Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

LITERASI SAINS
DALAM PEMBELAJARAN IPA
OLEH :
Fadhilatul Mufrihah (0402522006)
Muhammad Imam Badruttamam (0402522019)
Farah Ayu Afdhila Syahrizza (0402522020)

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sri Haryani, M. Si.


Dr. Sigit Saptono, M. Pd.
1
Pendidikan di
Indonesia masih
LATAR
tergolong
BELAKANG rendah

3 2
Perubahan
kompetensi
paradigma belajar
utama yang
dari paradigma
teaching menjadi harus dimiliki
paradigm learning. oleh peserta didik
TOPIK DISKUSI

1 2 3

Pembelajaran Literasi sains Komponen dan


Definisi literasi sains
IPA (implementasi, stategi dan aspek literasi sains
model pembelajarannya)

4 5 6

Karakteristik Literasi Tingkatan Literasi Dimensi dalam


Sains Sains Literasi Sains
DEFINISI LITERASI SAINS

Literasi Sains adalah sebuah kemampuan seseorang


untuk memahami proses sains dan mendapatkan
informasi ilmiah secara bermakna yang terdapat di dalam
kehidupan sehari-hari.
Literasi Sains
Dalam Pembelajaran IPA
Literasi Sains
Dalam Pembelajaran IPA

1. Pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam


penentuan ketercapaian penguasaan literasi sains.
2. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan
dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa
3. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
4. Tujuannya agar pembelajaran menjadi aktivitas yang
bermakna dimana setiap siswa dapat
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi Sains

Critical Thinking (Berpikir Kritis)


sebagai kemampuan menalar, memahami dan,
Mengapa harus dengan lirerasi
membuat pilihan yang rumit karena adanya
Sains kemampuan literasi yang baik.
Literasi sains merupakan salah satu
keterampilan yang diperlukan di abad 21 Collaboration (Kolaborasi)
diantara 16 keterampilan yang
diidentifikasi oleh world economic forum Kemampuan bekerja sama, saling
bersinergi, beradaptasi dalam berbagai
peran dan tanggung jawab,dan
Literasi sains memandang pentingnya menghormati perspektif berbeda.
keterampilan berpikir dan bertindak yang
melibatkan penguasaan berpikir dan Communication (Komunikasi)
menggunakan cara berpikir saintifik dalam
kegiatan mentransfer informasi, baik
mengenal dan menyikapi isu – isu sosial. secara lisan maupun tulisan.
Literasi sains penting bagi siswa untuk Komunikasi merupakan hal penting
memahami lingkungan, kesehatan, dalam peradaban manusia.
ekonomi, social modern, dan teknologi.
Creativity (Kreativitas)

merupakan kemampuan untuk mengembangkan,


melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan
baru
Inkuiri Terbimbing
untuk Meningkatkan
Literasi Sains
Inkuiri
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri sangat terintegrasi meliputi
penerapan proses sains dengan proses berpikir logis dan berpikir
kritis.
Inkuiri merupakan pendekatan untuk memperoleh pengetahuan dan
memahami dengan jalan bertanya, observasi, investigasi, analisis,
dan evaluasi.

observasi membuat pertanyaan

Mengidentifikasi objek, sifat Merumuskan pertanyaan


objek, dan perubahan dalam dari berbagai informasi
sistem, merancang observasi dan merumuskannya
terkontrol, dan mengurutkan serta mengujinya
rangkaian pengamatan.

Mencari Literatur Investigasi

Sebagai bahan informasi Mencari kebenaran dari


dari apa yang akan suatu atau beberapa
dipelajari fenomena atau gejala
Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal sebagai Upaya
Peningkatan Literasi Sains

Pembelajaran berbasis keunggulan lokal adalah usaha untuk


mewujudkan pembelajaran yang memanfaatkan keunggulan
lokal dalam aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi,
sumber daya manusia, potensi geografi, potensi budaya,
maupun potensi historis.
Proses mengaitkan dan mengalami dalam
model ini akan mampu meningkatkan literasi
sains siswa baik dalam aspek konten,
konteks, maupun proses sains.

Pembelajaran berbasis keunggulan setempat, proses


mengaitkan dan mengalami yang dilakukan oleh siswa dapat
dikaitkan dengan potensi keunggulan setempat daerah
maupun permasalahan yang terjadi akibat dari produk
unggulan setempat daerah yang dihasilkan.
Komponen Literasi Sains

Mengenal pertanyaan ilmiah Mengkomunikasikan kesimpulan


pertanyaan yang dapat diselidiki yakni mengungkapkan secara tepat
secara ilmiah, seperti kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti
mengidentifikasi pertanyaan yang tersedia.
yang dapat dijawab oleh sains.

Mendemonstrasikan
Mengidentifikasi bukti
kemampuan menggunakan
Proses ini melibatkan identifikasi
konsep-konsep dalam situasi
atau pengajuan bukti yang
yang berbeda dari apa yang
diperlukan untuk menjawab
telah dipelajarinya.
pertanyaan dalam suatu
penyelidikan sains,

Menarik dan mengevaluasi kesimpulan


Proses ini melibatkan kemampuan
menghubungkan kesimpulan dengan
bukti yang mendasari atau seharusnya
mendasari kesimpulan itu.
Karakteristik
Literasi Sains
Karakteristik Literasi Sains

Kemampuan dasar yang


diukur
Literasi sains di PISA mengukur tiga
kompetensi yang didasarkan pada logika,
penalaran dan analisis kritis.

Desain Tes Literasi


Sampel dan Variabel Membaca
Aspek utama dari literasi sains berdasarkan Soal-soal PISA yang didesain untuk mengukur
data yang dikumpulkan terdiri atas literasi membaca dapat dibagi menjadi tiga aspek
pengetahuan dan keterampilan dalam utama, yaitu aspek struktur dan jenis wacana, aspek
proses membaca, dan aspek konteks pemanfaatan
membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan
pengetahuan dan keterampilan membaca.
alam.
TINGKATAN LITERASI SAINS

01 02
Tingkat nominal Tingkat fungsional
menggunakan istilah ilmiah, namun mampu menggunakan istilah-istilah ilmiah,
mengalami miskonsepsi, memiliki mendefiniskan istilah dengan benar pada
pemahaman yang minimal aktifitas atau situasi tertentu saja

03 04
Tingkat konseptual dan prosedural Tingkat multidimensional
memahami bagaimana bagianantar konsep, menunjukkan kemampuan untuk
mengerti proses sains dan memeliki menghubungkan konsep-konsep tersebut
pemahaman tentang inkuri. dengan kehidupan sehari-hari
DIMENSI LITERASI SAINS

Aspek kerangka penilaian literasi sains untuk PISA

Isu-isu pribadi, lokal/nasional dan global, baik masa kini maupun sejarah, yang
Konteks
menuntut pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemahaman tentang fakta-fakta utama, konsep dan teori penjelasan yang membentuk
dasar pengetahuan ilmiaha. Pengetahuan tersebut mencakup pengetahuan tentang
dunia alami dan artefak teknologi (pengetahuan konten), pengetahuan tentang
Pengetahuan
bagaimana ide-ide tersebut di hasilkan (pengetahuan prosedural), dan pemahaman
tentang alasan yang mendasari prosedur ini dan pembenaran untuk penggunaannya
(pengetahuan epistemik).

Kemampuan menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang


Kompetensi
penyelidikan ilmiah, dan menginterpretasikan data dan bukti secara ilmiah.
Dalam hasil PISA tahun 2018 lalu, rata-rata kemampuan baca negara-negara OECD berada di angka
487, skor Indonesia sendiri berada di skor 371. Peringkat pertama diraih China (skor 555), kemudian
diikuti Singapura (549) dan Makau (525). Indonesia mencapai skor 379 untuk kemampuan matematika
dan 396 untuk kemampuan sains. Bandingkan dengan China yang memiliki skor matematika di angka
591 dan 590 untuk kemampuan sainsnya.
REFERENSI

Noviana dan Julianto (2018). Upaya Peningkatan Literasi Sains Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal.
BIOSFER Jurnal Tadris Pendidikan Biologi 9(1) 24-35.
PISA (2012) ‘Assessment Framework Key Competencies In Reading ,mathematics and science’, OECD
PISA (2018) ‘Combined Executive Summaries’, OECD, I. Available at: https://doi.org/10.1787/g222d18af-en.
PISA. 2010. Assesing framework key competencies in reading, mathematics, and science. OECD Publishing
Pratiwi, S.N. et al. (2019). Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi Sains Siswa. Jurnal Materi dan Pembelajaran
Fisika. 9(1). 34-42. ISSN : 2089-6158.
Pertiwi, Utami Dian. et al. (2018) Pentingnya Literasi Sains pada Pembelajaran IPA SMP Abad 21. Indonesian Journal of
Natural Science Education. 1(1) 24-29.
Ramhadhan, D. and Wasis (2013) ‘Analisis perbandingan level kognitif dan keterampilan proses sains dalam Standar Isi
(SI), Soal Ujian Nasional (UN), Soal (Trends in International Mathematics and Science Study (TiMSS), dan Soal
Programme for International Student Assessment (PISA)’, Inovasi Pendidikan Fisika, 2(1), pp. 20–25.
Sari, et al. (2019). Pengembangan Bahan Ajar IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Literasi Sains. Jurnal
Penelitian Pendidikan IPA. 5(2) 219-227.
Shofiyah, N. (2015) ‘Deskripsi Literasi Sains Awal Mahasiswa Pendidikan IPA Pada Konsep IPA’, Pedagogia : Jurnal
Pendidikan, 4(2), pp. 113–120. Available at: https://doi.org/10.21070/pedagogia.v4i2.13.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai