1
BAB I
PENDAHULUAN
kualitas pegawai merupakan isu aktual yang terus bergulir dalam aktivitas birokrasi,
Ada tiga alasan yang menjadi dasar mengapa aparatur pemerintah harus terus
lingkungan, baik eksternal maupun internal yang merupakan rangkaian sebab akibat
(cause and effect chain), (2) harapan masyarakat (customers expectation) terhadap
pelayanan publik dewasa ini bukan sekedar berharap murah dan cepatnya
pelayanan, tetapi juga pelayanan yang nyaman, aman, tepat, cepat dan emphatic,
pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit semakin ketat yang ditandai dengan
informasi dan telekomunikasi, menjadikan dunia ini terasa sempit dan tanpa jarak. Apalagi
menjadi demikian tinggi, tentunya menuntut kita untuk mampu berkompetisi dalam
konstelasi global. Oleh karena itu, kata kunci dalam menghadapi tantangan global tersebut
adalah “mutu”, baik itu mutu produk, mutu layanan, maupun mutu sumber daya manusia
(SDM). SDM yang bermutu adalah kunci keberhasilan suatu negara dalam berkompetisi di
2
Dalam memenuhi tuntutan terhadap pelayanan yang modern dan Sumber
Daya Manusia yang handal dan professional, maka Rumah Sakit sebagai penyedia
Disadari atau tidak mutu sangat erat kaitannya dengan kondisi dan nilai-nilai yang
dianut baik oleh Rumah Sakit sebagai penyedia layanan maupun pasien sebagai
penerima layanan.
Unit Pendidikan dan pelatihan di Rumah Sakit merupakan bagian integral dari
Organisasi Rumah Sakit dan secara langsung bertanggung jawab terhadap seluruh
program Rumah Sakit yang berkaitan dengan pendidikan dan latihan. Fungsi unit
dalam sebuah institusi terutama dalam bidang manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) terlebih lagi pada institusi Rumah Sakit dimana produk yang dihasilkan
karena itu peranan manajemen Sumber Daya Manusia sangat berperan dalam
Unit Pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit mempunyai visi dan misi yang
mengacu kepada visi dan misi Rumah Sakit. Dengan segala kelebihan dan
tujuan yang telah ditetapkan dengan menyusun strategi yang efektif dan efisien
periode tertentu akan sangat diperlukan untuk perbaikan kinerja dimasa yang akan
dating.
3
1.1 LATAR BELAKANG
Unit Pendidikan dan Pelatihan di dalam Rumah Sakit adalah kegiatan formal
maupun Non Medis yang pelaksanaannya di dalam atau diluar lingkungan rumah
sakit yang dilaksanakan oleh Tim Pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit dan atau
dimana layanan man to man merupakan pekerjaan yang harus dihadapi setiap hari.
Maka dari itu bisa diartikan bahwa Sumber Daya Manusia lah yang menjadi prioritas
utama dalam upaya peningkatan mutu layananan. Sumber Daya Manusia sebagai
bagian dari komponen tersebut haruslah dinamis, artinya peningkatan mutu Sumber
Daya Manusia harus didukung juga dengan peningkatan mutu pendidikan yang terus
Perwujudan yang diinginkan adalah Rumah Sakit Daerah Cileungsi ini tidak
cita-cita mulia yang menjadikan Rumah Daerah Cileungsi sebagai model pelayanan
yang bertipe, terstandart, dan terakreditasi, maka dibentuklah Unit Pendidikan dan
4
Pelaksanaan evaluasi diklat dapat dilakukan dalam empat tahapan utama:
a. Perencanaan Evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisis
d. Pelaporan
e. Tindak Lanjut
Pelaksanaan evaluasi
a. Perencanaan Evaluasi
b. Pengumpulan Data
Pada tahap ini evaluator program diklat mengumpulkan data-data yang
relevan untuk evaluasi sesuai dengan rancangan dan tujuan dari evaluasi
diklat ini. Dalam evaluasi diklat, tidak semata-mata hanya mengumpulkan
5
data yang terkait dengan aktifitas setelah selesai kegiatan program diklat,
namun
demikian harus juga mengumpulkan data program diklat(tujuan, peserta,
metode diklat dll) serta data-data dan hasil evaluasi
6
Bagian II – Evaluasi Hasil Diklat
a. Tujuan evaluasi dan Hasil yang diharapkan
b. Rancangan evaluasi diklat
c. Data dan bukti yang diperoleh selama evaluasi diklat
e. Tindak Lanjut
Pada umumnya evaluasi diklat tidak dapat dilakukan hanya sekali saja,
praktik yang terbaik adalah dengan melakukan beberapa kali evaluasi diklat.
Hasil evaluasi diklat perlu ditindaklanjuti, dan selanjutnya dilakukan evaluasi
diklat kembali untuk melakukan analisis dan evaluasi diklat selanjutnya
dengan memperhatikan data dan hasil analisis evaluasi diklat sebelumnya.
Pengelola program diklat perlu menindaklanjuti rekomendasi laporan
hasil evaluasi diklat, sehingga pelaksanaan diklat selanjutnya dapat terus
ditingkatkan.
Ada banyak definisi dari Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), dan secara
sederhana Diklat dapat didefinisikan sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan (Knowledge), ketrampilan (Skills) dan sikap (Attitude) atau disingkat
dengan istilah KSA atau sering juga disebut kompetensi. Dari definisi tersebut
maka tujuan dari diselenggarakannya program Diklat adalah untuk meningkatkan
kompetensi/KSA dari peserta Diklat, yang pada akhirnya dapat dipergunakan oleh
peserta pelatihan tersebut dalam pelaksanaan pekerjaannya sehari-hari, dengan
harapan pelaksanaan tugas dari instansi tempat peserta Diklat tersebut dapat
lebih meningkat dan optimal.
7
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa tujuan program Diklat untuk
meningkatkan kompetensi, untuk mencapai tingkat kompetensi tertentu yang
dipersyaratkan, atau untuk menutup kesenjangan kompetensi antara yang dimiliki
saat ini dengan kompetensi yang dituntut untuk mampu melaksanakan tugas
pekerjaan secara efektif.
Proses evaluasi program diklat tidak dapat berdiri sendiri sendiri, proses
evaluasi diklat merupakan sebuah proses yang berkesinambungan mulai dari
perencanaan diklat (penyusunan kurikulum), Persiapan diklat – menetapkan
peserta, jadwal fasilitas, serta alat bantu pembelajaran lainnya, pada saat
pelaksanaan dan penyelenggaraan diklat, sampai kepada kegiatan evaluasi diklat
itu sendiri. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa proses evaluasi diklat
baru akan berhasil jika proses diklat secara keseluruhan berjalan dengan baik,
mulai dari tahap awal sampai dengan berakhirnya proses kegiatan belajar
mengajar, dan terdapat lingkungan yang kondusif untuk mengimplementasikan
hasil kegiatan diklat dalam pekerjaan sehari-hari
Proses evaluasi diklat adalah satu kesatuan proses mulai dari perencanaan
sampai pada pelaksanaan program diklat yang terdiri dari 10 (sepuluh) tahapan
proses :
1. Menentukan kebutuhan
8
2. Menetapkan tujuan
1.3.1 TUJUAN
pelaksanaan pelatihan
Tujuan Khusus :
pelatihan
pelatihan
9
3. Melihat kualitas pengajar dan materi pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan peserta
penyelenggaraan Pelatihan
10
d. Mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang Rekam Medik,
unit lain,
11
III. EVALUASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
peserta : 46 Orang
Indramayu
sebagai berikut :
12
PEGAWAI YANG TELAH MENGIKUTI PELATIHAN (EKSTERNAL)
PERIODE JANUARI s/d JUNI 2016 (Semester 1)
RSUD CILEUNGSI TAHUN 2016
TANGGAL
NO NAMA PELATIHAN TEMPAT PESERTA JABATAN
PELATIHAN
dr. Apidian Nusantari dr. Umum
22 - 24
Pencegahan dan Asep Sudrajat, A. Md. Kep
1 Februari RSUD Ciawi
Pengendalian Infeksi Agustin Wilujeng, A. Md.
2016
Kep Pelaksana
RSUD Prov. Jawa Barat Ns. Siti Nuroniah, S. Kep Perawat
15 - 19 Assesor Kompetensi
2 Ns. Evlin Gledis, S. Kep
Maret 2016 Perawat Klinik Al - Ihsan Bandung
Linda Marlina, S. Kep
13 - 15 Hotel Grand Mercure
3 Munas ARSADA VII drg. Mike Kaltarina, MARS Direktur
April 2016 Jakarta
dr. Achmadi Effendi dr. Umum
17 - 23 Konselor VCT HIV PKVHI Hotel Sofia House
4 Dian Dewi Anggraeni, A. Md. Pelaksana
April 2016 Jawa Barat Bandung
Kep Perawat
Workshop Menyiapkan
Tenaga Teknis
23 - 24 Wisma Harapan Kita
5 Kefarmasian yang Media Susi Nensy Apoteker
April 2016 Bidakara, Jakarta
Berorientasi Kepada
Pasien
Workshop Penanganan
30 April - 1 New Ayuda Hotel,
6 Shock Anafilaktik & Basic Rido Jarullah, A. Md. Rad Radiologi
Mei 2016 Bogor
Life Support
13
IV. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
bagi tiap pegawai hal ini dikarenakan unit Pendidikan dan Pelatihan baru dibentuk
unit lain,
14
Pelatihan BHD 8 April 2016 50 orang
Cileungsi
Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
15
JUMLAH 112 orang
RSUD Cileungsi
Pencampuran obat
neonatus
terserap
16
BAB V
PENUTUP
Kepala Unit
Pendidikan dan pelatihan
17
drg. Yusi Sulistianti, MKM
NIP.196207151989022001
18