Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil, semuanya akan berinteraksi dengan lingkungan dimana organisasi itu berada. Lingkungan itu sendiri selalu mengalami perubahan-perubahan sehingga, organisasi yang bisa bertahan hidup adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Sebaliknya, organisasi akan mengalami masa kehancuran apabila organisasi tersebut tidak memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan organisasi (organizational environment) dapat diartikan sebagai kekuatankekuatan yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi. Kegiatan bisnis harus memperhatikan perkembangan lingkungan di sekitarnya. Seorang pengusaha akan berpikir ulang untuk membuka lahan tambak baru apabila daerah calon lokasi usaha tambak ternyata rawan penjarahan. Pada saat terjadi gempa diikuti tsunami di Jepang bulan Maret 2011, dimana terdapat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang yang mengalami kebocoran sehingga produk makanan dari Jepang tidak laku karena konsumen takut jika produk-produk makanan dari Jepang telah terkontaminasi nuklir. Penurunan pangsa pasar dapat bersifat jangka pendek maupun jangka lebih panjang yang dipengaruhi berbagai faktor kompleks, terutama oleh persepsi masyarakat. Maka dari itu perlu sekali bagi calon pelaku bisnis atau organisasi bisnis mengenali lingkungan organisasi bisnisnya nanti. Yang mana memiliki pengaruh besar dan pengaruh yang tidak terlalu signifikan. Dalam pembahasan selanjutnya akan dibahas lebih lanjut lagi mengenai ruang lingkup dan hubungan lingkungan dengan organisasi bisnis.

B. Batasan Masalah Berlatar dari latar belakang masalah di atas maka penulis akan membatasi pembahasan sebagai berikut: 1. Defenisi lingkungan organisasi bisnis 2. Ruang lingkup organisasi bisnis 3. Hubungan lingkungan dan organisasi bisnis Batasan masalah di atas akan dibahas lebih lanjut pada BAB II (PEMABAHASAN). C. Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberi informasi tambahan bagi calon manajer dan pelaku organisasi bisnis dan khususnya teman-teman mahasiswa mengenai apa apa saja yang menyangkut tentang lingkungan organiasi bisnis termasuk hubungan lingkungan dengan organisasi. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujan untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen sebagai salah satu faktor penilaian.

BAB II PEMABAHASAN A. Defenisi Lingkungan Organsasi Bisnis Lingkungan organisasi bisnis akan lebih mudaj dipahami jika setiap kata dari kalimat tersebut diketahui artinya. Maka dari itu pengertian atau defenisi dari lingkungan organisasi bisnis akan dibagi dua yaitu: 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Lingkungan Organisasi : daerah (kawasan dsb) yg termasuk di dalamnya : (1) kesatuan (susunan dsb) yg terdiri atas bagian-

bagian (orang dsb) dl perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; (2) kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Bisnis : usaha komersial dl dunia perdagangan; bidang

usaha; usaha dagang. 2. Menurut para ahli Menurut Robbins dan Coulter (1999) lingkungan merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di luar sebuah sistem dan memiliki kemampuan mempengaruhi sistem tersebut. Menurut Schermerhorn, J.R. (1996) organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja secara bersama-sama dalam suatu divisi untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Mahmud Mach Foedz bisnis adalah perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang yg terorganisasi untuk

mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal yang sama juga disampaikan oleh Hughes dan Kapoor diamana bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yg terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan. Dari penjelasan di atas dapat ditarik beberapa pengertian dari lingkungan organisasi bisnis, dimana lingkunga organisasi bisnis lebih

merujuk kepada lembaga-lemabaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di luar maupun di dalam sebuah organisasi dan secara potensial memepengaruhi kinerja organisasi tersebut. B. Ruang Lingkup Organisasi Bisnis Di atas telah dijelaskan pengertian lingkungan organisasi bisnis secara menyeluruh. Ruang lingkup organisasi bisnis sendiri meliputi dua lingkungan,yaitu pertama lingkungan eksternal (eksternal environment) dimana lingkungan eksternal adalah kekuatan-kekuatan atau lembagalembaga yang berada di luar kemampuan atau kendali perusahaan/manajemen yang berpengaruh langsung terhadap kinerja organisasi dan manajemen. Kedua, lingkungan internal (internal environment) yaitu kekuatan-kekuatan atau lembaga-lembaga yang ada dalam organisasi itu sendiri dan sifatnya dapat dikontrol atau dikendalikan langsung oleh manajemen. Lingkungan ektsternal sendiri dibagi menjadi dua yaitu

lingkungan makro (macro environment) atau lingkungan langsung (direct environment) dan lingkungan mikro (micro environment) lingkungan tidak langsung (indirect environment). Lingkungan makro atau lingkungan langsung merupakan lingkungan atau elemen-elemen yang memiliki pengaruh secara langsung dan sangat besar terhadap kinerja organisasi dan manajemen. Lingkungan makro terdiri dari pelanggan (konsumen), pemasok (penyuplai), lembaga keuangan (kreditor), pesaing (kompetitor), dan pemerintah. Pelanggan (Konsumen) Pelanggan adalah pengguna output dari perusahaan, baik berupa barang maupun jasa. Pelanggan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki latar belakang budaya, ekonomi, dan pendidikan yang berbeda. Ada dua tipe konsumen yaitu konsumen institusi seperti sekolha, rumah sakit, lemabag pemerintahan, dsb; dan konsumen individu yaitu rumah tangga. Pada saat ini berkembang paradigm bahwa konsumen adalah raja. Pelaku bisnis atau perusahaan yang tidak peka terhadap

kebutuhan dan keinginan konsumen akan ditinggalkan konsumen dan kalah dalam persaingan. Pelaku bisnis harus bisa membedakan apakah konsumennya bersifat peka terhadap kualitas (quality sensitive) atau peka terhadap harga (price sensitive). Pemasok (Penyuplai) Penyuplai merupakan pihak yang menyediakan input perusahaan antar lain berupa bahan baku, jasa, energi, peralatan kantor dan alat tulis, dan tenaga kerja. Organisasi perlu memandang oenyuplai sebagai rekanan yang strategis. Perkembagan organisasi dapat terhambat kalau tidak didukung ketersediaan penyuplai yang tidak memadai. Apalagi jika tingkat ketergantungan organisasi terhadap penyuplai tertentu demikian tinggi sehingga daya tawar penyuplai tinggi. Dengan demikian, organisasi harus mengupayakan hubungan baik dengan penyuplai tersebut agar operasional organisasi tidak terhambat. Lembaga Keuangan (Kreditor) Lembaga ini berperan sebagai penjamin sekaligus penyedia sumber dana dan keuangan yang dibutuhkan oleh organisasi. Dewasa ini telah muncul banyak lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan

pinjaman dana bagi perusahaan yang membutuhkannya. Pentingnya membina hubungan dengan lembaga keungan ini karena mengingat hampir semua kegiatan organisasi/perusahaaan pasti membutuhkan dana, dan kepercayaan merupakan aspek penting bagi bank dalam meberikan pinjaman. Pesaing (Kompetitor) Pesaing merupakan organisasi lain yang menjadi peasing karena memperebutkan pasar atau kegiatan yang relatif sama dengan kegiatan organisasi. Contohnya, Acer bersaing dengan Toshiba dalam pasar laptop. BCA dan Bank Mandiri bersaing ketat karena sama-sama bergerak di bidang perbankan. RCTI, SCTV, Trans TV, Metro Tv, dan TVOne bersaing ketat untuk menjadi market leader di industry televise. Persaingan yang ketat menuntu manajemen untuk memperhatikan para

pesaingnya. Manajemen harus terus waspada dan mengamati gerakgerik pesaingnya. Dengan demikian, manajemen akan bisa menentukan strategi apa yang harus diambil untuk bisa bertahan dan memenangkan persaingan. Mengabaikan peasing dapat menyebabkan suatu organisasi bisnis kecolongan dan kehilangan pangsa pasar. Pemerintah Pemerintah berpengaruh terhadap organisasi bisanis karena merupakan pembuat regulasi (regulator), penentu kebijakan (policy maker), maupun pengawas (watchdog). System pemerintahan masing-masig negara berbeda, ada yang tingkatan campur tangan pemerintah terhadap kegiatan ekonomi relatif tinggi, seperti di negara-negara sosialis, serta adapula yang rendah seperti negara-negara yang menganut liberalism di mana perekonomian dipercayakan pada mekanisme pasar. Peranan pemerintah dalam menciptakan iklim usaha demikian besar. Contohnya, adanya kebijakan pemerintah untuk mengembalikan bambu sebagai ciri khas dari Indonesia ternyata mampu menstimulus perusahaanperusahaan yang menggunakan bambu sebagai bahan baku. Sebut saja usaha kerajinan bambu, bahkan sampe sanggar kesenian juga mendapatkan angin segar. Lingkungan mikro atau lingkungan tidak langsung merupakan lingkungan atau elemen-elemen yang tidak mempengaruhi secara langsung dan memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap kinerja organisasi. Lingkunga mikro terdiri dari demografi, ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya. Demografi Isu-isu penting yang perlu diamati oleh manajemen dalam lingkungan demografi itu anatara lain adalah perubahan struktur umur penduduk, permasalahan jenis kelamin (gender), ras, peluang kerja dan pengangguran, serta maslaah-masalah yang menyangkut urbanisasi. Ekonomi

Variabel ekonomi adalah kondisi umum ekonomi yang memoengaruhi aktivitas perusahaan, yang antara lain adalah: produk domestik bruto (PDB), pendapatan per kapita, inflasi suku bunga, pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran, nilai tukar mata uang, dsb. Contohnya krisi moneter dan krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia pada tahun 1998 banyak memukul para usahawan tanah air, akibatnya banyak perusahaan yang bangkrut. Contoh lain adalah meningkatnya pertumbuah ekonomi Indonesia ditambah dengan tingkat inflasi negara yang berkisar 6% ternyata mampu menarik banyak invesitor asing untuk berinvestasi dalam negeri yang tentunya memberikan suntikan dana bagi perusahaan-perusahaan dalam negeri. Hal ini membuktikan bahwa variabel ekonomi memiliki dampak yang besar bagi dunia usaha. Teknologi Variabel teknologi yaitu perkembangan teknologi yang mempengaruhi perkembangan produk, perubahan atau percepatan proses produksi dan bahan baku. Lingkungan teknologi merupakan kekuatan yang dapat menciptakan produk dan pasar baru. Manajemen perlu mengamati setiap perkembangan penggunaan teknologi. Teknologi yang canggih akan dapat menciptakan daya saing yang kuat bagi organisasi yang pada akhirnya akan mengubah cara kerja. Dalam hal ini termasuk juga pemanfaatan teknologi dalam bidang media telekomunikasi sebagai alat pemasaran. Beberapa tahun terakhir ini bisa dilihat perusahaanperusaha dalam bidag operator selular berlomba-lomba dalam mempromosikan prosuk terbaru mereka. Sebut saja Telkomsel dan XL yang saling serang untuk mendapatkan perhatian konsumen. Tentunya hal itu menciptakan pola kerja dan saing yang bisa emnguntungkan bagi kedua pihak. Politik Variabel politik terdiri dari isu politik, proses politik, dan iklim politik yang mempengaruhi aktivitas organisasi. Sebagai contoh, tahun ini kebijakan pemerintah untuk mendorong industri pertahanan lebih

mandiri dalam membangun kapal selam. Dalam kebijakan ini dibtuhkan 10-12 kapal selam yang diharapkan bisa di produksi dalam negeri, hal ini memberikan angin segar bagi PT PAL selaku perusahaan pembuat kapal selam. Sosial Budaya Masyarakat dan budaya merupakan kekuatan yang secara umum mempengaruhi kegiatan organisasi yang tercermin dari persepsi, nilainilai kemasyarakatan dan agama, perilaku dan kepercayaan.

Manajemen harus bisa menyesuaikan praktik mereka dengan harapan masyarakat yang berubah-ubah diamana mereka bekerja dan berada. Lingkungan internal berpengaruh secara langsung terhadap kinerja dari organisasi. Lingkungan internal terdiri dari karyawan (pekerja), dewan direksi/dewan komisaris, dan pemegang saham (skateholder). Karyawan (Pekerja) Karyawan merupakan orang yang bekrja untuk organisasi. Terdapat dua pandangan berbeda organisasi terhadap karyawan. Ada sebagian organisasi yang menggap bahwa karyawan merupakan faktor produksi, dimana organisasi tersebut cenderung mengupayakan penghematan dan pebgembangan SDM dilakukan terbatas pada fungsional pekerjaan dalam mencapai produktivitas dan efesiensi. Sebagian lagi memandang karyawan sebagai aset perusahaan, akan mengupayakan pengembangan kompetensi secara intesnif serta berupaya menciptakan lingkunga kerja yang nyaman sehingga para karyawan potensial dan berkinerja sangat baik dan dapat bertahan di organisasi serta dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi kinerja organisasi. Hal inilah yang dilakukan oleh Jepang dimana karyawan dianggap sebagai sebauh keluarga, tingakat PHK karyawan pun relatif lebih randah. Dewan Direksi/Dewan Komisaris

Dewan direksi atau Board of Direction (BOD) merupakan pihak yang dipercaya oleh pemegang saham untuk megelola capital atau modal yang telah mereka investasikan. Oleh karena itu dewan direksi (BOD) bertanggung jawab kepada pemegang saham. Pada sebagian negara menggunakan single board system, sedagkan sebagian lain

menggunakan two board system. Salah satunya Indonesia, dimana selain ada dewan direksi juga ada dewan komisaris atau board of commissioners (BOC). Dalam two board system, dewan direksi (BOD) merupakan eksekutif aktif, sedangkan dewan komisaris (BOC) merupakan eksekutif pasif yang diantaranya bertugas mengontrol kinerja dewan direksi (BOD) untuk selanjutnya dilaporkan kepada pemegang saham. Dewan direksi (BOD) sebagai bagian dari wewenangnya selanjutnya merekrut dan membentuk tim yang terdiri atas para manajer dan staf. Pemegang saham (Skateholder) Pemegang saham merupakan kelompok atau individu yang memiliki modal atau capital dan diinvestasikan kepada organisasi bisnis. Para pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap perusahaan. Tanggung jawab tersebut didasarkan pada seberapa besar sumbangan (saham) mereka terhdapa perusahaan. Demikian sebaliknya, apabila perusahaan memperoleh keuntungan mak mereka akan memperoleh imbalan sebesar yang mereka sertakan.

Di atas telah diuraikan secara detail ruang lingkup lingkungan organisasi bisnis. Utnuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

ekonomi

teknologi

konsumen

karyawan pemerintah kompetitor demografi Pemegang saham dan dewan direksi/komisaris Manajemen

penyuplai

Lembaga keuangan

Sosial budaya

politik

Sumber: Dimodifikasi dari Stoner J.A., R.E. Freeman dan D.R. Gilbert Jr., (1995)

C. Hubungan Lingkungan Dengan Organisasi Bisnis Untuk dapat melihat pengaruh lingkungan terhadap organisasi manajmen, maka dapat dilihat melalui satu model yang diperkenalkan oleh

James D. Thomson. Dalam model ini Thomson membagi dua dimensi utama yang digunakan, yaitu 1) tingkat perubahan, dan 2) tingkat homogenitas. Tingkat perubahan akan melihat sejauh mana stabilitas suatu lingkungan yang diukur dengan skala tingkat perubahan stabil dan perubahan dinamis. Sementara itu, tingkat homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan yang dikukur dengan skala homogenitas sederhana dan skala homogenitas kompleks. Masing-masing suatu skala akan membentuk suatu derajat ketidakpastian lingkungan seperti yang ditunjukkan gambra di bawah ini.
stabil sederhana Tingkat homogenitas Tingkat perubahan dinamis

Ketidakpastian Rendah Ketidakpastian Moderat (2)

Ketidakpastian Moderat (1) Ketidakpastian Tinggi

kompleksitas

Gambar Model Hubungan Lingkungan dan Organisasi Thomson

Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa masing-masing matriks memiliki tingkat ketidakpastian yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi tingkat homogenitas dan perubahan lingkungan yang dihadapi. Ketidakpastian juga sangat tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan. Organisasi dikatakan berada dalam kondisi ketidakpastian tinggi apabila organisasi tersebut menghadapi perubahan lingkungan yang cepat dan elemen homogenitas yang sangat kompleks. Perbedaan tingkat ketidakpastian tersebut menuntut manajer untuk mengambil tindakan antisipasi yang berbeda pula. Semakin besar ketidakpastianlingkungan yang dihadapi oleh organisasi, maka semakin

lingkungan itu membatasi pilihan-pilihan dan kebebasan para manajer untuk menentukan nasib mereka sendiri. Beberapa startegi yang diambil dalam rangka menghadapi perubahan lingkungn dan ketidakpastian itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Melakukan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. Tindakan ini dilakukan manakala kekuatan lingkungan tidak dapat dirubah. Organisasi dapat melakukan penyesuaian dengan mengubah organisasi, struktur atau desainnya. Sebagai salah satu contoh PT. Telkomsel harus menurunkan tarif layanan telpon selular mereka demi untuk bisa tetap

mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan yang lain agar tidak lari ke perusahaan operator lain yang ternyata lebih dahulu menurunkan tariff layanan telpon selular mereka. PT. Telkomsel harus menurunkan tariff telpon yang semua Rp. 15/detik menjadi Rp. 20/menit ini dikarenakan singan beratnya yaitu XL telah menurnukan tarifnya menjadi Rp. 40/detik. 2. Melakukan pemantauan lingkungan secara tidak langsung. Dalam hal ini manajer memantau perkembangan lingkungan dengan mencari informasi dari berbagai media. Contohnya perusahaan yang mengandalkan usahanya dari bahan baku kedelai sampai sekarang hanya bisa harapharap cemas mengenai keputusan pemerintah mengenai kebijakan kedelai. Berbagai upaya untuk mencari tahu mengenai masalah kenaikan harga kedelai agar para pengusaha juga tidak terkatung-katung mengenai kejelasan masalah. 3. Mempengaruhi lingkungan langsung. Alternatif dari tindakan ini adalah melakukan lobi, pemasangan iklan, dan perundingan-perundingan dengan pihak-pihak tertentu.

Anda mungkin juga menyukai