INSTALSI LISTRIK 3
DISUSUN OLEH :
NAMA : LEGIO YOHANES SETU
NIM : 216121026
KELAS : 3A-D3 TEKNIK LISTRIK
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “TEGANGAN SENTUH” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca tentang Tegangan sentuh. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami
yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,serta dosen saya yaitu Bapak Toyib S.T.,M.T. ,
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami tulis pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Tegangan sentuh langsung atau tegangan sentuh tidak langsung dapat membahayakan
tubuh manusia terutama bagian saraf , pernapasan dan jantung. Arus bocor yang
mengalir ke tubuh manusia mempengaruhi besarnya resiko yang ditimbulkan. Oleh
sebab itu diperlukan alat untuk melindungi manusia dari arus bocor yaitu dengan
memakai, Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB).
Tegangan berbahaya jika sentuhan dengan tegangan itu yang menyebabkan mengalirnya
arus listrik yang mengalir didalam tubuh. Besar arus yang mengalis didalam tubuh tergantung
dari besarnya tahanan tubuh dan tahanan kontak di kedua titik sentuhan. Meskipun yang
berbahaya bagi tubuh adalah arus listrik yang mengalir ke tubuh sebagai fungsi dari waktu,
namun sebagai dasar untuk menetapkan persyaratan instalasi listrik adalah lebih praktis jika
ditanyakan sebagai tegangan sentuh ialah fungsi dari waktu. Dibawah ini adalah data waktu
sentuh maksimum tegangan menurut IEC
perlengkapan atau instalasi listrik. Dimana bagian aktif perlengkapan atau instalasi
listrik adalah bagian konduktif yang merupakan bagian dari sirkit listrik,yang dalam
keadaan normal bertegangan.
Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi harus diamankan terhadap bahaya
tegangan sentuh langsung. Contohnya menjauhkan perlengkapan/instalasi agar tidak
mudah tersentuh. Contoh lainnya adalah pada tempat yang mudah dijangkau oleh
manusia diberikan isolasi pada penghantar aktif yang mengalirkan arus listrik, Untuk
lebih jelas perhatikan gambar berikut.
Perlu digaris bawahi bahwa besarnya tegangan sentuh yang dianggap aman bagi
manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti lamanya tegangan kejut, tahanan
jenis tanah, berat badan manusia dan probabilitas terjadinya ventricular vibrilation.
3. Pembumian Peralatan
Pembumian peralatan merupakan hubungan antara bagian konduktif terbuka
(BKT) dengan tanah/bumi yang berfungsi sebagai pengaman bagi manusia dan
peralatan instalasi listrik jika terjadi kebocoran listrik pada peralatan. Tujuan dari
pengetanahan peralatan adalah sebagai berikut [2]:
1. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang dalam
daerah tersebut.
2. Sistem TT
Pada sistem ini titik netral trafo gardu dibumikan langsung ke tanah, BKT
Peralatan dan BKT instalasi listrik dibumikan sedemikian rupa sehingga apabila terjadi
kegagalan isolasi, maka dapat dicegah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi
pada BKT tersebut karena bekerjanya pemutusan suplai secara otomatis oleh gawai
pengaman
3. Sistem TN
Sistem ini netral trafo gardu dikebumikan, sedangkan disisi beban netral dan PE
digabungkan dan disalurkan setelah terpisah. Pada dasarnya sistem TN dibedakan
atas dasar susunan penghantar Netral dan penghantar pengaman. Pada Sistem TN-S
mempunyai penghantar Netral (N) dan penghantar pengaman (PE) terpisah diseluruh
Sistem. Sedangkan sistem TN-C-S merupakan gabungan system TN-C dan TN-S
4. Sistem IT
Pada sistem ini bagian aktif dari instalasi harus diisolasi dari bumi melalui suatu
impedansi yang cukup tinggi. Hubungan impedansi pembumian dapat dilakukan pada
netral sistem ataupun pada titik netral buatan dengan menggunakan transformator.
BKT peralatan listrik dibumikan secara independent atau secara kolektif ke
pembumian sistem peralatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan pada gardu induk
150
kV Bungus adalah dari hasil perhitungan untuk bobot manusia 50 kg adalah
2.622,79 V dan 9.390,69 V sedangkan untuk bobot manusia 70 kg adalah 3.549,81
V dan 1.2709,82 V.
2. Nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan pada gardu induk
150 kV Bungus adalah dari hasil simulasi untuk bobot manusia 50 kg adalah 2.622,8
Vdan 9.390,7 Vsedangkan untuk bobot manusia 70 kg adalah 3.549,8 Vdan 1.2709,8 V.
3. Nilai resistansi pentanahan gardu induk 150 kV Bungus yang didapatkan dari hasil
perhitungan adalah 0,48Ω dan dari hasil simulasi didapatkan 0,47 Ω, nilai ini
masuk dalam kriteria aman karena bernilai kecil dari 1 Ω
4. Sistem pentanahan pada gardu induk 150 kV Bungus telah memenuhi standar
keamanan pentanahan gardu induk sesuai IEEE std 80/2000 karena nilai tegangan
sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya tidak melebihi nilai yang diizinkan.
5. Pemerataan medan pentanahan pada gardu induk 150 kV Bungus sudah sesuai
dengan kriteria aman karena tidak ada daerah dengan nilai tegangan sentuh dan
tegangan langkah yang melebihi nilai yang diizinkan
3.2 Saran
1. Evaluasi sistem pentanahan sebaiknya dilakukan secara berkala untuk menjamin
keamanan sistem pentanahan.
3. Pada penelitian selanjutnya hendaknya nilai resistansi tanah diukur dengan alat
ukur untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA