Anda di halaman 1dari 17

MODUL PENGANTAR BISNIS

(FEB 112)

MODUL PERTEMUAN 2
LINGKUNGAN ORGANISASI

DISUSUN OLEH
ABDURRAHMAN, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0/
A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :

Menganalisis dan menjelaskan lingkungan di sekitar organisasi atau


perusahaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1/
B. Uraian dan Contoh
1.1. Definisi Lingkungan Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon yang menurut bahasa Yunani berarti alat.
Pengetian organisasi memiliki perbedaan dengan perngertian sebuah kelompok,
namun apabila kita lihat dan kita pandang dari sebab atau alasan-alasan orang yang
berkubu atau kelompok, maka mempunyai maksud dan tujuan yang sama makan
kelompok itu akan melakukan yang namanya kerjasama untuk menggapai tujuan
tersebut yang ingin diwujudkan.
Sedangkan kata “lingkungan” memang mengandung konotasi. Environment,
yang berasal dari kata environs (daerah sekeliling/sekitar), tidak lain merujuk pada
suatu konsep biologi. sebagaimana kita ketahui, pendekatan modernis banyak
mengambil pemahaman dari ilmu biologi-ekologi, dan mereka memandang organisasi
melalui metafora „organisme‟. Secara otomatis, kalau kita membayangkan organisisasi
sebagai organisme mahluk hidup, maka pada saat yang sama kita membayangkan
lingkungan. Tidak ada makhluk hidup kecuali berada dalam lingkungan tertentu. Oleh
karena itu, tidak mengherankan bahwa konsep „lingkungan organisasi‟ terutama
adalah produk dari pemikiran modernis (Hatch, 1997: 64)
Lingkungan menurut Robbins dan Coulter (1999) dalam Margaretta ( 2012),
adalah lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di luar organisasi dan
secara potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lnisasiingkungan merupakan
kekuatan yang mempengaruhi baik secara langsungn maupun tidak terhadap kinerja
organisasi.
Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi
yang dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua
jenis klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan internal yang berpengaruh langsung dalam organisasi meliputi
karyawan/pegawai organisasi dalam, serta pimpinan manajer. Lingkungan eksternal
dibagi dua yaitu yang berpengaruh langsung dan tidak langsung.
Menurut Sukriah (2009), organisasi berada dalam sebuah lingkungan yang dapat
menjadi faktor pendukung maupun penghambat organisasi. Kegiatan organisasi akan
merubah lingkungan, dan juga sebaliknya, lingkungan akan mendorong perubahan
pada organisasi.
Sebuah Perusahaan atau Organisasi bisnis yang beroperasi disebuah lingkungan
tidak dapat menafikan bahwa selain begiatan bisnis yang dikelolanya, organisasi
bisnis tersebut juga terlibat dengan lingkungan diseputar lokasi bisnis. Oleh karena itu,
sebuah organisasi bisnis perlu memahami lingkungan apa saja yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan bisnis (Amien, 2008).
Terdapat kompleksitas dan ketidakmungkinan untuk diprediksi. Kompleksitas
yang mengacu kepada kekuatan yang mempengaruhi organisasi misalnya jumlah
kompetitor. Ketidakmungkinan diprediksi adalah tingkat ketidakpastian kekuatan yang
dapat mempengaruhi organisasi. Terdapat empat tipe lingkungan yakni lingkungan
tenang, lingkungan bervariasi, lingkungan badai lokal dan lingkungan bergolak.

Alasan mengapa kita menganalisis lingkungan yaitu untuk mengetahui dan


meramalkan apa yang terjadi besok, menyadari dan mengantisipasi resiko dari
tindakan yang dilakukan organisasi, untuk menganalisis faktor politik, sosial, ekonomi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2/
1.2. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Lingkungan Organisasi

Pearce dan Robinson (1997) dalam Dewi (2005), menyatakan bahwa perumusan
strategi memedomani eksekutif dalam menetapkan kebijakan organisasi untuk
mencapai tujuan akhir serta cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir
tersebut. Perumusan strategi yang efektif dan efisien adalah perumusan yang
memadukan perspektif yang berorientasi ke depan dengan lingkungan internal dan
eksternal organisasi.
Lingkungan selalu mempengaruhi organisasi dalam melakukan aktifitas, baik
secara langsung maupun secara tak langsung. Kelangsungan hidup organisasi sangat
dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam mengelola pengaruh lingkungan ini.
Lingkungan dalam organisasi terbagi atas dua macam yaitu lingkungan eksternal dan
lingkungan internal (Anton, 2011).

1.2.1. Lingkungan Eksternal


Lingkungan eksternal diketahui mempunyai peranan besar dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, proses dan struktur organisasi,
maka lingkungan eksternal penting untuk selalu dipantau dan dianalisis. Tetapi
lingkungan eksternal secara keseluruhan sangat sulit untuk dianalisis, karena
lingkungan eksternal sangat kompleks dan saling terkait satu sama lain (Dewi, 2005).
Menurut Astuti (2011), lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar
yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari
dua komponen, yakni berikut ini:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3/
a. Lingkungan eksternal mikro (khusus)
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung
relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi dan juga mempunyai pengaruh
langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, para pesaing,
langganan, lembaga perbankan dan bukan bank dan lain sebagainya. Lingkungan
eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung,
seperti kondisi ekonomi, perubahan teknologi, politik, social dan lain sebagainya
(Handoko, 2012).
Menurut Anton (2011), lingkungan eksternal mikro adalah unsur-unsur yang
berpengaruh langsung terhadap organisasi atara lain:

 Para Pesaing
Pemahaman terhadap lingkungan persaingan yang dihadapi akan membantu
organisasi mengetahui posisi persaingannya sehingga organisasi mampu
mengoptimalkan operasionalnya sehingga organisasi dapat memahami arena, sifat
persaingan serta kekuatan dan kelemahan para pesaing.

 Para Langganan
Situasi pasar dan langganan sangat mempegaruhi perusahaan dalam menyusun
strategi, kebijaksanaan dan taktik pemasaran. Untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan
pemasaran, perusahaan harus menganalisis profil langganan pada masa sekarang
dan masa yang akan datang serta kondisi pasar. Perusahaan akan dapat menjaga
kelangsungan hidupnya dan berkembang bila ia dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4/
 Pasar Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan mitra strategis perusahaan karena dengan memiliki
tenaga kerja yang trampil perusahaan dapat melaksanakan aktifitas perusahaan
dengan efisien dan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan perusahan lain.
Oleh karena itu perusahaan harus mampu merekrut dan mempertahankan tanaga
kerja yang terampil.

 Lembaga Keuangan
Untuk memperluas usahanya perusahaan memerlikan adanya tambahan modal
dari pihak lain yaitu lembaga-lembaga keuangan seperti perbangkan, perusahaan
investasi, asuransi dan pasar modal.

 Para Suplier
Untuk memproduksi barang dan jasa perusahaan sangat memerlukan peran
suplier yaitu untuk menyadiakan behan baku, bahan penolong, energi, peralatan dan
input lain yang mendukung proses produksi.

 Instansi Pemerintah
Kebijakakan instansi pemerintah sangat berpengaruh terhadap aktifitas
perusahaan dalam banyak hal, seperti peraturan-peraturan, syarat-syarat berdirinya
perusahaan, perizinan, perpajakan, pemberian pinjaman dari bank-bank pemerintah
dan pembatasan-pembatasan terhadap perusahaan untuk melindungi masyarakat dan
lingkungan.

b. Lingkungan eksternal makro (umum)


Lingkungan eksternal makro adalah lingkungan yang mempunyai pengaruh
tidak langsung yang dapat mempengaruhi dan berdampak pada suatu organisasi.
Menurut Sukriah (2009), lingkungan umum pada lingkungan organisasi
merupakan kondisi eksternal yang luas yang dapat mempengaruhi organisasi serta
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi.
Menurut Astuti (2011), lingkungan eksternal makro meliputi berbagai faktor,
antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi,
teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi.
Perubahan lingkungan umum biasanya tidak mempunyai dampak sebesar
perubahan lingkungan khusus, namun demikian manajer harus
memperhatikannya ketika merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5/
 Kondisi ekonomi.
Tingkat inflasi, masalah pengangguran, tingkat pertumbuhan
pendapatan nasional, keadaan neraca pembayaran, kondisi pasar saham serta
fluktuasi kurs valuta asing dan suku bunga, secara umum adalah beberapa faktor
ekonomi yang mempengaruhi praktik manajemen dalam aktivitas bisnis.
Terdapat hubungan timbal balik antara keadaan perekonomian dan aktivitas
bisnis atau dunia usaha. Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong
perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan dunia usaha akan
mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.

 Kondisi politik dan hukum.


Terdapatnya kestabilan politik dan kebijakan pemerintah yang sesuai
dapat menciptakan suasana kondusif untuk mengembangkan aktivitas
organisasi bisnis di berbagai bidang. Pertimbangan hukum juga perlu
diperhatikan perusahaan, antara lain adanya peraturan pemerintah
mengenai pembentukan dan pengawasan organisasi yang membatasi
kebijakan manajerial, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya
manusia.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6/
 Kondisi sosial budaya
Para manajer perlu memperhatikan adanya perubahan sosial budaya
masyarakat khususnya pola dan tren pasar yang dituju. Manajer perlu
menyesuaikan strategi bisnis terutama pemasarannya dengan kondisi nilai-nilai
sosial, kebiasaan, dan selera konsumen. Sebagai contoh saat ini tren nilai dan
selera masyarakat perkotaan adalah kembali ke alam sehingga perusahaan perlu
menyesuaikan strategi pemasarannya, misal dengan membuat produk yang alami
tanpa bahan pengawet.

 Kondisi demografi
Kondisi demografi mencakup kebiasaan yang berlaku dalam
karakteristik fisik dari populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, konsumsi keluarga. Perubahan
pada karakteristik-karakteristik ini dapat berpengaruh pada kebijakan
manajemen perusahaan dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin
dan mengontrol organisasi bisnisnya.

 Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang
paling dramatis atau paling cepat mengalami perubahan. Teknologi pun
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer
terutama dalam hal pengembangan produk. Sebagai contoh, saat ini dinamika
industry ponsel sedang berkembang pesat, kita selalu mendapat informasi
adanya tawaran produk ponsel dengan berbagai fitur dan manfaat baru dalam
waktu yang sangat cepat. Hal ini karena terkait dengan perkembangan
teknologi yang terjadi. Dahulu kita hanya mengenal ponsel digunakan untuk
menelepon saja, namun dalam waktu beberapa tahun belakangan ini
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita sudah dapat
menemukan ponsel dengan tambahan fitur kamera, video kamera atau bahkan
komputer.

 Globalisasi
Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi
organisasi bisnis. Manajer dari perusahaan besar maupun kecil yang ada
di dalam negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing
sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan bagian dari
lingkungan eksternal.

1.2.2. Lingkungan Internal


Menurut Purwanti dan Fattah (2011), lingkungan internal adalah tempat
manajer bekerja yang mencakup budaya perusahaan, teknologi produksi, struktur
organisasi, dan fasilitas fisik.
Menurut Margaretta (2012), lingkungan internal perusahaan merupakan
kekuatan-kekuatan yang ada dalam organisasi itu sendiri dan memiliki sifat yang
dapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan internal meliputi ; pekerja/karyawan,
dewan komisaris, dan pemegang saham. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7/
 Pekerja/karyawan
Pekerja merupakan orang-orang yang bekerja di dalam lingkungan
suatu perusahaan atau organisasi yang menginginkan imbalan berupa upah
atau gaji, sementara manajer menginginkan adanya kinerja yang tinggi.

 Dewan komisaris
Dewan komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham dimana
dewan komisaris memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, serta
memastikan kegiatan akan berjalan mencapai tujuan. Kedudukannya adalah
independen terhadap manajemen.

 Pemegang saham
Tanggung jawab pemegang saham didasarkan pada seberapa besar
saham mereka terhadap perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan
maka mereka memperoleh imbalan sebesar yang mereka sertakan.

1.3. Hubungan Lingkungan dan Organisasi


Organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dimana dia berada sehingga
mengharuskan manajer memperhatikan fenomena yang terjadi pada lingkungan
organisasi. Pengaruh lingkungan tersebut sangat berbeda antara satu organisasi dan
organisasi lainnya, bahkan antara satu divisi dengan divisi lainnya serta antara satu
tingkatan yang lebih tingggi dengan tingkatan yang lebih rendah (Anton, 2011).
Menurut Margaretta (2012), hubungan lingkungan dan organisasi dapat dillihat
melalui model berdasarkan James D. Thomson yaitu adanya tingkat perubahan dan
tingkat homogenitas. Tingkat perubahan melihat sejauh mana stabilitas suatu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8/
lingkungan yang diukur dengan skala tingkat perubahan stabil dan perubahan dinamis.
Sedangkan tingkat homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan yang
diukur dengan skala homogenitas sederhana dan homogenitas kompleks.
Model berdasarkan James D. Thomson masing-masing matriks memiliki tingkat
ketidakpastian yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi tingkat
homogenitas dan perubahan lingkungan yang dihadapinya. Ketidakpastian tergantung
pada jenis kegiatan yang dilakukan. Ketidakpastian tinggi jika organisasi menghadapi
perubahan lingkungan yang cepat dan elemen homogenitas yang tinggi. Ketidakpastian
moderat jika organisasi menghadapi kombinasi perubahan yang dinamis dengan
elemen lingkungan yang sederhana. Semakin besar ketidakpastian lingkungan yang
dihadapi organisasi, maka semakin lingkungan itu membatasi pilihan-pilihan dan
kebebasan para manajer. Strategi untuk menghadapi perubahan lingkungan dan
ketidakpastian adalah melakukan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan,
melakukan pemantauan lingkungan secara tidak langsung, dan mempengaruhi
lingkungan langsung.
Organisasi memiliki hubungan dengan lingkungan. Setiap organisasi menghadapi
lingkungan yang berbeda-beda, dan memiliki ketidakpastian lingkungan yang berbeda-
beda.

A. Ketidakpastian lingkungan.

Ketidakpastian lingkungan akan membuat manajer perlu mempelajari perubahan


lingkungan dan langkah penyesuaian atas perubahan. Elemen dari ketidakpastian
lingkungan adalah ketidakpastian dan kompleksitas. Ketidakpastian adalah kondisi di
mana pimpinan perusahaan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kondisi
lingkungannya. Sedangkan kompleksitas adalah keragaman atau banyaknya elemen
eksternal yang mempengaruhi organisasi. Keragaman tersebut adalah sebagai berikut :
 Ketidakpastian rendah
Elemen lingkungan sedikit, elemen lingkungan berubah perlahan.
 Ketidakpastian agak rendah.
Elemen lingkungan berjumlah besar, elemen lingkungan berubah perlahan.
 Ketidakpastian agak tinggi.
Elemen lingkungan berjumlah sedikit, elemen lingkungan berubah dinamis.
 Ketidakpastian tinggi.
Elemen lingkungan berjumlah besar, elemen lingkungan berubah dinamis.

B. Tekstur Lingkungan

Berdasarkan derajat komplesitas dan ketenangan, menurut Emery dan Trist dalam
Dadang dan Sylvana (2007), ada 4 tekstur lingkungan, yaitu :
a. Lingkungan tenang acak.
Lingkungan paling sederhana, karena perubahan secara perlahan dan bersifat
acak. Misalnya toko sepatu, tas.
b. Lingkungan tenang mengelompok.
Termasuk lingkungan cukup stabil, namun lebih kompleks dibanding lingkungan
sebelumnya. Misalnya industri perkayuan. Cenderung stabil, namun jika terkena
dampak isu perusakan lingkungan, dapat memngganggu kelangsungan usaha perusahaan.
c. Lingkungan terganggu bereaksi.
Perubahan tidaklah bersifat acak, namun mengikuti pola tertentu. Misalnya sepeda
motor Honda dengan Yamaha saling bereaksi satu sama lain dengan memunculkan
produk terbaru, apabila muncul produk baru oleh merk yang satu.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9/
d. Lingkungan kacau.
Memiliki kompleksitas tinggi, dengan perubahan sangat dinamis dan saling
berkaitan. Globalisasi, dan perkembangan teknologi, berperan dalam hal ini. Misalnya
industri telekomunikasi yang berkembang sangat pesat.

C. Strategi mengendalikan lingkungan.

Untuk itu perlu ada strategi mengendalikan lingkungan. Langkah-langkah tersebut


adalah sebagai berikut :
Menciptakan hubungan baik dengan elemen-elemen utama yang berpengaruh, meliputi :
a. Integrasi dengan perusahaan lain.
b. Kontrak jangka panjang.
c. Pengangkatan eksekutif.
d. Iklan dan Humas.
· Mengendalikan lingkungan agar tidak berbahaya.
a. Merubah bidang usaha.
b. Bergabung dengan asosiasi sejenis.
c. Aktivitas politik : mempengaruhi perundang-undangan.

D. Lingkungan Global

Yaitu lingkungan yang berskala internasional yaitu antar negara dan cenderung semakin
tidak memiliki batas-batas wilayah. Ada beberapa hal yang perlu diketahui mengenai
lingkungan global, yaitu :
a. Proses Globalisasi
Proses globalisasi dilakukan melalui 4 tahap, yaitu :
· Tahap Domestik
Potensi pasar masih di negara asal.
· Tahap Internasional.
Adanya peningkatan ekspor
· Tahap Multinasional.
Memiliki fasilitas produksi dan pemasaran di banyak negara. Sepertiga dari penjualan
berasal dari luar negeri asal.
· Tahap Global.
Melakukan globalisasi secara penuh, di mana sumberdaya maupun penjualan dapat
dilakukan di negara mana saja yang memiliki biaya terendah.

b. Lingkungan bisnis internasional


Meliputi lingkungan-lingkungan :
· Ekonomi.
Merupakan kondisi ekonomi di negara organisasi internasional beroperasi.
· Hukum dan politik
Adanya resiko dan instabilitas politik suatu negara.
· Lingkungan sosial budaya.
Adalah budaya suatu bangsa yaitu berupa pengetahuan, keyakinan, nilai-nilai, serta
model umum perilaku dan cara berpikir yang dianut bersama.

c. Cara-cara memasuki lingkungan internasional :


 Outsourcing adalah pembagian tenaga kerja secara internasional.
 Ekspor adalah memasarkan produknya di negara lain dengan biaya sumberdaya yang
relatif rendah.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
 Lisensi dengan lisensi, perusahaan pemberi lisensi di suatu negara dapat memastikan
sumberdaya tertentu tersedia untuk perusahaan di negara lain (penerima lisensi).
 Investasi langsung perusahaan terlibat dalam fasilitas manufaktur di negara lain,
berupa pengelolaan aktiva-aktiva produktif.

1.4. Hubungan Lingkungan dan Budaya


Menurut Purwanti dan Fattah (2011), pengaruh terhadap budaya perusahaan
internal yang besar datang dari lingkungan eksternal. Budaya dapat sangat beraneka
ragam di dalam organisasi; namun demikian, organisasi yang berada di dalam industri
yang sama mungkin menunjukkan karakteristik budaya yang serupa karena beroperasi
di dalam lingkungan yang sama.

 Budaya Perusahaan
Menurut Margaretta (2012), semua organisasi memiliki budaya. Budaya
organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam
tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi. Budaya
merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan
dilakukan dan cara pegawai berperilaku. Budaya organisasi merupakan wujud
anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan
bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap
lingkungannya yang beraneka ragam.

 Budaya Adaptif
Kreitner dan Kinicki (2000) dalam Margaretta (2012), mengusulkan 3
perspektif untuk menjelaskan tipe budaya yang meningkatkan prestasi ekonomis
organisasi:
- Perspektif kekuatan, memprediksi hubungan signifikan antara kekuatan
budaya organisasi dan prestasi finansial jangka panjang. Budaya yang kuat
menciptakan kesamaan tujuan, motivasi karyawan, dan struktur dan pengendalian
yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi organisasi.
- Perspektif kesesuaian, mengasumsikan bahwa budaya harus sesuai
dengan konteks strategis atau bisnisnya.
- Perspektif adaptasi, mengasumsikan bahwa budaya yang bersifat adaptif
meningkatkan prestasi fiannsian organisasi. Memerlukan pengambilan risiko,
kepercayaan dan pendekatan proaktif dari organisasi dan juga individu.

2.5 Teori Hubungan Organisasi Lingkungan


Munculnya teori sistem sebagai pelopor perspektif modern membuka wawasan
baru dalam teori organisasi. Perspektif klasik tidak memperhitungkan lingkungan
sebagai suatu determinan atau penentu dalam menyusun konsep-konsep tentang
organisasi, karena umumnya hanya memandang organisasi secara internal.

 Teori Kontingensi: Organisasi Mekanistik dan Organik


Pengembangan teori kontingensi dimulai ketika Burn dan Stalker (1961)
melakukan penelitian terhadap 20 organisasi industri di Inggris dan Skotlandia, untuk
melihat bagaimana pengaruh perubahan lingkungan terhadap pengelola dan terhadap
organisasi itu sendiri. Dari sinilah Burn dan Stalker membedakan bahwa organisasi-

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
organisasi yang mereka teliti ternyata dapat dibedakan menjadi dua jenis struktur
yang berbeda, yaitu struktur mekanistik dan organik (Gerloff, 1985: 51)
Struktur organisasi yang mekanistik dibuat atas dasar pertimbangan bahwa sistem
kerja yang stabil dibutuhkan agar organisasi dapat menjalankan berbagai fungsinya
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, untuk setiap posisi atau jabatan di dalam
organisasi harus ditentukan secara jelas otoritas atau wewenangnya, kebutuhan
informasi (information requirements), kompetensi, dan aktivitas teknis yang
dilakukan. Mereka yang menduduki posisi tersebut tidak boleh melanggar batas-batas
yang telah ditentukan. Dengan cara ini, organisasi dapat berjalan secara efisien
karena didasarkan pada prosedur-prosedur yang standardisasi, terutama untuk tugas-
tugas yang bersifat rutin.
Teori ini disebut kontigensi, karena Burn dan Stalker menyimpulkan bahwa
efektivitas masing-masing tipe struktur organisasi tersebut adalah “bergantung”
(contingent) pada jenis lingkungan yang dihadapi. Menurut mereka, organisasi
mekanistik berjalan efektif jika lingkungan yang dihadapi stabil dan tugas-tugas yang
dilakukan dapat ditangani dengan mekanisme yang bersifat rutin. Sementara untuk
lingkungan yang cenderung berubah-ubah dan sifat permasalahannya tidak dapat
diatasi dengan cara-cara rutin, organisasi organik akan lebih mendukung.

 Teori Ketergantungan Sumber Daya


Ide dasar teori ketergantungan sumber daya (resource dependent theory)
adalah bahwa hubungan organisasi dan lingkungan bersifat dependen, dalam arti
organisasi bergantung kepada lingkungan untuk mendapatkan sumber daya. Teori ini
dikembangkan oleh Jeffrey Pfeffer dan Gerald Salancik (1978), melalui buku mereka
The External Control of Organizations.
Teori ini bertujuan memberikan suatu gambaran kepada para pengelola organisasi
mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada lingkungan, berdasarkan
ketergantungan organisasi terhadap sumber daya tertentu yang vital bagi
kelangsungan hidupnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
Ketergantungan organisasi terhadap lingkungan dapat dilacak melalui sumber-
sumbernya pada analisis jaringan antar organisasi.
Kebijakan, atau strategi untuk mengurangi ketergantungan tersebut. Atau, setidak-
tidaknya, membuat agar ketergantungan tersebut tidak menyebabkan organisasi
terancam kelangsungan hidupnya, misalnya dengan cara mengembangkan jaringan
pemasok yang lebih luas atau membangun hubungan yang lebih kuat dengan
pemasok yang ada selama ini.

 Teori Ekologi Populasi


Teori ini hampir sama dengan teori sebelumnya, di mana organisasi
diasumsikan memiliki ketergantungan sumber daya terhadap lingkungan, tetapi sudut
pandangnya dibalik. Jika teori ketergantungan sumber daya melihat dari sudut
pandang organisasi, maka teori ekologi populasi melihat dari sudut pandang
lingkungan. Teori ini antara lain dikembangkan oleh Michael Hannan, Jhon Freeman,
dan Howard Aldrich.
Teori ini terutama bermanfaat apabila kita hendak menganalisis kelompok-kelompok
industri tertentu, di mana organisasi-organisasi seperti restoran, surat-kabar, klinik
kesehatan, agen periklanan, penitipan anak, dan lain-lain, terbentuk dan berhenti
dengan relatif mudah. Ciri-ciri dari industri semacam ini adalah bahwa organisasi
yang ingin masuk dapat melakukannya dengan relatif mudah (misalnya, karena tidak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
membutuhkan investasi besar), sehingga sering kali mengakibatkan persaingan yang
sangat ketat. Antara satu organisasi dengan organisasi lainnya bisa saling mematikan.
Teori ini menjelaskan tiga tahap perkembangan yang merupakan proses seleksi dalam
suatu populasi organisasi. Pertama, variasi. Pada tahap ini muncul organisasi-
organisasi baru (atau terjadi transformasi organisasi-organisasi yang sudah ada), di
mana masing-masing menawarkan pilihan atau variasi produk yang berbeda. Kedua,
seleksi. Di sini lingkungan memilih mana di antara tawaran-tawaran produk itu yang
paling sesuai dengan tuntutan dan kebutuhannya Lingkungan memberi imbalan
berupa sumber daya yang dibutuhkan pada organisasi-organisasi yang mampu
memberikan “penawaran” terbaik. Ketiga, retensi atau survival. Organisasi-organisasi
yang tidak terpilih pada seleksi lingkungan akan tersingkir, baik karena kekurangan
atau ketiadaan sumber daya yang menyebabkan organisasi merosot atau mati, atau
pindah ke resource pool yang lain.
Menurut Hatch (1997: 83), teori ini memiliki dua kelemahan pokok. Pertama, konsep
“fitness” atau kekuatan/daya tahan yang mendukung kemampuan organisasi untuk
bertahan, tidak didefinisikan secara jelas. Sebagaimana teori Darwin, daya tahan
didefinisikan melalui kemampuan bertahan hidup, padahal kemampuan bertahan
hidup itu sendiri dijelaskan oleh daya tahan, sehingga di sini terjadi logika melingkar
(tautologi) yang tidak menjelaskan apa-apa. Kita tidak bisa memprediksi apa-apa
melalui tautologi semacam ini. Kita tahu sebuah organisasi mampu bertahan hanya
setelah kita melihatnya (lalu mencoba menjelaskannya). Jika tugas suatu teori adalah
„meramalkan‟ atau memprediksi ke depan, maka teori ini barangkali termasuk
kategori teori yang gagal atau lemah.
Kedua, teori ini kurang mampu menjelaskan jenis-jenis industri di mana hambatan
masuk (entry barriers) atau hambatan keluar (exit barriers) relatif besar. Misalnya di
sini ada biaya awal yang besar (industri perakitan mobil), atau ketatnya persyaratan
atau peraturan pemerintah (misalnya industri farmasi). Pada industri-industri
semacam ini, teori ekologi populasi sulit diterapkan. Sebagaimana telah dikemukakan,
teori ini umumnya lebih dapat menjelaskan industri-industri di mana pendatang baru
dapat masuk dengan mudah.

 Teori Institusional
Teori ini mencoba menjelaskan pengaruh lingkungan dalam bentuk lain yang
berbeda dari teori-teori sebelumnya. Mereka membagi pengaruh lingkungan menjadi
dua kategori, yang masing-masing mengajukan tuntutan yang berbeda pada
organisasi: (1) pengaruh lingkungan yang lebih menitikberatkan pada aspek teknis
dan ekonomis (efisiensi dan efektivitas); dan (2) pengaruh lingkungan yang
menitikberatkan pada aspek sosio-kultural.
Teori institusional, dengan demikian, menjelaskan kepada kita bahwa rasionalitas
teknis dan ekonomis tidak selalu dapat menjelaskan pengaruh lingkungan (makro)
terhadap organisasi. Ada faktor-faktor institusional yang dilatarbelakangi oleh
pengaruh sosial-budaya, hukum, dan politik yang menyebabkan pengelola organisasi
harus mengubah atau menyiasati berbagai tindakan atau kebijakannya.
atau hambatan ketika dijalankan oleh para pelaksana di lapangan. Inilah manfaat
utama yang dapat dipetik dari, analisis lingkungan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
KESIMPULAN

Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun di luar organisasi yang
dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Terdapat dua jenis
klasifikasi lingkungan yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan internal yang berpengaruh langsung dalam organisasi meliputi
karyawan/pegawai organisasi dalam, serta pimpinan manajer. Lingkungan eksternal dibagi
dua yaitu yang berpengaruh langsung dan tidak langsung.
Lingkungan eksternal langsung adalah unsur-unsur yang berpengaruh langsung
terhadap organisasi, yang terdiri dari pesaing (competitors), penyedia (suppliers) , langganan
(customers), lembaga keuangan (financial institutions), pasar tenaga kerja (labour supply) ,
dan perwakilan-perwakilan pemerintah. Sedangkan lingkungan eksternal tidak langsung
meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial
budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi
organisasi.
Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekuatan yang ada dalam
organisasi itu sendiri dan memiliki sifat yang dapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan
internal meliputi ; pekerja/karyawan, dewan komisaris, dan pemegang saham.
Jaringan organisasi,seperti : supplier,kompetitor,partner,pelanggan, serikat pekerja,
badan-badan pemerintah terkait, kelompok-kelompok kepentingan/ormas, tetapi lingkungan
yang lebih luas seperti : budaya, sosial, politik, ekonomi, teknologi, hukum dan alam.
Untuk mengkolaborasikan elelmen-elemen tersebut diperlukan strategi yang sangat
relevan dengan kondisi organisasi. Ruang lingkup strategi stidak-tidaknya meliputi empat
dimensi yaitu :
1. Inovasi
2. Diferensiasi Pasar
3. Jangkauan (Breadth), dan
4. Pengendalian biaya (Cost-Control)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
A. Daftar Pustaka

1. Syarullah, Rijal J. 2016. Lingkungan Organisasi.


http://rjsyahrulloh.blogspot.co.id/2016/02/lingkungan-organisasi.html?m=1
2. Amien. 2008. Modul IV Pengantar Manajemen : Lingkungan Organisasi, Budaya
Organisasi Etika dan Tanggung Jawab Sosial. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
3. Anton. 2011. Modul Bab 5 manajer dan Lingkungan Organisasi, Tanggung Jawab Sosial,
dan etika.
4. Astuti, Rifelly Dewi. 2011. Modul 1Pengantar Bisnis: Bisnis dan Lingkungannya.
5. Dewi, Nomastuti Junita. 2005. Analisis Pengaruh Budaya dan Lingkungan Organisasi
Terhadap Konsensus Strategi Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Organisasi (Studi
Kasus pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Tengah), Tesis.
Semarang: Tidak Diterbitkan Secara Umum.
6. Handoko, T.Hani. 2011. Manajemen dan Lingkungan Eksternal. Jakarta: Citra Karsa
7. Lestari, Veronica Sri., dkk. 2011. Bahan Ajar Dasar-Dasar Manajemen. Makassar:
Universitas Hasanuddin
8. Margaretta, Hensi. 2012. Lingkungan Manajemen, Budaya Perusahaan, Etika Manajerial,
dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
9. Purwanti, Pudji dan Muhammad Fattah. 2011. Modul 3 Dasar Manajemen : Lingkungan
Organisasi Manajemen. Malang: Universitas Brawijaya.
10. Sukriah, Erry. 2009. Modul Budaya dan Lingkungan Organisasi.
11. Alteza, Muniya. 2011. Pengantar Bisnis: Teori dan Aplikasi di Indonesia. Yogyakarta:
UNY

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 /

Anda mungkin juga menyukai