengan
atau disk. Tepung yang dihasilkan ditampung dengan menggunakan wadah yang
terbuat dari kain penyaring
- Pengemasan
Setelah ikan rucah menjadi tepung, dilakukan pengemasan menggunakan karung
ukuran 25 kg. Dalam sehari menghasilkan sekitar 4 karung sampai dengan 12
karung sesuai ketersediaan bahan baku. Tepung yang mereka hasilkan dijual
sesuai permintaan untuk pakan ikan tawar yang dibudidayakan dan untuk pakan
ternak.

Dalam pelaksanaan pembuatan ditingkat produsen atau kelompok tersebut tidak


lepas dari berbagai permasalahan yaitu :

- Dalam proses pembuatan dilakukan secara sederhana, tidak sesuai SNI dimana
tidak ada proses penyiangan bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan yang tidak
terpakai dan merupakan sumber kontaminan seperti bagian kepala, insang, isi
perut (jeroan), dan ekor. Tidak ada proses perebusan dimana saat ikan
dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan hilang. Tidak ada pressing karena
proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi 50% dan minyak menurun
sekitar 4 % karena tujuan utama penepungan ikan adalah mengurangi kadar air
dan kadar lemak pada bahan ikan tersebut dalam hal ini adalah ikan rucah. Tidak
ada tahapan Pressing Liquor dimana dilakukan proses penyaringan atau sortasi
untuk memisahkan material kasar dan material yang padat. Tahapan- tahapan
tersebut perlu dilakukan karena mempengaruhi mutu yang dihasilkan oleh tepung
ikan dimana mutu akan dianggap masih rendah dan tepung ikan akan cepat basi /
cepat rusak.
- Hasil ikan rucah yang sudah diasinkan hasil tepungnya cenderung menggumpal
karena agak lengket.
- Selama ini pengeringannya hanya mengandalkan pada sinar matahari,
penjemuran menggunakan sinar matahari, Jika musim penghujan ikan rucah akan
lama kering dan mengakibatkan tersendatnya produksi tepung ikan.

Adapun solusi dari permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

- Perlu adanya sosialisasi terhadap standar yang sesuai dengan yang ditetapkan
agar mutu yang dihasilkan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah
dimana mengatur formulasi tepung ikan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI),
dimana dalam SNI 01-2715-1996 mengenai Tepung Ikan.
- Menggunakan ikan rucah tawar kering ( tanpa penambahan garam ) dapat
ditepungkan dengan baik dan tidak menggumpal.
- Jika musim penghujan perlu penggunaan alat pengering inovasi yang sudah
banyak digunakan seperti Penggunaan Panel Surya dan alat tambahan seperti fan
atau blower diperlukan untuk mengalirkan udara pengering ke produk yang
dikeringkan (konveksi paksa) dan sensor suhu sebagai pengontrol suhu ( Mukkun
dan Dana, 2016 )

b. Penyediaan bahan baku ikan

Permasalahan yang terjadi pada penyediaan bahan baku ikan rucah dalam
pengolahan tepung ikan adalah sebagai berikut :

- Pada saat musim hujan / angin, bahan baku tidak tersedia dalam jumlah yang
banyak dan terbatas.
- Bahan baku terkadang tidak segar karena pada saat perlakuan diatas kapal tidak
dilakukan rantai dingin, karena ikan rucah bukan merupakan ikan ekonomis tinggi,
sehingga membuat mutunya rendah.

Solusi dari permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

- Jika pasokan tersendat saat musim hujan / angin sebaiknya mencari pasokan dari
daerah lain sebagai alternatif pengganti ikan.
- Perlu adanya sosialisasi terhadap nelayan oleh pihak terkait bagaimana
menerapkan rantai dingin tidak hanya ikan dengan ekonomis tinggi, tetapi untuk
ikan rucah juga.

c. Prospek pengembangan

Bagi Produsen skala kecil masyarakat pesisir khususnya pada Poklahsar Mina Sakti
Mandiri di Kecamatan Pasir Sakti, bahwa prospek pengembangan produsen tepung
ikan / konsentrat ikan sangat tinggi. Dimana selama ini pengolahan tepung ikan
membutuhkan alat yang berukuran besar dan mahal. Tetapi melalui mesin penepung
disk mill yang dimodifikasi dapat membuat tepung ikan dengan produksi yang lebih
efektif dan efisien. Sehingga diharapkan poklahsar lain dan masyarakat pesisir
kecamatan pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur dapat ikut menerapkan penggunaan
mesin tersebut untuk pengembangan produksi tepung ikan.

Kegiatan pengembangan pengolahan tepung ikan dilakukan dengan


pendampingan instansi terkait yaitu melalui sosialisasi alih teknologi dan
pemanfaatan alat sederhana serta dilakukan pelatihan dan praktek produksi bagi
mitra maupun masyarakat pesisir sekitar. Manfaat dari pengembangan ini di dapatkan
baik secara ekonomi maupun lingkungan. Secara ekonomi, dapat meningkatkan
penghasilan poklahsar melalui pengolahan ikan sisa menjadi produk yang bermanfaat
ikan dan prospek usahanya masih cerah, juga bagi masyarakat sekitar yang hasil
tangkapannya tidak terserap pasar, tetap memiliki nilai ekonomis dengan dijual pada
produsen tepung ikan. Manfaat bagi lingkungan adalah agar tidak terjadi pemborosan
sumberdaya alam dan mengurangi pencemaran lingkungan karena tidak ada lagi ikan
dengan nilai ekonomis rendah yang terbuang percuma, namun dapat diolah menjadi
tepung ikan.

Kemudian untuk pengembangan kedepan diharapkan poklahsar Mina Sakti


Mandiri di Kecamatan Pasir Sakti mulai kerjasama dengan para nelayan untuk
menyediakan bahan baku ikan rucah secara kontinyu. Kelompok pengolahan ikan juga
mengupayakan pembuatan mesin pembuat pelet (pakan ikan) untuk memanfaatkan
tepung ikan menjadi produk yang lebih tinggi harganya, yang nantinya poklahsar
membuat kerjasama dengan para pembudidaya ikan untuk menyalurkan hasil turunan
tepung ikan tersebut. Keberlanjutan pengembangan ini diharapkan mampu
menghasilkan produk-produk turunan dari tepung ikan rucah sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir khususnya di Kecamatan Pasir Sakti
Kabupaten Lampung Timur.

3. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Produsen pada poklahsar Pembuatan Tepung ikan masih dikategorikan
sederhana, dan dalam pelaksanaan pembuatan ditingkat produsen atau
Poklahsar Mina Sakti Mandiri mengalami beberapa kendala mulai dari proses
produksi ( tidak sesuai SNI ), Penggunaan bahan baku ikan rucah asin, dan
kendala penjemuran saat musim hujan. Solusi dari permasalahan tersebut adalah
perlu dilakukan sosialisasi terhadap pihak terkait ( Dinas terkait maupun Penyuluh
perikanan ) bagaimana proses pembuatan tepung ikan agar hasilnya sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), dimana dalam SNI 01-2715-1996
mengenai Tepung Ikan. Solusi selanjutnya yaitu penggunaan ikan rucah tawar
kering ( tanpa penambahan garam ) dan solusi yang ketiga yaitu perlu
penggunaan alat pengering inovasi seperti Penggunaan Panel Surya dan alat
tambahan seperti fan atau blower.
b. Permasalahan yang terjadi pada penyediaan bahan baku ikan rucah dalam
pengolahan tepung ikan bahan baku tidak tersedia dalam jumlah yang banyak
dan terbatas saat musim hujan / angin. Permasalahan selanjutnya adalah bahan
baku terkadang tidak segar karena pada saat perlakuan diatas kapal tidak
dilakukan rantai dingin. Oleh karena itu perlu solusi : mencari pasokan dari
daerah lain sebagai alternatif pengganti ikan dan Perlu adanya sosialisasi
terhadap nelayan oleh pihak dinas terkait dan penyuluh perikanan untuk
menerapkan rantai dingin tidak hanya ikan dengan ekonomis tinggi, tetapi untuk
ikan rucah juga.
c. Bahwa bagi Poklahsar Mina Sakti Mandiri di Kecamatan Pasir Sakti, prospek
pengembangan produsen tepung ikan / konsentrat ikan sangat tinggi. Dimana
pengembangan bermanfaat baik secara ekonomi maupun lingkungan. Secara
ekonomi meningkatkan penghasilan anggota kelompok dan nelayan. Sedangkan
pada lingkungan mengurangi pencemaran lingkungan karena tidak ada lagi ikan
dengan nilai ekonomis rendah yang dibuang. Sedangkan untuk pengembangan
kedepan diharapkan poklahsar Mina Sakti Mandiri di Kecamatan Pasir Sakti mulai
kerjasama dengan para nelayan untuk kebutuhan bahan baku. Kelompok
pengolahan ikan juga mengupayakan pembuatan mesin pembuat pelet (pakan
ikan) yang nantinya hasil produk turunan tepung ikan disalurkan ke para
pembudidaya ikan.

4. SARAN

Untuk memaksimalkan program pembuatan tepung ikan perlu adanya kerjasama


dan sinergitas antara masyarakat pesisir khususnya di Kecamatan Pasir Sakti, pemerintah
dan civitas akademik untuk terus mengembangkan lagi produk yang telah dibuat,
sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat pesisir dan juga perlu adanya usaha lebih
lanjut untuk mendorong warga menerapkan pembuatan produk tepung ikan. Serta
harapan kedepannya produk tepung ikan dapat meningkatkan eksistensi perikanan dan
perekonomian warga setempat.

5. DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim,M.S. (2009 ). Evaluation of production and quality of saltbiscuits supplemented


with fish protein concentrate. World J.Dairy Food Sciences,4(1):28-31.

T.H. Laili. ( 2021 ). Karakteristik Konsentrat Protein Ikan Cunang (Muraenesox talabon)
Menggunakan Pelarut Etanol Dengan Waktu Yang Berbeda. Universitas Riau.
Pekanbaru.

F.J. Rieuwpassaa dan E. Cahyono. ( 2019 ). Karakteristik Fisiko-Kimia Konsentrat Protein


Ikan Sunglir (Elagatis bipinnulatus). JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 8 (3) 164-167.
Warji , B. Lanya , dan Rakhmawati. ( 2019 ). Penerapan Mesin Pembuat Tepung Ikan
Rucah Di Kecamatan Pasir Sakti Lampung Timur. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat - SAKAI SAMBAYAN Vol 3 No I.

Mukkun, Y. Dana, S. ( 2016 ). Pembuatan Alat Pengering Ikan Ramah Lingkungan Dengan
Menggunakan Panel Surya. Jurnal Ilmiah FLASH Volume 2. Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai