Anda di halaman 1dari 2

Tema : Fiqih pakaian dan perhiasan (#OOTD : yang Allah Suka Banget)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra
saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-
pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.”
An-Nur:31

 Poin-poin :
– Allah sungguh menyukai perempuan yang menutup auratnya. Aurat
perempuan tidak hanya tentang berpakaian (yang menutupi seluruh tubuh,
kecuali muka dan telapak tangan), tetapi juga tentang berdandan dan
tabarruj.
– Dalam berpakaian, muslimah haruslah menutup aurat. Pastikan tidak
menerawang, ketat, dan warna tidak mencolok. Boleh bermotif, namun tidak
menarik perhatian orang. Pakaian itu harus _match_, jangan ‘tabrak lari mati
di tempat’.
-Jilbab menutup dada, pakai kaos kaki yang lebih panjang, handshock,
usahakan pakai celana + rok di dalam.
– Aurat tidak hanya yang tampak (tidak tertutup), tetapi memakai pakaian
yang jika terkena angin akan menampakkan bentuk tubuh juga termasuk
aurat. Usahakan memperhatikan bahan pakaian, sebelum membeli—usahakan
yang berbahan tidak melekat di badan.
– Perhiasan itu, seperti berdandan. Berdandan seperlunya, tidak memakai
make-up yang berlebihan—boleh, namun hanya sebatas untuk membuat
wajah terlihat lebih cerah saja. Jangan lupa, pastikan kita menjaga diri dari
(maaf) bau badan atau mulut yang kurang menyenangkan. Karena itu juga
termasuk auratmu, lho.
– Selain itu, suara dan senyum karena tersipu malu juga termasuk aurat lho,
girls. Bahkan gerak-gerik kita. Hati-hati!
– Dalam berpakaian, *niatkan hanya kepada Allah*. Bukan karena agar dilihat

oleh manusia, apalagi lawan jenis. 


– Oh ya, dalam menasehati janganlah mendiskriminasi mereka yang belum
berpakaian syar’i, karena boleh jadi ibadah mereka lebih baik daripada kita.
Jangan pula mendiskriminasi mereka yang sudah sangat tertutup, karena bisa
jadi ilmu kita yang belum sampai, atau bisa jadi niat mereka untuk mendalami
ilmu agama lebih daripada kita. Nasehati secara baik dan asyik.

#JanganJadiMuslimahNyebelin! 
– Intinya, ternyata pakaian dan perhiasan itu tidak hanya sebatas apa yang
kita kenakan saja. Dan begitu pun, aurat tidak hanya sebatas pakaian dan

perhiasan kita saja. Perilaku kita juga adalah aurat. 

So shalihah! Dress for faith! Berpakaian, berdandan, dan berperilakulah karena Allah SWT, biar

Allah makiiiiiiiiiin suka sama kamu! 

Karena Allah sayang kamu, dan Allah memuliakan-mu, cantik. 

#MuslimahCerdas
#KabinetAlFatih
#KMIBFIBUGM

Anda mungkin juga menyukai