MODUL
5
Sesi
1
Balok Terlentur (Flexural
Members)
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Fungsi balok.
2. Jenis-jenis profil balok lentur.
3. Perilaku lentur balok baja.
4. Lentur pada keadaan elastis.
5. Lentur pada keadaan mulai leleh.
6. Lentur pada keadaan plastis.
7. Pengaruh kelangsingan penampang (tekuk lokal).
8. Contoh soal perencanaan dimensi balok baja diatas dua perletakan sederhana.
Tujuan Pembelajaran :
1 Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang fungsi balok, jenis-jenis
profil balok lentur, perilaku lentur pada balok baja, lentur pada keadaan elastis,
keadaan mulai leleh, keadaan plastis dan pengaruh kelangsingan penampang (tekuk
lokal).
2 Mahasiswa mengetahui dan memahami cara perencanaan balok baja diatas
dua perletakan sederhana yang dipengaruhi tekuk lokal.
DAFTAR PUSTAKA
1) Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-
2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.
2) AISC Construction Manual, 2005
3) Canadian Institute of Steel Construction, 2002.
4) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku”, Jilid 1, Penerbit
AIRLANGGA, Jakarta, 1990.
5) “PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI)”, Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan, 1984.
6) SNI 03 - 1729 – 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
7) William T. Segui,”Steel Design”, THOMSON, 2007.
UCAPAN TERIMA KASIH
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
thamrinnst.wordpr
ess.com
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
B ALO K T E R LE N T U R
(FLEXURAL MEMBERS)
1. F U N G S I.
Balok terlentur (flexural member), adalah elemen dari struktur yang mayoritas beban
yang dipikulnya ialah momen dan gaya lintang, sedangkan gaya normal sangat kecil. Balok-
balok ini sesuai dengan fungsinya dipakai sebagai gelagar memanjang dan melintang pada
struktur jembatan dan bangunan portal bertingkat, gording, usuk dan reng pada atap
bangunan, seperti gambar berikut ini,
Gambar (1) : Gelagar jembatan, terlihat gelagar/balok dilengkapi dengan pengaku vertikal.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Dunn_Memorial_Bridge_stub_end.jpg
2
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Sumber : http://www.grdsteel.com/
Castellated beam
Welded
Welded
3
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Suatu penampang baja I dipakai sebagai balok, direncanakan untuk menahan beban
lentur arah sumbu kuat penampang (sb.x). Gambar berikut memperlihatkan balok penampang
I yang mengalami lentur terhadap sb.x penampang. Rotasi ( ) terjadi sepanjang sumbu batang
(sb.z). Penampang dalam bidang x-y dianggap tetap setelah terjadi rotasi akibat lentur.
M1 M1
z
(a)
M2 M2
(b)
M3 M3
(c)
M4 M4
(d)
Gambar (a), (b), (c) dan (d) adalah gambar diagram tegangan pada penampang yang
momennya ditingkatkan secara perlahan-lahan. Pada kondisi (a) momen masih kecil sehingga
tegangannya masih elastis. Kemudian tercapai momen leleh My pada kondisi (b), ketika itu
tegangan serat atas atau serat bawah mencapai leleh. Selanjutnya ketika momen ditingkatkan
lagi, tegangan leleh merambat kebagian dalam dari penampang seperti pada gambar (c).
Momen mencapai momen plastis Mp ketika tegangan leleh terjadi pada seluruh penampang
gambar (d).
4
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Lentur pada keadaan elastis, gambar 6(a), pada balok yamg mempunyai satu sumbu
simetri atau lebih, dimana terdapat sumbu kuat dan sumbu lemah, tegangan lentur yang
terjadi sebagai berikut,
M 1 .cx M 1 .cy
fx fy fy fy ......(1)
Ix Iy
Atau,
f x M 1 fy f y M 1 fy ......(2)
Sx Sy
Dimana,
M1 = momen lentur dalam keadaan elastis.
Ix, Iy = momen inersia masing-masing terhadap sumbu-x dan sumbu-y.
cx, cy = jarak dari garis netral terhadap serat-serat extreem tekan/tarik.
Sx, Sy = Ix / cx dan Iy / cy adalah modulus penampang elastis terhadap sb-x dan sb-y.
fy = tegangan leleh sesuai mutu baja.
Lentur pada keadaan mulai leleh pada tepi atas dan bawah, gambar 6(b), tegangan
lentur yang terjadi sebagai berikut,
M 2 .cx M 2 .cy fy
fx fy fy
Ix Iy
Atau,
M2 f M2
fx Sx fy
y
Sy fy ......(4)
Kuat lentur, ......(5)
Mx = M2 = Sx . fy My = M2 = Sy . fy
Apabila seluruh penampang sudah leleh atau mencapai keadaan plastis (gambar 6.d
diatas), akan terjadi keruntuhan yang disebut keruntuhan global, keruntuhan seperti inilah
yang ideal bagi balok karena memberikan kuat lentur yang paling besar. Pada keruntuhan ini
5
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
tidak terjadi tekuk lokal (web atau flens) pada komponen-komponen penampang atau tekuk
torsi lateral pada balok. Kuat lentur nominal adalah,
M4 = Mn = Mp = fy . Z ......(6)
Jadi untuk lentur sumbu x,
Mnx = Mpx = fy . Zx...... (7.a)
dan lentur sumbu y
Mny = Mpy = fy . Zy...... (7.b)
Zx dan Zy adalah modulus penampang plastis (tahanan momen plastis) sumbu x dan sumbu y
yang besarnya dapat dilihat pada tabel baja, untuk propil I atau WF dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut,
2
Zx = (tw . hw ) / 4 + hf . tf . bf
......(8)
2 2
Zy = (hw . tw + 2 tf . b f ) / 4
hw = h - 2 tf
hf = h - tf ......(9)
Gambar (8).
Jika balok menerima momen maka bagian pelat sayap atas serta sebagian badan dari
balok akan menerima tekan. Komponen yang menerima tekan tersebut diatas dapat
mengalami tekuk lokal jika kelangsingan ( ) elemen penampangnya atau ratio antara lebar
terhadap tebalnya melebihi batas ratio p. Batasan terjadinya tekuk lokal akibat lentur pada
masing-masing komponen penampang dapat dilihat pada SNI tabel 7.5-1, sebagai berikut,
6
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
1680 1 2,75 Nu
fy b Ny 2550 0,74 Nu
Bagian-bagian pelat 1
badan dalam fy b Ny
kombinasi tekan dan h / tw Untuk,
lentur Nu f y adalah tegangan leleh
0,125 minimum.
b . Ny
500 Nu 665
2,33
fy b Ny fy
[a] Untuk balok hibrida, gunakan tegangan leleh pelat sayap fyf sebagai ganti fy
fr = tegangan tekan residual pada pelat sayap.
Sebagai bahan banding, batas kelangsingan elemen penampang balok lentur standar
AISC 2005 dan AISC 2010, adalah seperti tabel berikut,
1 Flexure in flanges of
rolled I – shaped
sections and
2 Flexure in flanges of
doubly and singly
symmetric I-shaped
7 Flexure in
flanges of
9 Flexure in
webs of
doubly
11 Flexure in
webs of
singly-
symmetric hC / tw 5,7 E / Fy
I-shaped
sections
13 Flexure in
webs of
rectangular
HSS
2,42 E / 5,7 E /
h/t Fy Fy
15 Circular hollow
Sections In
flexure
D/t 0,07 E / Fy 0,31 E / Fy
8
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Berdasarkan kelangsingan pelat badan atau sayap dari suatu penampang yang
berfungsi sebagai balok lentur, maka balok dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu:
Dimana,
Sayap, = b/tf, dan badan, = h/tw
fr = tegangan tekan residual pada pelat sayap.
Kuat lentur nominal Mn untuk tiap-tiap jenis = 70 MPa untuk penampang digilas (panas).
balok tersebut yaitu: = 115 MPa untuk penampang di las.
Jika ≤ p maka Mn = Mp .
Mn .
Jika p < ≤ r maka Mn = Mp – ( .
.
kompak
Jika > r maka Mn = Mr ( r .
plastis
.
Dengan, Mp
inelastis (
Mp = fy . Z 1
Mr = (fy – fr) . S 0
S = modulus penampang elastis (tahanan momen). )
= b / tf
Gambar (9) : Hubungan atau
p r kelangsing = h / tw
an elemen
berdasarkan = n ekuata = faktor
Harga p dan rsyarat- n tahanan/faktor
untuk masing-masingsyarat = lentur reduksi
komponen beragamseperti nomina kekuatan =
penampang dihitungterdapat k l. 0,90.
1
0
......(11)
Modul kuliah “STRUKTUR BAJA 1” , Modul 5 Sesi 1, 2011 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
8. CONTOH SOAL
Sebuah gelagar dari profil WF dengan panjang bentang 15 meter , memikul beban
mati D = 500 kg/m’ dan beban hidup L = 1500 kg/m’. Rencanakanlah dimensi profil gelagar
tersebut, efek tekuk torsi lateral diabaikan. Mutu baja BJ 37.
1,2 D + 1,6 L
L = 15 m
PERENCANAAN
a). Mutu baja gelagar BJ-37, fy = 240 MPa.
Atau, 93,1
FK Mu 1,1 > 1 (memenuhi).
Mu 84,375
12