Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah studi alquran dan hadist
DOSEN PENGAMPU :
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad, Lc., M.Th.I., selaku
dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an dan Al-Hadis yang telah memberikan tugas ini.
Kami juga berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah
sehingga kami mampu menyelesaikan dan menyusun makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita terhadap kontribusi umat
islam terhadap hadist
nabi dari masa ke masa
Kami menyadari meskipun penulisan makalah ini telah kami upayakan seoptimal
mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu
bagi para pembaca yang budiman, besar harapan kami agar pembaca berkenan
memberikan masukan berupa kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi kami selaku penyusun, serta memperoleh
ridho Allah semata.
Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata.
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Hadist pada masa rasulullah ................................................................................2
B. Hadist pada masa Sahabat ....................................................................................5
C. Hadist pada masa Tabi’in ......................................................................................9
D. Hadist pada masa kodefikasi ..............................................................................10
A. LATAR BELAKANG
Umat islam percaya bahwa hadist adalah sumber hukum kedua setelah Al-
Qur’an. Meskipun secara historis hadis adalah sebuah rekam jejak sejarah Nabi
yang erat kaitanya dengan peradaban sejarah Nabi yang erat kaitanya dengan
peradaban Arab awal (sering juga disebut sunnah), tetapi pada sisi berbeda
hadis telah menjadi bagian dari kehidupan Nabi yang bersumber dari Al-
Qur’an sehingga tidak dapat dipungkiri ketika Isti Nabi mengatakan bahwa
Nabi adalahAl-Qur’an yang hidup, sebab semua yang terkait dengan Nabi
dari ucapan,perilaku, dan ketetapan mengejawantakan nilai-nilai Al-Qur’an
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, kalangan sahabat sangat berhati-
hatidalam menerima dan meriwayatkan hadis. Hal ini dimaksudkan sebagai
upayamenjaga kemurnian Al-Qur’an agar tidak tercampur dengan hadis.
Selain itu jugauntuk menjaga keorisinalitas hadis tersebut. Keadaan ini diera
tabi’in sedikitberbeda dengan era yang terjadi masa sahabat. Karena
Al-Qur’an ketika itu telahdisebarluaskan ke seluruh Negeri Islam,
sehingga tabi’in bisa mulai memfokuskandiri dalam mempelajari hadis
dari para sahabat yang mulai memfokuskan diridalam mempelajari hadis
dari para sahabat yang dimulai bersebaran ke seluruhpenjuru dunia Islam.
Dengan demikian pada masa tabi’in sudah mulai berkembangperhimpunan had
is, meskipun masih ada percampuran antara hadis Nabi denganfatwa
sahabat. Barulah diera tabi’in hadis telah dibukukan, bahkan diera
inimenjadi masa kejayaan kodifikasi hadist. Untuk itu penulis akan menjelaskan
sedikit terkait kontribusi hadist nabi dari masa ke masa.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kontribusi hadist pada masa rasulullah ?
2. Bagaimana kontribusi hadist pada masa sahabat?
3. Bagaimana kontibusi hadist pada masa tabi’in?
4. Bagaiman kontribusi hadist pada masa kodefikasi?
C. Tujuan pembahasan
1. Mahasiswa agar dapat mengetahui kontribusi hadist pada masa rasulullah
2. Mahasiswa agar dapat mengetahui kontribusi hadist pada masa sahabat
3. Mahasiswa dapat mengetahui kontribusi hadist pada masa tabi’in.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kontribusi hadist pada masa kodefikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kontribusi hadist pada masa Rasulullah dan sahabat
Pada masa kepemimpinan Nabi, kecakapan dalam baca tulis masih terbilang
sangat kurang, maka Nabi menekankan para shahabat untuk menghafal Hadist,
memahami, memelihara, dan memantapkannya dalam bentuk amalan sehari-hari,
serta menyampaikanya kepada orang lain. Masa ini berlangsung selama 23 tahun,
mulai tahun 13 sebelum Hijriyah, bertepatan dengan tahun 610 M sampai
dengan tahun 11 Hijriyah, bertepatan dengan tahun 632M. Menurut Abd al-
Nashr, Allah telah memberikan keistimewaaan kepada para sahabat kekuatan
daya ingat dan kemampuan menghafal. Mereka dapat meriwayatkan al-Qur‟an,
hadis dan syair dengan baik seakan-akan mereka membaca. Para shahabat tidak
sederajat dalam mengetahui keadaan Nabi SAW. Ada sahabat yang menerima
banyak Hadist, ada pula yang sedikit, hal ini dipengaruhi oleh faktor tempat
tinggal, pekerjaan, usia, dan lainnya. Ada shahabat yang tinggal di kota, di dusun,
berniaga, bertukang, dll. Nabi pun tidak selalu mengadakan ceramah terbuka.
Ceramah terbuka diberikan beliau hanya tiap hari Jum’at, hariraya dan waktu-
waktu yang tidak ditentukan, jika keadaan menghendaki.Salah satu
kebijakan terbesar Nabi terkait pemeliharaankedunya adalah dengan
memerintahkan para shahabat untuk menghafal dan menulis Al-Qur’an, serta
secara resmi mengangkat penulis wahyu yang bertugasmencatat setiap ayat al-
Qur’an yang turun atas petunjuk langsung dari Nabi SAW.Nabi juga
memerintahkan shahabat untuk menghafal dan ditablighkan dengantidak
boleh mengubahnya sama sekali, dan tidak melakukan
penulisan Hadistsecara resmi seperti al-Qur’an.
Dalam masa rasulullah dan sahabat ada beberapa kajian yang akan dielaborasikan
yaitu:
1. cara sahabat menerima hadis masa Nabi saw
Ada 3 cara nabi menyampaikan hadist yang sekaligus menjelaskan cara
sahabat menerima hadist yaitu:
a. menyampaikan hadis dengan kata-kata.
Nabi banyak mengadakan pengajaran-pengajaran melalui ucapan kepada
para sahabat, dan bahkan untuk memudahkan dalam memahami
dan mengingat hadis yang disampaikan, Rasulullah sering mengulang-
ulang perkataannya sampai tiga kali. Dari sini terlihat bahwa sahabat
menerima
hadis dengan hafalan
b. Menyampaikan hadis melalui media tertulis
Atau Rasul mendiktekan kepada sahabat yang pandai menulis.
Ini menyangkut seluruh surat Rasul yang ditujukan kepada para
raja, penguasa, kepala suku dan gubernur-gubernur muslim.
Beberapa di antara surat tersebut berisi hadist tentang ketetapan-
ketetapan hukum Islam seperti ketentuan tentang zakat,tata cara
peribadatan dan sebagainya.
Dari sini terlihat bahwa sahabat menerima hadis dengan tulisan.
c. Menyampaikan hadisdengan praktek secara langsung. Rasul banyak
melakukan perbuatan-perbuatan yang dipraktikkan secara langsung
untuk memberikan contoh kepada para sahabat, seperti beliau
mengajarkan cara wuduk, salat, puasa, menunaikan ibadah haji dan
sebagainya. Dari sini terlihat bahwa sahabat menerima hadis dengan
praktek secara langsung
atas apa yang disampaikan Rasul. 1
2
Dr. H.Mundzir Ilmu Hadis ...77 yang mengutip dari Ibnu Hajar Al-Asqalani Fath Al-Bari (Beirut : Dar Al-
Fikr wamaktabah Al-Salafiyah).218
3
Idri, Studi Hadis...36
B. Hadist pada masa sahabat
Nabi wafat pada tahun 11 H. Kepada Ummatnya beliau meninggalkan dua
pegangan sebagai dasar pedoman hidupnya yitu Al-Qur’an dan Hadis yang
harus dipegangi bagi pengaturan aspek seluruh kehidupan ummat setelah Nabi
wafat, kendali kepemimpinan uamat islam berada ditangan sahabat Nabi.
Sahabat Nabi yang pertama menerima kepemimpinan itu adalah Abubakar As-
Shiddiq (wafat pada tahun 13 H./634 M.) kemudian disusul oleh Umar Bin
Khattab (wafat pada tahun 23 H./644 M.) usman bin Affan (wafat 35
H./656 M.), Ali bin Abi Thalib (wafat pada tahun 40H./661 M.). Keempat
khalifah ini dalam sejarah dikenal dengan sebutan Al-Khulafa Al-Rasyidin
dan periodenya
biasa disebut juga dengan zaman sahabat besar.4
a. Dengan lafadz asli, yakni menurut lafadz yang mereka terima dari Nabi
saw yang mereka hafal benar lafazhnya dari Nabi saw.
hadits Nabi.
4
M. Syuhudi Ismail, kaedah-kaedah keshahehan sanad hadis (Jkarta : Buln Bintang 1995),41.
Menurut Muhammad bin Ahmad al-Dzahabiy (wafat 748 H/1347 M),
Abu Bakar merupakan shahabat Nabi yang pertama yang menunjukkan
kehati- hatiannya dalam meriwayatkan hadits. periwayatan hadits
pada masa Khalifah Abu Bakar dapat dikatakan belum merupakan
kegiatan yang menonjol di kalangan umat Islam. Walaupun
demikian dapat dikemukakan, bahwa sikap umat Islam dalam
periwayatan hadits tampak tidak jauh berbeda dengan sikap Abu
Bakar, yakni sangat berhati-hati. Sikap hati-hati ini antara lain
terlihat pada pemerikasaan hadits yang
diriwayatkan oleh para shahabat.
2. Umar bin al-Khatthab
. Mesir, dengan tokoh dari kalangan sahabat ‘Abd Allah Ibn Amr
Ibn Al-Ash
Pada masa ini muncul kekeliruan dalam periwayatan hadis dan juga muncul
hadis palsu. Faktor terjadinya kekeliruan pada masa setelah sahabat itu
antara
lain:
. Periwayat hadis adalah manusia maka tidak akan lepas dari kekeliruan
. Terbatasnya penulisan dan kodifikasi hadis
. Terjadinya periwayatan secara makna yang dilakukan oleh sahabat
Pemalsuan hadis dimulai sejak masa Ali Bin Abi Thalib bukan
karena masalah politik tetapi masalah lain.
Menghadapi terjadinya pemalsuan hadis dan kekeliruan periwayatan maka
para ulama mengambil langkah sebagai berikut:
1) Melakukan seleksi dan koreksi oleh tentang nilai hadis atau
para periwayatnya
2) Hanya menerima hadis dari periwayat yang tsiqoh saja
3) Melakukan penyaringan terhadap hadis dari rowi yang tsiqah
4) Mensyaratkan tidak adanya penyimpangan periwayat yang tsiqoh
pada periwayat yang lebih tsiqah
5) Meneliti sanad untuk mengetahui hadis palsu
Pada masa ini terjadi kodifikasi hadis yang dimulai pada masa Umar bin
Abdul Aziz yang mengintruksiikan pada Muhammad bin syihab Al-
zuhri karena dia dinilai paling mampu dalam hadis. Sehingga pada masa
lahir
kodifikasi hadis secara resmi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari keterangan di atas bahwasanya, perkembangan hadis pada masa
Rasulullah, masyarakat umat Islam masih terbilang kurang memahami hadis
maupun menulis hadis. Pada masa ini Rasulullah selalu menekankan kepada
sahabat agar selalu memahami hadis dan menyampaikanya kepada umat Islam.
Para sahabat sendiri terbilang ada yang banyak menerima hadis dan juga ada
yang sedikit dikarenakan faktor tempat tinggal, daerah, usia dan sebagainya.
Salah satu kebijakan terbesar Nabi terkait pemeliharaan kedunya adalah dengan
memerintahkan para shahabat untuk menghafal dan menulis Al-Qur’an, serta
secara resmi mengangkat penulis wahyu yang bertugas mencatat setiap ayat
al-Qur’an yang turun atas petunjuk langsung dari Nabi SAW.
4. Pada masa ini terjadi kodifikasi hadis yang dimulai pada masa Umar bin
Abdul Aziz yang mengintruksiikan pada Muhammad bin syihab Al-zuhri
karena dia dinilai paling mampu dalam hadis. Sehingga pada masa lahir
kodifikasi hadis secara resmi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun jauh dari kesempurnaan, kami
juga sebagai pemakalah dari tema ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca makalah ini, dan memberikan motivasi yang bisa membangun intelektual
kami, agar makalah ini lebih sempurna pada kesempatan mendatang
DAFTAR PUSTAKA
https:// journal. iainlangsa. ac. id/ index. php/ bukhari/ article/ view/441/283
Dr.H.Mundzir Ilmu Hadis ...77 yang mengutip dari Ibnu Hajar Al-Asqalani Fath
Al- Bari (Beirut : Dar Al-Fikr wamaktabah Al-Salafiyah).218