Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG TEGANGAN SENTUH

INSTALSI LISTRIK 3

DISUSUN OLEH :
NAMA : LEGIO YOHANES SETU
NIM : 216121026
KELAS : 3A-D3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “TEGANGAN SENTUH” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca tentang Tegangan sentuh. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami
yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,serta dosen saya yaitu Bapak Toyib S.T.,M.T. ,
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami tulis pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih
baik pada kesempatan berikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tegangan sentuh langsung atau tegangan sentuh tidak langsung dapat membahayakan
tubuh manusia terutama bagian saraf , pernapasan dan jantung. Arus bocor yang
mengalir ke tubuh manusia mempengaruhi besarnya resiko yang ditimbulkan. Oleh
sebab itu diperlukan alat untuk melindungi manusia dari arus bocor yaitu dengan
memakai, Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB).

Untuk mengamankan manusia dari arus bocor diperlukan spesifikasi dari


ELCB yang memiliki sensitivitas ≤ 30 mA . ELCB akan bekerja jika arus yang mengalir
pada penghantar phasa tidak sama dengan arus yang mengalir pada netral atau sistem
tidak seimbang. Ketidak seimbangan arus akan menyebabkan fluks magnet yang akan
memutuskan rangkaian.ELCB memiliki karakterisitik waktu kerja pemutususan yang
seketika (instanstaneous) atau karakteristik delay. Untuk mendapatkan besaran waktu
respon suatu proteksi dari mulai mendeteksi adanya arus gangguan hingga terjadinya
pemutusan alat jaringan perlu adanya alat ukur yang dapat mengukur dan memastikan
waktu respon kerja proteksi. Pada proyek akhir ini akan dibuat alat ukur waktu kerja
ELCB. Dengan adanya alat ukur ini maka dapat dilakukan pengukuran karakteristik ELCB
dengan Arduino-Uno.
BAB II
PEMBAHASAN
Tegangan Sentuh Tegangan sentuh dikatakan aman apabila nilai tegangan dibawah 50 V,
kecuali pada tempat basah , ruang kerja dalam perindustrian, serta ruang kerja yang
mensyaratkan adanya pengaman atau isolasi pengaman atau pemisah pengaman.Pada tempat
seperti ini tegangan sentuh dikatakan aman jika dibawah 25 V.[2]
Tegangan sentuh adalah tegangan yang diperoleh akibat tersentuhnya bagian aktif instalasi
listrik. Bagian aktif instalasi listrik adalah bagian konduktif (line) yang adalah bagian dari
rangkaian listrik. Hal yang menyebabkan arus mengalir pada saat tubuh bersentuhan dengan
tegangan adalah pijakan kaki ke tanah,dimana tanah berfungsi sebagai hantaran nol yang terus
dicari oleh energi listrik untuk membuang muatannya.Sementara disisi lain tubuh manusia
memiliki nilai tahanan dan muatan listrik cenderung mencari jalan melalui nilai muatan yang
kecil. Tegangan sentuh timbul antara dua bagian yang dapat tersentuh dengan serempak karena
terjadi kegagalan isolasi. Tegangan sentuh terbagi menjadi dua yaitu tegangan sentuh langsung
dan tak langsung.

Adapun macam-macam tegangan sentuh yaitu:

2.1 Tegangan Sentuh Yang Berbahaya

Tegangan berbahaya jika sentuhan dengan tegangan itu yang menyebabkan mengalirnya
arus listrik yang mengalir didalam tubuh. Besar arus yang mengalis didalam tubuh tergantung
dari besarnya tahanan tubuh dan tahanan kontak di kedua titik sentuhan. Meskipun yang
berbahaya bagi tubuh adalah arus listrik yang mengalir ke tubuh sebagai fungsi dari waktu,
namun sebagai dasar untuk menetapkan persyaratan instalasi listrik adalah lebih praktis jika
ditanyakan sebagai tegangan sentuh ialah fungsi dari waktu. Dibawah ini adalah data waktu
sentuh maksimum tegangan menurut IEC

2.2 Tegangan Sentuh


Tegangan sentuh dikatakan aman apabila nilai tegangan dibawah 50 V, kecuali pada
tempat basah , ruang kerja dalam perindustrian, serta ruang kerja yang mensyaratkan
adanya pengaman atau isolasi pengaman atau pemisah pengaman.Pada tempat seperti
ini tegangan sentuh dikatakan aman jika dibawah 25 V.[2] Tegangan sentuh adalah
tegangan yang diperoleh akibat tersentuhnya bagian aktif instalasi listrik. Bagian aktif
instalasi listrik adalah bagian konduktif (line) yang adalah bagian dari rangkaian listrik. Hal
yang menyebabkan arus mengalir pada saat tubuh bersentuhan dengan tegangan adalah
pijakan kaki ke tanah,dimana tanah berfungsi sebagai hantaran nol yang terus dicari oleh
energi listrik untuk membuang muatannya.Sementara disisi lain tubuh manusia memiliki
nilai tahanan dan muatan listrik cenderung mencari jalan melalui nilai muatan yang kecil.
Tegangan sentuh timbul antara dua bagian yang dapat tersentuh dengan serempak
karena terjadi kegagalan isolasi. Tegangan sentuh terbagi menjadi dua yaitu tegangan
sentuh langsung dan tak langsung.
1. Tegangan Sentuh Langsung
Disini tegangan sentuh langsung terjadi pada bagian aktif perlengkapan atau pada
instalasi listrik Tegangan sentuh langsung adalah sentuhan pada bagian aktif

perlengkapan atau instalasi listrik. Dimana bagian aktif perlengkapan atau instalasi
listrik adalah bagian konduktif yang merupakan bagian dari sirkit listrik,yang dalam
keadaan normal bertegangan.
Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi harus diamankan terhadap bahaya
tegangan sentuh langsung. Contohnya menjauhkan perlengkapan/instalasi agar tidak
mudah tersentuh. Contoh lainnya adalah pada tempat yang mudah dijangkau oleh
manusia diberikan isolasi pada penghantar aktif yang mengalirkan arus listrik, Untuk
lebih jelas perhatikan gambar berikut.

2. Tegangan Sentuh Tak Langsung


Tegangan sentuh tak langsung adalah sentuh pada bagian konduktif terbuka (BKT)
perlengkapan atau instalasi yang dalam keadaan normal tidak bertegangan, tapi
menjadi bertegangan dalam kondisi gangguan karena kegagalan isolasi. Ketika terjadi
kegagalan isolasi,maka ada arus gangguan pada bagian konduktif terbuka yang dimana
dapat berbahaya ketika terjadi kontak antara manusia dengan bagian konduktif
terbuka yang terjadi kegagalan isolasi, Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut.

Perlu digaris bawahi bahwa besarnya tegangan sentuh yang dianggap aman bagi
manusia dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti lamanya tegangan kejut, tahanan
jenis tanah, berat badan manusia dan probabilitas terjadinya ventricular vibrilation.
3. Pembumian Peralatan
Pembumian peralatan merupakan hubungan antara bagian konduktif terbuka
(BKT) dengan tanah/bumi yang berfungsi sebagai pengaman bagi manusia dan
peralatan instalasi listrik jika terjadi kebocoran listrik pada peralatan. Tujuan dari
pengetanahan peralatan adalah sebagai berikut [2]:

1. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang dalam
daerah tersebut.

2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya


dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada
bangunan atau isinya.

3. Memperbaiki unjuk kerja (performance) dari sistem.

2.3 Sistem Pembumian

Istilah pembumian merupakan salah satu usaha pengamanan untuk melindungi


manusia dari kejut listrik yang timbul karena adanya gangguan kegagalan isolasi sehingga fasa
terhubung ke bagian BKT.

1. Jenis Sistem Pembumian


• Sistem TT
• Sistem TN, ada tiga sistem:
– Sistem TN-C, dilarang karena tidak aman
– Sistem TN-S
– Sistem TN-C-S, yang umum berlaku di Indonesia
• Sistem IT, jika diinginkan kontinuitas pelayanan, misalnya di rumah sakit

Masing-masing sistem ini memerlukan peralatan pemutus suplai dengan karakteristik


yang berbeda. Untuk itu setiap penggunaan peralatan pemutus harus sesuai dengan
sistem pembumian yang digunakan

2. Sistem TT
Pada sistem ini titik netral trafo gardu dibumikan langsung ke tanah, BKT
Peralatan dan BKT instalasi listrik dibumikan sedemikian rupa sehingga apabila terjadi
kegagalan isolasi, maka dapat dicegah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi
pada BKT tersebut karena bekerjanya pemutusan suplai secara otomatis oleh gawai
pengaman
3. Sistem TN
Sistem ini netral trafo gardu dikebumikan, sedangkan disisi beban netral dan PE
digabungkan dan disalurkan setelah terpisah. Pada dasarnya sistem TN dibedakan

atas dasar susunan penghantar Netral dan penghantar pengaman. Pada Sistem TN-S

mempunyai penghantar Netral (N) dan penghantar pengaman (PE) terpisah diseluruh

Sistem. Sedangkan sistem TN-C-S merupakan gabungan system TN-C dan TN-S

4. Sistem IT

Pada sistem ini bagian aktif dari instalasi harus diisolasi dari bumi melalui suatu
impedansi yang cukup tinggi. Hubungan impedansi pembumian dapat dilakukan pada
netral sistem ataupun pada titik netral buatan dengan menggunakan transformator.
BKT peralatan listrik dibumikan secara independent atau secara kolektif ke
pembumian sistem peralatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan pada gardu induk
150
kV Bungus adalah dari hasil perhitungan untuk bobot manusia 50 kg adalah
2.622,79 V dan 9.390,69 V sedangkan untuk bobot manusia 70 kg adalah 3.549,81
V dan 1.2709,82 V.

2. Nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diizinkan pada gardu induk
150 kV Bungus adalah dari hasil simulasi untuk bobot manusia 50 kg adalah 2.622,8
Vdan 9.390,7 Vsedangkan untuk bobot manusia 70 kg adalah 3.549,8 Vdan 1.2709,8 V.

3. Nilai resistansi pentanahan gardu induk 150 kV Bungus yang didapatkan dari hasil
perhitungan adalah 0,48Ω dan dari hasil simulasi didapatkan 0,47 Ω, nilai ini
masuk dalam kriteria aman karena bernilai kecil dari 1 Ω
4. Sistem pentanahan pada gardu induk 150 kV Bungus telah memenuhi standar
keamanan pentanahan gardu induk sesuai IEEE std 80/2000 karena nilai tegangan
sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya tidak melebihi nilai yang diizinkan.

5. Pemerataan medan pentanahan pada gardu induk 150 kV Bungus sudah sesuai
dengan kriteria aman karena tidak ada daerah dengan nilai tegangan sentuh dan
tegangan langkah yang melebihi nilai yang diizinkan
3.2 Saran
1. Evaluasi sistem pentanahan sebaiknya dilakukan secara berkala untuk menjamin
keamanan sistem pentanahan.

2. Setiap penambahan fasilitas peralatan pada switchyard gardu induk sebaiknya


dilakukan pula evaluasi terhadap sistem pentanahan

3. Pada penelitian selanjutnya hendaknya nilai resistansi tanah diukur dengan alat
ukur untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

1. G. Baldi and H. Al Rasyid, “Penilaian Tegangan Sentuh Dan Tegangan


Langkah Di Gardu Induk Konvensional Dan Berisolasi Gas Evaluation Of
Touch And Step Voltages In Conventional And Gas Insulated Substation,” 2014.
2. K. Hangga, “Evaluasi Keamanan Pada Sistem Pentanahan Gardu Induk 150 KV
Jajar,” 2014.
3. A. Latif, W. G. Ariastina, and I. N. Setiawan, “Probabilitas Tegangan Sentuh dan
Tegangan Langkah di Lokasi Rencana Gardu Induk 500 kV
Antosari,” 2016.

4. A. Latif, W. G. Ariastina, and I. N. Setiawan, “Probabilitas Tegangan Sentuh dan


Tegangan Langkah di Lokasi Rencana Gardu Induk 500 kV
Antosari,” 2016.
5. R. Citra, “Studi Perancangan Sistem Pembumian Gardu Induk 150/20 KV Di
Gardu Induk Garuda Sakti,” 2000.

Anda mungkin juga menyukai