Dosen Pengampu :
Miftahul Huda
2. Laser Semikonduktor
Laser ini juga disebut laser injeksi, karena pemompaannya dilakukan dengan injeksi arus
listrik lewat sambungan PN semikonduktornya. Jadi laser ini tidak lain adalah sebuah diode
dengan bias maju biasa. Proses laser jenis ini mirip dengan kerja LED biasa. Pancaran fotonnya
disebabkan oleh bergabungnya kembali elektron dan lubang (hole) di daerah sambungan PN-
nya. Bahan semikonduktor yang dipakai harus memiliki gap energi yang langsung, agar dapat
melakukan radiasi foton tanpa melanggar hukum kekekalan momentum. Oleh sebab itulah laser
semikonduktor tidak pernah menggunakan bahan seperti silikon maupun germanium yang gap
energinya tidak langsung. Dibandingkan dengan LED, laser semikonduktor masih mempunyai
dua syarat tambahan.
Yang pertama, bahannya harus diberi doping banyak sekali sehingga tingkat energy
Fermi-nya melampaui tingkat energi pita konduksi di bagian N dan masuk ke bawah tingkat
energi pita valensi di bagian P. Hal ini perlu agar keadaan inversi populasi di daerah sambungan
PN dapat dicapai. Yang kedua, rapat arus listrik maju yang digunakan haruslah besar, begitu
besar sehingga melampaui harga ambangnya. Besarnya sekitar 50 ribu ampere/cm2 agar laser
yang dihasilkan bersifat kontinu. Rapat arus ini luar biasa besar, sehingga diode laser harus
ditaruh di dalam kriostat supaya suhunya tetap rendah ( 77 K ), jika tidak arus yang besar ini
dapat merusak daerah sambungan PN dan diode berhenti menghasilkan laser.
Pada gambar 2.4 tampak bahwa di sebagian daerah deplesi terjadi inversi populasi jika
sambungan PN diberi tegangan maju, daerah ini disebut lapisan aktif. Daerah deplesi adalah
daerah di sekitar sambungan PN yang tidak memiliki pembawa muatan listrik bebas. Pada saat
dilakukan injeksi arus listrik melalui sambungan, elektron-elektron di pita konduksi pada lapisan
aktif dapat bergabung kembali dengan lubang-lubang di pita valensi. Untuk arus injeksi yang
kecil penggabungan ini terjadi secara acak dan menghasilkan radiasi, proses ini adalah yang
terjadi pada LED. Tetapi apabila arus injeksinya cukup besar, pancaran terangsang mulai terjadi
di daerah lapisan aktif. Lapisan ini berfungsi pula sebagai rongga resonansi optisnya, sehingga
laser akan terjadi sepanjang lapisan ini. Pelapisan seperti yang dilakukan pada cermin di sini
tidak diperlukan lagi karena bahan diode sendiri sudah mengkilap (metalik), cukup bagian
luarnya digosok agar dapat memantulkan sinar yang dihasilkan dalam lapisan aktif. Kelemahan
sistem laser ini adalah sifatnya yang tidak monokromatik, karena transisi elektron yang terjadi
bukanlah antar tingkat energi tapi antar pita energi, padahal pita energi terdiri dari banyak
tingkat energi.