Kep
TUGAS KEGAWATDARURATAN
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS
SYNDROME MEDIKAL NON TRAUMA
SETTING IN HOSPITALS
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
SUCI RAHMAWATI (P202001027)
KOMANG DWI ASTUTI (P202001033)
RISNAWATI (P202001012)
HERNINDAR (P202001006)
ARLIANA SINYO (P202001032)
SYUKRIANI EKA. S (P202001003)
MIRDA KUSUMA. W (P202201017)
DINA AQTAVINA. A (P202202012)
ESTER TINA. S (P202202003)
NURDINA NINGSIH. M (P202001014)
A. Definisi
Acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah hipoksemia akut dan
edema paru bilateral akibat permeabilitas alveolocapillary yang
berlebihan. meskipun ARDS memiliki definisi klinis terkodifikasi, yang
dikenal sebagai definisi Berlin (panel 1) dengan tahapan yang memperkirakan
risiko kematian 1, tidak ada tes tunggal untuk mengidentifikasi atau
menyingkirkan diagnosis
(lancet lespir, 2018).
2
B. Etiologi
a. Pneumoni virus,bakteri,fungal
b. Contusio paru
c. Aspirasi cairan lambung
d. Inhalasi asap berlebih
e. Inhalasi toksin
2. Trauma tidak langsung pada paru :
a. Sepsis
d. Pankreatitis
e. Uremia
k. Terapi radiasi
3
Gejala biasanya muncul dalam waktu 24-48 jam setelah
terjadinya penyakit atau cedera. SGPA (sindrom gawat pernafasan akut)
seringkali terjadi bersamaan dengan kegagalan organ lainnya, seperti hati
atau ginjal. salah satu faktor resiko dari SGPA adalah merokok sigaret.
angka kejadian
SGPA adalah sekitar 14 diantara 100.000 orang/tahun (Am J Pathol, 2021).
C. Faktor Resiko
Trauma dan transfusi darah adalah faktor risiko ARDS yang kurang
umum di era modern karena ventilator, cairan, dan manajemen transfusi
telah berkembang, sedangkan penyebab baru seperti rokok elektrik
atau penggunaan produk vaping terkait cedera paru-paru (EVALI) telah
muncul, pneumonia bakteri dan virus sering menyebabkan ARDS, dengan
lonjakan sporadis dalam insiden ARDS global karena pandemic influenza dan
virus yang muncul termasuk SARS-CoV dan coronavirus yang bertanggung
jawab atas
SARS dan MERS (Eur Respir J, 2019).
D. Manifestasi Klinis
b. Batuk kering dan demam yang terjadi lebih dari beberapa jam
sampai seharian.
1. Fase Eksudatif
5
2. Fase Proliferatif
Fase proliferatif adalah fase yang terjadi setelah fase
eksudatif, yang ditandai dengan influks dan proliferasi fibroblast, sel
tipeII, dan miofibroblast, menyebabkan penebalan dinding
alveolus dan perubahan eksudat perdarahan menjadi
jaringan granulasi seluler/membran hialin. Fase proliferatif
merupakan fase menentukan yaitu cedera bisa mulai sembuh atau
menjadi menetap, ada resiko
terjadi lung rupture (pneumothorax).
3. Fase Fibrotik/Recovery
Fase fibrotik/recovery yaitu Jika pasien bertahan sampai 3
minggu, paru akan mengalami remodeling dan fibrosis.
Fungsi paru berangsurangsur membaik dalam waktu 6 - 12
bulan, dan sangat bervariasi antar individu, tergantung keparahan
cederanya (Chest,
2021).
F. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada ARDS dan yang berkaitan dalam
tatalaksananya adalah :
1. Trauma akibat penggunaan PEEP atau CPAP yang tinggi
2. Komplikasi saluran napas atas akibat ventilasi mekanik
jangka panjang seperti edema laring dan stenosis subglotis
6
G. Patofisiologi
H. Pemeriksaan Diagnostik
c. Volume tidal
d. Ventilasi semenit
7
f. Volume ekspirasi paska dalam 1 detik
k.
I. Algoritma Kasus
Tidal volume ≤ 6 ml/kg PBW
Plateau pressure ≤ 30
cmH2O RR ≤ 35 bpm
Ventilasi mekanik dini
FlO2 ≤ 0.6
PEEP ≤ 10 cmH2O
SpO2 88-95%
Oksigenasi
Ph ≥ 7.30
RR ≤ 35 bpm
Penanganan asidosis
MAP ≥ 6 5 mmHg
Avoid hypoperfusion
Diuresis
8
J. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
Diagnosa :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan penumpukkan secret
Intervensi :
1. Memantau status pernafasan pasien setiap 4 jam sekali. RR: 24×/menit
2. Mengatur posisi pasien semifowler atau fowler
3. Memberikan O2 sesuai kebutuhan 3-5 lpm
4. Memberikan obat ambroxol 1 tablet
5. Memantau jumlah makanan yang di konsumsi
6. Menimbang berat badan/hari
7. Menganjurkan makan dalam porsi kec il tapi sering
8. Menganjurkan pasien untuk konsumsi makanan yang tinggi kalori
dan tinggi protein
9
K. Daftar Pustaka/Referensi
10
Kerchberger VE, Huang Y, Koyama T, et al. Clinical and
genetic contributors to new-onset atrial fibrillation in critically ill adults.
Crit Care
Med 2020.
Matthay MA, Zemans RL, Zimmerman GA, et al. Acute
respiratory distress syndrome. Nat Rev Dis Primers 2019; 5: 18. 57
Matthay MA, Ware LB, Zimmerman GA. The acute respiratory distress
synd rome. J Clin
Invest 2018.
11
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Kasus:
Tn.A datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk berdahak, sesak nafas. k lien
juga mengatakan mual dan tidak nafsu makan sejak 4 hari yang lalu. k lien tampak
lemas mukosa tampak kering dan susah mengeluarkan secret dengan tanda-tanda
vital TD:
110/70 mmHg Nadi: 62x/menit RR: 24x/menit wheezing (+), sesak (+), BB: 45 Kg, Tb:
165 cm.
12
Keluhan lain :
Masalah keperawatan : ketidak efektifan bersihan jalan nafas, serta pemenuhan nutrisi
kurang dari
Kebutuhan tubuh.
12
Nafas Spontan Tidak Normal
Gerakan dinding Simetris Spontan
dada Irama nafas Cepat Asimetris
Pola nafas Teratur Dangkal
Jenis Suara nafas Dispneu Tidak Teratur Cyene
Vesikuler Kusmaul Stoke
Cuping hidung Ada Stridor Wheezinng BREATHNG
Retraksi otot bantu Ada Tidak ada Ronchi
nafas Pernafasan Dada Tidak ada RR: 24 x/mnt
Perut
Keluhan lain :
Masalah keperawatan : ketidak efektifan bersihan jalan nafas, serta pemenuhan nutrisi
kurang dari
Kebutuhan tubuh.
Nadi : Teraba Tidak Teraba N: 62 x/mnt
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Ya Tidak
Pucat :
Ya Tidak
Sianosis :
< 2 dtk ˃ 2 dtk
CRT : Ya Dingin
Akral : Tidak ada
Perdarahan :
CIRCULATION
Lokasi Ada...cc Tidak
Jumlah Tidak
Elastis
Turgor
Ya
Diaphoresis Muntah
Ya
Riwayat kehilangan cairan berlebih Diare
Luka Bakar
Keluhan lain:
Masalah keperawatan : ketidak efektifan bersihan jalan nafas, serta pemenuhan nutrisi
kurang dari
Kebutuhan tubuh.
Kesadaran AVPU Alert/Awake Verbal Pain Unresponsiv
GCS Composmentis Delirium e Koma
Pupil Eye : Verbal : Somnolen Apatis
Refleks Cahaya Isokor Motorik :
Unisokor
Ada Pinpoint Medriasis
Refleks Tidak
Patela (+/-) Ada DISABILITY
Fisiologis Refleks
Patologis Babinzky
(+/-) Kernig
(+/-)
Kekuatan Otot Lain.................
Keluhan lain:
Masalah keperawatan : ketidak efektifan bersihan jalan nafas, serta pemenuhan nutrisi
kurang dari
13
Kebutuhan tubuh.
Keluha lain:
Masalah Keperawatan : ketidak efektifan bersihan jalan nafas, serta pemenuhan nutrisi
kurang dari
Kebutuhan tubuh.
14
Kepala dan Leher:
Inspeksi :
Palpasi :
Dada (kardiovaskular)
Inspeksi:
Auskultasi:
Perkusi:
Palpasi:
Abdomen:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Perkusi ... ...
Auskultasi ... ...
Pelvis:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Ektremitas Atas/Bawah:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Neurologis :
Keluhan lain:
Masalah keperawatan :
3. Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
penumpukkan secret
15
sesuai kebutuhan 3-5
lpm
12.00
1.4) Memberikan obat
ambroxol 1 tablet
16
2. 08.00 2. 1) Memantau jumlah 08.00 S: Pasien mengatakan mual dan tidak
makanan yang di mampu makan
konsumsi
08.15 O: Makanan yang di sajikan habis ¼
08.15 2.2) Menimbang berat porsi
badan/hari 10.00
2.4) menganjurkan
10.30
pasien untuk konsumsi
Jam
makananyang tinggi
kalori dan tinggi
protein