3. Jenis-jenis Laser
Ada berbagai jenis laser. Medium laser bisa padat, gas, cair atau
semikonduktor. Laser biasanya ditentukan oleh jenis bahan yang digunakan oleh
penguatnya.
Solid-state laser material telah dikuatkan terdistribusi dalam matriks padat
(seperti ruby atau neodymium: yttrium-aluminium garnet laser yag). Laser
neodymium-yag memancarkan cahaya inframerah pada 1.064 nanometer
(nm).
Laser Gas (helium dan helium-neon, hene, merupakan laser gas yang paling
umum) memiliki output utama dari lampu inframerah. CO2 laser
memancarkan energi jauh dr inframerah, dan digunakan untuk memotong
material keras.
Laser Excimer (nama ini berasal dari istilah excited dan dimers) menggunakan
gas reaktif, seperti klorin dan fluorin, dicampur dengan gas inert seperti argon,
kripton atau xenon. Ketika elektrik dirangsang, molekul pseudo (dimer).
Ketika lased, dimer menghasilkan cahaya dalam kisaran ultraviolet.
Dye laser menggunakan pewarna organik kompleks, seperti rhodamine 6g,
dalam larutan cair atau suspensi sebagai media penguat.
Semiconductor laser, kadang-kadang disebut dioda laser, laser yg tidak solid-
state. Perangkat elektronik yg menggunakan ini umumnya sangat kecil dan
menggunakan daya yang rendah. Mereka dapat dibangun menjadi array yang
lebih besar, seperti sumber penulisan dalam beberapa printer laser atau CD
player.
B. Laser Dye
1. Material Laser Dye
Laser dye menggunakan media aktif yang terdiri dari larutan pewarna organik
dalam cairan pelarut, seperti etil atau metil alkohol, gliserol, atau air pewarna
organik merupakan kelas besar molekul poliatomik yang mengandung rantai
panjang ikatan rangkap terkonjugasi [misalnya, (-CH=)n)]. Pewarna organik
biasanya menunjukkan penyerapan lebar dan band tanpa fluoresensi
tajam fitur; fluoresensi tersebut Stokes-bergeser ke panjang gelombang lebih
panjang dari penyerapan. Pewarna Laser biasanya milik salah satu kelas berikut:
Polymethine pewarna, yang memberikan osilasi laser di inframerah merah
atau dekat (0,7-1,5μm); yang menunjukkan struktur kimia dari pewarna
3,3 'dietil thiatricarbocyanine iodida, yang berosilasi di inframerah
(panjang gelombang puncak pada p=810 nm).
Pewarna Xanthene, yang operasi laser menunjukkan kimia struktur dari 6G
rhodamine banyak digunakan pewarna ( p=590 nm).
Pewarna kumarin, yang berosilasi di daerah biru-hijau (400-500 nm); yang
menunjukkan kimia struktur kumarin 2, yang berosilasi di biru p=450 nm).
a) Rhodamine Sebagai Material Aktif Penghasil Laser
Pada masa awal perkembangan dye laser, hanya sedikit senyawa
organik berwarna yang mampu berperan sebagai material aktif penghasil laser.
Dari sekitar seribu senyawa organik berwarna yang diteliti, hanya empat
senyawa yang dapat menunjukkan sifat pemancaran (emisi) laser (Gregg et.al.,
1969). Dalam perkembangannya, semakin banyak senyawa-senyawa pewarna
organik yang diketahui memiliki potensi untuk diaplikasikan sebagai sumber
laser. Beberapa contoh senyawa organik berwarna yang dapat memberikan
sifat emisi laser yang telah diketahui saat ini antara lain adalah kelompok-
kelompok senyawa coumarine, xanthene, fluorescein, stilbene, umbelliferone,
tetracene, oxazine, dan malachite hijau. Rhodamine, yang merupakan turunan
senyawa xanthene, merupakan material yang banyak dikembangkan dan
diteliti sebagai material penghasil dye laser karena efisiensinya yang relatif
lebih tinggi jika dibandingkan dengan zat warna organik lainnya (Drexhage,
1977). Material rhodamine yang banyak diproduksi dan paling banyak
digunakan sebagai material penghasil laser adalah Rhodamine B dan
Rhodamine 6G .
b) Rhodamine B (RhB)
RhB merupakan senyawa yang berbentuk kristal padat berwarna hijau
aatau merah ungu pada suhu ruang. Dalam bentuk kristal, RhB berada dalam
bentuk garam kloridanya. RhB larut dengan baik pada pelarut-pelarut polar
dan sedikit larut pada pelarut non-polar. Struktur senyawa Rhodamine B
Selain sebagai material aktif penghasil emisi laser, RhB juga banyak
digunakan dalam bidang bioteknologi sebagai material pemberi warna untuk
aplikasi mikroskopi fluoresensi, terutama untuk mendeteksi organisme
pencerna asam seperti Mycobacterium. RhB dikenal juga dengan nama
rhodamine 610, violet basa 10, LC 6100, atau pewarna C.I.45170. Berikut
adalah data-data umum mengenai rhodamine B.
Spektrum dan puncak emisi pada pelarut etanol diketahui bervariasi,
bergantung pada derajat keasaman larutan. Pada larutan yang lebih asam,
tejadi pergeseran puncak emisi ke arah merah (Drexhage, 1977). Selain
spektrum, efisiensi kuantum fotoluminesensi RhB juga dipengaruhi sifat
keasaman tersebut. Efisiensi kuantum fotoluminesensi RhB dalam etanol
adalah sebesar 65% di larutan etanol basa (Kubin, et.al., 1982), 49% pada
etanol (Casey, et.al., 1988), 68% pada larutan etanol 94% v/v (Snare, et.al,
1982), dan 70% pada larutan etanol-air. Pada tahun 1980, dibuktikan bahwa
nilai kuantum efisiensi fotoluminesensi RhB tidak tergantung pada suhu
(Karstens, et.al., 1980). Spektrum absorpsi dan emisi Rhodamine B pada
pelarut etanol Nilai efisiensi kuantum fotoluminesensi pada kelompok
senyawa RhB juga sangat dipengaruhi oleh jenis pelarut. Sebagai contoh, pada
varian lain RhB, yaitu Rhodamin 3B (Rh3B), efisiensi kuantumnya bervariasi
dari 27% sampai dengan 99%, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2
(Drexhage, 1977).
c) Rhodamine 6G (Rh6G)
Rh6G merupakan senyawa yang berbentuk kristal padat berwarna atau
merah ungu pada suhu ruang. Dalam bentuk kristal, Rh6G berada dalam
bentuk garam kloridanya. Rh6G larut dengan baik pada pelarut-pelarut polar
dan sedikit larut pada pelarut non-polar. Struktur senyawa Rhodamine 6G
Rh6G merupakan material yang paling banyak digunakan sebagai material
aktif dye laser. Selain sebagai material aktif laser, Rh6G juga digunakan
sebagai pewarna tekstil, reagen pelacak polusi air, dan tinta printer. Rh6G juga
dikenal dengan nama-nama lain seperti rhodamine 590, rhodamine basa
kuning, pewarna C.I.45160, atau kalkozine merah. Data sifat fisik Rhodamine
6G.
Sumber cahaya pemompa yang biasa digunakan untuk dye laser Rh6G
adalah diodelaser Nd:YAG (neodymium-doped yttrium aluminium garnet).
Penggunaan laser Nd:YAG ini disebabkan oleh kestabilan yang dimilkinya
dan emisi laser yang dihasilkannya berada pada panjang gelombang 532 nm,
atau mendekati panjang gelombang serapan maksimum Rh6G. Spektrum
absorpsi dan emisi Rhodamine 6G pada pelarut etanol Rh6G lebih banyak
digunakan sebagai material penghasil laser pada perangkat dye laser karena
dalam keadaan terlarut, Rh6G menunjukkan efisiensi kuantum
fotoluminesensi yang lebih tinggi daripada RhB. Pada kondisi pengukuran
yang sama, efisiensi kuantum yang dimiliki oleh senyawa-senyawa tersebut
dalam pelarut etanol pada suhu 25 oC adalah sebesar 95% pada Rh6G dan
40% pada RhB (Casey, et.al., 1988). Walaupun RhG menunjukkan efisiensi
yang lebih tinggi pada keadaan terlarut, studi perbandingan sifat luminesensi
Rh6G dan RhB belum pernah dilakukan secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Laser
http://optoelektronikatn.blogspot.co.id/2015/03/sifat-sifat-cahaya-laser.html
http://www.pengertianahli.com/2014/06/pengertian-laser-dan-manfaat-laser.html
http://memeysains.blogspot.co.id/2012/06/dye-laser.html?m=1