Anda di halaman 1dari 26

SPEKTRUM ABSORPSI DAN EMISI

(Laporan Praktikum Fisika Eksperimen)

Oleh:
Kelompok IIIA

LABORATORIUM EKSPERIMEN FISIKA


PRGRAM STUDI FISIKA
JURUSAN SAINS
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2018
Judul Percobaan : Spektrum Absorpsi dan Emisi
Tanggal percobaan : 24 November 2018
Tempat Percobaan : Laboratorium Eksperimen Fisika
Prodi : Fisika
Jurusan : Sains
Kelompok : IIIA
Nama Kelompok : 1. Chalpin Sapenta Tarigan (11116033)
2. Firma Meitasari (11116073)
3. Iin Riananda Br Sinurat (11116052)
4. Ira Safitri (11116013)

Bandar Lampung, 24 November 2018


Mengetahui,
Dosen Pengampu

Dr. Ikah N.P. Permanasari S.Si., M.Si.


NIK. 19851021 2012 2122002
ABSTRAK

Percobaan ini dilakukan untuk mebuktikan atau mengidentifikasi bahan dengan menganalisa
spektrum dan menentukan panjang gelombang dari masing-masing garis spektrum dengan
menggunakan alat dan bahan yaitu, layar, lensa 50mm, lensa 100mm, celah variable, kisi,
lampu Na, dan lampu HgZnCd. Dengan melihat spektrum, menggambarnya pada kertas hvs,
mengukur lebar spektrum, dan jarak antar spektrum. Hasinya dapat dianalis bahwa lampu na
mempunyai spektrum warna jingga dan lampu HgZnCd mempunyai spektrum warna hijau0,
ungu1, hijau1, ungu2, dan hijau2.

Kata kunci : Percobaan, Spektrum, Analisis.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan laporan dengan judul “Spektrum
Absorpsi dan Emisi”. Laporan ini kami buat berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan
di Laboratorium Eksperimen Fisika untuk membuktikan bahan dengan menganalisa spektrum
dan menentukan panjang gelombang dari masing-masing garis spektrum.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ikah N.P. Permanasari dan asisten praktikum
percobaan ini sebagai pembimbing kelompok kami yang telah memberikan saran dalam
penulisan laporan ini. Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan yang akan datang. Semoga
kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal sholeh dan ibadah bagi kita semua dan
mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT.

Bandar Lampung, 24 November 2018


Penyusun,

Kelompok IIIA
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN···························································i
ABSTRAK···············································································ii
KATA PENGANTAR·································································iii
DAFTAR ISI············································································iv
DAFTAR GAMBAR···································································v
DAFTAR TABEL······································································vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Percobaan..........................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Emisi dan Absorpsi.......................................................................................2
B. Sejarah Emisi dan Absorpsi..........................................................................3
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Waktu Dan Tempat Percobaan.....................................................................4
B. Alat Dan Bahan............................................................................................4
C. Set-Up Alat Percobaan................................................................................. 5
D. Langkah Percobaan ..................................................................................... 5
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan.........................................................................................7
B. Pembahasan..................................................................................................9
V. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bingkai untuk lampu spektrum ............................................................................... 4


Gambar 2. Lampu Na ................................................................................................................ 4
Gambar 3. Lampu HgZnCd ...................................................................................................... 4
Gambar 4. Trafo universal ........................................................................................................ 4
Gambar 5. Lensa ...................................................................................................................... 4
Gambar 6. Celah Variabel ......................................................................................................... 5
Gambar 7. Kisi .......................................................................................................................... 5
Gambar 8. Layar ....................................................................................................................... 5
Gambar 9. Set-Up Alat Percobaan ............................................................................................ 5
Gambar 10. Spektrum warna lampu Na jarak 10 cm dari layar celah 0.8mm ...................... 10
Gambar 11. Spektrum warna lampu Na jarak 10 cm dari layar celah 1mm ......................... 10
Gambar 12. Spektrum warna lampu Na jarak 10 cm dari layar celah 1.2mm ...................... 11
Gambar 13. Spektrum warna lampu Na jarak 15 cm dari layar celah 0.8mm ...................... 11
Gambar 14. Spektrum warna lampu Na jarak 15 cm dari layar celah 1mm ......................... 11
Gambar 15 Spektrum warna lampu Na jarak 15 cm dari layar celah 1.2mm ....................... 12
Gambar 16. Spektrum warna lampu Na jarak 20 cm dari layar celah 0.8mm ...................... 12
Gambar 17. Spektrum warna lampu Na jarak 20 cm dari layar celah 1mm ......................... 12
Gambar 18. Spektrum warna lampu Na jarak 20 cm dari layar celah 1.2mm ...................... 13
Gambar 19. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 10 cm dari layar celah 0.8mm.............. 13
Gambar 20. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 10 cm dari layar celah 1mm ................. 13
Gambar 21. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 10 cm dari layar celah 1.2mm .............. 13
Gambar 22. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 15 cm dari layar celah 0.8mm .............. 14
Gambar 23. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 15cm dari layar celah 1mm…………...14
Gambar 24. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 15 cm dari layar celah 1.2mm .............. 14
Gambar 25. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 20 cm dari layar celah 0.8mm .............. 14
Gambar 26. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 20 cm dari layar celah 1mm ................. 15
Gambar 27. Spektrum warna lampu HgZnCd jarak 20 cm dari layar celah 1.2mm.............. 15
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Lampu Na ······················································· 7


Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Lampu HgZnCd.················································· 8
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spektrum terdiri dari spektrum emisi dan absorpsi. Spektrum emisi dihasilkan oleh suatu zat
yang memancarkan gelombang elektromagnetik dan dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu spektrum garis, spektrum pita, dan spektrum kontinu. Spektru garis diciptakan oleh gas-
gas betekanan rendah yag dipanaskan biasanya terdiri dari garis-garis cahaya monokromatis.
Spektrum absorpsi terjadi karena penyerapan panjang gelombang tertentu oleh suatu zat
terhadap radiasi gelombang elektromaknetik yang memiliki spektrum kontinu. Kedua jenis
spektrum ini dapat dibuktikan dengan menggunakan gas-gas yang dipanaskan, dalam hal ini
yang digunakan adalah lampu yang menggunakan bahan gas bertekanan rendah. Penggunaan
lampu merkuri (Hg) dan lampu HgZnCd ditujukan pada kasus ini. Dari penggunaan lampu
dikarenakan kedua bahan ini memiliki unsure yang berbeda. Dari hasil spektrum yang
terbentuk akan diketahui warna spektrum serta panjang gelombang dari spektrum warna
tersebut. Untuk itu dilakukanlah percobaan ini.

B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Membuktikan atau mengidentifikasi bahan dengan menganalisa spektrum.
2. Menentukan panjang gelombang dari masing-masing garis spektrum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Emisi dan Absorpsi


Interaksi materi dengan berbagai energi seperti energi panas, energi radiasi, energi kimia, dan
energi listrik selalu memberikan sifat-sifat yang karakteristik untuk setiap unsur (atau
persenyawaan), dan besarnya perubahan yang terjadi biasanya sebanding dengan jumlah
unsur atau persenyawaan yang terdapat di dalamnya. Di dalam kimia analisis yang
mendasarkan pada proses interaksi itu antara lain cara analisis spektrofotometri atom yang
bisa berupa cara emisi dan absorbsi (serapan) (Anonim, 2007).
Pada cara emisi, interaksi dengan enegi menyebabkan eksitasi atom yang mana keadaan ini
tidak berlangsung lama dan akan kembali ke tingkat semula dengan melepaskan sebagian atau
akan kembali ke tingkat semula dengan melepaskan sebagian atau seluruh energi eksitasinya
dalam bentuk radiasi. Frekuensi radiasi yang dipancarkan bersifat karakteristik untuk setiap
unsur dan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang tereksitasi dan yang mengalami
proses deeksitasi. Pemberian energi dalam bentuk nyala merupakan salah satu cara untuk
eksitasi atom ke tingkat yang lebih tinggi. Cara tersebut dikenal dengan nama
spektrofotometri emisi nyala. (Sudjadi, 2007).
Pada absorbsi, jika pada populasi atom yang berada pada tingkat dasar dilewatkan suatu
berkas radiasi maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh atom-atom tersebut.
Frekuensi radiasi yang paling banyak diserap adalah frekuensi radiasi resonan dan bersifat
karakteristik untuk tiap unsur. Pengurangan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom
yang berada pada tingkat dasar (Sudjadi, 2007).
Instrumen yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik
sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut “spektrometer” atau spektrofotometer.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan
fotometer. Spektrofotometer menghasilkam sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diarbsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Materi akan diuji juga bertindak sebagai elektroda bila materi tersebut tahan temperature
tinggi. Selain itu sampel diletakkan dalam suatu bintik kecil pada elektroda grafit atau karbon.
Elektroda yang lebih rendah biasanya adalah elektroda positif. Medium pengurai sinarnya
dalam spektrograf dapat berupa prisma, grafiting ataupun celah sempit (slit). Slit harus lurus
dan bersih. Suatu plat fotografi dapat merekam daerah spektrum 200-800 nm. Susunan prisma
dapat beupa tipae cornu atau tipe littrow. Beberapa peralatan menggunakan tipe grating
dengan liputan spektrum 220-780 nm. Proses fotografi utnuk merekam intensitas garis masih
sering dilakukan (Khopkar, 1990).

B. Sejarah Emisi dan Absorpsi


Sinar matahari merupakan sinar yang tersusun dari komponen warna-warna yang dapat
dikombinasikan menjadi warna putih kembali, seperti yang telah dikemukakan oleh Isaac
Newton pada permulaan abad ke-17 M. Beberapa tahun kemudian, 1860, Robert Bunsen
(yang dikenal karena pembakar bunsen temuannya) menyelidiki emisi cahaya dari nyala gas.
Bunsen mengamati spektra emisi yang dihasilkan bukan kontinu, namun berupa garis-garis
berwarna (spektrum garis). Dia mencatat bahwa setiap unsur menghasilkan spektrum yang
unik dan karakteristik. Suatu unsur dapat menghasilkan spektrum yang berbentuk garis atau
yang berbentuk pita kontinu. Spektrum emisi suatu bahan dapat diperoleh bila unsure itu
diberi energi, baik energi termal maupun energi dalam bentuk lain, misalnya, energi listrik,
yaitu dengan memberikan potensial yang tinggi pada gas. Potongan besi yang telah
dipanaskan memancarkan cahaya yang khas. Pijaran yang terlihat itu merupakan bagian dari
spektrum emisi yang ditangkap oleh mata, tetapi sebenarnya ada pula bagian spektrum yang
tidak dapat ditangkap oleh mata kita. Cahaya matahari merupakan bentuk energi yang
dikenal sebagai energi elektromagnetik, atau disebut juga radiasi. Energi elektromagnetik ini
bergerak bergelombang dan berirama. Irama yang diciptakanya diserupakan (analog) dengan
gelombang berirama yang diciptakan oleh air yang dijatuhkan kedalamnya sebuah
kerikil. Panjang gelombang dari sinar matahari berkisar antara kurang dari satu nanometer
(untuk sinar gamma) hingga lebih dari satu kilometer (untuk gelombang radio). Keseluruhan
kisaran radiasi ini dikenal sebagai spektrum elektromagnetik. Radiasi yang dapat dideteksi
oleh mata manusia hanyalah berkisar kira-kira antara 380 hingga 750 nm. Radiasi ini dikenal
dengan cahaya tampak, radiasi ini terdeteksi olah mata manusia berupa macam-macam
warna. Apabila cahaya mengenai sebuah materi, cahaya itu dapat dipantulkan, diteruskan
(transmisi), atau diserap (diabsorpsi). Bahan-bahan yang menyerap cahaya tampak disebut
pigmen. Pigmen yang berbeda akan menyerap cahaya yang panjang gelombangnya berbeda,
dan panjang gelombang yang diserap akan hilang (Sastrohamidjojo, 1999).
BAB III METODELOGI

A. Waktu Dan Tempat Percobaan


Praktikum eksperimen fisika “Spektrum Absorbs Dan Emisi” dilaksanakan pada sabtu, 24
November 2018. Pukul 11.00-12.00 di laboratorium eksperimen fisika Universitas Lampung.

B. Alat dan bahan


Beberapa alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Bingkai untuk lampu spektrum.

Gambar 2. Lampu Na.

Gambar 3. Lampu HgZnCd.

Gambar 4. Trafo universal.

Gambar 5. Lensa
Gambar 6. Celah Variabel

Gambar 7. Kisi

Gambar 8. Layar

C. Set-Up Alat Percobaan

(III) (IV) (V) (VI) (VII


)
(II)

(I)

Gambar 9. Set Up Alat Percobaan

D. Prosedur percobaan
Sebelum melakukan percobaan perlu terlebih dahulu pemahaman mengenai prosedur
percobaan. Berikut adalah prosedur percobaan ini:
a. Penyusunan alat
1. Menyusun alat sesuai skema dengan memasukkan salah satu lampu spektrum dan
memasang di ujung awal bangku optic.
2. Menghubungkan ke trafo universal dan menghidupkannya.
3. Memasang lensa 50 mm, celah variable, lensa 100 mm, dan layar tembus cahya pada
bangku optic sesuai skema.
b. Penyetelan
1. Menerangi sempurna celah dan menggeser lensa 100 mm sampai celah tergambar jelas
pada layar tembus cahya.
2. Memasukkan lavil trail rouland pada penunjang dengan jepitan per dan memasang di
antara lensa 100 mm dan layar tembus cahaya pada bangku optic.
c. Evaluasi dan hasil
1. Lampu spektrum yang berbeda memberikan spektrum garis karakteristik bagi atom-atom
yang teremisi.
d. Petunjuk
1. Membandingkan hasil dengan tabel spektrum dari bahan yang digunakan, sehingga dapat
menentukan panjang gelombang dari masing-masing garis spektrum.
e. Pelaksanaan
1. Menutup celah variable sampai garis spektrum masing-masing terpisah pada layar.
2. Memasang lampu spektrum yang berbeda pada bingkainya dan membandingkan satu
sama lain.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh data pengamatan sebagai pada
table berikut ini:
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Lampu Na.
Jarak
Celah Lebar
Warna Warna antar
No a (cm) variabel spektrum
spektrum spektrum spektrum
(mm) (cm)
(cm)
1 10 0.8 Jingga 0 1 J0 –J1 4
Jingga 1 1 J0 –J2 3.8
Jingga 2 9 J1 –J2 7.8
10 1 Jingga 0 1 J0 –J1 4.3
Jingga 1 1 J0 –J2 4
Jingga 2 1 J1 –J2 8.3
10 1.2 Jingga 0 1.1 J0 –J1 4.5
Jingga 1 1.1 J0 –J2 4.5
Jingga 2 1.1 J1 –J2 9
2 15 0.8 Jingga 0 1.1 J0 –J1 6.2
Jingga 1 1.4 J0 –J2 6.2
Jingga 2 1.4 J1 –J2 12.4
15 1 Jingga 0 1.4 J0 –J1 6.1
Jingga 1 1.7 J0 –J2 5.8
Jingga 2 1.7 J1 –J2 11.9
15 1.2 Jingga 0 1.4 J0 –J1 5.8
Jingga 1 1.7 J0 –J2 4.8
Jingga 2 1.7 J1 –J2 10.6
3 20 0.8 Jingga 0 1.6 J0 –J1 7.9
Jingga 1 1.9 J0 –J2 8.3
Jingga 2 1.9 J1 –J2 16.2
20 1 Jingga 0 1.9 J0 –J1 8
Jingga 1 2.3 J0 –J2 7.6
Jingga 2 2.3 J1 –J2 15.6
20 1.2 Jingga 0 1.5 J0 –J1 8.1
Jingga 1 1.8 J0 –J2 8.2
Jingga 2 1.8 J1 –J2 16.3

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Lampu HgZnCd.


Jarak
Celah Lebar
Warna Warna antar
No a (cm) variabel spektrum
spektrum spektrum spektrum
(mm) (cm)
(cm)
1 10 0.8 Hijau 0 0.4 H0–U1 3.7
Ungu 1 0.3 H0–H1 4.8
Hijau 1 0.5 H0–U2 3.2
Ungu 2 0.4 H0–H2 4.2
Hijau 2 0.5 H1–H2 9
10 1 Hijau 0 0.5 H0–U1 3.1
Ungu 1 0.3 H0–H1 4.1
Hijau 1 0.4 H0–U2 3.3
Ungu 2 0.5 H0–H2 4.4
Hijau 2 0.4 H1–H2 8.5
10 1.2 Hijau 0 0.5 H0–U1 3.7
Ungu 1 0.5 H0–H1 4.5
Hijau 1 0.3 H0–U2 3.3
Ungu 2 0.5 H0–H2 4.3
Hijau 2 0.5 H1–H2 8.8
2 15 0.8 Hijau 0 0.5 H0–U1 5.5
Ungu 1 0.5 H0–H1 7
Hijau 1 0.3 H0–U2 5
Ungu 2 0.5 H0–H2 6.9
Hijau 2 0.5 H1–H2 13.9
15 1 Hijau 0 0.5 H0–U1 5.2
Ungu 1 0.5 H0–H1 6.8
Hijau 1 0.5 H0–U2 5.3
Ungu 2 0.5 H0–H2 6.1
Hijau 2 0.5 H1–H2 12.9
15 1.2 Hijau 0 0.5 H0–U1 5
Ungu 1 0.5 H0–H1 6.5
Hijau 1 0.5 H0–U2 5
Ungu 2 0.5 H0–H2 6.5
Hijau 2 0.5 H1–H2 13
3 20 0.8 Hijau 0 0.5 H0–U1 6.1
Ungu 1 0.5 H0–H1 8.2
Hijau 1 0.5 H0–U2 6.2
Ungu 2 0.5 H0–H2 8.3
Hijau 2 0.5 H1–H2 16.5
20 1 Hijau 0 0.5 H0–U1 6.1
Ungu 1 0.5 H0–H1 8.4
Hijau 1 0.5 H0–U2 6.3
Ungu 2 0.5 H0–H2 8.3
Hijau 2 0.5 H1–H2 16.7
20 1.2 Hijau 0 0.7 H0–U1 6.5
Ungu 1 0.8 H0–H1 8.3
Hijau 1 0.9 H0–U2 6.4
Ungu 2 0.6 H0–H2 8.5
Hijau 2 0.5 H1–H2 16.8

B. Pembahasan
Adapun pembahasan pada praktikum spectrum absorbs dan emisi adalah sebagai berikut :
Spektrum absorbs adalah spectrum yang terjadi karena penyerapan panjang gelombang
tertentu oleh suatu zat terhadap radiasi gelombang elektromagnetik yang memiliki spectrum
kontinu. Spektrum ini terdiri dari sederetan garis-garis hitam pada spectrum kontinu. Contoh
spectrum absorbs adalah cahaya matahari. Secara sepintas spectrum matahari terlihat seperti
spectrum kontinu. Namun jika diamati sakan tampak garis terang-gelap yang disebut garis-
garis franhoufer. Adanya garis-garis franhoufer ini disebabkancahaya putih dari bagian inti
matahari diserap oleh atom-atom atau molekul-molekul gas dalam atmosfer matahari maupun
bumi. Sedangkan spectrum emisi dihasilkan oleh suatu zat yang memancarkan gelombang
elektromagnetik dan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu spectrum garis, spectrum
pita, dan spectrum kontinu. Spektrum garis dihasilkan oleh gas-gas bertekanan rendah yang
dipanaskan, spectrum ini terdiri dari garis-garis cahaya monokromatis dengan panjang
gelombang tertentu yang merupakan karakteristik dari unsur yang menghasilkan spectrum
tersebut. Spectrum pita dihasilkan oleh gas-gas dalam keadaan molekuler, misalnya gas H2,
N2, dan Co. Spektrum yang dihasilkan berupa kelompok-kelompok garis yang sangat rapat
sehingga membentuk pita-pita. Spektrum kontinu adalah spectrum yang terdiri atas cahaya
dengan semua panjang gelombang, walaupun dengan intensitas yang berbeda. Spektrun ini
dihasilkan oleh zat padat, zat cair, dan gas yang berpijar.

Percobaan dilakukan dengan mengset-up alat percobaan lampu HgZnCd disejajarkan atau
diatur agar pas pada lubang yang ada pada dudukan lampu agar cahaya yang dipancarkan
dapat sampai ke layar setelah sejajar, atur letak lensa, celah, dan kisi agar cahaya dapat
terlihat jelas pada layar. Yang pertama atur jarak kisi ke layar 10cm dengan celah 0.8, 1, dan
1.2. gambar pola warna spectrum dikertas hvs, kalu sudah ganti jarak kisi ke layar 15cm dan
20cm dengan celah 0.8, 1, dan 1.2 gambar pola spektrumnya, lakukan percobaan yang sama
dengan menggunakan lampu Na. Setelah itu ukur lebar spectrum dan jarak antar spectrum
masukan hasil pengukuran kedalam tabel data pengamatan.

Berikut ini gambar spectrum yang dihasilkan pada lampu Na:

Gambar 10. Spektrum warna lampu Na jarak 10 cm dari layar celah 0.8mm.
Gambar di atas merupakan pola yang terbentuk ketika menggunakan lampu Na Jarak yang
digunakan adalah 10 cm dengan celah 0.8. warna yang terbentuk adalah jingg. Pada jarak ini
juga dilakukan variasi lebar celah yang dilewati cahaya.

Gambar 11 . Spektrum warna lampu Na jarak 10cm dari layar dengan celah 1mm.
Gambar di atas menjelaskan spektrum warna yang terbentuk ketika menggunakan lampu Na
dengan jarak kisi ke layar 10 cm denga celah 1mm. pada jarak ini memiliki perbedaan jarak
warna ke pusat dan lebar spektrum yang diperlihatkan.

Gambar 12. Spektrum warna lampu Na jarak 10 cm dari layar celah 1.2mm.
Gambar di atas merupakan hasil dari percobaan menggunakan lampu Na dengan jarak kisi ke
layar adalah 10 cm dan celah 1.2mm. Pada warna ini juga mempunyai jarak spektrum dan
lebar yang berbeda. Demikina juga warna yang dihasilkan, karena digunakan lampu yang
sama maka warna juga sama, yaitu jingga.

Gambar 13. Spektrum warna lampu Na jarak 15 cm dari layar celah 0.8.
Gambar di atas merupakan warna yang dihasilkan dari percoban menggunakan lampu Na.
Digunakan jarak kisi terhadap layar sejauh 15 cm. Pada gambar terlihat bahwa warna yang
terbentuk adalah jingga.

Gambar 14. Spektrum warna lampu Na jarak 15 cm dari layar celah 1mm.
Gambar di atas merupakan percobaan lampu Na menggunakan jarak 15 cm. pada gambar
jelas terlihat bahwa warna yang terbentuk sama dengan gambar sebelumnya karena
menggunakan lampu ynag sama. Setiap warna memilki lebar yang berbeda.

Gambar 15. Spektrum warna lampu Na jarak 15cm dari layar celah 1.2mm.
Gambar di atas merupakan percobaan menggunakan lampu Na dengan jarak 15cm. terlihat
pola warna ynag sama yaitu jingga.

Gambar 16. spectrum lampu Na jarak 20cm dari layar celah 0.8.
Gambar diatas merupakan percobaan menggunakan lampu Na dengan jarak 20cm celah
0.8mm. memiliki warna spectrum jingga.

Gambar 17. Spektrum lampu Na dengan jarak 20cm ke layar dan celah 1mm.
Gambar diatas adalah jarak kisi ke layar 20cm celah 1mm dengan warna jingga karna masih
menggunakan lampu Na.
Gambar 18. Spektrum lampu Na dengan jarak 20cm ke layar celah 1.2mm.
Gambar diatas adalah spectrum lampu Na pada jarak kisi ke layar 20cm dan celah 1.2mm
didapatkan warna spectrum lampunya jingga.
Berikut ini spectrum yang dihasilkan dari lampu HgZnCd

Gambar 19. Spektrum Lampu HgZnCd dengan jarak 10 ke layar celah 0.8mm.
Gambar diatas menunjukan spectrum lampu HgZnCd dengan kisi 10 cm ke layar dan celah
0.8mm. dihasikan warna spektrumnya hijau 0, ungu 1, hijau 1, ungu 2, hijau 2.

Gambar 20. Spektrum lampu HgZnCd dengan jarak kisi 10cm ke layar dan celah 1mm.
Gambar ini menunjukan spectrum lampu HgZnCd pada celah 1 dan jarak kisi ke layar 10cm.
memiliki spectrum warna hijau, ungu, hijau,ungu,hijau.

Gambar 21. Spektrum lampu HgZnCd jarak 10cm celah 1.2mm.


Gambar diatas adalah gambar spectrum lampu HgznCd pada jarak kisi ke layar 10cm dan
celah 1.2 mm.
Gambar 22. Spektrum Lampu HgZnCd dengan jarak 15cm ke layar celah 0.8mm.
Gambar diatas menunjukan spectrum lampu HgZnCd dengan kisi 15 cm ke layar dan celah
0.8mm. dihasikan warna spektrumnya hijau 0, ungu 1, hijau 1, ungu 2, hijau 2.

Gambar 23. Spektrum Lampu HgZnCd dengan jarak 15 ke layar celah 1mm.
Gambar diatas menunjukan spectrum lampu HgZnCd dengan kisi 15 cm ke layar dan celah
1mm. dihasikan warna spektrumnya hijau 0, ungu 1, hijau 1, ungu 2, hijau 2.

Gambar 24. Spektrum Lampu HgZnCd dengan jarak 15 ke layar celah 1.2 mm.
Gambar diatas menunjukan spectrum lampu HgZnCd dengan kisi 15 cm ke layar dan celah
1.2mm. dihasikan warna spektrumnya hijau 0, ungu 1, hijau 1, ungu 2, hijau 2.

Gambar 25. Spektrum Lampu HgZnCd dengan jarak 20 ke layar celah 0.8mm.
Gambar diatas menunjukan spectrum lampu HgZnCd dengan kisi 20 cm ke layar dan celah
0.8mm. dihasikan warna spektrumnya hijau 0, ungu 1, hijau 1, ungu 2, hijau 2.
Gambar 26. Spektrum Lampu HgZnCd dengan jarak 20 ke layar celah 1mm.
Gambar diatas menunjukan spectrum lampu HgZnCd dengan kisi 20 cm ke layar dan celah
1mm. dihasikan warna spektrumnya hijau 0, ungu 1, hijau 1, ungu 2, hijau 2.

Gambar 27. Spektrum Lampu HgZnCd dengan jarak 20 ke layar celah 1.2mm.
Gambar diatas menunjukan spectrum lampu HgZnCd dengan kisi 20 cm ke layar dan celah
1.2mm. dihasikan warna spektrumnya hijau 0, ungu 1, hijau 1, ungu 2, hijau 2.
Sinar matahari merupakan sinar yang tersusun dari komponen warna-warna yang dapat
dikombinasikan menjadi warna putih kembali, seperti yang telah dikemukakan oleh Isaac
Newton pada permulaan abad ke-17 M. Beberapa tahun kemudian, 1860, Robert Bunsen
(yang dikenal karena pembakar bunsen temuannya) menyelidiki emisi cahaya dari nyala gas.
Bunsen mengamati spektra emisi yang dihasilkan bukan kontinu, namun berupa garis-garis
berwarna (spektrum garis). Dia mencatat bahwa setiap unsur menghasilkan spektrum yang
unik dan karakteristik. Suatu unsur dapat menghasilkan spektrum yang berbentuk garis atau
yang berbentuk pita kontinu. Spektrum emisi suatu bahan dapat diperoleh bila unsure itu
diberi energi, baik energi termal maupun energi dalam bentuk lain, misalnya, energi listrik,
yaitu dengan memberikan potensial yang tinggi pada gas. Potongan besi yang telah
dipanaskan memancarkan cahaya yang khas. Pijaran yang terlihat itu merupakan bagian dari
spektrum emisi yang ditangkap oleh mata, tetapi sebenarnya ada pula bagian spektrum yang
tidak dapat ditangkap oleh mata kita. Apabila cahaya mengenai sebuah materi, cahaya itu
dapat dipantulkan, diteruskan (transmisi), atau diserap (diabsorpsi). Bahan-bahan yang
menyerap cahaya tampak disebut pigmen. Pigmen yang berbeda akan menyerap cahaya yang
panjang gelombangnya berbeda, dan panjang gelombang yang diserap akan hilang.
Walaupun matahari meradiasi spektrum penuh dari cahaya energi elektromagnetik, atmosfer
bertindak sebagai jendela selektif, yang membiarkan cahaya tampak lewat dan menyaring
sebagian besar fraksi radiasi lainya. Bagian spektrum yang dapat kita lihat (cahaya tampak)
merupakan radiasi yang dapat bermanfaat bagi proses fotosintesis. Warna biru dan merah
merupakan panjang gelombang yang paling efektif diserap oleh klorofil dan merupakan warna
yang paling bermanfaat dalam reaksi terang, yaitu sebagai energi. Peristiwa ini merupakan
contoh absorpsi.
Percobaan dilakukan dengan berbagai kendala yang dialami. Kurangnya tingkat ketajaman
penglihatan juga mempengaruhi proses pengambilan data. Masih terdapat cahaya lain selain
dari lampu yang dapat mempengaruhi proses mengamati spektrum warna. Selain itu lampu
yang mudah panas harus segera dimatikan supaya tidak mengalami kerusakan. Hal ini
membuat praktikan harus bekerja secara cepat sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan
pengambilan data.
Dalam percobaan digunakan variasi jarak antara kisi dengan layar. Perubahan jarak ini
menyebabkan perbedaan lebar celah yang terjadi. Berdasakan data pengamatan yang
diperoleh bahwa ketika jarak diperbesar maka lebar spectrum juga semakin besar. Demikian
juga dengan perubahan lebar celah yang dilalui. Ketika celah yang dilewati semakin lebar
maka spectrum warna yang diperoleh juga semakin lebar.
Pada percobaan ini menggunakan dua buah jenis lampu yaitu lampu Na dan lampu HgZnCd.
Kedua lampu ini memberikan warna spectrum yang berbeda. Pada lampu Na diberikan warna
orange dengan warna pusat orange. Akan tetapi pada lamu HgZnCd menghasilkan warna
hijau 1, ungu 1, hijau 2, ungu 2 dengan pusat warna hijau. Jika dilhat dari sudut lebar warna
spectrum, maka terlihat bahwa lampu Na memilki lebar spectrum yang lebih besar
dibandingkan lampu HgZnCd.
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini:
1. Lampu Hg memiliki lebar spektrum yang lebih besar dibandingkan dengan lampu
HgZnCd, dibuktikan dengan data pengamatan hasil pengukuran yang dilakukan.
2. Percobaan menggunakan lampu Hg menghasilkan warna yang berbeda dengan lampu
HgZnCd. Lampu Hg menghasilkan warna biru, ungu, hijau, dan kuning. Sedangkan lampu
HgZnCd menghasilkan warna biru, ungu, hijau, dan orange.
3. Perubahan jarak kisi dengan layar berpengaruh terhadap lebar spektrum. Berdasarkan data
yang diperoleh, semakin besar jarak kisi yang diberikan maka semakin besar lebar spektrum.
4. Perubahan lebar celah yang diberikan berpengaruh terhadap lebar spektrum. Semakin besar
celah yang diberikan maka semakin besar lebar spektrum.

B. Saran
Adapun saran pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.Lebih teliti dalam menentukan warna spectrum.
2.Lebih teliti dalam menggambar lebar dan jarak antar spectrum di kertas hvs.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Modul Kuliah Spektroskopi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.


Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Sastrohamidjojo. 1999. Spektroskopi. Liberty. Yogyakarta.
Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai