Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)

DI RUANG PAVILIUN BOUGENVILLE

RSU dr. H. KOESNADI

BONDOWOSO

OLEH :

CICI RISKIANA

NIM. 19037140012

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BONDOWOSO

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Klien :

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
......

Telah Dilaksanakan Pada Tanggal......................................Di Ruang ......................................


RSU..............................................

Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada Praktek
Klinik Keperawatan III

..................., ............................. 2022


Pembimbing Ruangan,
Pembimbing Akademik,

....................................
............................................

Kepala Ruangan

.....................................

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan Pada Klien :

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
......

Telah Dilaksanakan Pada Tanggal......................................Di Ruang ......................................


RSU..............................................

Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada Praktek
Klinik Keperawatan III

..................., ............................. 2022


Pembimbing Ruangan,
Pembimbing Akademik,

....................................
............................................

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Cici Riskiana

Ruangan : Bougenville

N TANGGAL MATERI YANG DIKONSULTASIKAN PARAF CI


O
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)

DI RUANG PAVILIUN BOUGENVILLE

RSU dr. H. KOESNADI


BONDOWOSO

A. Konsep Medis

1. Definisi

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan

orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,

perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born

Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus

(Fitriani, 2020).

Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue

hemorrhagic fever disingkat DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai

leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik (Hidayati, 2020).

Demam Dengue Fever ( DHF ) atauu DBD adalah pnyakit infeksi yang dsebabkan

olehvirus dngue mnifestasi klinisdemam, nyeriotot tau nyerisendi yng dsertai leukpenia,

ruam,limfadenopati, trombosit opnia dan diathesis hmoragic (Putri, 2019).

2. Etiologi

Penyebab penyakit DHF adalah virus Dengue. Di Indonesia, virus tersebut sampai

saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam Grup B

artharopediborne viruses arboviruses, yaitu DEN1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Virus ini

bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia (Hidayati,

2020).

3. Manifestasi klinik

1) Panas tinggi disertai menggigil pada saat serangan

2) Uji turniquet positif

3) Lemah
4) Nafsu makan berkurang

5) Anoreksia

6) Muntah

7) Nyeri sendi dan otot

8) Pusing

9) Trombistopenia (<100.000/ul)

10) Manifestasi perdarahan seperti: ptekie, epitaksis, gusi bedarah, melena,

hematuria masif

5. Penatalaksanaan Medis

(Hidayati, 2020) menyatakan bahwa pada dasarnya pengobatan DHF bersifat

suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan

permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Secara garis besar dibagi menjadi

beberapa bagian : a. Pemberian oksigen : Terapi oksigen harus selalu diberikan pada semua

pasien syok. b. Penggantian volume plasma. c. Koreksi gangguan metabolik dan elektrolit.

d. Transfusi darah : pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan perdarahan yang

nyata seperti hematemesis (muntah darah) dan melena (BAB berwarna merah kehitaman).

Hemoglobin perlu dipertahankan untuk mencapai transport oksigen ke jaringan, sekitar

10g/dl.

6. Penatalaksanaan penunjang

Laboratorium

1. Pemeriksaan darah lengkap

2. Pemeriksaan kimia darah


3. Pemeriksaan analisa gas darah

4. Isolasi virus

5. Serologi

Radiologi

Pemeriksaan foto rontgen dada

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

pengkajian merupakan tahap yang penting sebelum melakukan asuhan keperawatan.

Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang pasien sebelum menentukan


rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan. Pengkajian dilakukan dengan beberapa

teknik yakni: Wawancara: pengkajian yang dilakukan dengan memberikan beberapa

pertanyaan pada pasien atau keluarga pasien. Pengukuran: meliputi pemeriksaan tekanan

darah, nadi, suhu dan pernapasan. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan yang dilakukan dari

kepala sampai kaki dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi untuk melihat adanya

kelainan atau tidak (Hasanah, 2020).

1) Pengumpulan data

a) Identitas Semua orang dapat terserang DHF baik dewasa maupun anak-anak.

Umunya anak-anak dapat terserang DHF karena kemampuan tubuh untuk melawan virus

masih belum kuat.

b) Keluhan Utama Pada saat pengkajian pertama pada klien dengan DHF sering kali

keluhan utama yang didapatkan adalah panas atau demam.

c) Riwayat penyakit sekarang Data yang didapat dari klien atau keluarga klien

tentang perjalanan penyakit dari keluhan saat sakit hingga dilakukan asuhan keperawatan.

Biasanya klien mengeluh demam yang disertai menggil, mual, muntah, pusing, lemas,

pegal-pegal pada saat dibawa ke rumah sakit. Selain itu terdapat tanda_tanda perdarahan

seperti ptekie, gusi berdarah, diare yang bercampur darah, epitaksis.

d) Riwayat penyakit dahulu Pada klien DHF tidak ditemukan hubungan dengan

riwayat penyakit dahulu. Hal ini dikarenakan DHF disebabkan oleh virus dengue dengan

masa inkubasi kurang lebih 15 hari. Serangan ke dua bisa terjadi pada pasien yang pernah

mengalami DHF sebelumnya. Namun hal tersebut jarang terjadi karena pada pasien yang

pernah mengalami serangan sudah mempunyai sistem imun pada virus tersebut.

e) Riwayat penyakit keluarga Penyakit DHF merupakan penyakit yang diakibatkan

nyamuk terinfeksi virus dengue. Jika salah satu dari anggota keluarga ada yang terserang

penyakit DHF kemungkinan keluarga lainnya dapat tetular karena gigitan nyamuk.

f) Nutrisi: klien mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan klien mengalami

mual, muntah setelah makan.

g) Aktifitas: klien biasanya mengalami gangguan aktifitas dikarenakan klien

mengalami kelemahan, nyeri tulang dan sendi, pegal-pegal dan pusing.


h) Istirahat tidur: demam, pusing, nyeri, dan pegal-pegal berakibat terganggunya

istirahat dan tidur.

i) Eliminasi: pada klien DHF didapatkan klien memngalami diare, hluaran urin

menurun, BAB keras.

j) Personal hygine: klien biasanya merasakan pegal dan perasan seperti tersayat

pada kulit karena demam sehingga pasien memerlukan bantuan orang lain dalam memenuhi

perawatan diri.

2) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum Pada derajat I II dan III biasanya klien dalam keadaan

composmentis sedangkan pada derajat IV klien mengalami penurunan kesadaran. Pada

pemeriksaan didapatkan hasil demam naik turun serta menggigil, penurunan tekanan darah,

frekuensi nadi cepat dan teraba lemah.

b) Kulit Kulit tampak kemerahan merupakan respon fisiologis dan demam tinggi,

pada kulit tampak terdapat bintik merah (petekhie), hematom, ekmosis (memar).

c) Kepala Pada klien dengan DHF biasanya terdapat tanda pada ubun-ubun cekung.

d) Wajah Wajah tampak kemerahan, kemungkinan tampak bintik-bintik merah atau

ptekie.

e) Mulut Terdapat perdarahan pada gusi, mukosa tampak kering, lidah tampak kotor.

f) Leher Tidak tampak pembesaran JPV.

g) Dada Pada pemeriksaan dada biasanya ditemui pernapasan dangkal, pada perkusi

dapat ditemukan bunyi napas cepat dan sering berat, redup karena efusi pleura. Pada

pemeriksaan jantung ditemui suara abnormal, suara jantung S1 S2 tunggal, dapat terjadi

anemia karena kekurangan cairan, sianosis pada organ tepi.

h) Abdomen Nyeri tekan pada perut, saat dilakukan pemeriksaan dengan palpasi

terdapat pembesaran hati dan limfe.

i) Anus dan genetalia Pada pemeriksaan anus dan genetalia terkadang dapat

ditemukannya gangguan karena diare atau konstipasi, misalnya kemerahan, lesi pada kulit

sekiatar anus.
j) Ekstermitas atas dan bawah Pada umumnya pada pemeriksaan fisik penderita

DHF ditemukan ekstermitas dingin, lembab, terkadang disertai sianosis yang menunjukkan

terjadinya renjatan.

3) Pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan darah pada pasien DHF akan didapatkan hasil:

a) Uji turniquet positif.

b) Jumlah trombosit mengalami penurunan.

c) Hematokrot megalami peningkatan sebanyak >20%. d) Hemoglobin menurun.

e) Peningkatan leukosit.

2. Diagnosa keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.

2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas

nilai normal

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan pasien

mengeluh nyeri

4. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan).

5. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ditandai

dengan kebocoran plasma darah.

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.

8. Risiko Syok

1. Pola napas tidak efektif (D.0005)

Definisi

Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.

Penyebab

a) Penurunan energi
b) Sindrom hipoventilasi

c) Kecemasan

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
1. Dipsneu 1. Penggunaan otot bantu
pernafasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola nafas abnormal (mis.
Takipneu, bradibneu,
hiperventilasi

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
1. ortopneu 1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Pola Nafas L.01004

1) Kapasitas vital (5 meningkat)

2) Dispneu (5 menurun)

3) Frekuensi nafas (5 membaik)

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)

Manajemen jalan nafas I.01011

Intervensi Rasional
Observasi
1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. frekuensi nafas adanya retraksi dada
usaha napas) atau tidak
2. Monitor bunyi napas tambahan 2. bunyi nafas tambahan misal
(mis, gurgling, mengi, wheezing, wheezing,rhonki
ronkhi basah) 3. memonitor pengeluaran sputum dapat
3. Monitor sputum (jumlah, warna, dilakukan pada pagi hari
aroma) 4. posisi semi fowler dapat mengurangi
Terapeutik sesak
4. Posisikan semi fowler atau fowler 5. Dapat mengencerkan dahak
5. Berikan minum hangat 6. Dapat membantu pernafasan yang
6. Berikan oksigen, jika perlu abnormal
Edukasi 7. Dapat meningkatkan asupan cairan
7. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi 8. Dapat meningkatkan proses
8. Kolaborasi pemberian menyembuhan
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

2. Hipertermi (D.0130)

Definisi

Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh.

Penyebab

1. Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Suhu tubuh di atas nilai normal

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipneu
5. Kulit terasa hangat

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)


Termoregulasi L.14134

1) Menggigil (5 menurun)

2) Kulit merah (5 menurun)

3) Suhu tubuh (5 membaik)

4) Tekanan darah (5 membaik)

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)

Manajemen Hipertermia I.15506

Intervensi Rasional
Observasi
1. Identifikasi penyebab hipertermia 1. penyebab hipertermi akibat
(mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, dll
lingkungan panas, penggunaan 2. suhu tubuh normal 36,5-37,5
incubator) 3. kadar elektrolit dapat diketahui dari
2. Monitor suhu tubuh hasil pemeriksaan lab
3. Monitor kadar elektrolit 4. Dapat diketahui dengan monitoring
4. Monitor haluaran urine banyak nya pengeluaran urine
Terapeutik 5. Dapat memberikan rasa nyaman
5. Longgarkan atau lepaskan 6. Dapat mengurangi suhu tubuh yang
pakaian abnormal
6. Anjurkan keluarga untuk Basahi 7. Dapat mengurangi suhu tubuh yang
dan kipasi permukaan tubuh abnormal
7. Lakukan pendinginan eksternal
(mis, kompres dingin pada dahi, 8. Dapat membantu jalan nafas yang
leher, dada, abdomen, aksila) abnormal
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi 9. untuk meningkatkan proses
9. Anjurkan tirah baring penyembuhan
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian cairan dan 10.Dapat meningkatkan proses
elektrolit intravena, jika perlu penyembuhan

3. Nyeri akut (D.0077)

Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan

hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab

1. Agen pencedera fisiologis (mis, Inflamasi)


Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada,
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis

Standar Luaran Keperawatan ILKndonesia (SLKI)

Tingkat nyeri

1) Keluhan nyeri (5 menurun)

2) Meringis (5 menurun)

3) Gelisah (5 menurun)

4) Pola napas (5 membaik)

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)

Manajemen nyeri

Intervensi Rasional
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. mengidentifikasi frekuensi nafas
durasi, frekuensi, kualitas, selama 1 menit
intensitas nyeri 2. skala nyeri misal 1-10
2. Identifikasi skala nyeri 3. misal dengan teknik relaksasi
3. Identifikasi respons nyeri non 4. Dapat diketahui dengan identifikasi
verbal yang adekuat.
4. Identifikasi factor yang
memperberat dan memperingan
nyeri 5. Dapat mengurangi rasa nyeri
Terapeutik
5. Berikan teknik nonfarmakologis 6. teknik nonfarmakologi misal dengan
untuk mengurangi rasa nyeri nafas dalam dan kompres hangat
(mis, terapi musik, kompres
hangat/dingin, terapi bermain
6. Kontrol lingkungan yang 7. misal dengan mengurangi
memperberat rasa nyeri (mis, pencahayaan agar dapat istirahat
suhu ruangan, pencahayaan, 8. untuk membantu meringankan nyeri
kebisingan)
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
9. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
10. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

4. Defisit Nutrisi (D.0019)

Definisi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Penyebab

a) Kurangnya asupan makanan

b) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient

c) Peningkatan kebutuhan metabolisme

d) Factor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
1) Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2) Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3) Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan
6. Rambut rontok berlebihan
7. Diare
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Status nutrisi

1) Porsi makanan yang dihabiskan (5 meningkat)

2) Frekuensi makan (5 membaik)

3) Nafsu makan (5 membaik)

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)

Manajemen nutrisi

Intervensi
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Monitor asupan makan
5. Monitor berat badan
6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
7. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
8. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
9. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
10. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
11. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis,
Pereda nyeri, antimietik), jika perlu
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

5. Hipovolemia (D.0023)

Definisi

Penurunan volume cairan intravaskuler, interstisiel, dan/atau intraseluler.

Penyebab

a) Kehilangan cairan aktif

b) Peningkatan permeabilitas kapiler

c) Kekurangan intake cairan

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi terasa lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membrane mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit meningkat

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
1. Merasa lemah 1. Pengisian vena menurun
2. Mengeluh haus 2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Status cairan

1) Turgor kulit (5 meningkat)

2) Output urine (5 meningkat)

3) Tekanan darah dan nadi (5 membaik)

4) Kadar Hb (5 membaik)

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)

Manajemen hipovolemia

Intervensi
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis, frekuensi
nadi meningkat, nadi terasa lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urin
menurun, hematokrit meningkat, haus lemah)
2. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
3. Berikan asupan cairan oral
Edukasi

4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis, NaCl,
RL)
6. Kolaborasi pemberian produk darah

6. Intoleransi aktivitas (D.0056)

Definisi

Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Penyebab

a) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

b) Kelemahan

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat
Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
1. Dipsneu saat atau setelah 1. Tekanan darah berubah >20%
aktivitas dari kondisi istirahat
2. Merasa tidak nyaman setelah 2. Gambaran EKG menunjukkan
beraktivitas aritmia saat/setelah aktivitas
3. Merasa lemah 3. Gambaran EKG menunjukkan
iskemia
4. Sianosis
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Tingkat keletiihan

1) Verbalisasi kepulihan energi (5 Meningkat)

2) Lesu (5 Menurun)

3) Selera makan (5 Membaik)

4) Pola istirahat (5 Membaik)

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)

Manajemen energi

Intervensi
Observasi
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(mis, cahaya, suara, kunjungan)
4. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
5. Anjurkan tirah baring
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan

7. Ansietas (D.0080)

Definisi

Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas

dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan

tindakan untuk menghadapi ancaman.

Penyebab

a) Krisis situasional

b) Kekhawatiran mengalami kegagalan

c) Kurang terpapar informasi

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tampak tegang
dari kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi napas meningkat
2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berdaya 4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Tingkat ansietas
1) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi (5 menurun)

2) Perilaku gelisah (5 menurun)

3) Konsentrasi (5 membaik)

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)

Reduksi ansietas

Intervensi
Observasi
1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
5. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
6. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi

8. Risiko syok ( D.0039 )

Definisi

Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat

mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa.

Faktor Risiko

1. Hipoksemia

2. Hipoksia

3. Hipotensi

4. Kekurangan volume cairan

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Tingkat Syok

1) Tekanan darah sistolik (5) membaik

2) Tekanan darah Diastolik (5) membaik

Standar intervensi keperawatan indonesia (SIKI)


Pemantauan tanda vital

Intervensi
Observasi
1. Monitor tekanan darah
2. Monitor suhu tubuh
Terapeutik
3. Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
5. Jelaskan tujuan pemantauan
6. Informasikan hasil pemantauan

DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, riski (2020). KTI: Asuhan keperawatan pada klien anak dengan Dengue
hemorrhagic fever (DHF). Samarinda : Politeknik kesehatan kementrian
kesehatan kalimantan timur program diploma III keperawatan samarinda.
Hasanah, nur (2020). KTI: Asuhan keperawatan pada klien Dengue hemorrhagic
fever dengan masalah kekurangan volume cairan. Jombang : Program studi DIII
keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan insan cendekia medika.
Hidayati, riska (2020). KTI: Asuhan keperawatan pada klien anak dengan Dengue
hemorrhagic fever (DHF) yang di rawat di rumah sakit. Samarinda : Politeknik
kesehatan kementrian kesehatan kalimantan timur program diploma III
keperawatan samarinda.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Putri, genesha (2019). KTI: Asuhan keperawatan pada An. D dengan Demam
Hemorrhagic fever di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Achmad Mochtar bukit
tinggi. Padang : Program Studi DIII keperawatan perintis padang.

Anda mungkin juga menyukai