Anda di halaman 1dari 12

LITERASI

Volume 5 No. 2, Desember 2015 Halaman 127 – 138

ASPEK PSIKOLOGIS PENGARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP


PERWATAKAN TOKOH UTAMA NOVEL
LADY CHATTERLAY’S LOVER
KARYA DAVID HERBERT LAWRENCE
THE AUTHOR’S PSYCHOLOGICAL ASPECT AND ITS INFLUENCE ON THE MAIN
CHARACTER’S CHARACTERIZATION IN THE NOVEL LADY CHATTERLAY’S LOVER
BY DAVID HERBERT LAWRENCE

Imam Basuki
Faculty of Humanities University of Jember
Pos-el: imabas88@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas Novel Lady Chatterlay’s Lover karya David Herbert Lawrence. Cerita ini
dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan si pengarang dan juga keadaan budaya, sosial dan ekonomi
Inggris sebelum dan sesudah perang dunia pertama. Pengalaman hidup Connie dan suaminya,
Clifford (tokoh utama dari novel ini) dipakai sebagai topik utama penelitian ini dengan menggunakan
pendekatan psikologis dan ekspresif. Dikisahkan bahwa pada awalnya Connie memiliki kepribadian
yang bagus kemudian berubah jadi pribadi yang buruk setelah suaminya mengalami cacat fisik.
Dia melakukan hubungan intim dengan beberapa pria lain. Dia melakukan hal semacam ini karena
suaminya telah tidak sanggup memberikan apa yang dia inginkan; apalagi kondisi ekonomi rumah
tangganya menurun sebagai dampak dari keadaan budaya, sosial dan ekonomi Inggris sebelum dan
sesudah perang dunia perrtama. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa dua latar belakang di
atas telah memberikan pengaruh/efek pesikologis terhadap pengarang di dalam memaparkan watak
dari pelaku utama novel ini.

Kata kunci: aspek psikologis pengarang, penokohan/pemaparan watak, perang dunia pertama

Abstract

This article discusses a novel Lady Chatterlay’s Lover by David Herbert Lawrence. The story is
based on the writer’s life background as well as the background of English economic, social and
cultural condition before and after the first world war. The life experiences of Connie and her husband,
Clifford, are taken as the main topic of this research by using expressive and psychological approaches.
It is described that at the beginning Connie has a good personality but this chnges to be a bad one
after her husband, Clifford, has got paralyzed. Such a condition has shifted her to be a woman who
has no good character. She plunges herself into humiliating life by committing adultery with some
other men. She has done it because she has never got what she hopes from his husband ; in addition,
the economic condition of her family also gets decline as the impact of English economic, social and
cultural condition before and after the first world war. The result of this research proves that the two
backgrounds above have provided great psychological effects on the writer in doing characterization
of the main character in this novel.

Keywords: writer’s psychological aspect, characterization, the first world war

127
Vol. 5, No. 2, Desember 2015

A. Pendahuluan Dalam kajian ini peneliti atau penelaah sastra


dapat menempuh melalui tiga cara.
Kajian psikologis terhadap karya sastra, Pertama, peneliti sastra dapat mempelajari
hingga saat ini makin banyak dilakukan oleh para suatu karya atau sejumlah karya seorang pe­
peneliti dan penelaah sastra, meskipun belum ngarang. Dari karya-karya yang ditelitinya
sebanyak kajian struktural. Munculnya kajian tersebut ia dapat menarik suatu kesimpulan
dengan menggunakan pendekatan psikologi ini tentang keadaan psikologis pengarang.
bermula dari semakin meluasnya pengaruh teori Kedua, ini merupakan kebalikan dari yang
psikoanalisis Freud yang muncul tahun 1905. pertama. Di sini si peneliti/penelaah sastra me­
Meluasnya teori tersebut berpengaruh terhadap mulai dengan mempelajari riwayat hidup atau
agama, etika, pendidikan, ilmu pengetahuan latar belakang si pengarang. Penelitian dapat
sosial, dan sastra. Dengan pengaruh psikologi dilakukan dengan mempelajari tulisan-tulisan
tersebut, para peneliti sastra mulai melakukan yang pernah ditulis oleh pengarang berkenaan
studi sastra dengan menggunakan pendekatan dengan karya yang diciptakannya, catatan harian
psikologi. Hubungan antara psikologi dengan yang ada sangkut pautnya dengan peristiwa
sastra memang sudah sama tuanya dengan yang pernah dialami sipengarang.
usia kedua ilmu tersebut, walaupun pengaruh Ketiga, peneliti sastra dapat menempuh
psikologi terhadap sastra masih diwakili oleh dengan cara pulang balik antara pengetahuan
psikoanalisis Freud. tentang riwayat hidup si pengarang dengan
Kajian psikologi dalam studi sastra men- aspek-aspek psikologis yang terdapat dalam
dalami segi-segi kejiwaan pengarang, karya, karya sastra yang ditelitinya. Dengan cara ini
dan pembaca (Tarigan, 1985: 213). Dengan peneliti dapat memanfaatkan pengetahuan
pernyataan ini berarti Tarigan tidak membatasi tentang riwayat hidup pengarang dan keadaan
daerah kajian pendekatan psikologi pada sosial budaya pada saat karya sastra itu
masalah-masalah genetik saja, tetapi juga pada ditulis serta aspek-aspek kejiwaan suatu karya
sastra sebagai suatu karya yang otonom dengan sastra sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang
menelaah aspek-aspek psiko­ logis yang ada dipandang bermakna dalam riwayat hidup si
pada para tokohnya, dan aspek pengaruh karya pengarang dapat dimanfaatkan untuk menyoroti
sastra pada kejiwaan sang pembaca. Pernyataan aspek kejiwaan dalam karyanya. Dan sebaliknya
Tarigan ini senada dengan apa yang dikatakan bagian yang dipandang bermakna dalam karya
oleh Rene Wellek dan Austin Warren (1962:81) sastra dapat digunakan untuk menafsirkan
bahwa ada empat aspek kajian psikologi dalam aspek kejiwaan si pengarang.
studi sastra, yaitu (1) studi psikologis terhadap Dalam penelitian terhadap novel Lady
pengarang sebagai tipe dan pengarang sebagai Chatterlay’s Lover ini, peneliti memulai dari
individu, (2) studi mengenai proses kreativitas, menyoroti latar belakang/riwayat hidup si
(3) studi mengenai tipe dan hukum-hukum pengarang serta keadaan sosial budaya Inggris
karya sastra, dan (4) studi mengenai efek karya pada waktu si pengarang hidup kemudian di kaji
sastra terhadap ke­jiwaan pembacanya. bagaimana pengarauhnya terhadap penokohan
Kajian psikologi dalam studi sastra yang pelaku utama novel tersebut.
mengarah pada proses kreatif dan penelitian
aspek psikologis penulis atau pengarang, baik B. Metode
pengarang sebagai tipe maupun sebagai individu
adalah kajian psikologi yang menekankan pada Penelitian terhadap novel Lady Chatterlay’s
aspek pengarang sebagai penghasil karya sastra. Lover ini, dilaksanakan melalui riset perpustakaan
dengan menggunakan metode berikut.

128
Aspek Psikologis Pengarang dan Pengaruhnya terhadap Perwatakan Tokoh Utama
Novel Lady Chatterlay’s Lover Karya David Herbert Lawrence
Imam Basuki

1. Metode analitis, yaitu mencari data dari kuat bagi pengarang di dalam pemberian
buku novel itu sendiri sebagai data primer watak atau perwatakan terhadap para tokoh
lalu menganalisisnya sesuai dengan teori utama novel ini. Untuk itu peneliti bermula
ekspresif. dengan mempelajari riwayat hidup sang
2. Teori ekspresif, yaitu menganalisis sejauh pengarang, serta keadaan sosial budaya Inggris
mana novel tersebut dipakai oleh pe- pada waktu novel ini ditulis. Hal ini dapat
ngarangnya untuk menyampaikan pikiran dilakukan dengan mempelajari tulisan-tulisan
dan isi jiwanya. pengarang berkenaan dengan karya-karya yang
3. Pendekatan psikologi yang memanfaatkan diciptakannya, berbagai hal yang menyangkut
teori psikologi yakni memulai dari me- keyakinan pengarang serta peristiwa-peristiwa
nyoroti latar belakang hidup si pengarang penting yang pernah dialami si pengarang.
serta keadaan sosial budaya Inggris pada
waktu novel ini ditulis kemudian meng­ 1. Latar Belakang Pengarang
kaji bagaimana pengaruhnya terhadap per­ David Herbert Lawrence adalah seorang
watakan tokoh utama novel ini. novelis Inggris, juga sebagai seorang pujangga,
essayist, dan penulis surat sebaran yang amat
Tegasnya, dalam kajian psikologi terha­ dap masyhur di awal abad ke-20. la dilahirkan
novel Lady Chatterlay’s Lover ini peneliti meng­ pada tanggal 11 September 1885 di sebuah
gunakan pendekatan psikologi yakni dengan kampung pertambangan batu bara Eastwood-
menganalisis latar belakang si pengarang beserta Nottinghanshire-Inggris Utara. Ia hidup sekitar
keadaan sosial budaya Inggris waktu novel ini tahun 1885-1950, berasal dari keluarga buruh
ditulis, sebab latar belakang si pengarang serta tambang di Inggris utara. Ayahnya seorang kuli
latar belakang sosial budaya waktu itu dapat tambang, sedang ibunya adalah seorang wanita
mewarnai kejiwaan si pengarang dan selanjutnya dari kelas menengah yang mengenyam beberapa
bisa berpengaruh pada hasil karyanya. pendidikan bahkan telah mengajar di sekolah
Dalam teknik pengumpulan data, peneliti rendah (sekolah dasar). Lawrence lebih dekat
melakukan riset kepustakaan (Library Research) kepada ibunya daripada kepada ayahnya hingga
yaitu data dikumpulkan dengan membaca buku- ayahnya meninggal. Karena Lawrence berasal
buku yang dipakai sebagai data primer dan dari keluarga buruh tambang, ia mengetahui
data sekunder. Data primer diperoleh dengan dan ikut merasakan segala kesengsaraan
membaca Novel Lady Chatterlay’s Lover karya yang dialami buruh-buruh tambang beserta
David Herbert Lawrence, kemudian untuk data keluarganya.
sekunder peneliti membaca beberapa buku Latar belakang Lawrence lain daripada novelis
tentang biografi si pengarang dan membaca lain pada zamannya. Begitu pula pengalaman
beberapa referensi lain yang masih berkaitan batin dan kesengsaraan yang dialami oleh kaum
dengan topik penelitian. buruh beserta keluarga mereka yang banyak
dikisahkan dalam Lady Chatterlay’s Lover dengan
C. Hasil dan Pembahasan segala dampak negatif akibat kesengsaraan
itu. Ia merasa bahwa dunia modern dengan
Dalam artikel ini dibahas tentang aspek meterialisme dan komersialismenya merusak
psikologis pengarang yang mencakup dua hal, kehidupan manusia, yang seharusnya penuh
yaitu latar belakang pengarang atau riwayat keselarasan dan kreativitas. Ia percaya bahwa
hidup pengarang dan keadaan sosial budaya keselarasan ini dapat tercapai jika manusia
Inggris pada waktu si pengarang hidup. Kedua modern berdamai dengan naluri-nalurinya yang
hal ini memberikan dampak psikologis yang

129
Vol. 5, No. 2, Desember 2015

terdalam dan mengusahakan keselarasan antara karena terserang radang paru-paru. Atas semua
naluri dengan intelek. pengakuannya, ia kemudian masuk sebuah
Dalam kebanyakan karya D.H. Lawrence akademi di Nottingham. Setelah memperoleh
ditemukan dan dibeberkan konflik yang men­ sertifikat keguruan ia menjadi guru di sana juga
dalam antara pria modern dan wanita modern. (Croydon).
Di antara mereka tidak terdapat keserasian Pada tahun 1912 ia meninggalkan pekerja­
emosional karena hidup emosional mereka telah annya sebagai guru, dan memastikan diri untuk
dirusak oleh dunia modern yang telah dikuasai menjadi seorang penulis. Pada tahun yang
oleh intelek. Maka, harus dicari jalan untuk sama ia kawin dengan Frieda Von Richthofen
membebaskan emosi serta naluri-naluri yang Weekley, seorang wanita berkebangsaan
selama ini tertekan oleh intelek. Di Eropa ia tidak Jerman dan bekas seorang istri Profesor dari
dapat menemukan lagi hidup yang wajar, maka Universitas Nottingham, adik dari seorang
ia mencarinya di antara orang-orang primitif di terkenal Jerman dikala Perang Dunia I. Mereka
Mexico yang hidupnya lebih alamiah. Secara kawin di Italy 1914 sesudah Frieda dipisah oleh
berangsur-angsur filsafat Lawrence ini terungkap suami­nya. Kisah perkawinan dan cinta kasihnya
dalam novel-novelnya, misalnya The Rainbow membuahkan cerpen berjudul The Prussian
(1915), Women in Love (1912), Aaron’s Rod dan Officer (1914). Namun, dikarenakan sikapnya
The Plumed Serpent (1926). Sering D.H. Lawrence terhadap perang dunia dan kebangsaan istrinya
mendapat kritik bahwa ia terlalu menekankan yang berkebangsaan Jerman, akhirnya mereka
segi fisik. Kritik ini tidak membuatnya gentar, bercerai. Akibat dari penceraian ini Lawrence
bahkan ia menulis Lady Chatterlay’s Lover memutuskan untuk meninggalkan Inggris, me­
(1928), ketika ia menggambarkan persetubuhan ngembara ke beberapa negara seperti Italy,
pria dengan wanita dengan cara yang paling Malta, Ceylon, Australia, California, dan New
terus terang yang pernah ditulis dalam novel Mexico. Pada tahun 1929 ia kembali ke Eropa
Inggris hingga saat itu. Penerbitannya di Inggris dan setahun kemudian ia meninggal karena
dalam bentuk yang lengkap pada tahun 1960 menderita penyakit tuberculosis di Venice
menghebohkan dan diperkarakan di pengadilan Perancis. Namun mayatnya dibakar dan abu­
dengan tuduhan kecabulan. Namun, buku itu nya dibawa ke Amerika untuk selanjutnya
lolos, kehebohan itu justru membuat novel dikebumikan di sebuah bukit di dekat Taos New
Lady Chatterlay’s Lover sangat laku. Tetapi Mexico. Hampir semua kepribadian Lawrence
kemenangan karya Lawrence ini dianggap oleh diabdikan untuk mengarang sebanyak mungkin
novelis muda sebagai “izin” untuk menulis buku berupa novel, cerpen, puisi, dan essay.
dengan cara yang lebih terus terang lagi yang Sementara salah satu dari sekian banyak
mungkin tidak disetujui oleh D.H. Lawrence novel­ nya yang paling terkenal berjudul Lady
sendiri seandainya ia masih hidup. Chatterlay’s Lover yang merefleksikan riwayat
Kisah di masa ia masih kanak-kanak, hidupnya sendiri, yaitu kisah kehidupan orang
masa remaja, dan masa mudanya di sekolah tuanya. Ayahnya seorang buruh tambang
ia ceritakan dalam novelnya yang berjudul dengan segala penderitaanya. Novel ini tokoh
Sons and Lover. Di dalam novel ini ia ceritakan utamanya juga persis dengan pekerjaan ayahnya,
pula tentang kecintaannya kepada ibunya dan yakni Clifford seorang buruh tambang. Konflik
peng­alaman cintanya dengan sang kekasih. yang terjadi antara suami-istri di dalam novel
Pengalaman lain, ia pernah menjadi juru tulis itu, yaitu antara Clifford dan Connie istrinya,
pada sebuah pabrik namun hanya tiga bulan merefleksikan konflik orang tua D.H. Lawrence
dan dalam novelnya yang berjudul Damaged my sendiri.
Health for Life, ia menceritakan penderitaannya

130
Aspek Psikologis Pengarang dan Pengaruhnya terhadap Perwatakan Tokoh Utama
Novel Lady Chatterlay’s Lover Karya David Herbert Lawrence
Imam Basuki

2. Keadaan Sosial Budaya Inggris pada sangat rendah, banyak terjadi pengangguran
Waktu D.H. Lawrence Hidup serta laju kegagalan bisnis yang sangat tinggi
sebagai pertanda datangaya era Depresi (The
Akhir abad ke-19 dan pemulaan abad ke- Encyclopedia Americana, 1975:Volume 8).
20 merupakan masa puncak kejayaan kerajaan Peristiwa depresi ekonomi ini terjadi merata
Inggris yang daerah-daerahnya tersebar di di seluruh negara-negara di dunia, lebih-lebih di
seluruh dunia. Masyarakat, terutama golongan Inggris. Pengangguran merajalela dan timbullah
menengah, menikmati tingkat kemakmuran yang masalah-masalah sosial yang sangat serius.
tinggi berkat kemajuan ekonomi yang dibantu Persoalan-persoalan berat yang dialami Inggris
oleh kemajuan teknologi. Segala sesuatunya ini diperberat lagi dengan ma­ salah-masalah
tampak beres setidak-tidaknya di permukaan. yang ditimbulkan oleh per­ kembangan, baru
Memang di bawah kecemerlangan ini terdapat di daratan Eropa, yaitu munculnya Fasisme
gejala-gejala ketidakpuasan yang sesungguhnya dan Nazisme yang mengancam keselamatan
sudah lama berlangsung dan makin lama benua Eropa, termasuk Inggris. Dengan adanya
makin tampak. Kita ingat misalnya bahwa ancaman dari luar terhadap keselamatan
Carlyle, dan Arnold melemparkan kritik-kritik bersama ini, timbul kembali rasa solidaritas
serta kecaman-kecaman terhadap masyarakat dan tekad untuk mempertahankan diri. Semua
kerena mereka melihat semakin merajalelanya kejadian di atas memengaruhi para sastrawan di
materialisme, rasa puas diri, ketumpulan rasa dalam menghasilkan karyanya, termasuk pada
dalam estetika serta dalam hubungan-hubungan diri D.H. Lawrence.
ekonomi dan sosial. Kecaman-kecaman terhadap Perkembangan kesusastraan di awal abad
segi negatif dari apa yang disebut Victorianism ke-20 ini lebih mengikuti jalannya sejarah seperti
ini makin menajam seperti yang dapat dilihat yang secara sepintas lalu digambarkan di atas.
dalam satire-satirenya Samuel Butler, yang Hal ini tidak mengherankan karena kesusastraan
contohnya kemudian diikuti antara lain oleh adalah ungkapan jiwa manusia. Para sastrawan,
Bernard Shaw. Akhirnya pecahlah Perang Dunia sebagai manusia, sudah pasti tidak terlepas dari
I dengan segala kebengisannya dan daya rusak­ keadaan kapan dan di mana mereka hidup.
nya yang mengerikan. Berakhirnya perang pada Satu hal lagi yang perlu diketahui tentang
tahun 1918 menyelesaikan banyak masalah, kesusastraan. Awal abad ini ialah besarnya
tetapi juga menimbulkan persoalan-persoalan jumlah keanekaragaman baik dalam isi maupun
baru. Idealisme dan patriotisme zaman perang bentuk. Mungkin hal ini disebabkan oleh
segera lenyap dan tumbuhlah sikap skeptis semakin besarnya jumlah pencipta serta karya-
dan sinis, suatu sikap keragu-raguan dan tidak karya yang mereka hasilkan, atau mungkin juga
percaya kepada standar-standar etika dan sosial, karena masalah demikian pendeknya perspektif
terutama yang berasal dari masa sebelum perang. sejarah sehingga belum mampu melihat ciri-ciri
Sikap ini terdapat lebih-lebih di kalangan muda yang dominan.
yang menyalahkan generasi tua sebagai orang-
orang yang bertanggung jawab atas terjadinya 3. Aspek Psikologis Pengarang dan Penga­
malapetaka yang bernama perang. Kemudian ruh­nya terhadap Perwatakan Tokoh Utama
pada akhir tahun 20-an terjadi lagi suatu Untuk mengetahui pengaruh latar belakang
musibah yang tidak kalah dahsyatnya, yaitu pengarang maupun latar belakang sosial budaya
depresi ekonomi yang terbesar dalam sejarah. pengarang terhadap perwatakan tokoh utama
Depresi ekonomi berarti suatu periode masa novel Lady Chatterlay’s Lover ini, ada baiknya
segala aktivitas bisnis dalam dunia dan bangsa- mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya
bangsa industri mengalami harga barang yang perwatakan di dalam karya sastra itu. Setiap

131
Vol. 5, No. 2, Desember 2015

pengarang memiliki ciri khas atau gaya ter­ 1. Bagaimana cara seorang tokoh atau pe­
sendiri di dalam memaparkan perwatakan para laku berbicara kepada para tokoh yang
pelakunya atau para tokoh di dalam cerita itu. lain mengenai dirinya sendiri. Dari
Seperti yang Richard D. Altick katakan sebagai sinilah perwatakan atau watak dari tokoh
berikut. itu dapat diketahui.
In bringing stylistic evidence to bear on problems 2. Para pembaca dapat melihat apa saja
of authorship, therefore, the sholar must meet yang diperbuat oleh seorang tokoh dalam
and answer such as insistent questions as these. cerita itu. Dari sinilah dapat dinyatakan
Are his touchstones the criteria derived from a apakah watak seorang tokoh itu baik
close exanjination of the author’s authentic works
atau buruk. Bukankah tingkah laku
valid? Are there peculiarities of versification
bercerita lebih banyak daripada apa yang
and language and imagery demonstrably
characteristic of that writer and of him alone or dikatakan seseorang?
are they found to significant extent in the work of 3. Watak seorang tokoh dapat pula dilihat
others? (Altick,1975:81). dari perkataan atau kata-kata tokoh lain
terhadap seorang tokoh tertentu. Namun
a. Perwatakan disisi peneliti harus berhati-hati apakah
Perwatakan atau yang dikenal dengan yang berkata itu terlalu akrab dengan
peno­ kohan atau istilah aslinya characterization tokoh yang dimaksud atau sebaliknya
ialah cara dari seorang pengarang di dalam ia bermusuhan. Kalau demikian halnya,
meng­ ungkapkan watak atau cara pengarang maka objektivitas yang ia katakana perlu
memberi sikap pribadi atau watak dari tokoh diragukan.
atau pelaku suatu cerita fiksi. Walaupun yang 4. Sering kali seorang pengarang sudah
digambarkan oleh pengarang itu hanyalah ce­ membeberkan tentang watak seorang
rita fiksi saja akan tetapi hal itu diharapkan tokoh (pelaku) fiksi dengan jelas. Maka
sungguh-sungguh hidup, bukan berarti hidup dalam hal ini dapat dengan mudah
secara jasmaniah, melainkan hidup secara pembaca me-nyimpulkan tentang watak
batiniah yakni sesuai dengan pengalaman-peng­ si tokoh itu. Cara begini si pengarang
alam­ an batin sipengarang. Secara garis besar disebut tukang cerita (storyteller).
per­watakan itu dapat dikatagorikan dalam
dua cara penyampaian yaitu secara analitis Tokoh dalam sebuah cerita sangat diperlukan
dan dramatisasi. Secara rinci Edgar V. Roberts untuk menghidupkan cerita karena isi dari cerita
(1973:45) dalam bukunya Writing Theme About adalah kisah tentang kehidupan. Tokoh (pelaku)
Liter­ature menjelaskan Perwatakan sebagai tidak ditampilkan begitu saja, melainkan disertai
berikut. dengan watak-wataknya. Dengan watak tokoh
yang berbeda-beda tentu akan menimbulkan
1. By what the person himself says (and thinks konflik baik konflik fisik maupun konflik mental.
from the author’s third person omniscient Tokoh memegang peranan penting dalam jalan­
point of view). nya cerita, karena tokoh-tokohlah yang nanti
2. By what the character does. akan saling bertemu, bereaksi membentuk kon­
3. By about other characters say about him. flik, dan membentuk klimaks. Konflik inilah
4. By what the author says about him, speaking yang menciptakan kehidupan dan bergeraknya
as the story teller or an observer of the action. cerita.
Jelasnya atau penjelasan dari kutipan di atas Tokoh atau pelaku dalam cerita terdiri dari
dapat dijabarkan sebagai berikut. tokoh utama dan tokoh tambahan atau figuran.
Tokoh utama memegang peran yang amat

132
Aspek Psikologis Pengarang dan Pengaruhnya terhadap Perwatakan Tokoh Utama
Novel Lady Chatterlay’s Lover Karya David Herbert Lawrence
Imam Basuki

penting dalam cerita, sedang tokoh tambahan yang rapuh, di samping keras kepala tidak
hanya mendukung gerak dan tindakan para mau mendengar saran dari orang lain. Ini bisa
tokoh utama. Novel Lady Chatterlay’s Lover dilihat dari reaksinya dalam menghadapi suatu
merupakan gambaran sebuah keluarga yang kejadian yang menimpa keluarganya atau
merupakan korban dari kondisi sosial ekonomi suaminya (reaction to event).
yang kacau akibat perang dan dampak dari Dalam perkawinannya dengan Clifford,
depresi ekonomi yang terjadi di benua Eropa. ayah Connie sebenarnya kurang setuju anaknya
Di samping itu watak dari tokoh (pelaku) bersuamikan Clifford karena ia ada firasat
utama yang rapuh karena tidak mau menerima bahwa di dalam perkawinan itu Connie tidak
kenyataan yang terjadi pada dirinya. Novel ini akan mendapatkan kebahagiaan lahir maupun
menampilkan Connie dan suaminya, Clifford. batin. Namun, karena wataknya yang keras,
Sedang tokoh-tokoh lain seperti Hilda, Mellors, sulit diatur, dan sulit menerima saran-saran dari
Mrs.Bolton dan Duncan Forbe hanyalah sebagai ayahnya sendiri Connie tetap melangsungkan
tokoh tambahan. Dalam artikel ini tokoh (pelaku) perkawinan itu. Ia sudah terlanjur jatuh cinta
yang dianalisis hanyalah tokoh utama, yaitu kepada Cliford. Wataknya yang kaku dan tidak
Connie dan Clifford sepasang suami istri yang mengerti apa yang dimaksud oleh ayahnya
berantakan rumah tangganya karena tidak ada tidak akan mendapat apa-apa dengan Clifford
saling pengertian di antara mereka. Pesoalan dilukiskan dalam kutipan berikut.
cenderung diatasi sendiri oleh Connie.
+ I hope, Connie you won’t let circumstances
b. Perwatakan Connie force you into being a demi-vierge.
- A demi-vierge, replied Connie vaguely. Wh ?
Connie atau yang nama lengkapnya adalah Why not?
Constance Reid, istri dari seorang bangsawan + Unless you like it, of course, said her father
bernama Clifford Chatterlay, sehingga ia hostily. To Clifford he said the same when the
dipanggil juga dengan sebutan Lady Chatterlay, two men were alone: I’m afraid it doesn’t quite
suit Connie to be a demi-vierge.
merupakan tokoh utama di dalam novel
- A half virgin, replied Clifford, translating the
ini disamping Clifford, suaminya. Sebagai phrase to sure of it (Lawrence, 1958:24).
tokoh utama Connie mempunyai sifat round
character misalnya semula ia adalah gadis yang Di bagian lain pengarang melukiskan watak
berperangai baik. Kawin dengan Clifford ia masih Connie yang mudah kena pengaruh oleh ling­
menampakkan kepribadian baik, namun setelah kungan tempat tinggalnya. Ia tidak mau
suaminya mendapat kecelakaan sewaktu dalam menerima keadaan lingkungan di mana dan
tugas dan menyebabkan ia lumpuh, Connie kapan ia hidup, karena depresi ekonomi yang
berubah perangainya menjadi orang yang tidak melanda benua Eropa waktu itu juga melanda
mempunyai pendirian. Ia mudah diombang- lingkungan di mana ia tinggal. Akibat dari perang
ambingkan oleh keadaan yang menjadikan yang melanda Eropa ditambah lagi dengan
dirinya terperosok ke lembah yang hina dengan depresi ekonomi menyebabkan situasi sosial
menceburkan dirinya hanyut oleh nafsu seksnya ekonomi menjadi kacau, dengan banyaknya
yang dilakukan dengan laki-laki lain di luar pengangguran yang menyebabkan kekacauan
sepengetahuan suaminya. Ia lakukan akibat sosial yakni adanya kebebasan hubungan di
dari keinginannya mempunyai seorang anak. antara muda mudi, kebobrokan moral di sana-
Keinginan itu tidak pernah kunjung tiba karena sini dan kekacauan ekonomi. Dalam keadaan
suaminya lumpuh dan tidak bisa memberikan semacam ini, Connie sebagai seorang remaja,
apa yang sangat ia dambakan dalam hidupnya. seharusnya berhati-hati namun ia ikut hanyut ke
Watak Connie ini digambarkan sebagai orang dalamnya. Ini dilukiskan dalam kutipan berikut.

133
Vol. 5, No. 2, Desember 2015

They had been sent to Fresden at the age of kenyataan hidup. Semasa muda ia hidup bebas,
fifteen for music among other things. They had namun setelah kawin tidak seperti apa yang
good time there. They lived freely among the ia idam-idamkan. Di dalam mempertahankan
students, they with the men over philosophical
perkawinan seharusnya tetap teguh, meski
and artistic matter and they tramped off to the
forest with sturdy youths bearing guitars. They apa­pun yang bakal menimpanya. Akan tetapi,
were free. Free! That was the great world. Out in Connie lemah, rapuh, dan tidak mau menerima
the open world, out in the forests of the morning, kenyataan yang menimpanya. Ia mulai bosan
with lusty splendid-throated young fellows, dengan lingkungan rumah tangganya setelah
free to do as they liked. It was the talk that suaminya mendapat kecelakaan dan lumpuh.
matterd supremely: the impassioned interchange
Mengetahui kenyataan suaminya yang tidak bisa
to talk. Love was only a minor accompaniment
(Lawrence, 1958:11).
memberi apa yang ia inginkan atau suaminya
tidak bisa memberi kepuasan lahir dan batin
Kutipan di atas membuktikan bahwa terhadap dirinya, Connie mencari kepuasan di
sejak remaja Connie dan adiknya Hilda telah luar rumah dengan laki-laki lain.
mem­ punyai kebiasaan bergaul bebas dengan Kekecewaan Connie dengan Clifford mem­
teman-teman laki-laki, namun tidak sampai ia buat ia gelisah dan menderita batin karena
melakukan perbuatan zina. Ini dapat dibuktikan merasa kesepian. Untuk mengatasinya ia lari dari
sewaktu ia kawin dengan Clifford ia masih kenyataan dan berselingkuh dengan Michaelis,
perawan. Secara psikologis kebiasaan ini tidak teman suaminya. Ia juga bermain serong dengan
baik karena jika suatu waktu ia mengalami pengawas hutan milik suaminya yang bernama
tekan­an dalam hidupnya, kemungkinan be­ Mellors. Dengan Mellors inilah ia sampai hamil
sar kebiasaan itu akan terjadi atau terulang dan akhirnya meninggalkan Clifford suaminya
lagi bahkan bisa menjadi lebih rusak. Watak untuk hidup bersama Mellors di sebuah desa.
demikian dilihat atau dilukiskan oleh pengarang Semua ini Connie lakukan karena Clifford tidak
dengan teknik discussion of environment. bisa memberikan anak yang ia dambakan. Dalam
Lebih jauh watak Connie dilukiskan sebagai perkawinannya dengan Clifford ia mengharap
wanita yang bebas, lebih-lebih setelah kematian hadirnya seorang anak, namun Clifford tidak
ibunya, ia masuk sebuah kelompok anak muda bisa memenuhi keinginan tersbut. Kenyataan ini
yang menamakan “The Young Cambridge malah dipakai sebagai kesempatan oleh Connie
Group,” Di dalam organisasi inilah ia bertemu untuk bermain dengan setiap laki-laki yang ia
dengan Clifford yang akhirnya menjadi suami­ cintai. Di sini pangarang meggunakan teknik
nya. Namun dari perkawinannya ia tidak portrayal of thought stream or conscious thought
rnendapatkan kebahagiaan malah menyebabkan untuk menggambarkan jalan pikiran Connie
ia terperosok ke lembah hina yang dalam. selaku tokoh utama. Pengarang melukiskan lebih
Clifford married Connie, nevertheless, and had jauh tentang jalan pikiran Connie yang dangkal,
his month’s honeymoon with her. It was the yaitu karena keinginannya yang mendalam akan
terrible year 1917, and they were intimate as two hadirnya seorang anak, ia berselingkuh dengan
people who stand together on a sinking ship. He Mellors dengan karapan bisa memperoleh
had been virgin when he marrie: and the sex part anak. Di sini Connie tidak memikirkan bahwa
did not mean much to him. They were so close
perbuatannya itu bertentangan dengan agama.
he and she apart from that. And Connie exulted
a little in his intimacy which was beyond a man’s Kenyataan semacam ini atau perbuatan seperti
satisfaction (Lawrence, 1958:18). yang dilakukan Connie ini sebenarnya banyak
dijumpai dalam kehidupan nyata.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Jalan pikiran Connie ini sebenarnya gambaran
pri­
badi atau watak Connie ingin membalas dari jalan pikiran banyak orang Inggris karena

134
Aspek Psikologis Pengarang dan Pengaruhnya terhadap Perwatakan Tokoh Utama
Novel Lady Chatterlay’s Lover Karya David Herbert Lawrence
Imam Basuki

kekacauan sosial ekonomi yang melanda Inggris dengan Mellors, pembantu suaminya. Namun
waktu itu. Connie adalah salah satu contoh demi­ kian ia masih sempat mau mengelabuhi
wanita yang selalu cemas akan dirinya dan suaminya dengan berkirim surat kepada
masa depannya. Ia tidak dapat menghadapi Clifford, sewaktu ia di rumah orang tuanya di
kenyataan hidup dan kelumpuhan suaminya. Venice-Paris, bahwa kehamilannya itu sebagai
Clifford memang lumpuh, namun ia masih akibat hubungannya dengan Duncan Forbe di
dapat mencukupi kebutuhan materi dengan Vanice, bukan dengan Mellors. Tindakan ini
harta yang dimilikinya berupa hutan yang luas. ia lakukan agar Clifford mau menceraikannya.
Namun, semua ini tidak membuat hati Connie Dengan teknik portrayal of thought stream,
bahagia. Di samping kebutuhan makan-minum pengarang melukiskan jalan pikiran Connie
sebenarnya ada kebutuhan lain yang sangat ia sebagai tokoh yang suka berbohong, bahkan
butuhkan, yakni anak dan kepuasan seks yang terhadap suaminya sendiri, Clifford. Ia suka
tidak diperoleh dari Clifford. Kutipan berikut me­ngelabuhinya untuk menutupi tindakan
melukiskan kekecewaan Connie yang diatasi amoral­ nya. Ia juga dilukiskan sebagai wanita
dengan berselingkuh dengan Mechaelis. yang berwatak pengecut yang tidak mempunyai
+ Am I late Clifford? She said putting down the kepercayaan diri. Hal ini dapat dibuktikan dari
few flower and taking up the tea caddy and she tindakannya yang melarikan diri dari masalah
stood before the tray in her hat and scarf. I’m yang menimpa rumah tangganya, ketika
sorry! Why don’t you let Mrs. Bolton make the suaminya tidak dapat memberikan apa yang ia
tea?
dambakan, yaitu hadirnya seorang anak dalam
Connie menolak permintaan suaminya untuk keluarga dan kepuasan seks. Semua problem itu
menyediakan teh baginya. Hal itu menunjukkan muncul dalam diri Connie karena kondisi tubuh
bahwa ia tidak patuh kepada perintah suaminya, Clifford, suaminya yang lumpuh.
bahkan ia mengatakan mengapa tidak Mrs. Apa yang diperbuat oleh Connie sebagai
Bolton, pembantunya membuatkan teh bagi salah satu contoh dari sekian banyak wanita
diri­nya. Apa yang Connie lakukan di atas se­ yang berkepribadian lemah dan lemah pula ke­
benarnya merupakan alasan yang dicari-cari, yakinan agamanya. Agama mempunyai per­
agar suaminya tidak menghiraukannya dan ia aturan yang ketat terhadap apa yang seharusnya
bisa dengan leluasa berbuat serong dengan laki- diperbuat oleh para penganutnya, khususnya
laki lain. Kemalasan melayani suaminya karena yang berkenaan dengan masalah hubungan seks
ia membagi waktu antara yang di rumah dengan yang merupakan masalah paling sensitif dalam
waktu untuk pergi ke hutan menemui Mellors si kehidupan rumah tangga. Dalam agama Islam
pengawas hutan. Gaya hidupnya yang bebas Nabi bersabda sebagai berikut.
ini didukung oleh pengalamannya di kala Sebaik-baik wanita (istri) ialah yang menyenang­
masih duduk di bangku sekolah. la dan adiknya kan hatimu bila kau pandang, taat bila kau
Hilda telah mempunyai banyak pengalaman perintah dan di saat engkau pergi, ia menjaga
ke­
hor­matan dirinya dan harta bendamu (Al-
dalam bercinta. Kecerdikannya mengelabuhi
Hadits).
orang-orang di sekitarnya terutama suaminya
dengan tindakan yang tidak mencurigakan, Dalam novel Lady Chatterlay’s Lover, Connie
lama kelamaan diketahui juga oleh suami dan digambarkan sebagai seorang istri yang
pembantunya. Akibat dari tindakannya sendiri tidak patuh kepada suaminya, tidak menjaga
ia mengalami konflik mental. kehormatan dirinya dan Clifford selalu berada
Kecurigaan Clifford yang sering dikelabuhi di rumah karena memang ia lumpuh. Sekalipun
oleh Connie akhirnya terbongkar dengan Clifford selalu ada di rumah, Connie dengan
hamilnya Connie sebagai hasil hubungan

135
Vol. 5, No. 2, Desember 2015

kecerdikannya dapat melaksanakan perbuatan mewarnai hasil karyanya yang dapat dilihat
zina dengan Mechaelis, juga dengan Mellors. dan dibuktikan dari cara pengarang dalam
Ini menunjukkan betapa bejadnya moral Connie memaparkan perwatakan para tokoh ceritanya.
sebagai seorang istri. Apa yang dilakukan Connie Bukti lain dapat dianalisis dari pengarang dalam
merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat memaparkan watak Clifford, suami Connie,
Inggris sekitar tahun 1917-an. Ke­hidupan kaum pada bahasan berikut.
wanita saat itu, oleh D.H. Lawrence, diceritakan Pelukisan watak Cliffirod dipengaruhi peng­
kembali dalam novelnya. Di kala itu Inggris atau alaman D.H. Lawrence selaku pengarang, yang
Eropa umumnya dilanda Perang Dunia I yang waktu itu melihat kejadian-kejadian yang me­
menyebabkan depresi ekonomi. Hal itu sejalan ninpa masyarakat Eropa khususnya Inggris.
dengsan apa yang dikatakan oleh Samekto Kekacauan sosial, ekonomi, dan budaya melanda
dalam bukunya Ikhtisar Sejarah Kesusastraan Inggris sebagai dampak Perang Dunia I dan
Inggris sebagai berikut. depresi ekonomi, sektar tahun 20-an. Apa yang
Akhirnya pecahlah Perang Dunia I dengan pengarang paparkan dalam novel Lady Chatterlay’s
segala kebengisannya dan daya rusaknya yang Lover ini adalah kejadian yang melanda Inggris
mengerikan. Berakhirnya perang pada tahun di sekitar tahun itu. Pengarang menyebutkan
1918 menyelesaikan banyak masalah, tetapi juga bahwa perkawinan Connie dan Clifford tahun
menimbulkan masalah-masalah baru. Idealisme
1917 dan pada tahun ini juga Clifford mendapat
dan patriotisme lenyap namun tumbuhlah sikap
kecelakaan yang menyebabkan dirinya lumpuh
skeptis dan sinis, suatu sikap keragu-raguan dan
tidak percaya pada standar-standar etika: dan permanen. Oleh karena itu, pada tahun-tahun
sosial.... Kemudian pada akhir tahun 20-an terjadi berikutnya Connie hidup penuh kegoncangan
lagi musibah yang tak kalah dahsyatnya yaitu jiwa yang tampak pada halaman 18. Pengarang
depresi ekonomi yang terbesar dalam sejarah. memaparkan perkawinan kedua anak manusia
Pengangguran merajalela dan timbullah masalah- tersebut dengan segala suka dan dukanya.
masalah sosial yang sangat serius (Samekto,
Akibat kekacauan sosial-ekonomi tersebut
19761:76).
dilukiskan oleh pengarang bahwa orientasi
Lebih jauh Samekto mengatakan bahwa hidup setiap manusia atau masyarakat Inggris
perkembangan kesusastraan pada awal abad ke- mengarah pada materialisme, yaitu pemenuhan
20 ini kurang lebih mengikuti jalannya sejarah kebutuhan lahiriah. Kebutuhan rohani seperti
seperti yang secara sepintas lalu digambarkan agama tidak dihiraukan. Hal itu tampak pada
pada kutipan di atas. Hal ini tidak mengherankan jalan pikiran Connie yang berusaha memenuhi
karena karya sastra sebagai ungkapan jiwa kebutuhan seks dengan setiap lelaki yang
manusia, sementara itu sastrawan sebagai dicintainya. Hamil bukan hasil hubungan badan
manusia tidak terlepas dari keadaan lingkungan dengan suaminya, melainkan dengan Mellors,
mereka hidup. Pendapat Samekto senada dengan tidak disesalinya. Ia bangga karena yang ia
Hudson (1965:10) yang mengatakan bahwa idam-idamkan, mempunyai seorang anak dari
sastra adalah sebuah catatan penting dari apa hasil perbuatan zina dengan Mellors dapat
yang dilihat oleh manusia dalam kehidupan ini, mem­ buktikan bahwa dirinya tidak mandul.
dan apa saja yang telah mereka alami, pikirkan, Semua tindakan Connie ini dipengaruhi oleh
dan rasakan tentang aspek dari semua itu. latar belakang sosial budaya Inggris waktu
Hal itulah yang dimaksud oleh peneliti itu. Pengarang melukiskan situasi itu melalui
bahwa latar belakang pengarang maupun Connie yang digambarkan sebagai wanita yang
sosial budaya kapan dan di mana si pengarang kering akan kepercayaan terhadap agama. Hal
hidup memengaruhi hasil karyanya. Dengan itu sebagai refleksi dari lingkungan tempat
demikian, aspek psikologis pengarang dapat ting­galnya. Apa yang dilakukan Connie telah

136
Aspek Psikologis Pengarang dan Pengaruhnya terhadap Perwatakan Tokoh Utama
Novel Lady Chatterlay’s Lover Karya David Herbert Lawrence
Imam Basuki

dilihat dan dirasakan pengarang. Oleh karena she and I and the baby had tea together. Did you.
itu, pengarang berkehendak memaparkan se­ wonder where I was.
mua kejadian yang menimpa banyak keluarga - Well, I wondered, but I guess you had dropped
di Inggris di waktu itu. Peristiwa yang dilihat, in somewhere to tea, said Clifford jealously
dipikirkan, dan dirasakan tersebut memengaruhi (Lawrence, 1958:154).
kejiwaan sang pengarang dan menjadi watak
Bukti di atas menunjukkan bahwa D.H.
para pelaku dalam karya novel, drama, maupun
Lawrence selaku pengarang novel Lady
cerpen.
Chatterlay’s Lover memaparkan watak serta
Kekeringan moral agama dipaparkan penga­
tindakan-tindakan para pelaku utama dalam hal
rang lewat tokoh ayah Connie. Mendengar
ini, pasangan suami-istri Clifford dan Connie,
apa yang diceritakan oleh Connie tentang
untuk menginformasikan kepada para pembaca
kehamilannya dengan Mellors, pengawas kebun
tentang situasi masyarakat Inggris sekitar
Clifford, ayah Connie tidak begitu terkejut
tahun sebelum Perang Dunia I dan sesudahnya.
bah­kan sebaliknya ia memberi jalan keluar
Pengarang juga memaparkan dampak dari dua
yang keliru kepada anaknya. Ia minta kepada
peristiwa yang melanda Inggris, yaitu Perang
Connie untuk mengirim surat kepada Clifford
Dunia I dan depresi ekonomi.
dari rumah sang ayah, karena Connie waktu
Melalui tokoh Clifford dan Connie, D.H.
itu berada di rumah ayahnya, dan mengatakan
Lawrence memberi informasi bahwa pasangan
kepada Clifford bahwa Connie sudah hamil
suami istri Clifford dan Connie tersebut ada­
sebagai hasil hubungannya dengan Duncan
lah sebuah contoh keluarga yang amat men­
Forbe, kawan ayah Connie, seorang artis. Usul
derita sebagai korban dari kekacauan sosial,
ayahnya ini diterima oleh Connie. Kemudian ia
ekonomi, dan budaya sebagai akibat dari
mengirim surat kepada Clifford seperti kutipan
dua peristiwa tersebut. Di samping itu, D.H.
berikut.
Lawrence melukiskan terjadinya kebobrokan
Dear Clifford, lam afraid what you foresaw has moral dan ketidakpedulian masyarakat Inggris
happened. I am really in love with onather man,
terhadap ajaran agama. Mereka beranggapan
and do hope you will divorce me. I am staying at
bahwa materialisme merupakan satu-satunya
present with Duncan in his flat. I told you he was
at Venice with us. I am awfully unhappy for your pandangan hidup yang sesuai.
sake; but do try to take it quietly. You don’t really Di sisi lain, D.H. Lawrence dipengaruhi oleh
need me anymore, and I can bear to come back to latar belakang hidupnya sendiri. Apa yang terjadi
Wragby. I am awfully sorry. But do try to forgive dalam keluarga Clifford dan Connie merupakan
me and divorce me and find someone better. I’m refleksi dari apa yang dialami oleh kedua orang
not really the right person for you (Lawrence,
tua Lawrence serta peristiwa-peristiwa yang ia
1958:310).
lihat di masyarakat. Kekacauan sosial ekonomi
Kutipan tersebut membuktikan bahwa yang terjadi di Inggris waktu itu amat terasa
setiap individu tidak perduli lagi atau banyak terutama bagi masyarakat kelas bawah. Ayah
yang tidak perduli terhadap ajaran agama yang D.H. Lawrence tergolong masyarakat kelas
melarang berzina dan berbohong. Dengan teknik bawah yang merasakan dampak kekacauan
perwatakan melalui pemaparan Nyonya Flint sosial-ekonomi tersebut. Ia seorang buruh
yang lucu dan berambut merah pirang. tambang yang berpenghasilan di bawah standar
+ I walk over by Marchay, and I had tea with hidup. Lawrence sebagai anak dari keluarga
Mrs. Flint, she said to Clifford. I wanted to see the buruh merasakan penderitaan yang dialami oleh
baby. It’s so adorable with hair laike red cobwebs. sebagian besar keluarga-keluarga kelas bawah
Such a dear I Mr. Flint had gone to the market, so di Inggris.

137
Vol. 5, No. 2, Desember 2015

Latar belakang D.H. Lawrence sebagai pe­ tersebut memberi ruang pembaca untuk
ngarang novel ini, menampakkan kondisi mengalami katarsis. Meskipun demikian, sastra
sosial budaya dan ekonomi Inggris di saat tidak memaksa para pembaca untuk melakukan
novel ini ditulis. Peneliti membuktikannya perbuatan-perbuatan seperti yang dilakukan
dengan mencermati watak para tokoh utama oleh para tokoh dalam cerita itu karena sastra
(pelaku utama). Pemaparan watak para tokoh bukan doktrin.
utama novel ini menampakkan pengaruh latar
belakang pengarang dan latar belakang sosial Daftar Pustaka
budaya Inggris saat itu. Semua itu membuktikan
bahwa aspek psikologis pengarang berpengaruh Al-Hadits. (tt). Al-Hadits.
terhadap penulisan karya-karyanya, terutama Altick, Richard D. 1975. The Art of Literary
melalui perwatakan para tokoh. Research. New York: W.W Norton & Co.
Hudson, William Henry. 1965. An Introduction to
D. Simpulan The Study of Literature. London: George
Harrap & Co Ltd.
Setelah dilakukan analisis terhadap Novel
Lawrence, D.H. 1958. Lady Chatterlay’s Lover.
Lady Chatterlay’s Lover, dapat disimpulkan bahwa
Italia: Tipografia Giuntina.
aspek psikologis pengarang yang mencakup
latar belakang pengarang, pengalaman hidup Lawrence, D.H. 1915. The Rainbow. United
pengarang, dan kondisi sosial budaya Inggris Kingdom: Modern Library.
saat novel ini ditulis berpengaruh secara Lawrence, D.H. 1912. Women in Love. New York:
psikologis terhadap pengarang. Hal itu tampak Cambridge University Press.
pada watak dan perilaku tokoh utama, Connie Lawrence, D.H. 1926. Aaron’s Rod dan The Plumed
dan suaminya. Tema novel adalah kemerosotan Serpent. British: Cambridge University
moral perkawinan. Dalam novel ini suami Press.
mengalami kelumpuhan karena kecelakaan
Lawrence, D.H. 1914. The Prussian Officer.
sehingga tidak dapat memberinya anak. Demi
London: Cambridge University Press.
mendapatkan anak, istri berzina. Pesan moral
Roberts, Edgar V. 1973. Writing Theme About
yang hendak disampaikan adalah bahwa (1)
Literature, Third Edition. New Jersey:
suami adalah pemimpin rumah tangga yang
Prentice Hall.
wajib memberi nafkah lahir-batin, sedangkan
istri harus patuh kepadanya serta menjaga Samekto. 1976. Ikhtisar Sejarah Kesustraan Inggris.
kehormatan dirinya di kala suami tak di rumah; Jakarta: PT Gramedia.
(2) menghadapi masalah dengan bijak bukan Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip-prinsip
dengan cara harus mengorbankan kehormatan Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
diri dan keluarga. The Encyclopedia. 1975. The Encyclopedia
Novel Lady Chatterlay’s Lover memaparkan Americana. Volume 8.
pandangan dan cara hidup yang sejalan dan
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1965. Theory of
yang tidak sejalan dengan kepentingan moral.
Literature. New York: Harcourt, Brace &
Konflik dalam sastra cenderung menyajikan
World, Inc.
dua hal, yaitu kebajikan dan kebatilan. Konflik

138

Anda mungkin juga menyukai