BONDOWOSO
OLEH :
CICI RISKIANA
NIM. 19037140012
UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
......
Asuhan Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada Praktek
Klinik Keperawatan III
....................................
............................................
Kepala Ruangan
.....................................
LEMBAR PERSETUJUAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
......
Laporan pendahuluan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada Praktek
Klinik Keperawatan III
....................................
............................................
LEMBAR KONSULTASI
Ruangan : Bougenville
A. Konsep Medis
1. Definisi
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born
Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus
(Fitriani, 2020).
Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue
hemorrhagic fever disingkat DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
Demam Dengue Fever ( DHF ) atauu DBD adalah pnyakit infeksi yang dsebabkan
olehvirus dngue mnifestasi klinisdemam, nyeriotot tau nyerisendi yng dsertai leukpenia,
2. Etiologi
Penyebab penyakit DHF adalah virus Dengue. Di Indonesia, virus tersebut sampai
saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam Grup B
artharopediborne viruses arboviruses, yaitu DEN1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Virus ini
bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia (Hidayati,
2020).
3. Manifestasi klinik
3) Lemah
4) Nafsu makan berkurang
5) Anoreksia
6) Muntah
8) Pusing
9) Trombistopenia (<100.000/ul)
hematuria masif
5. Penatalaksanaan Medis
permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Secara garis besar dibagi menjadi
beberapa bagian : a. Pemberian oksigen : Terapi oksigen harus selalu diberikan pada semua
pasien syok. b. Penggantian volume plasma. c. Koreksi gangguan metabolik dan elektrolit.
d. Transfusi darah : pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan perdarahan yang
nyata seperti hematemesis (muntah darah) dan melena (BAB berwarna merah kehitaman).
10g/dl.
6. Penatalaksanaan penunjang
Laboratorium
4. Isolasi virus
5. Serologi
Radiologi
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
pertanyaan pada pasien atau keluarga pasien. Pengukuran: meliputi pemeriksaan tekanan
darah, nadi, suhu dan pernapasan. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan yang dilakukan dari
kepala sampai kaki dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi untuk melihat adanya
1) Pengumpulan data
a) Identitas Semua orang dapat terserang DHF baik dewasa maupun anak-anak.
Umunya anak-anak dapat terserang DHF karena kemampuan tubuh untuk melawan virus
b) Keluhan Utama Pada saat pengkajian pertama pada klien dengan DHF sering kali
c) Riwayat penyakit sekarang Data yang didapat dari klien atau keluarga klien
tentang perjalanan penyakit dari keluhan saat sakit hingga dilakukan asuhan keperawatan.
Biasanya klien mengeluh demam yang disertai menggil, mual, muntah, pusing, lemas,
pegal-pegal pada saat dibawa ke rumah sakit. Selain itu terdapat tanda_tanda perdarahan
d) Riwayat penyakit dahulu Pada klien DHF tidak ditemukan hubungan dengan
riwayat penyakit dahulu. Hal ini dikarenakan DHF disebabkan oleh virus dengue dengan
masa inkubasi kurang lebih 15 hari. Serangan ke dua bisa terjadi pada pasien yang pernah
mengalami DHF sebelumnya. Namun hal tersebut jarang terjadi karena pada pasien yang
pernah mengalami serangan sudah mempunyai sistem imun pada virus tersebut.
nyamuk terinfeksi virus dengue. Jika salah satu dari anggota keluarga ada yang terserang
penyakit DHF kemungkinan keluarga lainnya dapat tetular karena gigitan nyamuk.
i) Eliminasi: pada klien DHF didapatkan klien memngalami diare, hluaran urin
j) Personal hygine: klien biasanya merasakan pegal dan perasan seperti tersayat
pada kulit karena demam sehingga pasien memerlukan bantuan orang lain dalam memenuhi
perawatan diri.
2) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum Pada derajat I II dan III biasanya klien dalam keadaan
pemeriksaan didapatkan hasil demam naik turun serta menggigil, penurunan tekanan darah,
b) Kulit Kulit tampak kemerahan merupakan respon fisiologis dan demam tinggi,
pada kulit tampak terdapat bintik merah (petekhie), hematom, ekmosis (memar).
c) Kepala Pada klien dengan DHF biasanya terdapat tanda pada ubun-ubun cekung.
ptekie.
e) Mulut Terdapat perdarahan pada gusi, mukosa tampak kering, lidah tampak kotor.
g) Dada Pada pemeriksaan dada biasanya ditemui pernapasan dangkal, pada perkusi
dapat ditemukan bunyi napas cepat dan sering berat, redup karena efusi pleura. Pada
pemeriksaan jantung ditemui suara abnormal, suara jantung S1 S2 tunggal, dapat terjadi
h) Abdomen Nyeri tekan pada perut, saat dilakukan pemeriksaan dengan palpasi
i) Anus dan genetalia Pada pemeriksaan anus dan genetalia terkadang dapat
ditemukannya gangguan karena diare atau konstipasi, misalnya kemerahan, lesi pada kulit
sekiatar anus.
j) Ekstermitas atas dan bawah Pada umumnya pada pemeriksaan fisik penderita
DHF ditemukan ekstermitas dingin, lembab, terkadang disertai sianosis yang menunjukkan
terjadinya renjatan.
3) Pemeriksaan penunjang
e) Peningkatan leukosit.
2. Diagnosa keperawatan
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas
nilai normal
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri
8. Risiko Syok
Definisi
Penyebab
a) Penurunan energi
b) Sindrom hipoventilasi
c) Kecemasan
Subjektif Objektif
1. Dipsneu 1. Penggunaan otot bantu
pernafasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola nafas abnormal (mis.
Takipneu, bradibneu,
hiperventilasi
Subjektif Objektif
1. ortopneu 1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-
posterior meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
2) Dispneu (5 menurun)
Intervensi Rasional
Observasi
1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. frekuensi nafas adanya retraksi dada
usaha napas) atau tidak
2. Monitor bunyi napas tambahan 2. bunyi nafas tambahan misal
(mis, gurgling, mengi, wheezing, wheezing,rhonki
ronkhi basah) 3. memonitor pengeluaran sputum dapat
3. Monitor sputum (jumlah, warna, dilakukan pada pagi hari
aroma) 4. posisi semi fowler dapat mengurangi
Terapeutik sesak
4. Posisikan semi fowler atau fowler 5. Dapat mengencerkan dahak
5. Berikan minum hangat 6. Dapat membantu pernafasan yang
6. Berikan oksigen, jika perlu abnormal
Edukasi 7. Dapat meningkatkan asupan cairan
7. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Kolaborasi 8. Dapat meningkatkan proses
8. Kolaborasi pemberian menyembuhan
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Hipertermi (D.0130)
Definisi
Penyebab
Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Suhu tubuh di atas nilai normal
Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipneu
5. Kulit terasa hangat
1) Menggigil (5 menurun)
Intervensi Rasional
Observasi
1. Identifikasi penyebab hipertermia 1. penyebab hipertermi akibat
(mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, dll
lingkungan panas, penggunaan 2. suhu tubuh normal 36,5-37,5
incubator) 3. kadar elektrolit dapat diketahui dari
2. Monitor suhu tubuh hasil pemeriksaan lab
3. Monitor kadar elektrolit 4. Dapat diketahui dengan monitoring
4. Monitor haluaran urine banyak nya pengeluaran urine
Terapeutik 5. Dapat memberikan rasa nyaman
5. Longgarkan atau lepaskan 6. Dapat mengurangi suhu tubuh yang
pakaian abnormal
6. Anjurkan keluarga untuk Basahi 7. Dapat mengurangi suhu tubuh yang
dan kipasi permukaan tubuh abnormal
7. Lakukan pendinginan eksternal
(mis, kompres dingin pada dahi, 8. Dapat membantu jalan nafas yang
leher, dada, abdomen, aksila) abnormal
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi 9. untuk meningkatkan proses
9. Anjurkan tirah baring penyembuhan
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian cairan dan 10.Dapat meningkatkan proses
elektrolit intravena, jika perlu penyembuhan
Definisi
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
Penyebab
Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada,
posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Tingkat nyeri
2) Meringis (5 menurun)
3) Gelisah (5 menurun)
Manajemen nyeri
Intervensi Rasional
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. mengidentifikasi frekuensi nafas
durasi, frekuensi, kualitas, selama 1 menit
intensitas nyeri 2. skala nyeri misal 1-10
2. Identifikasi skala nyeri 3. misal dengan teknik relaksasi
3. Identifikasi respons nyeri non 4. Dapat diketahui dengan identifikasi
verbal yang adekuat.
4. Identifikasi factor yang
memperberat dan memperingan
nyeri 5. Dapat mengurangi rasa nyeri
Terapeutik
5. Berikan teknik nonfarmakologis 6. teknik nonfarmakologi misal dengan
untuk mengurangi rasa nyeri nafas dalam dan kompres hangat
(mis, terapi musik, kompres
hangat/dingin, terapi bermain
6. Kontrol lingkungan yang 7. misal dengan mengurangi
memperberat rasa nyeri (mis, pencahayaan agar dapat istirahat
suhu ruangan, pencahayaan, 8. untuk membantu meringankan nyeri
kebisingan)
7. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
9. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
10. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Definisi
Penyebab
Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal
Subjektif Objektif
1) Cepat kenyang setelah makan 1. Bising usus hiperaktif
2) Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3) Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lemah
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan
6. Rambut rontok berlebihan
7. Diare
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Status nutrisi
Manajemen nutrisi
Intervensi
Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Monitor asupan makan
5. Monitor berat badan
6. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
7. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
8. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
9. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
10. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
11. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis,
Pereda nyeri, antimietik), jika perlu
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
5. Hipovolemia (D.0023)
Definisi
Penyebab
Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi terasa lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membrane mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit meningkat
Subjektif Objektif
1. Merasa lemah 1. Pengisian vena menurun
2. Mengeluh haus 2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba
Status cairan
4) Kadar Hb (5 membaik)
Manajemen hipovolemia
Intervensi
Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis, frekuensi
nadi meningkat, nadi terasa lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urin
menurun, hematokrit meningkat, haus lemah)
2. Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
3. Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Definisi
Penyebab
b) Kelemahan
Subjektif Objektif
1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. Dipsneu saat atau setelah 1. Tekanan darah berubah >20%
aktivitas dari kondisi istirahat
2. Merasa tidak nyaman setelah 2. Gambaran EKG menunjukkan
beraktivitas aritmia saat/setelah aktivitas
3. Merasa lemah 3. Gambaran EKG menunjukkan
iskemia
4. Sianosis
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Tingkat keletiihan
2) Lesu (5 Menurun)
Manajemen energi
Intervensi
Observasi
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
3. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(mis, cahaya, suara, kunjungan)
4. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
5. Anjurkan tirah baring
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan
7. Ansietas (D.0080)
Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas
Penyebab
a) Krisis situasional
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tampak tegang
dari kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi
Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi napas meningkat
2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berdaya 4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
Tingkat ansietas
1) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi (5 menurun)
3) Konsentrasi (5 membaik)
Reduksi ansietas
Intervensi
Observasi
1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
nonverbal)
Terapeutik
2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
5. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
6. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Definisi
Faktor Risiko
1. Hipoksemia
2. Hipoksia
3. Hipotensi
Tingkat Syok
Intervensi
Observasi
1. Monitor tekanan darah
2. Monitor suhu tubuh
Terapeutik
3. Atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
5. Jelaskan tujuan pemantauan
6. Informasikan hasil pemantauan
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, riski (2020). KTI: Asuhan keperawatan pada klien anak dengan Dengue
hemorrhagic fever (DHF). Samarinda : Politeknik kesehatan kementrian
kesehatan kalimantan timur program diploma III keperawatan samarinda.
Hasanah, nur (2020). KTI: Asuhan keperawatan pada klien Dengue hemorrhagic
fever dengan masalah kekurangan volume cairan. Jombang : Program studi DIII
keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan insan cendekia medika.
Hidayati, riska (2020). KTI: Asuhan keperawatan pada klien anak dengan Dengue
hemorrhagic fever (DHF) yang di rawat di rumah sakit. Samarinda : Politeknik
kesehatan kementrian kesehatan kalimantan timur program diploma III
keperawatan samarinda.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Putri, genesha (2019). KTI: Asuhan keperawatan pada An. D dengan Demam
Hemorrhagic fever di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Achmad Mochtar bukit
tinggi. Padang : Program Studi DIII keperawatan perintis padang.