DAKWAH MASJID
BEBASIS KESETARAN GENDER
C u c u Nu r j a m i l a h
Judul Buku:
Manajemen Dakwah Masjid
Bebasis Kesetaran Gender
Penulis:
Cucu Nurjamilah
Editor:
Muh. Gito Saroso, S.Ag.,M.Ag
Diterbitkan oleh:
IAIN Pontianak Press
Jalan Letjend Soeprapto No, 19
Pontianak - Kalimantan Barat
ISBN
978-602-71764-0-9
Bismillahirrahmanirrahim,
S
egala puji hanya kutujukan untuk Allah SWT yang telah mengutus
rasul-Nya Muhammad Saw., untuk menjadi rahmatan lil alamin,
dengan menghembuskan angin kesejukan dan membawa
keselamatan bagi alam jagat raya. Shalawat beserta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad Saw.
Bekat inayah dan ridhaNya, penulis dapat menyelesaikan
naskah ini, semoga tulisan ini dapat dipertimbangkan sebagai salah
satu bentuk pengabdian kepada-Nya dan bermanfaat bagi orang lain,
Karena tanpa nilai pengabdian, segala upaya ini sia-sia tanpa makna..
Selain itu bukankah Nabi mengajarkan kepada manusia agar dalam
hidup ini banyak memberikan manfaat kepada sesama. Semoga karya
sederhana ini merupakan bentuk konkrit dari bentuk makna dan
manfaat.
Buku ini disusun untuk merespon tugas pengayaan buku-buku
literatur khususnya untuk jurusan dakwah. Pokok-pokok pembahasan
dalam buku ini merupakan hasil penelitian mengenai manajemen
dakwah masjid berkesetaraan gender di Kota Pontianak. Dengan
demikian topic inti yang terdapat dalam buku ini, mengacu dan
bersumber dari dua pokok. Pertama, bagaimana materi -materi yang
Manajemen Dakwah Masjid, Bebasis Kesetaran Gender | iii
berkaitan dengan manajemen dakwah yang bersumber dari nilai-nilai
teks suci. Kedua materi manajemen dakwah berkesetaraan gender
dari realitas sosial yang bersumber dari hasil penelitian di lapangan.
Apabila dalam mendeskripsikan topik-topik inti tersebut
dirasakan pembaca atau para pemerhati belum menggambarkan
literatur dakwah, hal ini semata-mata karena keterbatasan penulis.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan sumbang saranya.
Akhirul kalam, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah terlibat dalam penulisan buku ini, hanya kepada Allah
jualah kami memohan.
Penulis,
Cucu Nurjamilah
BAB I:
PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------
BAB II:
MANAJEMEN DAKWAH MASJID ------------------------------------------
BAB III:
SEPUTAR GENDER -------------------------------------------------------------
BAB IV:
GAMBARAN MANAJEMEN
DAKWAH MASJID BERBASIS
KESETARAAN GENDER -------------------------------------------------------
PENUTUP ------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------
BIODATA PENULIS -------------------------------------------------------------
F
ungsi dari gerakan dakwah adalah amar ma’ruf ahyil munkar, yakni
tersebarnya nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam Al-Qur’an
dan tercegahnya kajahatan dari muka bumi.1 Jika fungsi dakwah
tersebut diperankan, maka ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan
akan terwujud dalam kehidupan manusia di dunia hingga akhirat
kelak. Inilah tujuan utama dakwah. Dalam upaya mencapai tujuan
utama tersebut, dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung
seperti tersedianya lembaga dakwah yang professional dan tenaga
da’i yang berkompeten. inilah tujuan perantara dakwah. Dalam
upaya mewujudkan tujuan dakwah tersebut, maka dakwah dapat
diimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan, diantaranya
dengan mengoptimalkan fungsi lembaga atau organisasi dakwah
(tadbir al islam)2.
Di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat, gerakan dakwah
semakin bergema yang diimplementasikan dalam berbagai
kegiatan dakwah. Namun kenyatan di masyarakat, banyak tindakan
penyimpangan yang dilakukan orang islam, yang mencerminkan krisis
1 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 110-119
2 Asep Saeful Muhtadi, dkk, Dimensi Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjad-
jaran, 2009), hlm. 25
6 Tuty Alawiyah, Paradigma Baru Dakwah Islam, dalam Abudin Nata (ed)
Kajian Tematik Al-Qur’an tentang Fiqh Ibadah, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 130
7 M Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), hlm 66
8 A. Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta:Bulan Bintang,
1993), hlm. 123
9 Asep Muhyiddin, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung : Pustaka
Setia, 2002), 133-136
10 Penelitian Dosen Dakwah STAIN Pontianak, Profil Dakwah Masjid di Kota
Pontianak, 2010
11 Unsur dakwah artinya berbagai elemen yang mesti ada dalam sebuah
proses dakwah, yang terdiri dari da’i, mad’u(objek dakwah), materi(pesan dakwah),
tujuan, metode dan media dakwah.
A. Lembaga Masjid
Pada awal perkembangan da’wah Islam periode madinah, ketika
Nabi SAW, berhijrah, tempat yang pertama kali dibangun adalah masjid
Quba, dengan dasar taqwa kepada Allah SWT, dikerjakan secara gotong-
royong oleh masyarakat di tempat itu. Ia didirikan oleh masyarakat
dan untuk kepentingan masyarakat dalam rangka pengamalan ajaran
Islam. “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid
Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya.
Di dalamnya ada orang-orang yang ingin mensucikan diri. Dan Allah
menyukai orang-orang yang suci
ۡى م ِۡن أَ َّول يَوم ٰ َٱتل ۡقو
َّ ع َ َ َ ّ ُ ٌ ۡ َ َّ ٗ َ َ
جد أ ِسس ۡ َُ َ
ٍ ِ ِ ل تقم فِيهِ أبداۚ لمس
ُّٱلل ُيِب َ
ُ َّ ون أن َي َت َط َّه ُر ۚوا ْ َو َ ُّ ُ ٞ َ َ ُ َ َ ُّ َ َ
أحق أن تقوم فِي ۚهِ فِيهِ رِجال يِب
َ ّ َّ ُ ۡ
١٠٨ ٱلمط ِه ِرين
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-la-
manya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa
(mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sho-
lat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang
B. Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris
“Management”, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan
pengelolaan. Artinya manajemen adalah sebagai suatu proses yang
diterapkan oleh individual atau kelompok dalam upaya – upaya
koordinasi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam buku Drs. Ek. Mochtar
Effendy (1986:) dikatakan, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris
dari kata kerja “To Manage” yang sinonimnya antara lain “To Hand”
yang berarti mengurus, ”To Control” memeriksa, “To Guide” memimpin
jadi, apabila hanya dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan,
pengendalian, memimpin atau membimbing.
Dalam bahasa Arab, istilah manajemen diartikan sebagai “An-
Tanzim” yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala
sesuatu pada tempatnya. Pengertian tersebut dalam skala aktivitas
menerbitkan, mengatur dan berfikir yang dilakukan oleh seseorang
sehingga mampu mengemukakan, menata, dan merapikan segala
sesuatu yang ada disekitarnya, mengetahui prinsip-prinsipnya serta
menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya.
Sedangkan secara terminologi, menurut Jame A.F. Artoner
manajemen yaitu sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan terhadap para anggota organisasi serta penggunaan
seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan
organisasi yang sudah diterapkan. Ada pula yang mengartikan
manajemen adalah usaha dan kegiatan untuk mengombinasikan
unsur-unsur manusia (men), barang (metrial), uang (money), mesin-
mesin (mechanes), dengan metode (metod) yang dapat disingkat 5 M
Jika dikaitkan dengan dakwah, maka terlebih dahulu memahami
apa itu dakwah dan tujuan dakwah.
C. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari aspek bahasa, kata dakwah merupakan bentuk
masdar dari da’a, yad’u, da’watan. Dalam kamus bahasa Arab kata
“dakwah” yang terbentuk dari tiga huruf, yaitu dal, ‘ain, dan wawu
36-37
Irsyad Islam
Irsyad ialah penyebar luasan ajaran Islam yang sangat spesifik
dikalangan sasaran tertentu. Ia menampilkan hubungan personal
antara da’I dengan mad’unya. Ia lebih berorientasi pada pemecahan
masalah individual yang dialami oleh mad’u, sedangkan sang da’i
Tabligh
Tabligh merupakan suatu penyebar luasan ajaran Islam
yang memiliki ciri-ciri tertentu, ia bersifat insidental, oral, massal,
seremonial, bahkan kolosal. Tabligh juga bermakna difusi, yaitu proses
penyebar luasan ajaran Islam secara lisan, dan tulisan melalui berbagai
media massa kepada orang banyak.
Tadlbir
Dakwah dalam bentuk tabligh ini merupakan upaya
mengaktualisasikan Islam sebagai rahmat (jalan hidup yang
mensejahterakan, membahagiakan dan sebagainya) dalam kehidupan
ummat manusia. Dalam perwujudanya, dakwah kerahmatan dapat
ditempuh dalam dua bentuk dakwah, yaitu Tadbir dan tathwir. Tadbir
ialah Sosialisasi ajaran Islam kepada mad’u dengan mengoptimalkan
fungsi lembaga atau organisasi dakwah formal maupun non formal,
serta mencetak da’i profesional yang sesuai dengan kebutuhan
َ ُ ۡ ُ ۡ َۡ َ ّ َ َّ ُ ّ ُ ۡ َ َ ۡ َّ ُ َ ْ ُّ َ َ
اط ٱلي ِل ترهِبون ِ وأعِدوا لهم ما ٱستطعتم مِن قوة ٖ ومِن رِب
َ َ َ َ ُ َ َ َ ۡ ُ َّ ُ َ َ َّ َّ ُ َ
ين مِن دون ِ ِه ۡم ل ت ۡعل ُمون ُه ُم َ اخر
ِ بِهِۦ عدو ٱللِ وعدوكم وء
ۡكم ُ ۡ َ َّ َ ُ َّ َ ۡ َ ْ ُ ُ َ َ ۡ ُ ُ َ ۡ َ ُ َّ
يل ٱللِ يوف إِل ِ ِ ٱلل يعلمه ۚم وما تنفِقوا مِن شءٖ ِف سب
َ َُ ُۡ َ ۡ ُ ََ
٦٠ وأنتم ل تظلمون
dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibala-
si dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (diru-
gikan).(Al-anfal:60)
َ ۡ َ َّ َ َّ ٞ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ َّ ْ ُ َّ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ
ٖۖيأيها ٱلِين ءامنوا ٱتقوا ٱلل ولنظر نفس ما قدمت ل ِغد
َ ُ َ َ َّ ْ َو َّٱت ُقوا
َ َّ ٱلل إ َّن
ُ ٱلل َخب
١٨ ري ۢ ب ِ َما ت ۡع َملونِ ِ ۚ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat-
nya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Al-Hasyr: 18)
ُ ُ َ َ َۡ َ َ َ َ َّ َ َ ۡ َ َ َّ َّ َ َ َ ۡ َ َ
ۡرض ما يكون ۖ ِ ت وما ِف ٱل ٰ ٰ ُ
ِ ألم تر أن ٱلل يعلم ما ِف ٱلسمو
ُ َّ َۡ َ ُ َّ َ َ َ ٰ َ ۡ َّ
ى ثلٰث ٍة إِل ه َو َراب ِ ُع ُه ۡم َول خ َس ٍة إِل ه َو َساد ُِس ُه ۡم مِن نو
َّث إ َّل ُه َو َم َع ُه ۡم َأ ۡي َن َما َكنُ ۖوا ْ ُثم ََك ۡ َ ٓ َ َ َ َٰ
ول أدن مِن ذل ِك ول أ ٰ ََۡ ََٓ
ِ
ۡ
ٌ ِ ك ّل َش ٍء َعل ُ َ َّ َّ َ ٰ َ ۡ َ ۡ َ ْ ُ َ َ ُ ُ ّ َ ُ
٧ يم ِ ِ ب ٱلل ينبِئهم بِما ع ِملوا يوم ٱلقِيمةِۚ إِن
tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengeta-
hui apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan raha-
sia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya.
dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari
itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di
manapun mereka berada. kemudian Dia akan memberitahukan
kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerja-
kan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
6 Jamhari Ismatu rafi, Citra perempuan dalam Islam, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka, 2003) hlm. 70-71
7 Wiyanto Suud, Wanita-wanita dalam Al-Qur’an, (Jakarta; bekanoor, 2011)
1 Syarifah Fatimah, Profil Masjid Raya Mujahidin dalam buku Peta Dakwah di
Kalimantan Barat, (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2011), hlm. 19
2 Cucu Nurjamilah, Profil Masjid Jihad Kota Pontianak dalam buku Peta Dak-
wah di Kalimantan Barat, (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2011), hlm.36
3 Juniawati, Profil Masid Baiturrahim dalam buku Peta Dakwah di Kaliman-
tan Barat, (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2011), hlm.45
4 lihat buku Peta Dakwah di Kalimantan Barat, hasil penelitian Dosen Dak-
wah STAIN Pontianak,2011
5 Wawancara dengan pengurus Masjid Daarul Falah Pasar Kemuning, Alhadi
Danau Sentarum, Al-falah dan Masjid Raya Pontianak, (wawancara, 04-10 2011)
a. Shalat Berjamaah
Sebahagian besar masjid yang tersebar di Kota Pontianak, dalam
penataan ruang shalat sudah mencerminkan memberikan kesempatan
bagi seluruh muslim dan muslimat. Ruang shalat berjamaah sudah
diberikan pembatas antara muslim dan muslimat. Ada yang dengan
tirai tinggi setinggi orang dewasa ada juga yang dengan pembatas kayu
setengah berdiri orang dewasa.
Penataan ruang shalat tersebut, menunjukan adanya kesadaran
dari para pengurus masjid bahwa tidak ada larangan bagi muslimah
untuk menjalankan shalat berjamaah di masjid. Memakmurkan masjid
dengan shalat berjamaah itu duanjurkan kepada seluruh muslim, tidak
M
anajemen dakwah masjid berkesetaraan gender di Kota
Pontianak dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen
berkesetaraan gender yang sudah berjalan selama ini, yaitu:
1. Ketersediaan akses yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam
manajemen dakwah Masjid
2. Manajemen Dakwah yang Mendorong Partisipasi Laki-laki dan
Perempuan dalam pelaksanaan program dakwah masjid
3. Partisipasi laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaan program
dakwah masjid
4. Ketelibatan laki-laki dan Perempuan dalam pengambilan kebija-
kan, evaluasi dan control terhadap pelaksanaan dakwah masjid
Kesetaraan gender yang ada dalam fungsi-fungsi manajerial
masjid di atas terlihat dari beberapa kondisi berikut:
a. Dalam struktur kepengurusan masjid, di beberapa masjid di Kota
Pontianak seperti di Masjid Darul falah, Al-falah, Yayasan Mujahi-
din, Sirajudin, Ikhwanul Mukminin sudah memberikan kesempa-
tan kepada perempuan untuk menjadi pengurus, seperti anggota
dalam bidang imarah atau ibadah dan dakwah, bidang idarah atau
administrasi, bidang ri’ayah atai pemeliharaan, dan bidang pendi-
dikan yaitu pengelola dan guru TPA
b. Adanya penataan ruangan masjid yang berbeda natara laki-laki
Manajemen Dakwah Masjid, Bebasis Kesetaran Gender | 55
dan perempuan, seperti selain ruang utama yang digunakan un-
tuk shalat berjama’ah dan kajian, ada ruang khusus tempat shalat
perempuan yang berada di bagian belakang ruang utama yang se-
cara umum dibatasi dengan tirai/gorden dengan ukuran melebihi
tinggi manusia sehingga jama’ah laki-laki tidak dapat dilihat. Terse-
dianya Perlengkapan shalat mukena yang tersimpan dalam lemari,
serta Al-quran yang di simpah khusus untuk jama’ah perempuan,
Tempat berwudlu khusus bagi perempuan yang ditempatkan se-
cara tertutup dan jauh dari tempat berwudlu laki-laki, dilengkapi
dengan toilet, ruang bercermin, serta penataan yang mencermink-
an keindahan perempuan seperti warna cat, ada tanaman bunga
yang ditata dengan cantik,
c. Program Dakwah yang Berkesetaraan Gender
Program dakwah pada setiap masjid, sebenarnya hamper sama,
baik yang kegiatanya rutin maupun yang memanfaatkan moment. Yang
membedakan adalah pelaksanaanya ada yang hanya melibatkan kaum
laki-laki, ada juga yang melibatkan laki-laki dan perempuan. Program
tersebut diantaranya:
1) Kajian agama atau lebih dikenal dengan taklim
2) Tabligh akbar peringatan hari besar islam/PHBI
3) Penyaluran bantuan zakat
4) Khitanan missal
5) Shalat Idul fitri dan idul adlha
6) Penyaluran hewan qurban
7) Bantuan social
8) Bimbingan agama bagi mustahik zakat
9) Pendidikan TPA
10) Pasar Ramadhan
11) Buka bersama
12) Sahur bersama dll
Adanya pembagian tugas yang sama dengan tanggung jawab
yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam beberapa kegiatan
social dakwah, seperti Penyelenggaraan Shalat Ied, Penyaluran
Hewan Qurban, bantuan zakat, khitanan massal dan bakti social, yang
ditetapkan dalam surat keputusan pengurus.
Melibatkan pengurus perempuan dan jamaah ibu-ibu dalam
forum rapat serta mempertimbangkan saran dan usul dari perempuan