Anda di halaman 1dari 17

PENGOLAHAN IKAN ASIN GABUS

Makalah Manajemen Agribisnis

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Rega Fernando J3J119225


Robiatul Adawiyah P J3J119239
Siti Khodijah J3J119259
Zannuba Kamilia C J3J119286

SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
MANAJEMEN AGRIBISNIS
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perikanan sebagai salah satu pendukung sektor ekonomi memiliki peran dalam
pembangunan ekonomi nasional, yaitu memberikan nilai tambah dan mempunyai nilai strategis, serta
dapat memberikan manfaat finansial maupun ekonomi, khususnya dalam penyediaan bahan pangan
protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.

Sejauh ini, pembangunan perikanan yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan positif
terhadap pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor
perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi sektor perikanan dan kelautan
terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%. Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari 16 juta
tenaga kerja secara langsung. (Dahuri, 2004).

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk
dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun
biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan
mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya
mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah,
2007). Dengan demikian prinsip pembuatan olahan ikan asin merupakan salah satu cara untuk
memperpanjang daya simpan dan menambah nilai jual dari poduk tersebut. Sehingga hal ini sangat
penting diketahui bagi kita terutama seorang praktikan jurusan perikanan sebagai seorang akademisi
dan merupakan ranah bidang ilmu pengetahuan kita. Cara pengawetan ini merupakan usaha yang paling
mudah dalam menyelamatkan hasil tangkapan nelayan. Dengan penggaraman proses pembusukan
dapat dihambat sehingga ikan dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai bahan pengawet
terutama diandalkan pada kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri dan kegiatan enzim
penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam tubuh ikan (Afrianto dan Liviawaty, 1989).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas menimbulkan rumusan masalah, yaitu faktor-faktor produksi dalam
pengolahan ikan asin gabus

1.3Tujuan Penulisan
Bertujuan untuk memahami faktor-faktor produksi dalam pengolahan ikan asin gabus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk
dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun
biasanya harus ditutup rapat. Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan
mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya
mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah,
2007).

Sejauh ini, pembangunan perikanan yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang nyata dan
positif terhadap pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB)
sektor perikanan terhadap PDB Nasional yang terus meningkat. Kontribusi sektor perikanan dan
kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%. Bahkan industri perikanan menyerap lebih dari
16 juta tenaga kerja secara langsung. (Dahuri, 2004).

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk
dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun
biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan
terhindar dari kerusakan fisik akibat infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak
lainnya (Afrianto,1989).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan
jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu lahan, modal, tenaga kerja
dan manajemen.

1. Lahan, meliputi seluruh kondisi lingkungan, dan tanah merupakan salah satunya. Dalam hal ini,
lahan yang di gunakan dalam proses pengolahan ikan asin gabus adalah tanah, yaitu:
 Tempat menjemur, yaitu tahah/lahan yang di gunakan pada proses pengeringan untuk
menjemur ikan asin gabus yang akan di keringkan dengan media matahari sebagai
pemanasnya.
 Gudang penyimpanan, yaitu tempat/ruangan yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan ikan asin gabus yang telah dikeringkan sebelum dijual pada konsumen.

2. Faktor modal, yaitu bahan baku yang diperoleh oleh masyarkat untuk pembuatan ikan
tradisional dan fasilitas pendukung yang lebih layak lagi, seperti alat – alat perikanan modern,
mesin bermotor, diesel, jala nilon, jaring dan sebagainya dapat mendorong produksi ikan dalam
Negeri, dengan begitu bisa meningkatkan mutu produk ikan asin. Ada 2 faktor modal, yaitu:
1. Modal Tetap : Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses
produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar
kecilnya jumlah produksi. Dalam hal ini, modal tetap dalam pengolahan ikan asin
gabus adalah:
 Ember atau tong perendaman
Ember atau tong perendaman digunakan untuk proses penggaraman ikan,
ikan yang telah dibersihkan di masukkan kedalam ember atau gentong
kemudian dilakukan perendaman secara kering ataupun basah.
 Wadah penjemuran
Wadah yang digunakan untuk menjemur ikan gabus bisa berbentuk apa saja
yang memiliki permukaan datar agar ikan yang dijemur dapat kering secara
sempurna dan merata seperti bak semen, para para, dan saringan atau
ayakan bambu. Wadah ini dapat digunakan berulang kali untuk proses
penjemuran ikan. Usahakan pada saat proses penjemuran ikan jarak dari
wadah penjemuran ke tanah tidak terlalu dekat agar ikan terhindar dari
kemungkinan terkana debu atau kotoran yang berasal dari tanah.
 Kotak atau keranjang penyimpanan
Ikan asin yang telah dikeringkan disusun rapi di dalam packing dengan kotak
kayu ( peti ) atau keranjang yang dilapisi kertas, dan ditaruh dalam ruangan
(gudang) yang sejuk dan kering, serta memiliki ventilasi yang baik.
 Pisau
Digunakan saat proses membersihkan ikan gabus dari sisik, insang, dan juga
isi perutnya. Pisau yang digunakan harus pisau dalam keadaan bersih dan
juga tajam.
 Papan pemberat
Papan pemberan digunakan sebagai penutup pada bagian atas ember atau
tang yang digunakan saat proses penggaraman.

2. Modal Lancar : Modal lancar merupakan modal yang dikeluarkan hanya sekali
dalam proses produksi, bisa dalam bentuk bahan-bahan baku dan kebutuhan lain
sebagai penunjang usaha tersebut. Dalam hal ini, modal lancar dalam pengolahan
ikan asin gabus adalah:
 Ikan Gabus
Ikan gabus menjadi modal utama yang dibutuhkan dalam pengolahan ini
karena merupakan bahan baku utama ikan asin. Ikan gabus yang akan diolah
harus dalam kondisi yang masih segar dan sudah dibersihkan terlebih
dahulu sisik, insang dan isi perutnya.
 Garam
Garam juga menjadi modal yang sangat penting untuk pengolahan gabus
menjadi ikan asin, garam yang digunakan akan sangat mempengaruhi mutu
ikan asin yang dihasilkan. Garam yang mengandung Cu dan Fe akan
menyebabkan daging ikan menjadi berwarna cokelat kotor atau kuning;
CaSO4 menyebabkan daging ikan menjadi berwarna putih, kaku dan agak
pahit; MgCl2 atau mgSO4 akan menimbulkan rasa agak pahit. Oleh karena
itu, sebaiknya menggunakan garam NaCl murni (konsentrasi 95%) agar
dapat dihasilkan ikan yang dagingnya berwarna putih kekuningan dan lunak.
Penambahan garam yang biasa dilakukan oleh para nelayan di Indonesia
berkisar antara 20 sampai 40 persen berat ikan, kadang-kadang sampai 60-
100 persen berat ikan.
 Air
Air dalam proses pengolahan dilakukan dalam proses pembersihan ikan
gabus sebelum diolah, kemudian digunakan juga sebagai campuran larutan
garam pada proses penggaraman basah.

Proses pengolahan ikan gabus menjadi ikan asin meliputi :

1. Persiapan bahan yang diperlukan

2. Melakukan penyiangan dan pencucian terhadap ikan gabus yang akan diolah, cara penyiangan di
awali dari pangkal ekor sampai ujung kepala. Penyiangan dan pencucian bertujuan untuk menghilangkan
kotoran, sisik dan lendir dengan membelah bagian perut sampai dekat anus, menghilangkan sisa
kotoran, darah dan lapisan dinding yang berwarna. Ikan yang telah disiangi kemudian dicuci hingga
bersih
3. Penggaraman

a. Penggaraman kering

 Garam yang dibutuhkan untuk ikan gabus 15 – 20% dari berat ikan

 Tabur garam di dasar ember/tong yang akan digunakan. Susun ikan secara teratur di atas lapisan
garam tersebut. Usakahan agar perut ikan menghadap ke dasar wadah. Kemudian diatas ikan
ditaburkan kembali garam sehingga seluruh permukaan ikan tertutupi garam. Lapisan garam ini
merupakan dasar bagi lapisan ikan berikutnya, demikian seterusnya, sampai di permukaan
wadah. Pada lapisan atas taburkan kembali garam sampai menutupi seluruh permukaan ikan,
agar ikan tidak dihinggapi lalat.

 Tutup bagian atas ember dengan menggunakan papan yang diberi pemberat. Lama proses
penggaraman ikan tergantung tingkat kesegaran dan ukuran ikan, umunya proses penggaraman
untuk sekitar 2-4 hari.

 Selesainya proses penggaraman ditandai dengan perubahan tekstur ikan menjadi kencang dan
padat.

b. Penggaraman basah

 Buat larutan garam jenuh, yang akan digunakan sebagai media penggaraman dengan
konsentrasi yang digunakan 30-50%.

 Susunlah ikan yang akan diproses di dalam ember atau tong, pastikan tidak bocor. Tambahkan
larutan garam tadi ke dalam ember berisi ikan sampai seluruh ikan terendam di dalam air
garam.

 Tutuplah garam dengan papan yang diberi pemberat dan biarkan sampai proses penggaraman
selesai yang ditandai dengan perubahaan tekstur dagingikan menjadi lebih kencang dan padat.

 Cucilah ikan yang telah selesai digarami dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang
mungkin berasal dari garam

4. Penjemuran

Penjemuran ikan umumnya dilakukan selama 2-3 hari atau hingga kering, hal ini bergantung pada
cuacaPenjemuran dilakukan bertujuan untuk menghasilkan ikan asin yang kadar airnya maksimal, kadar
air yang terkandung pada ikan asin akan mempengaruhi daya simpan ikanasin karena bisa menyebabkan
ikan akan berulat. Untuk mengetahui derajat kekeringan ikan tutup bagian tubuh ikan yang dibelah. Jika
tidak patah, berarti ikan dianggap cukup kering.

5. Pengemasan

Ikan asin yang sudah kering diangkat dan disusun rapi di dalam packing dengan kotak kayu (peti) atau
keranjang yang dilapisi kertas dan ditaruh dalam ruangan (gudang) yang sejuk dan kering serta memiliki
ventilasi yang baik. Tumpukan peti/keranjang dalam gudang tersebut diatur sedemikian rupa agar
sirkulasi udara di dalamnya tidak terhambat.
3. Tenaga Kerja, orang atau pekerja bayaran baik dalam proses produksi maupun non produksi.
Sementara itu, keterampilan tenaga kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
kecakapan yang dimiliki tenaga kerja dalam hal melakukan aktivitas kerja sesuai dengan
permintaan konsumen yang tujuannya adalah untuk menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas, untuk dapat bersaing, sehingga diharapkan dapat memuaskan pengguna barang dan
jasa. Dalam hal ini, tenaga kerja dalam pengolahan ikan asin gabus adalah semua orang, baik
wanita ataupun pria yang ikut berpartisipasi dalam proses produksinya, di antaranya dalam
proses penyiapan alat dan bahan, proses pembersihan ikan, proses penggaraman, penjemuran
dan proses pengemasan/pengepakan. Rentan usianya adalah 15-64 tahun. Dalam pengertian
angkatan kerja harus diperhitungkan tingkat partisipasi dalam kegiatan ekonomi di antara
jumlah tenaga kerja untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin (Galih, 2005).

4. Manajemen adalah unsur yang bertugas mengadakan pengendalian agar semua sumber dana
dan sumberdaya yang dimiliki organisasi/perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai daya guna
dan berhasil guna diarahkan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, manajemen yang paling
penting yang digunakan dalam pengolahan ikan asin gabus adalah manajemen pengelolaan
SDM. Apabila manajemen pengelolaan SDM mempunyai keterampilan yang baik, usaha/bisnis
ikan asin gabus ini akan berjalan dengan terarah dan sesuai dengan target yang sudah di
rencanakan. Dalam hal ini di butuhkan seorang manajer untuk mengelola dan
mengkoordinasikan semua faktor produksi, agar 3 faktor produksi lainnya dapat berjalan secara
berkesinambungan. Manajer yang dibutuhkan di antaranya:

 Manajemen Pemasaran
Sebagai penghubung antara daerah penghasil ikan asin gabus dengan lokasi
dimana produk ikan asin gabus ini dibutuhkan.
 Manajemen Keuangan
Walaupun kebanyakan usaha ikan asin gabus ini masih termasuk kedalam
skala rumah tangga, tetapi manajer keuangan tetaplah di butuhkan untuk
mempertimbangkan akibat dari seluruh keputusan terhadap penerimaan
dan laba.
 Manajemen Mutu
Melakukan peningkatan dan pengontrolan mutu ikan asin gabus apakah
sudah sesuai standard dan apakah sudah layak untuk di konsumsi.
 Manajemen Operasional
Mengawasi jalannya setiap step pengolahan ikan asin gabus agar sesuai
dengan standar operasional pembuatannya.
Analisis Biaya Produksi pada Proses Produksi di Tahun Pertama :

Asumsi digunakan 100kg bahan baku ikan gabus segar perproduksi untuk diolah menjadi ikan gabus
asin, biaya penyusutan ikan gabus sebelum diolah adalah 40%. Maka, perkiraan 100kg ikan gabus segar
akan menghasilkan 60kg ikan gabus asin perproduksi, dengan intensitas produksi dilakukan satu kali
dalam sebulan.

Klasifikasi Rincian Jumlah Harga per Unit Total Harga Umur Teknis Biaya
Biaya Penyusutan per
Tahun
Timbangan 1 Rp. 700.000 Rp. 700.000 7 tahun Rp. 100.000
Alat Vacum 1 Rp. 1.400.000 Rp . 1.400.000 5 tahun Rp. 280.000
Tong 7 Rp. 200.000 Rp. 1.400.000 2 tahun Rp. 700.000
Wadah 15 Rp. 40.000 Rp. 600.000 3 tahun Rp. 200.000
Penjemuran
Ember 10 Rp. 40.000 Rp. 400.000 2 tahun Rp. 200.000
Biaya Pisau 10 Rp. 20.000 Rp. 200.000 2 tahun Rp. 100.000
Investasi

Keranjang 15 Rp. 70.000 Rp. 1.050.000 2 tahun Rp. 525.000


Papan 10 Rp. 20.000 Rp. 200.000 2 tahun Rp. 100.000
Pemberat
Total Biaya Investasi Rp. 5.950.000 Total Biaya Rp. 2.205.000
Penyusuta
n

Klasifikasi Rincian Jumlah Harga per unit Harga total Harga pertahun
Biaya
Biaya Rp. 2.205.000
penyusutan
Sewa 1 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000
Biaya Tetap bangunan dan
lahan
Gaji pemimpin 1 orang Rp. 3000.000 Rp. 3000.000 Rp. 36.000.000
Perawatan Rp.1.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Izin Usaha Rp. 1.000.000 Rp. 1. 000.000 Rp. 1.000.000
Total biaya Rp. 10. 000.000 Rp. 10. 000.000 Rp. 45.205.000
tetap
Klasifikasi Rincian Satuan Jumlah Harga Satuan Harga Total Harga Total
Biaya perproduksi pertahun
(satu bulan) ( x 12)
Ikan gabus Kg 300 Rp. 45.000 Rp. 13.500.000 Rp. 162.000.000
Garam Kg 150 Rp. 1.800 Rp. 270.000 Rp. 3.240.000
Biaya Tenaga Orang 5 Rp. 100.000 Rp. 500.000 Rp. 6.000.000
Variabel Kerja
Plastik Pcs 180 Rp. 500 Rp.90.000 Rp. 1.080.000
Kemasan
Transportasi Buah 2 Rp. 50.000 Rp.100.000 Rp. 1.200.000
motor
Total Rp. 197.300 Rp. 14.460.000 Rp. 173.520.000

Maka analisis usaha di tahun pertama :

Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp. 45.205.000 + Rp. 173.520.000

= Rp. 218.725.000 / tahun

Asumsi penerimaan:

2.160kg/tahun × Rp. 140.000/kg = Rp. 302.400.000/tahun

Keuntungan = TR - TC

= Penerimaan – Biaya total

= Rp. 302.400.000 – 218.725.000

= Rp. 83.675.000/tahun

Penerimaan
R/C =
Total Biaya
Rp . 302.400 .000
= = 1,38
Rp . 218.725 .000
Jadi, setiap Rp. 1 biaya yang di keluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,38

Penerimaan
BEP Unit =
Harga per unit
Rp . 302.400 .000
= = 2.160kg
Rp . 140.000

FC
BEP Harga = VC
1−
TR
Rp. 45.205 .000
Rp . 173.520.000 =
1−
Rp . 302.400.000
Rp . 45.205 .000
=
0,42
= Rp. 107.630.952

Payback Period (PP) = Biaya Investasi : Keuntungan

= Rp. 5.950.000 : Rp. 83.675.000

= 0,07

Asumsi Biaya Produksi pada Proses Produksi di Tahun Kedua :

Pada tahun kedua, kami menargetkan akan meningkatkan intensitas produksi yang diawal hanya
dilakukan 1 kali dalam sebulan akan menjadi 2 kali dalam sebulan

Klasifikasi Rincian Jumlah Harga per Unit Total Harga Umur Teknis Biaya
Biaya Penyusutan per
Tahun
Timbangan 1 Rp. 700.000 Rp. 700.000 7 tahun Rp. 100.000
Alat Vacum 1 Rp. 1.400.000 Rp . 1.400.000 5 tahun Rp. 280.000
Tong 7 Rp. 200.000 Rp. 1.400.000 2 tahun Rp. 700.000
Wadah 15 Rp. 40.000 Rp. 600.000 3 tahun Rp. 200.000
Penjemuran
Ember 10 Rp. 40.000 Rp. 400.000 2 tahun Rp. 200.000
Biaya Pisau 10 Rp. 20.000 Rp. 200.000 2 tahun Rp. 100.000
Investasi

Keranjang 15 Rp. 70.000 Rp. 1.050.000 2 tahun Rp. 525.000


Papan 10 Rp. 20.000 Rp. 200.000 2 tahun Rp. 100.000
Pemberat
Total Biaya Investasi Rp. 5.950.000 Total Biaya Rp. 2.205.000
Penyusuta
n
Klasifikasi Rincian Jumlah Harga per unit Harga total Harga pertahun
Biaya
Biaya Rp. 2.205.000
penyusutan
Sewa 1 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000
Biaya Tetap bangunan dan
lahan
Gaji pemimpin 1 orang Rp. 3000.000 Rp. 3000.000 Rp. 36.000.000
Perawatan Rp.1.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Izin Usaha Rp. 1.000.000 Rp. 1. 000.000 Rp. 1.000.000
Total biaya Rp. 10. 000.000 Rp. 10. 000.000 Rp. 45.205.000
tetap

Klasifikasi Rincian Satuan Jumlah Harga Satuan Harga Total per Harga Total
Biaya produksi pertahun
(2 minggu) ( x 24)
Ikan gabus Kg 300 Rp. 45.000 Rp. 13.500.000 Rp. 324.000.000
Garam Kg 150 Rp. 1.800 Rp. 270.000 Rp. 6.480.000
Biaya Tenaga Orang 5 Rp. 100.000 Rp. 500.000 Rp. 12.000.000
Variabel Kerja
Plastik Pcs 180 Rp. 500 Rp.90.000 Rp. 2.160.000
Kemasan
Transportasi Buah mobil 1 Rp. 120.000 Rp.120.000 Rp. 2.880.000
Total Rp. 267.300 Rp. 14.480.000 Rp. 347.520.000

Maka analisis usaha di tahun kedua :

Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp. 45.205.000 + Rp. 347.520.000

= Rp. 392.725.000 / tahun

Asumsi penerimaan:

4.320kg/tahun × Rp. 140.000/kg = Rp. 604.800.000/tahun

Keuntungan = TR - TC

= Penerimaan – Biaya total

= Rp. 604.800.000 – Rp. 392.725.000

= Rp. 212.075.000/tahun
Penerimaan
R/C =
Total Biaya
Rp . 604.800 .000
= = 1,54
Rp . 392.725 .000
Jadi, setiap Rp. 1 biaya yang di keluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,54

Penerimaan
BEP Unit =
Harga per unit
Rp . 6 04.800 .000
= = 4.320kg
Rp . 140.000

FC
BEP Harga = VC
1−
TR
Rp. 45.205 .000
Rp . 347.520 .000 =
1−
Rp . 6 04.800 .000
Rp . 45.205 .000
=
0,42
= Rp. 107.630.952

Payback Period (PP) = Biaya Investasi : Keuntungan

= Rp. 5.950.000 : Rp. 212.075.000

= 0,02

Asumsi Biaya Produksi pada Proses Produksi di Tahun Ketiga :

Pada tahun ketiga, kami menargetkan akan meningkatkan jumlah produksi menjadi 450kg yang akan
menghasilkan 270 kg ikan gabus asin dengan penambahan karyawan tetap 1 orang, tenaga kerja
sebanyak 3 orang dan peningkatan upah kerja sebesar Rp 50.000 dengan intensitas produksi tetap
dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu bulan. Kami juga akan memperbarui dan menambah beberapa
investasi yang dimiliki di tahun sebelumnya.
Klasifikasi Rincian Jumlah Harga per Unit Total Harga Umur Teknis Biaya
Biaya Penyusutan per
Tahun
Timbangan 1 Rp. 700.000 Rp. 700.000 7 tahun Rp. 100.000
Timbangan 2 1 Rp. 800.000 Rp. 800.000 10 tahun Rp. 80.000
Alat Vacum 1 Rp. 1.400.000 Rp . 1.400.000 5 tahun Rp. 280.000
Tong 10 Rp. 300.000 Rp. 3.000.000 3 tahun Rp. 1.000.000
Wadah 15 Rp. 40.000 Rp. 600.000 3 tahun Rp. 200.000
Penjemuran
Biaya Ember 15 Rp. 40.000 Rp. 600.000 2 tahun Rp. 300.000
Investasi
Pisau 10 Rp. 40.000 Rp. 400.000 5 tahun Rp. 80.000
Keranjang 20 Rp. 100.000 Rp. 2.000.000 4 tahun Rp. 500.000
Papan 10 Rp. 35.000 Rp. 350.000 2 tahun Rp. 175.000
Pemberat
Total Biaya Investasi Rp. 9.850.000 Total Biaya Rp. 2.715.000
Penyusuta
n

Klasifikasi Rincian Jumlah Harga per unit Harga total Harga pertahun
Biaya
Biaya Rp. 2.715.000
penyusutan
Sewa 1 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000
Biaya Tetap bangunan dan
lahan
Gaji pemimpin 1 orang Rp. 3.000.000 Rp. 3000.000 Rp. 36.000.000
Gaji Karyawan 1 orang Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 12.000.000
Perawatan Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Izin Usaha Rp. 1.000.000 Rp. 1. 000.000 Rp. 1.000.000
Total biaya Rp. 13. 000.000 Rp. 13. 000.000 Rp. 57.715.000
tetap

Klasifikasi Rincian Satuan Jumlah Harga Satuan Harga Total per Harga Total
Biaya produksi pertahun
(2 minggu) ( x 24)
Ikan gabus Kg 450 Rp. 45.000 Rp. 20.250.000 Rp. 486.000.000
Garam Kg 225 Rp. 1.800 Rp. 405.000 Rp. 9.720.000
Biaya Tenaga Orang 8 Rp. 150.000 Rp. 1.200.000 Rp. 28.800.000
Variabel Kerja
Plastik Pcs 270 Rp. 500 Rp. 135.000 Rp. 3.240.000
Kemasan
Transportasi Buah mobil 1 Rp. 120.000 Rp. 120.000 Rp. 2.880.000
Total Rp. 317.300 Rp. 21.990.000 Rp. 530.640.000
Maka analisis usaha di tahun kedua :

Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp. 57.715.000 + Rp. 530.640.000

= Rp. 588.355.000 / tahun

Asumsi penerimaan:

6.480kg/tahun × Rp. 145.000/kg = Rp. 939.600.000/tahun

Keuntungan = TR - TC

= Penerimaan – Biaya total

= Rp. 939.600.000– Rp. 588.355.000

= Rp. 351.245.000 /tahun

Penerimaan
R/C =
Total Biaya
Rp . 939.600 .000
= = 1,59
Rp . 588 .355.000
Jadi, setiap Rp. 1 biaya yang di keluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,59

Penerimaan
BEP Unit =
Harga per unit
Rp . 939.6 00.000
= ¿ ¿ = 6.480kg
Rp. 145 .000

FC
BEP Harga = VC
1−
TR
Rp .57.715 .00 0
Rp. 530.640 .000 =
1−
Rp . 939.600 .000
Rp . 57.715.00 0
=
0,43
= Rp. 134.220,93

Payback Period (PP) = Biaya Investasi : Keuntungan

= Rp. 9.850.000: Rp. 351.245.000

= 0,02

BAB IV
KESIMPULAN
Gabus asin merupakan salah satu ikan kering yang cukup mahal harganya. Selain itu ikan gabus segar,
kebanyakan dijual dalam keadaan hidup, merupakan sumber protein yang cukup penting bagi
masyarakat desa, khususnya yang berdekatan dengan wilayah berawa atau sungai.

Cara penggaraman ikan gabus asin terdiri dari dua cara, yaitu cara penggaraman kering dan
penggaraman basah. Lahan yang di gunakan adalah tempat penjemuran dan tempat penyimpanan ikan
asin gabus yang sudah di keringkan sebelum di pasarkan pada konsumen. Modal yang di gunakan adalah
modal tetap dan modal lancar. Tenaga kerja yang digunakan adalah pria dan wanita, keduanya ikut
berperan dalam semua proses pembuatan ikan asin gabus ini. Dan manajemen bertugas sebagai
pengendali agar semua unsur dan aspek dalam pengolahan ikan gabus asin ini berjalan dengan sebagai
mana mestinya.

Melihat dari hasil analisis usaha pengolahan ikan gabus menjadi ikan asin, peluang bisnis yang dimiliki
cukup besar apabila dilakukan secara tepat.

SARAN
Agar para pengusaha pengolahan ikan asin gabus memenuhi, diantaranya:

 Ikan asin yang bermutu baik dan harus memenuhi syarat standar industri.
 Harus mempunyai aroma, warna dan rasa ciri khas sendiri serta memiliki bentuk yang bagus

Dan saran kepada pemerintah agar dapat membantu menambah sarana dan mampu memberi peluang
kredit untuk menambah modal dengan tujuan memperluas usaha pengolahan ikan asin gabus ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_produksi

https://www.kompasiana.com/jufryzelyn/5529cb9df17e613829d623a8/makalah-proses-pembuatan-
ikan-asin

http://repository.utu.ac.id/1668/1/yang%20diaplod.pdf

https://www.academia.edu/37442363/Laporan_PKL_Pengolahan_Tradisional_ikan_asin

Anda mungkin juga menyukai