Berdasarkan analisis, lingkungan perusahaan dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu lingkungan
khusus dan lingkungan umum.
Lingkungan khusus (specific environment) suatu perusahaan terdiri dari pemegang/ pemangku
kepentingan di luar perusahaan (outside stakeholder) yang secara langsung mempengaruhi kemampuan
organisasi untuk memperoleh sumber daya ekonomi, sehingga dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan, Sedangkan lingkungan umum (general environment) terdiri dari berbagai kekuatan (forces)
yang akan memengaruhi perusahaan-perusahaan secara umum (artinya bukan hanya berpengaruh pada
satu perusahaan) dan memengaruhi kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh sumber daya
ekonomi.
Lingkungan pasar (market environment) mencakup interaksi antara perusahaan dengan berbagai pihak
yang terjadi melalui mekanisme pasar atau berbagai persetujuan tertentu antara perusahaan dengan
pihak-pihak tersebuttersebut, misalnya kontak penjual antara penjual dengan pembeli.
Lingkungan Nonpasar ( nonmarket environment) meliputi berbagai tatanan nasional, politik dan hukum
yang berinteraksi diluar lingkungan pasar, tetapi memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pasar
dan berbagai transaksi yang terjadi di lingkungan pasar. Lingkungan nonpasar menentukan interaksi
antara perusahaan dengan individu-individu, kelompok kepentingan (interent group) pemerintah dan
publik.
Pada awalnya yang dimaksud dengan pemangku kepentingan mencakup para pemegang saham
(shareowners), para karyawan (employees), para pelanggan (customers), para pemasok (supplieres),
para pemberi pinjaman (lenders) dan masyarakat luas (society).
Pemangku kepentingan merupakan bagian dari lingkungan usaha perusahaan (business environment).
Didalam konsep lingkungan perusahaan, perhatian lebih ditujukan pada pengaruh yang dapat diberikan
lingkungan terhadap kinerja dan pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan dalam konsep pemangku
kepentingan, perusahaan dapat mempengaruhi para pemangku kepentingan melalui berbagai
keputusan yang dibuat oleh perusahaan. Para pemangku kepentingan ini dapat diklarifikasikan
berdasarkan 2 kategori; yaitu berdasarkan kedudukan pemangku kepentingan dalam pengelolaan
perusahaan dan berdasarkan kaitannya dengan aktivitas yang dilakukan perusahaan
Berdasarkan kedudukan pemangku kepentingan dalam pengelolaan perusahaan, jones (1995) membagi
pemangku kepentingan kedalam 2 kategori, yaitu: inside stakeholders dan outside stakeholders.
Termasuk kedalam kategori inside stakeholders adalah pemegang saham (shareholders), para manajer
(managers), dan karyawan (workforce). Sedangkan yang termasuk kategori outside stakeholders adalah
pelanggan (customers), pemasok (sippliers), pemerintah (government), serikat pekerjaan (unions),
komunitas lokal (local communities), masyarakat umum (general public) (Jones, 1995: 24).
Dari kategori post dkk. ( 2002: 11-13) terdapat tambahan dua unsur outside stakeholders, yaitu unsur
kreditor (creditors), serta pedagang grosir dan pedagang eceran (wholesalers and retailers).
ETIKA BISNIS
Pengertian Etika
Etika (ethics) merupakan suatu konsep mengenai tindakan yang benar dan salah. Menurut Post,
lawrence dan Weber (2002: 102), etika memberikan panduan apakah suatu perilaku tertentu dapat
digolongkan sebagai perilaku yang bermoral atau tidak bermoral.
Etika bisnis (business ethics) merupakan penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis.
Secara lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan
manajer dan karyawan dari suatu organisasi perusahaan (Griffin dan Ebert, 1999: 82). Adapun manfaat
yang didapatkan oleh suatu perusahaan jika menerapkan etika didalam nya, antara lain:
Berikut ini adalah berbagai etika yang terjadi di beberapa bidang fungsional perusahaan, yaitu: etika di
bidang akuntansi (accounting ethics), keuangan (finance ethics), produksi dan pemasaran (production
and marketing ethics), sumber daya manusia (human resources ethics), dan teknologi informasi
(information technology ethics).
Faktor-Faktor yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisa