GAMBARAN SISTEM
Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran sistem yang terdiri dari latar belakang
dan proses bisnis, tujuan, batasan, dan asumsi dari pembuatan sistem Losik Petshop Malang.
1.2 TUJUAN
Tujuan adalah target atau hasil akhir yang diharapkan oleh seseorang maupun sekelompok
orang dari sistem yang telah dibuat. Dari pengertian tujuan tersebut, ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai. Adapun tujuan dari sistem yang kami buat adalah sebagai berikut.
1. Membuat analisis PIECES dan Business Process Model Notation (BPMN) sistem
pencatatan pembayaran pelanggan Losik Petshop Malang yang lama (existing) maupun
yang akan diusulkan (proposed).
2. Membuat Entity Relationship Diagram (ERD) berdasarkan relasi dan kardinalitas antar
entitas di dalam sistem pencatatan pembayaran pelanggan Losik Petshop Malang serta
mampu melakukan normalisasi terhadap alur ERD guna mencegah terjadinya redudansi
data many to many. Serta membuat Data Flow Diagram (DFD) berdasarkan level
Decomposition Tree Diagram (DTD) yang telah dibuat dan analisis Create, Read,
Update, Delete (CRUD) dari sistem pencatatan pembayaran pelanggan Losik Petshop
Malang.
3. Membuat sistem informasi pada sistem pencatatan pelayanan pelanggan pada Losik
Petshop Malang yang bertujuan untuk membantu owner dan karyawan Losik Petshop
Malang.
1.3 BATASAN
Batasan sistem “Boundary” merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya (Rivai, 2011). Pembatasan dari
suatu sistem digunakan untuk menghindari adanya pelebaran atau penyimpangan sistem agar
pengamatan yang dilakukan lebih terarah sehingga tujuan pengamatan akan mudah tercapai.
Berikut merupakan batasan dari studi kasus sistem pencatatan pembayaran pelanggan di
LOSIK Petshop Malang.
1. Program hanya bisa dijalankan oleh owner atau karyawan Losik Petshop Malang.
2. Hanya dapat digunakan untuk pengelolaan database pencatatan produk, pencatatan data
supplier, pencatatan data penjualan produk, pencatatan data pembelian produk, serta
pembuatan laporan pada sistem pencatatan pelayanan pelanggan Losik Petshop Malang.
1.4 ASUMSI
Asumsi atau anggapan dasar merupakan suatu gambaran sangkaan, perkiraan, suatu
pendapat atau kesimpulan sementara, atau teori sementara yang belum dibuktikan (Susilowati,
2015). Dalam hal tersebut, kami menerapkan asumsi dari studi kasus sistem pencatatan
pembayaran pelanggan di LOSIK Petshop Malang sebagai berikut.
1. User paham cara untuk menjalankan program dengan baik dan benar.
2. Tidak ada batasan bagi LOSIK Petshop untuk membeli produk ke supplier karena belum
adanya verifikasi dari sistem, tetapi untuk penjualan produk ke customer tetap mengikuti
pembelian.
BAB II
REQUIREMENT DEFINITION
Pada bab ini akan membahas mengenai user identification, analisis PIECES, user
reqeuirement, dan system requiremet checklist dari sistem yang dipakai.
Information ● Input
a. Data terkait pembayaran masih diinputkan secara
manual pada buku sehingga data tersebut nantinya
akan sulit diperoleh pada proses merekap untuk
pembuatan laporan akhir, karena harus memastikan
bahwa data-data yang dimasukkan tidak ada yang
hilang atau terlewat.
b. Data pelanggan dan hewan peliharaannya masih
diinputkan secara manual sehingga berpotensi terjadi
salah tulis (typo) dan data menjadi tidak akurat
karena sistem manual tidak dapat mendeteksi
kesalahan tersebut secara otomatis.
● Output
a. Informasi mengenai produk atau pelayanan yang
ditawarkan kurang tersampaikan karena calon
pelanggan harus datang langsung ke toko untuk
mengetahuinya.
b. Pencatatan secara manual memungkinkan terjadi
kesalahan penulisan ataupun perhitungan pada data
yang diolah sehingga laporan yang nantinya akan
disampaikan menjadi tidak akurat.
● Storage
a. Penulisan data secara manual dalam bentuk hardcopy
beresiko terjadi kebocoran, kerusakan, dan
kehilangan data.
b. Data yang ditulis secara manual tidak fleksibel saat
dibawa maupun disimpan karena bentuknya berupa
hardcopy.
Economy Biaya
a. Penulisan data secara manual membutuhkan cukup
banyak peralatan seperti buku, nota, dan alat tulis
sehingga dapat meningkatkan biaya operasional.
b. Pencatatan keuangan secara manual beresiko terjadi
kesalahan dalam perhitungan biaya, sehingga
memungkinkan biaya yang dikeluarkan menjadi
lebih besar dari semestinya.
2. Tabel Karyawan
Berikut merupakan tabel karyawan pada sistem pencatatan pelayanan pelanggan Losik
Petshop Malang.
Tabel 2.3 Tabel Karyawan
idkaryawan namakaryawan kontakkaryawan jobdesk
3. Tabel Pembelian
Berikut merupakan tabel pembelian pada sistem pencatatan pelayanan pelanggan Losik
Petshop Malang.
Tabel 2.4 Tabel Pembelian
idpembelian idkaryawan tanggaltransaksi namasupplier
4. Tabel Penjualan
Berikut merupakan tabel penjualan pada sistem pencatatan pelayanan pelanggan Losik
Petshop Malang.
Tabel 2.5 Tabel Penjualan
idpenjualan idkaryawan tanggalpenjualan namapelanggan
Pada bab ini akan membahas mengenai model data yang terdiri dari entitas, relationship,
dan Entity Relationship Diagram (ERD) serta model proses yang terdiri dari Data Flow
Diagram (DFD).
3.1 MODEL DATA
Model data adalah proses menciptakan representasi visual atau cetak biru yang
menentukan pengumpulan informasi dan sistem manajemen berbagai organisasi. Dapat
diartikan juga bahwa model data adalah sekumpulan konsep-konsep untuk menerangkan data,
hubungan-hubungan antara data, makna data (semantik) dan batasan data. Model data
memiliki 2 jenis, yaitu model data berdasarkan object dan model data berdasarkan record.
Model data berbasis objek menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar
entitas. Terdiri dari Model Keterhubungan Entitas (Entity-Relationship Model), Model
Berorientasi Object (Object-Oriented Model), Model Data Semantik (Semantic Data Model),
dan Model Data Fungsional (Functional Data Model). Model data berbasis pada record untuk
menjelaskan kepada user tentang hubungan logic antar data dalam basis data. Terdiri dari
Model Relasional, Model Hierarki, dan Model Jaringan.
3.1.1 Entitas
Entitas adalah bagian penyusun sistem berwujud benda (konkrit) atau dibendakan
(abstrak) yang dapat berupa elemen atau subsistem (Kendall & Kendall, 2011). Entitas juga
merupakan sesuatu hal nyata yang terpisah dari hal lain, tetapi memiliki keberadaan
independent tersendiri (Press, 2005). Berikut merupakan identifikasi entitas dan atribut dari
Losik Petshop.
3.1.2 Relationship
Relasi merupakan hubungan antara entitas (Connolly & Begg, 2010). Juga dapat diartikan
sebagai ksumpulan item data dengan hubungan yang telah ditentukan sebelumnya. Berbagai
item ini disusun menjadi satu set tabel dengan kolom dan baris. Tabel digunakan untuk
menyimpan informasi tentang objek yang akan direpresentasikan dalam database. Berikut
merupakan tabel relasi entitas sistem sebelum normalisasi.Relasi dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1. Connection adalah hubungan antar class setingkat
a. One to One: Satu record di class pertama berhubungan dengan satu record di class
kedua.
b. One to Many: Satu record di class (sekumpulan entitas yang memiliki kesamaan
atribut) pertama berhubungan beberapa record di class kedua.
c. Many to One: Beberapa record di class pertama berhubungan tepat satu record di
class kedua.
d. Many to Many: Beberapa record di class pertama berhubungan satu record di class
kedua atau sebaliknya.
2. Recursive adalah hubungan antar entitas satu class.
Diantara dua entitas yang memiliki relasi terdapat kardinalitas atau derajat relasi.
Kardinalitas sering kali menentukan desain database yang mendetail dan bergantung pada
makna dunia nyata dari jenis entitas yang terlibat. Rasio kardinalitas untuk sebuah hubungan
biner menentukan jumlah maksimum relasi instance yang terletak di dalam sebuah entitas.
Rasio kardinalitas yang mungkin untuk jenis hubungan biner adalah 1:1, 1:N, N:1, dan M:N.
(Elmasri & Navanthe, 2016). Simbol kardinalitas yang terletak dekat dengan entitas
menandakan jumlah data maksimum yang berhubungan antar entitas, sedangkan simbol
kardinalitas yang terletak lebih dekat dengan relasi menandakan jumlah minimal dari data
yang berhubungan antar relasi. Berikut merupakan tabel relasi entitas sistem sebelum
normalisasi.
Berikut merupakan tabel relasi entitas sistem sebelum normalisasi
Tabel 3.2 Relasi Entitas Sistem
No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas
1. Produk Pembelian Many to Many (1,N) – (1,N)
2. Produk Penjualan Many to Many (1,N) – (1,N)
3. Karyawan Pembelian One to Many (1,1) – (1,N)
4. Karyawan Penjualan One to Many (1,1) – (1,N)
3.1.3 Normalisasi
Normalisasi adalah sebuah teknik yang menghasilkan suatu kumpulan relasi dengan
property yang diingkan dengan memberikan suatu kebutuhan data pada perusahaan (Connolly
& Begg, 2010). Menurut Connoly (2010:430), terdapat beberapa bentuk normalisasi pada
database yaitu:
1. First Normal Form (1NF)
First Normal Form (1NF) merupakan sebuah relasi dimana setiap potongan baris dan
kolom mengandung satu dan mungkin hanya satu nilai, dan proses untuk mengubah tabel UNF
ke dalam First Normal Form (1NF) adalah dengan cara harus diidentifikasi dan
menghilangkan bagian yang mengandung repeating group pada tabel.
2. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form (2NF) dapat dihasilkan dengan cara melihat apakah ada atribut yang
bukan merupakan primary key dapat merupakan fungsi dari sebagian primary key (partial
dependence). Dalam bentuk normal kedua setiap atribut yang bergantung secara parsial harus
dipisahkan. Bentuk normal akan diperoleh bila setiap atibut yang bukan merupakan primary
key dari suatu tabel secara penuh yang merupakan functional dependence dari primary key itu.
3. Third Normal Form (3NF)
Third Normal Form (3NF) akan secara langsung dilakukan pengujian dengan cara melihat
apakah terdapat atribut bukan key yang bergantung fungsional terhadap atribut yang bukan key
yang lain atau disebut (transitive dependence). Dengan cara yang sama, maka setiap transitive
dependence harus dipisahkan. Third Normal Form (3NF) dapat dikatakan sudah normal
apabila anomali yang ada di dalamnya sudah tidak ada, pada kasus tertentu normalisasi
dilakukan sampai BCNF.
Berdasarkan identifikasi entitas dan atribut pada sistem Losik Petshop tersebut terdapat
salah satu bentuk normalisasi yang dilakukan ke model sistem. Bentuk normalisasi yang
dilakukan adalah normalisasi pertama, di mana terdapat jenis relasi many to many antara
entitas 1 produk dan entitas 2 pembelian dan penjualan. Hal tersebut dapat diatas dengan cara
menambah entitas lain diantara relasi kedua entitas many to many. Berikut merupakan tabel
identifikasi entitas dan atribut dari sistem setelah normalisasi pertama.
Tabel 3.3 Identfikasi Entitas dan Atribut setelah Normalisasi
No. Entitas Atribut
ID Produk, Jumlah Stok, Nama Produk, Satuan Produk, Harga
1. Produk Produk, Kategori Produk
2. Identifikasi Stakeholder
Stakeholder adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal ini, stakeholder sistem informasi
berarti setiap individu yang mempunyai wewenang untuk mempengaruhi maupun dipengaruhi
oleh sistem informasi yang dibuat (Freeman dan McVea, 2001).
Tabel 3.1 Stakeholder dan Peranannya
No Stakeholder Peran
1 Karyawan Memasukkan data master dan input terkait pemesanan ke dalam sistem
informasi, melakukan pelayanan terhadap pelanggan, dan memvalidasi
laporan akhir sebelum diserahkan ke owner.
2 Pelanggan Membeli produk dan memesan pelayanan di Losik Petshop.
3 Owner Mendapatkan rekapitulasi laporan bulanan dari sistem informasi untuk
kemudian dapat diolah guna mengevaluasi pembelian dan penjualan serta
profit yang didapatkan oleh LOSIK Petshop.
4 Supplier Mengirim stock produk sesuai dengan permintaan dari Losik Petshop.
3. CRUD Matrix
Matriks atau tabel yang menunjukkan hubungan antara data dengan proses bisnisnya
terkait operasi standar, yaitu Create, Read, Update, Delete (Whitten & Bentley, 2007). CRUD
Matrix terdiri dari 3 jenis diantaranya:
a. CRUD Matrix Data to Process
Pada CRUD Matrix Data to Process, ditunjukkan hubungan antara data dengan
proses yang ada pada sistem. Berikut merupakan CRUD Matrix Data to Process dari
sistem pencatatan pembayaran pelanggan di Losik Petshop Malang:
5. DFD Level 1
Diagram level 1 merupakan dekomposisi dari level 0. Level ini menunjukkan proses-
proses internal yang menyusun setiap proses-proses utama dalam level 0 dan bagaimana
informasi berpindah dari satu proses ke proses yang lainnya. Pada level ini proses tunggal dari
DFD level 0/Context Diagram dipecah menjadi 4 proses yang lebih terperinci yaitu sistem
pencatatan data master, sistem pencatatan dan pembayaran, sistem memperbarui data, dan
sistem rekapitulasi data. DFD level 1 dapat dilihat pada lampiran 2 laporan ini.
6. DFD Level 2 Proses 1
Diagram level 2 menunjukkan semua proses yang menyusun sebuah proses pada diagram
level 1. Pada level ini sistem pencatatan data master diperinci menjadi 2 proses yaitu
pencatatan data produk dan pencatatan data karyawan.
7. DFD Level 2 Proses 2
Pada DFD Level 2 Proses 2, sistem pencatatan dan pembayaran diperinci menjadi 4
proses yaitu pencatatan data pembelian, pencatatan data detail pembelian, pencatatan data
penjualan, dan pencatatan data detail penjualan.
8. DFD Level 2 Proses 3
Pada DFD Level 2 Proses 3, sistem memperbarui data diperinci menjadi proses update
persediaan produk.
9. DFD Level 2 Proses 4
Pada DFD Level 2 Proses 4, sistem rekapitulasi data diperinci menjadi 3 proses yaitu
laporan rekapitulasi data pembelian produk, laporan rekapitulasi data penjualan produk, dan
laporan profit. DFD level 2 dapat dilihat pada lampiran 3 laporan ini.