Anda di halaman 1dari 14

POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)

Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

ARTIKEL

SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS TERHADAP KINERJA


GURU SD NEGERI DI KECAMATAN LAMBU KIBANG
LAMPUNG

MAT DARUSSALEH
NPM. 20720016

Metro, 22 July 2022

Pembimbing I

Dr. Sutrisni Andayani, M.Pd.


NIDN. 0013056803

Pembimbing II

Dr.M Ihsan Dacholfany, M.Ed


NIDN. 0229077501

Mengetahui
Program Pascasarjana
Direktur,

Dr. Agus Sutanto, M.Si


NIP. 19620827 198803 1 001.

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS TERHADAP KINERJA


GURU SD NEGERI DI KECAMATAN LAMBU KIBANG
LAMPUNG

Mat Darussaleh1, M.Ihsan Dacholfany2,Sutrisni Andayani23


1, 2, 3
Universitas Muhammadiyah Metro, Metro, Indonesia
*Mat Darussaleh. Trimurjo, 34181, Lampung Tengah, Indonesia.
E-mail: darusalehmat@gmail.com1)
muhammadihsandacholfany@gmail.com2)
trisnimath.andy@gmail.com3)

Received dd Month yy; Received in revised form dd Month yy; Accepted dd Month yy (9pt)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan supervisi akademik yang dilakukan
pengawas untukmeningkatkan kinerja guru, Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan pengawas
untuk meningkatkan kinerja guru, Hasil pelaksanaan supervisi akademik yang telah dilakukan
pengawas untuk meningkatkan kinerja guru dan mengetahui Hambatan dan solusi supervisi akademik
yang dilakukan pengawas untuk meningkatkan kinerja guru. Metode penelitian yang digunakan yaitu
dengan metode deskriptif kualitatif. Data pada penelitian kualitatif berbentuk kata-kata dan dianalisis
dalam terminology respon-respon individual, kesimpulan deskriptif, atau keduanya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan yang terkait dengan upaya meningkatkan kinerja guru melalui pelaksanaan
supervisi kepala sekolah menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kinerja guru setelah dilaksanakan
supervisi kepala sekolah. Dari hasil pelaksanaan supervisi guru yang pertama masih terdapat banyak
kekurangan yang masih perlu diperbaiki agar mampu menghasilkan aktivitas supervisi yang efektif.
Dimana dalam pelaksanaan supervisi tersebut belum dilaksanakan secara matang mengingat perencanaan
yang dilakukan masih terbatas pada perencanaan yang sederhana. Perencanaan kegiatan supervisi yang
dilaksanakan belum dilakukan secara trstruktur dengan baik. Selain itu kurangnya koordinasi antara
kepala sekolah dengan guru dalam pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah kurang dapat memanfaatkan
fasilitas dan sumber daya yang ada di sekolah guna mendukung kegiatan supervisi. Sebagai bentuk
refleksi dalampenelitian ini, masih dibutuhkan perencanaan yang lebih matang untuk menghasilkan
supervisi kepala sekolah yang lebih efektif. Selain itu diperlukan adanya koordinasi antara kepala sekolah
dengan guru guna meningkatkan efektifitas pelaksanaan supervisi ini. Untuk itu dalam pelaksanaan
supervisi ini perlu dilakukan perbaikan supaya lebih baik kedepannya

Kata kunci: Supervisi Akademik; Pengawas Sekolah, Kinerja Guru

Abstract
This study aims to determine the planning of academic supervision carried out by supervisors to improve
teacher performance, Implementation of academic supervision carried out by supervisors to improve
teacher performance, The results of the implementation of academic supervision that have been carried
out by supervisors to improve teacher performance and find out obstacles and solutions for academic
supervision carried out by supervisors to improve teacher performance. teacher performance. The
research method used is descriptive qualitative method. Data in qualitative research is in the form of
words and analyzed in terms of individual responses, descriptive conclusions, or both. Based on the
results of research conducted related to efforts to improve teacher performance through the
implementation of principal supervision, it shows that there is an increase in teacher performance after
the principal's supervision is carried out. From the results of the implementation of teacher supervision in
cycle I, there are still many shortcomings that still need to be corrected in order to be able to produce
effective supervision activities. Where in the implementation of supervision in the first cycle has not been
carried out carefully considering the planning carried out is still limited to simple planning. The planning
of supervision activities carried out in the first cycle has not been carried out in a well structured manner.
In addition, there is a lack of coordination between the principal and the teacher in the implementation of
supervision. Principals are less able to utilize existing facilities and resources in schools to support
supervision activities. As a form of reflection in this research, more careful planning is still needed to

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

produce more effective principal supervision. In addition, there is a need for coordination between the
principal and the teacher in order to increase the effectiveness of the implementation of this supervision.
For this reason, in the implementation of this supervision, improvements need to be made.

Keywords: Academic Supervision; School Supervisor, Teacher Performance

PENDAHULUAN
Untuk penjaminan mutu proses pendidikan di sekolah perlu dilakukan pengawasan oleh
pengawas sekolah. Peran pengawas sekolah yakni sebagai coordinator, consultant, group
leader, dan evaluator. Pengawas sekolah mampu mengkoordinasikan program sekolah.
Pengawas sekolah mampu menjadi konsultan manajemen sekolah. Pengawas sekolah mampu
memimpin kelompok dalam pertemuan mengenai manajemen sekolah. Pengawas mampu
mengevaluasi pengelolaan manajemen sekolah. Pengawasan itu berkaitan erat dengan
keberadaan guru di sekolah.
Pengawas sekolah diberikan tugas untuk melihat proses manajemen sekolah dan
mengupayakan peningkatan kualitas manajemen sekolah. Keterampilan yang harus dimiliki
pengawas sekolah adalah keterampilan akademik berupa pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan pembelajaran. Pengawas sekolah memegang peran dalam mencapai keberhasilan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pengawas sekolah dituntut untuk berdikasi tinggi dengan
memiliki profesionalitas dalam bidang tugasnya. Kegiatan kepengawasan dilakukan secara
terus menerus untuk penjaminan kemampuan guru dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar. Supervisi yang dilakukan pengawas sekolah adalah berupa pembinaan guru
agar mutu pembelajarannya lebih meningkat untuk mencapai prestasi belajar peserta
didiknya.
Kinerja guru yang tinggi tidak dapat tercapai jika tidak disertai tidak adanya ketaatan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Terry (1993, p. 43) bahwa disiplin kerja seorang guru dapat
dilihat dari kepatuhan guru terhadap peraturan yang berlaku di sekolah. Dengan kata lain
diperlukan adanya disiplin kerja dalam suatu pekerjaan merupakan kehendak dan kesediaan
guru untuk memenuhi dan menaati peraturanperaturan yang berlaku baik yang terulis maupun
tidak tertulis. Disiplin kerja merupakan sikap mental yang senantiasa untuk menaati segala
peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan untuk tujuan tertentu. Dengan disiplin kerja yang
baik akan lebih meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Berdasarkan pengamatan di beberapa sekolah yang menjadi obyek penelitian,
disiplin kerja guru dalam melaksanakan tugasnya belum sepenuhnya dilakukan dengan baik.
Masih tertang mengajarnya terlambat dan malas mengajar. Meskipun hanya sebagian kecil saja,

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

tetapi hal ini tentu akan mempengaruhi dan mengganggu proses belajar mengajar di sekolah.
Selain itu masih ada guru yang datang pada saat jam mengajar saja.

METODE PENELITIAN
Metode penelitan yang penulis gunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut
Danim (2002:35-37) peneliti kualitatif bermaksud untuk memberi makna atas fenomena
secara holistik dan harus memerankan dirinya secara aktif dalam keseluruhan proses tadi.
Oleh karena itu temuan-temuan dalam studi kualitatif sangat dipengaruhi oleh nilai dan persepsi
peneliti (research’s values and perseption). Data pada penelitian kualitatif berbentuk kata-kata
dan dianalisis dalam terminology respon-respon individual, kesimpulan deskriptif, atau
keduanya. Kesimpulan yang dirumuskan tidak dimaksudkan oleh peneliti untuk
mengeneralisasikannya pada populasi yang lebih besar.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisa data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
(Sugiyono, 2005:1)
Penelitian kualitatif mendasari kegiatan ilmiah yang berupaya mencari kebenaran hakiki
dari setiap fenomena sosial yang ada. Kegiatan intelektual yang logis, sistematis, dan empiris
secara refleksi menangkap makna yang hakiki dari keseluruhan yang ada. Objeknya bersifat
universal mencakup segala yang dialami manusia. Iskandar (2009:2)
Pada pendekatan kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan
data. Fokus penelitiannya pun ada pada persepsi dan pengalaman informan dan cara mereka
memandang kehidupannya. Sehingga tujuannya bukan untuk memahami realita tunggal, tetapi
realita majemuk. Penelitian kualitatif memusatkan perhatian pada proses yang berlangsung
dan hasilnya. Patilima (2005: 67).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi.
a. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang aktivitas pengawas
sekolah dalam melakukan supervisi akademik guru mata pelajaran di SD. Menurut Marshall
(1995) dalam Sugiyono (2005:54) menyatakan bahwa “trough observation, the researcher
learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti
belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
b. Wawancara dilakukan untuk mengungkapkan aktivitas pengawas sekolah dalam melakukan
supervisi akademik terhadap guru mata pelajaran dan pengawas di SD. Wawacara adalah

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

percakapan dengan maksud tertentu. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2005:72)


mendefinisikan interview sebagai berikut, “a meeting of two persons to exchange information
and idea through question and responses, resujlting and communiction and joint contruction of
meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam topik tertentu.
c. Dokumentasi dikumpulkan dari pengawas sekolah dalam melakukan supervisi
akademik terhadap guru mata pelajaran di SD. Menurut Sugiyono (2005:82), dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum
jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum
jelas. Dalam melakukan wawancara penulis dipandu dengan kisi- kisi wawancara agar
pelaksanaannya dapat terarah. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini adalah data
diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
bermacam-macam (tringulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.
Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali.
Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data
kuantitatif) Sugiyono (2005:87).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah berdasarkan penelitian yang telah
penulis laksanakan dilokasi Dinas pendidikan dan sekolah dasar di kecamatan Lambu Kibang
(SD Negeri 4,7, dan 13 Lambu Kibang). Sebagaimana penulis kemukakan pada bab III bahwa
teknik pengumpulan data pada bab ini melalui Observasi dan wawancara. Untuk mendapatkan
data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini adalah wawancara dan observasi penulis ajukan
kepada pengawas sekolah dasar di kecamatan Lambu Kibang dan sebagai bahan pendukung
penulis menyebarkan angket kepada guru SD Negeri 4, SD Negeri 7 dan SD Negeri 13 Lambu
Kibang setiap sekolah di ambil 3 orang guru.
Dalam teknik observasi dilakukan untuk melihat secara lansung kegiatan yang telah
dilakukan oleh pengawas dalam melaksanakan pengawasan di sekolah dasar dan teknik
wawancara digunakan untuk menjawab rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4,7 dan 13 Kecamatan Lambu Kibang dengan jumlah total 9
orang guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Supervisi Akademik Pengawas
Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Kecamatan Lambu Kibang, untuk mengetahui
hasil dari Kinerja Guru dan untuk mengetahui apa saja kendala dan solusi meningkatkan kinerja
guru sekolah tersebut.

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

Kegiatan penelitian diawali pada tahap prasurvey dengan melakukan observasi untuk
mengetahui keadaan awal kinerja guru. Hasil penilaian kondisi awal kinerja guru yang ada di
SD Negeri 4, SD Negeri 7 dan SD Negeri 13 Lambu Kibang menunjukkan bahwa penilaian
kinerja guru pada kondisi awal menunjukkan bahwa guru yang mempunyai penilaian kinerja
sudah cukup baik, namun perlu mendapatkan tindakan untuk dapat meningkatkan kinerja guru.
Salah satu upaya yang diterapkan di SD Negeri 4, SD Negeri 7 dan SD Negeri 13 Lambu
Kibang, yaitu dengan melaksanakan observasi dan supervisi kelas. Untuk meningkatkan
kinerja guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga Pengawas Akademik dapat diketahui
bahwa pada tahap perencanaan pembelajaran guru sudah melakukan tugas nya dengan baik
anatara lain guru selalu menyusun program semester pembelajaran, Guru menyusun silabus
pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, Guru merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan silabus agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditentuka, Guru memilih sumber belajar atau media pembelajaran
sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran, dan merancang dan melaksanakan aktifitas
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan materi pembelajaran
yang menyenangkan. Selanjutnya pada tahap proses pembelajaran Guru mengatur tata ruang
kelas sebelum proses pembelajaran dimulai, mampu menciptakan kelas yang nyaman dan
aman, mampu mengatur siswa secara seimbang sebelum pembelajaran berlangsungdan lain
sebagainya sehingga terciptanya kelas yang kondusif. Dan terakhir ketika ditahap penilaian
atau evaluasi guru selalu melakukan evaluasi sebelum dan sesudah pembelajaran.

1. Perencanaan Supervisi Akademik yang Disusun Oleh Pengawas

Pengajaran Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen


perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemantauan dalam rangka meningkatkan dan
membantu guru dalam untuk mengembangkan pengelolaan pembelajaran agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran secara sempurna. Begitu juga halnya dalam melaksanakan supervisi,
seorang supervisor hendaknya melakukan perencanaan yang tepat dan benar dalam melakukan
supervisinya. Dengan perencanaan yang tepat tentunya akan memberikan dampak dan hasil
yang sesuai dengan harapan. Dari hasil, dapat dikatakan bahwa supervisor pengawas
pengajaran sebelum melakukan tugas mereka melakukan persiapan yang matang dan tepat. Hal
ini diharapkan akan mampu memberikan dampak yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja
guru dalam pembelajaran di sekolah nantinya. Begitu juga halnya dalam melaksanakan
supervisi, seorang supervisor hendaknya melakukan perencanaan yang tepat dan benar dalam
melakukan supervisinya. Dengan perencanaan yang tepat tentunya akan memberikan dampak

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

dan hasil yang sesuai dengan harapan. Dalam melakukan perencanaannya, seorang supervisor
harus mampu memetakan segala hal yang berhubungan dengan tugasnya sebagai supervisor
sekolah, baik itu kurikulum, sarana dan prasarana sekolah, guru, dan lainnya yang berhubungan
dengan lingkungan sekolah.
Dalam dunia pendidikan, seorang supervisor harus mengetahui bahwa faktor yang
sangat berperan penting dalam keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah figur guru.Untuk
itu dalam merencanakan supervisi, seorang supervisor hendaknya harus menjadikan unsur
perubahan atau peningkatan adalah sosok guru.Sehingga dengan demikian, mutu pendidikan
sangat bergantung pada profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya. Peningkatan
mutu dan profesionalisme guru dalam kinerjanya sangat berkaitan erat dengan efektiivitas
layanan supervisi yang akan dilakukan oleh supervisor pengawas pengajaran.
Di samping supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah itu sendiri. Dengan
menyadari pentingnya upaya peningkatan mutu dan efektifitas sekolah dapat dilakukan melalui
pengawasan.Atas dasar itu maka kegiatan pengawasan harus difokuskan pada “membangkitkan
dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan
tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya”. (Purwanto, 2011:77).

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas

Pengajaran Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru


mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil, maka dapat
dikatakan bahwa para supervisor telah menjalankan peran dan fungsi mereka yang sesuai
dengan supervisi akademik, yaitu meningkatkan profesionalisme guru sebagai pendidik dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Sedangkan bilamana merujuk kepada Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, ada empat kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru dan harus dijadikan perhatian utama kepala sekolah dalam
melakukan supervisi akademik, yaitu kompetensi-kompetensi kepribadian, pedagogik,
professional, dan sosial. Supervisi akademik yang baik adalah supervisi yang mampu
menghantarkan guru-guru menjadi semakin kompeten dan meningkatkan Kinerja Guru
tersebut.
Pendidikan formal adalah salah satu fokus, manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan
sebagai dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup,dimana dalam hal
ini menjadi suatu jenjang yang memang sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan
manusia. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau
supervisi dan supervisor bertanggung jawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien
dalam program tersebut. Supervisi menurut Purwanto, (2008:76) ialah “suatu aktivitas

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam
melakukan pekerjaan secara efektif”.
Sedangkan Teknik supervisi pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Proses pembelajaran ini akan berjalan baik,
efektif dan efisien apabila guru sebagi fasilitator mempunyai kompetensi yang memadai.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,guru atau kinerja Guru
merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara
kontinu dan konsisten akan tetapi tidak semua guru yang dididik dilembaga pendidikan terlatih
dengan baik. Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila ia
memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of
commitment). Supervisor yang baik adalah supervisor yang betul-betul mampu memainkan
perannya sebagai supervisor dengan sebaik-baiknya, yaitu mampu meningkatkan kinerja guru
dalam pengelolaan pembelajaran. Perilaku supervisi akademik yang demikian tidak akan
memberikan banyak pengaruh terhadap tujuan dan fungsi supervisi akademik.
Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya relatif sangat kecil artinya bagi
peningkatan mutu guru dalam mengelola proses pembelajaran. Supervisi akademik sama sekali
bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya
dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan
akreditasi guru belaka. Secara konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik juga mencakup dokumen kurikulum,
kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.Supervisi akademik tidak
kalah pentingnya dibanding dengan supervisi administratif.
Sasaranutama supervisi akademik adalah proses belajar mengajar dengan tujuan
meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran. Variabel yang mempengaruhi proses
pembelajaran antara lain guru, siswa, kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi
lingkungan dan fisik. Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah usaha-usaha yang
sifatnya memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara profesional sehingga
mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu: memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran. Sasaran utamasuperviseakademik adalah kemampuan guru merencanakan
kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan
mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

Supervisi edukatif juga harus didukung oleh instrumen-instrumen yang sesuai. Hasil
supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata bagi peningkatkan kinerja
guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders. Tindak
lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran lebih
lanjut dalam segala dimensi pengelolaan pembelajaran. Supervisor menerapkan teknik
supervisi akademik secara kelompok yaitu meninggalkan PR untuk para guru semua untuk
meningkatkan dan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan sesuai arahan untuk meningkatkan
kompetensi mereka dalam pengelolaan pembelajaran secara umum.
Bahkan para supervisor juga melakukan tindak lanjut dari hasil supervisi. Sering
dijumpai adanya para supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik hanya datang ke
sekolah dengan membawa instrumen pengukuran kinerja. Kemudian masuk ke kelas
melakukan pengukuran terhadap kinerja guru yang sedang mengajar. Dalam pelaksanaan
tentunya dibutuhkan berbagai strategi, teknik, serta pendekatan yang dibutuhkan untuk
menerapkan sesuai apa yang dibutuhkan dan dikehendaki di lapangan. Begitu juga halnya,
pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh seorang supervisor pengawas pengajaran di sekolah
diharapkan mampu memberikan dampak dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah.
Ketrampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan
kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai
kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang
didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan
guru.Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas pengajaran telah menerapkan
teknik supervisi akademik dengan tepat dan benar, baik itu teknik individual yaitu memanggil
secara langsung dengan cara diskusi serta memberikan arahan kepada guru yang bersangkutan
yang dianggap masih terdapat kelemahan dalam beberapa hal dalam mengelola proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru tersebut secara langsung dapat melakukan perbaikan
dan melengkapkan apa yang dianggap kurang dalam pengelolaan pembelajaran.

3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik Oleh Pengawas

Pengajaran Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional apabila


ia memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

commitment).Supervisor yang baik adalah supervisor yang betul-betul mampu memainkan


perannya sebagai supervisor dengan sebaik-baiknya, yaitu mampu meningkatkan kompetensi
guru dalam pengelolaan pembelajaran. Perilaku supervisi akademik yang demikian tidak akan
memberikan banyak pengaruh terhadap tujuan dan fungsi supervisi akademik.
Seandainya memberikan pengaruh, pengaruhnya relatif sangat kecil artinya bagi
peningkatan mutu guru dalam mengelola proses pembelajaran. Supervisi akademik sama sekali
bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya
dalam arti sempit, yaitu mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan
akreditasi guru belaka. Secara konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik juga mencakup dokumen kurikulum,
kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.Supervisi akademik tidak
kalah pentingnya dibanding dengan supervisi administratif. Sasaran utama supervisi akademik
adalah proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan mutu hasil
pembelajaran.
Variabel yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru, siswa, kurikulum,
alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik. Oleh sebab itu, fokus utama
supervisi edukatif adalah usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru
untuk berkembang secara profesional sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu:
memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Hasil supervisi perlu
ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata bagi peningkatkan profesionalisme guru.
Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders. Tindak lanjut
tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar
dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran lebih lanjut dalam segala
dimensi pengelolaan pembelajaran.
Supervisor menerapkan teknik supervisi akademik secara kelompok yaitu
meninggalkan PR untuk para guru semua untuk meningkatkan dan mempersiapkan hal-hal
yang dibutuhkan sesuai arahan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam pengelolaan
pembelajaran secara umum. Bahkan para supervisor juga melakukan tindak lanjut dari hasil
supervisi. Sering dijumpai adanya para supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik
hanya datang ke sekolah dengan membawa instrumen pengukuran kinerja. Kemudian masuk ke
kelas melakukan pengukuran terhadap kinerja guru yang sedang mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang terkait dengan upaya meningkatkan
kinerja guru melalui pelaksanaan supervisi kepala sekolah menunjukkan bahwa terdapat

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

peningkatan kinerja guru setelah dilaksanakan supervisi kepala sekolah. Kinerja guru pada
dasarnya merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik (Putri & Imaniyati, 2017; Saifullah, 2020).
Kinerja seorang guru dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh oleh seorang guru,
bagaimana seorang guru melaksanakan proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil
pembelajaran serta memberikan tindak lanjut dari evaluasi pembelajaran, dan hasil kerja yang
diperoleh oleh seorang guru (Noor, 2018; Tengko et al., 2021). Peningkatan kualitas
pendidikan sangat bergantung pada kinerja guru. Kinerja guru yang baik akan berpengaruh
terhadap proses belajar siswa, seorang guru yang memiliki kinerja yang baik tentunya akan
mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik serta mampu mengkondisikan
kelasnya dengan baik (Pane & Darwis Dasopang, 2017; Putri & Imaniyati, 2017). Kualitas
kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dapat berupa
motivasi kerja serta kondisi fisik dan psikis seorang guru (Kamijan, 2021). Guru yang memiliki
motivasi kerja serta memiliki dorongan dalam diri untuk melaksanakan pendidikan yang
bermakna akan berdampak pada peningkatan kinerja guru tersebut begitu pula sebaliknya
(Rivai, 2021; Sya’roni et al., 2018). Selain itu kondisi fisik serta psikis guru juga akan
mempengaruhi kinerja guru, guru yang memiliki kondisi fisik kurang sehat akan cenderung
memiliki kinerja yang kurang baik, begitu pula sebaliknya (Pujianto et al., 2020).
Selain dipengaruhi oleh faktor internal, kinerja guru juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti lingkungan kerja, budaya sekolah, gaya kepemimpinan serta supervisi kepala
sekolah (Pratiwi & Negara, 2021; Utami & Negara, 2021). Jika ada salah satu komponen
peningkatan kinerja tidak dalam kondisi optimal maka kualitas kinerja juga kurang optimal.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru secara signifikan adalah supervisi
pengawas akademik sekolah. Supervisi supervisi pengawas akademik sekolah pada dasarnya
merupakan kegiatan akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk membantu guru
mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran demi tercapinya tujuan
pembelajaran (Ginting, 2020). Tujuan pelaksanaan program supervisi adalah membantu guru
dalam meningkatkan kinerja sekaligus mutu pendidikan. Kegiatan supervisi umumnya
difokuskan pada pengembangan profesionalitas guru melalui kegiatan pelatihan dan
pembinaan, workshop, serta pemberian dorongan dan penghargaan kepada guru berprestasi
(Sohim et al., 2021). Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu yang juga menyebutkan bahwa supervisi kepala sekolah memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja guru disekolah (Aprida et al., 2020). Hal senada juga
disebutkan oleh penelitian selanjutnya yang menyebutkan bahwa supervisi akademik kepala

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar (Pujianto et al.,
2020). Penelitian lainnya menyebutkan bahwa selain mampu meningkatkan kinerja guru
supervisi kepala sekolah juga dapat meningkatkan motivasi kerja seorang guru (Nisa et al.,
2021). Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan supervisi dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja guru.
Hambatan dan Solusi supervisi akademik yang dilakukan pengawas untuk
meningkatkan kinerja guru
Dari hasil pelaksanaan supervisi guru yang pertama masih terdapat banyak kekurangan
yang masih perlu diperbaiki agar mampu menghasilkan aktivitas supervisi yang efektif. Dimana
dalam pelaksanaan supervisi tersebut belum dilaksanakan secara matang mengingat
perencanaan yang dilakukan masih terbatas pada perencanaan yang sederhana. Perencanaan
kegiatan supervisi yang dilaksanakan pertama kalinya belum dilakukan secara trstruktur dengan
baik. Selain itu kurangnya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru dalam pelaksanaan
supervisi. Kepala sekolah kurang dapat memanfaatkan fasilitas dan sumber daya yang ada di
sekolah guna mendukung kegiatan supervisi. Sebagai bentuk refleksi dalampenelitian ini, masih
dibutuhkan perencanaan yang lebih matang untuk menghasilkan supervisi kepala sekolah yang
lebih efektif. Selain itu diperlukan adanya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru guna
meningkatkan efektifitas pelaksanaan supervisi ini. Untuk itu dalam pelaksanaan supervisi ini
perlu dilakukan perbaikan pada pelaksanaan supervise kedepannya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Seperti telah diutarakan sebelumnya bahwa penelitian ini memfokuskan pada supervisi
akademik yang dilakukan oleh para pengawas akademik dalam meningkatkan kinerja guru.
Maka berikut ini akan diutarakan kesimpulan, dan saran-saran, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat berikut ini.
1. Program supervisi yang dilakukan oleh pengawas pengajaran dalam melakukan
supervisi akademik sudah sesuai dengan konsep perencanaan supervisi dan sudah
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Hal ini dapat dilihat pada persiapan waktu,
persipan hal-hal yang akan dilakukan supervisi, perencanaan.
2. Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sudah efektif baik dilihat dari
teknik yang digunakan, maupun prosedur pelaksanaannya. Hal ini dapat dibuktikan
adanya peningkatan disiplin guru serta adanya solusi terhadap kendala guru yang
berhubungan dengan kinerja guru. Penerapan teknik supervisi yang dilakukan
secara individual.
3. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilaksanakan pengawas dapat
membantu guru mengatasi masalah yang dialaminya. Hal ini dapat dilihat dari hasil

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

temuan yang didapat di dalam supervisi selalu dilakukan feedback atau umpan
balik, yaitu dengan cara memberikan masukan hal-hal yang masih dianggap rendah,
memperagakan tentang bagaimana seharusnya sosok guru di dalam kelas.
Diharapkan kepada Dinas Pendidikan Tulang Bawang Barat selaku stackholder, untuk
terus melakukan pembinaan kepada pengawas agar senantiasa meningkatkan kompetensi
mereka dalam pengelolaan pembelajaran di sekolah, sehingga akan mampu meningkatkan
kompetensi mereka sebagai pendidik yang profesional. Diharapkan kepada pengawas untuk
memberikan pengetahuan kepada tentang pengelolaan pembelajaran yang tepat dan sesuai
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sehingga dengan demikian akan memberikan dampak
yang baik terhadap mutu pendidikan itu sendiri. Diharapkan kepada guru untuk senantiasa
melakukan upaya dan mau meningkatkan kompetensi mereka dalam melakukan perubahan-
perubahan yang mampu menempatkan mereka sebagai sosok yang profesional dalam bidang
mereka masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
Aprida, Y., Fitria, H., & Nurkhalis, N. (2020). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru. Journal of Education Research, 1(2),
160–164. https://doi.org/10.37985/joe.v1i2.16.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.
Ginting, R. (2020). Fungsi Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Jurnal Edukasi
Nonformal, 1(2), 88–92. https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/409/230.
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada (GP. Press)
Kamijan, Y. (2021). Faktor Internal Dan Faktor Eksternalterhadap Kinerja Guru Di Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 2(5), 630–638.
https://doi.org/10.31933/jemsi.v2i5.589.
Nisa, N. Z., Sunandar, S., & Miyono, N. (2021). Pengaruh Supervisi Akademik Dan Iklim
Organisasi Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Sekolah Menengah Pertama Di
Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP), 9(2).
https://doi.org/10.26877/jmp.v9i2.8114.
Noor, M. (2018). Peningkatan Kinerja Guru melalui Supervisi Edukatif Kolaboratif secara
Periodik. Journal of Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 8(1), 45. https://doi.org/10.18592/aladzkapgmi.v8i1.2177
Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017). Belajar Dan Pembelajaran. FITRAH:Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333. https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Pratiwi, N. L. A. M., & Negara, I. G. A. O. (2021). Kontribusi Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru di SD. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 5(1). https://doi.org/10.23887/jppp.v5i1.32884
Pujianto, P., Arafat, Y., & Setiawan, A. A. (2020). Pengaruh Supervisi Akademik
Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar
Negeri Air Salek. Journal of Education Research, 1(2), 106–113.
https://doi.org/10.37985/joe.v1i2.8.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro


POACE: Jurnal Program Studi Administrasi Pendidikan ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 0, No. 0, 20xx, 00-00 ISSNXXXX-XX(Online)

Putri, A. D. K., & Imaniyati, N. (2017). Pengembangan Profesi Guru Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2), 93.
https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8109.
Rivai, A. (2021). Pengaruh Pengawasan, Disiplin dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru.
Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 4(1). https://doi.org/
10.30596%2Fmaneggio.v4i1.6715.
Saifullah, S. (2020). Determinasi Motivasi Dan Kinerja Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala
Sekolah Dan Kompetensi Profesional Guru (Studi Kasus Di SMAN Negeri 1 Kota
Bima) Literature Review Manajemen Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen
Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(2). https://doi.org/10.38035/jmpis.v1i2.340
Sohim, B., Syah, S., & Hanafiah, H. (2021). Kompetensi Manajemen Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI Di SMP Nurul Ihsan Banjaran Kabupaten
Subang Jawa Barat. Jurnal Manjemen Pendidikan, 1(2). https://doi.org/
10.31602/jmpd.v1i2.5133
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Sya’roni, Herlambang, T., & Cahyono, D. (2018). Dampak Motivasi, Disiplin Kerja Dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Sains Manajemen
Dan Bisnis Indonesia, 8(2). https://doi.org/10.32528/jsmbi.v8i2.1785.
Tengko, F., Limbong, M., & Kailola, L. G. (2021). Pengaruh Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP di Kecamatan Tondon Kabupaten
Toraja Utara. Attractive : Innovative Education Journal, 3(1), 13.
https://doi.org/10.51278/aj.v3i1.203
Terry, GR. 1993. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty.
Utami, G. S., & Negara, I. G. A. O. (2021). Kontribusi Budaya Sekolah dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 4(1), 168.
https://doi.org/10.23887/jp2.v4i1.32218

Copyright © 2020, Universitas Muhammadiyah Metro

Anda mungkin juga menyukai