Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Film The Billionaire

Top Ittipat anak remaja berumur 16 tahun adalah pecandu game online, pengguna
game lain menawarkan uang sebagai imbalan dari pembelian senjata. Sejak saat itu Top
berbisnis jasa jual-beli senjata, dan dapat memiliki banyak uang karena hal tersebut.
Namun bisnis tersebut tidak bertahan lama karena akun game Top diblokir karena
dianggap digunakan untuk tujuan komersil. Kemudian Top memulai bisnis kembali dengan
berjualan DVD Player. Dia membeli 50 unit DVD player, namun setelah
dicobaternyata DVD tersebut rusak karena DVD bajakan. Top membawa kembali semua
DVD tersebut ke toko tempat dia membeli dengan niat mengembalikannya, namun barang
tidak dapat dikembalikan.

Saat dia berusia 17 tahun, dibantu oleh pamannya Top mencoba untuk berbisnis
kembali dengan menjual kacang goreng khas Thailand di mall. Top lebih suka menghabiskan
waktunya untuk bisnis daripada kuliah. Top dikeluarkan dari universitas. Top gagal
dengan kuliahnya tetapi tidak dengan bisnisnya. Usaha kacang Top mulai mendapatkan
untung, Top dapat membuka beberapa cabang. Tetapi bisnis kacang Top tidak bertahan
lama,mesin penggoreng kacang menimbulkan asap pada langit-langit mall, sehingga
manajemen mall membatalkan kontrak dan tidak mengizinkanTop untuk berjualan kembali.

Saat berusia 18 tahun orang tua Top bangkrut dan memutuskan untuk pindah ke
China, namun Top memilih untuk tetap tinggal di Thailand. Top melihat sebuah peluang
bisnis ketika Lin (Pacar Top) membawa oleh-oleh rumput laut dari provinsi Rayong. Top
memutuskan untuk berbisnis rumput laut. Pada awalnya, Top membeli rumput laut
mentah dan menggorengnya sendiri dengan bantuan pamannya. Tetapi rasa rumput laut
tersebut pahit. Top tidak menyerah, dia membeli rumput laut mentah dan
menggorengnya kembali, hingga menghabiskan berkardus-kardus rumput laut, tetapi rasa
rumput lautnya tetap saja pahit. Suatu ketika, Top pulang dari membeli rumput laut
mentah, rumahnya dalam keadaan gelap. Top masuk dalam keadaan bingung mencari
dimana pamannya.

Saat Top melihat ke arah dapur, Top terkejut, pamannya tergeletak dilantai karena
terlalu memaksakan diri menggoreng rumput laut. Paman Top harus dirawat di rumah
sakit. Keesokan hari, Top kembali menggoreng rumput laut mentah, dan rasanya masih
tetap sama, pahit. Tersisa hanya satu bungkus rumput laut yang jatuh pada waktu hujan
ketika pamannya terjatuh. Dengan ragu Top menggoreng rumput laut tersebut, Top terkejut,
rumput laut yang digorengnya tidak pahit. AkhirnyaTop menemukan cara agar rumput laut
tidak pahit saat digoreng, yaitu dengan diembunkan atau dicelupkan ke dalam air
sebelum digoreng.

Bisnis rumput laut Top, sangat diminati oleh masyarakat, tetapi tidak cukup
untuk mengngembalikan orang tuanya ke Thailand. Top berinisiatif untuk bekerja sama
dengan 7-eleven untuk mengembangkan bisnisnya. Kerja keras Top untuk produknya
diterima di 7-eleven membuahkan hasil. Top menjadi pengusaha yang sukses, pada
tahun 2010 penghasilanper tahun mencapai1500 juta Baht (sekitar 450 Milyar rupiah),
mempunyai 2.500 karyawan, dan mengirimkanproduknya ke 6000 cabang 7-eleven dan
mengekspornya ke 27 negara di dunia. Hingga dapatmempunyai perkebunan rumput laut
di Korea Selatan.

Analisis Rogen’s 4Cs

Dalam analisis Rogen’s 4Cs berkaitan dengan komunikasi kepemimpinan dimana Top
sebagai CEO dapat melakukan komunikasinya dengan karyawannya dan saat berkomunikasi
dengan 7-Eleven sebagai Partner Bisnisnya untuk mengembangkan bisnis Top.

1. Context (Konteks)

Konteks yang ada dalam film The Billionare yaitu Top dengan berani untuk menyuarakan
pendapatnya dengan baik walaupun sempat ditentang orangtua dan beberapa konflik.

2. Clarity (Kejelasan)

Kejelasan yang terdapat dalam film The Billionare yaitu dimana Top dapat
memnyampaikan pesannya kepada karyawannya saat pemeriksaan pabrik oleh pihak
penguji kehigenisan pabrik Top.

3. Congruence (Kesesuaian)

Kesesuaian yang terdapat dalam film The Billionare yaitu dimana Top dengan baik
menyampaikan pesan walaupun Top malas dalam hal belajar tetapi Top sangat baik dalam
hal pengalaman berbisnis dari sejak remaja. Dengan tindakan Top yang berani dan
pantang menyerah bisa membawanya ke puncak kesuksesan.

4. Channel (Saluran)
Saluran yang terdapat dalam film The Billionare yaitu dimana Top dengan baik
menyalurkan pesan dan tindakannya kepada karyawannya dan orang lain. Top juga
dengan cermat untuk membagikan informasinya kepada pembeli, karyawan dan partner
bisnisnya.

Analisis Laswell’s 5W

Dalam analisis Laswell 5W berhubungan dengan Media baru sebagai media komunikasi
dimana Top sebagai CEO melakukan komunikasi dan menggunakan media baru sebagai
jembatan komunikasi.

1. Who (Communicator)

Dalam berkomunikasi, massa komunikator tidak hanya satu orang tetapi juga beberapa
Lembaga yang terorganisir seperti media cetak, media elektronik dan lainnya. Pada film
The Billionare, Top juga menggunakan berbagai media dalam bisnisnya seperti media
jaringan, media seluler, media cetak dan lainnya. Dari media ini, bisnis Top mengalami
perkembangan.

2. Says What (Information)

Dalam hal penyimpanan informasi atau berbagi informasi, Top juga memanfaatkan
berbagai media termasuk media baru dalam mencari informasi. Media baru, media
jaringan dan media selular memberikan tunjangan yang besar kepada Top.

3. In Which Channel (Media)

Dalam komunikasi media baru, media baru dapat ditampilkan dimana-mana dan
interaktivitas media baru tidak dapat dilakukan tanpa adanya dukungan teknis media baru
seperti teknologi sentuh, teknologi proyeksi interaktif, augmented reality, teknologi,
teknologi permukaan cermin interaktif, teknologi internet of things dan lain-lain.

4. To Whom (Audience)

Dalam film The Billionare, audiens yang dipilih oleh Top ialah dari kalangan semua usia
dan tidak terbatas, karena media baru memang tidak terbatas dalam komunikasi.

5. With What Effect (Effect)


Pengaruh media baru dalam periklanan sangatlah luar biasa. Efek komunikasi ini dapat
dibagi menjadi pre-test dan post test. Setelah media baru dirilis, efek media akan menjadi
beragam dan rumit, sehingga perlu lebih memperhatikan perilaku umpan balik pengguna
untuk mengevaluasi secara kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai