Anda di halaman 1dari 33

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA

PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PEMBELAJARAN


KOOPERATIF TIPE STAD (Student Team Achivement Division )
PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 5 PANGKALAN LADA
TAHUN PEMBELAJARAN 2011/ 2012

Disusun Oleh:

AGUSTINUS BUDIONO, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KOTAWARINGIN BARAT
SMPN 5 PANGKALAN LADA
2012
1
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Agustinus Budiono, S. Pd.


NIP : 19860830 201101 1 004
Tempat/tanggal lahir : Lampung, 30 Agustus 1986
Jabatan : Guru MAPEL PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Satuan Kerja : SMPN 5 PANGKALAN LADA
Alamat Kantor : Jln. Ahmad Yani km 30, Desa Sungai Melawen,
Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin
barat, Kalimantan Tengah.
Alamat Rumah : Grenn House Jln. Ahmad Yani km 30, Desa Sungai
Melawen, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten
Kotawaringin barat, Kalimantan Tengah.
Nomor Handphone : 085643607075
Pendidikan Formal : SDN I Kartaraharja Lampung, lulus tahun 1998
SLTPN I Margakencana Lampung, lulus tahun 2001
SMAN I Tumijajar Lampung, lulus tahun 2004
Universitas Negeri Yogyakarta, lulus tahun 2008
Pendidikan Latihan/Penataran :-
Mata Pelajaran yang Diajarkan : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
Muatan Lokal ( Mulok)
Awal Masa Kerja : Per 01 januari 2011

Pangkalan Lada, Maret 2012


Penulis,

Agustinus Budiono, S.Pd.


NIP. 19860830 201101 1
004

2
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD (Student Team Achivement Division )
PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 5 PANGKALAN LADA
TAHUN PEMBELAJARAN 2011/ 2012
NAMA Agustinus Budiono, S.Pd

NIP 19860830 201101 1 004

Penelitian Tindakan Kelas ini telah diperiksa dan disetujui sebagai Prasyarat Program
Induksi Guru Pemula.

Menyetujui :
Kepala Sekolah,
SMPN 5 PANGKALAN LADA

Sukarni, S.Pd.Ind
NIP.19700609 199503 1 005

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1


BIODATA PENULIS................................................................................................ 2
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... 3
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 4
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 5
ABSTRAK ................................................................................................................. 6

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 7


A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 8
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 9
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 9
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 9

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 10

BAB III METODE ................................................................................................... 15


A. Pendekatan dan jenis Program.............................................................................. 15
B. Setting Program..................................................................................................... 15
C. Teknik pengumpulan data..................................................................................... 15
E. Rancangan Program.............................................................................................. 15
D. Rencana Tindakan................................................................................................. 16
F. Indikator Kinerja................................................................................................... 16

BAB IV TINDAKAN HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 17


A. Hasil Sebelum program......................................................................................... 17
B. Deskripsi Tindakan Siklus 1................................................................................. 18
C. Deskripsi Tindakan Siklus 2................................................................................. 23
D. Deskripsi Tindakan Siklus 3................................................................................. 26

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 31


A. KESIMPULAN..................................................................................................... 31
B. SARAN................................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 33
4
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan
bimbinganNya penulis dapat merampungkan pelaksanaan dan penulisan Penelitian Tindakan
Kelas ini. PTK ini berjudul “Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achivement Division)” Pada
kelas VII SMPN 5 Pangkalan Lada Tahun Pembelajaran 2011/2012.
Penulisannya sendiri bertujuan sebagai salah satu wujud kewajiban pendidik
untuk selalu mengoreksi dalam mengembangkan kompetensinya. Disebut demikian karena
melalui penelitian inilah pendidik dapat memberikan tindakan-tindakan terhadap proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk dapat memaksimalkan pembelajaran yang
dilakukan oleh pendidik yang pada akhirnya yang dapat digunakan untuk kemajuan SMPN 5
Pangkalan Lada dengan cara mengadakan penelitian-penelitian yang yang berorientasi
kepada peserta didik.
Dalam penyusunannya, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Sukarni,S.Pd.Ind, selaku Kepala Sekolah SMPN 5 Pangkalan Lada, yang telah
membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas
ini, dan yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian ini di SMPN 5 Pangkalan
Lada.
2. Ibu Lelay Nangka Puji, S.Pd Selaku pembimbing Induksi yang telah memberikan
arahan dan nasehatnya hingga terselesaikannya PTK ini
3. Rekan-rekan dewan guru dan staf Tata Usaha yang berkenan memberikan bantuan
berupa saran, kritik dan materinya untuk dapat melaksanakan penelitian ini dan pada
akhirnya dapt terselesaikannya dengan target dan harapan yang diinginkan.
4. Orang tua atas dukungan moril dan spiritual
5. Seluruh siswa SMPN 5 Pangkalan Lada yang selalu dapat bekerja sama dalam proses
pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya
sumbangan saran dan kritik sangatlah penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
tulisan ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran
menjadi lebih baik lagi.
Penulis

5
Agustinus Budiono, S.Pd.
Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Team Achivement Division)”
Pada kelas VII SMPN 5 Pangkalan Lada
Tahun Pembelajaran 2011/2012.

Oleh:
AGUSTINUS BUDIONO,S.Pd.
NIP: 19860830 201101 1 004

ASBTRAK

Siswa Kelas VII SMPN 5 PANGKALAN LADA tahun pembelajaran 2011/2012


sebagian besar memiliki partisipasi yang rendah pada proses pengajaran mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal ini berimplikasi pada rendahnya pula pemahaman
siswa terhadap materi yang di ajarkan oleh guru.
Pembelajaran berbasis kooperatif tipe STAD dirancang oleh guru untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Dengan menggunakan metode yang variatif, terbukti pembelajaran
ini mampu meningkatkan pemahaman siswa. Hal dibuktikan dari aktivitas dan nilai siswa
secara kualitatif dan kuantitatif meningkat. Aktivitas siswa dari 55,40 % pada pertemuan
pertama naik menjadi 65,05 % pada pertemuan kedua dan 75,40 % pada pertemuan ketiga.
Begitu pula dari segi ketuntasan belajar, juga mengalami peningkatan pertemuan I (54,54%),
pertemuan kedua (77,27%) dan pertemuan ketiga (90,90%). Ini berarti pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang dirancang oleh guru mampu mengatasi permasalahan yang
muncul dalam Proses Belajar Mengajar.
Saran-saran yang dapat diberikan terhadap masalah ini, yaitu (1) Perlunya sekolah
menyediakan naskah UUD 1945 dan buku penunjang lainnya sebagai bahan belajar PKn
bagi siswa; (2) Layaknya sekolah mengembangkan program peningkatan minat baca siswa;
(3) Optimalisasi penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh para guru dengan
menyesuaikan dengan karakteritik dan materi pelajaran; dan (4) Pentingnya dukungan dan
pengawasan orang tua terhadap aktivitas belajar siswa di rumah dan di luar sekolah.

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tantangan terhadap peningkatan mutu, relevansi dan efektifitas pendidikan sebagai


tuntutan Nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat berimplikasi secara
nyata dalam program Pendidikan dan Kurikulum Sekolah. Guru harus memiliki ketrampilan memilih
dan menggunakan metode mengajar untuk diterapkan dalam sistem pembelajaran yang Kreatif dan
Inovatif untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, salah satunya seperti yang dilakukan oleh
para Guru di SMPN 5 PANGKALAN LADA yaitu adanya Inovasi pembelajaran yang
menyenangkan guna meningkatkan Prestasi para siswanya. Tujuan dari program kurikulum dapat
tercapai dengan baik jika programnya didesain secara jelas dan aplikatif, dalam hubungan ini lah
para Guru dituntut untuk memiliki kemampuan mendesain programnya dan sekaligus menentukan
strategi instruksional yang harus ditempuh. Oleh karena itu Guru dipandang sebagai agen
pembelajaran yang Modernisasi dalam segala bidang, Guru mempunyai peranan penting dalam
menggunakan metode dan cara untuk mencapai hasil belajar yang optimal, untuk mencapai tujuan
tersebut sangat didukung oleh strategi yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran PKn sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Mata
pelajaran PKn diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental
yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses
pembelajaran PKn di kelas keban yakan masih mengunakan paradigma yang lama dimana
guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode
konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat
dan hafal ( 3DCH ) sehingga Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan
kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami mata pelajaran PKn.
Pada pelaksanaan ulangan harian tanggal 9 Januari 2012, hasil yang dicapai
siswa kelas VII sangat jauh dari memuaskan dari 22 siswa, yang tuntas sesuai dengan
standar Kriteria Ketuntasan Mininal 66 ialah 9 orang atau 40.90% dengan siswa yang
tidak tuntas yaitu 13 orang atau 59.09%. Hal ini diakibatkan karena siswa cenderung
masih mengandalkan guru dalam proses belajar mengajar sehingga partisipasi siswa di
kelas sangatlah masih rendah. Siswa masih takut dan malu untuk bertanya dan
mengungkapkan pendapat-pendapatnya sehingga aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar masihlah kurang.
Memperhatikan permasalahan diatas , sudah selayaknya dalam pengajaran PKn
dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebagian besar dilakukan
7
oleh masing-masing siswa , maka dalam program ini akan diupayakan peningkatan
pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Team Achivement
Division ). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif
dalam pencapaian tujuan pendidikan , khususnya dalam Keterampilan Interpersonal siswa
( Badeni, 1998 ). Salah satu pendekatan pembelajaran koperatif adalah dengan tipe STAD
( Student Team Achivement Division ). Diharapkan melalui pembelajaran kooperatif
dengan tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. Serta
semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi PKn. Sehingga
siswa dapat meningkatkan pemahaman yang optimal terhadap mata pelajaran PKn.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan guru untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn. banyak faktor yang mungkin
bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut diatas. Dengan merefleksi bersama
antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu
penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru PKn masih konvensional,
dominasi guru dalam kelas dominan (teacher centered strategi). Oleh karena itu perlu
dicari jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut sehingga dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, aktif, kreatif, bisa bekerja sama dan membangun daya pikir
yang optimal.
Untuk itu melalui penelitian ini akan dicobakan suatu metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD, keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok
tidak tergantung pada keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa
menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang perlu
dicarikan pemecahannya melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : ”
Apakah pembelajaran kooperatife tipe STAD dapat Meningkatkan pemahaman siswa pada
mata pelajaran PKn dalam Materi Norma dan peraturan dalam masyarakat pada siswa
kelas VII di SMPN 5 Pangkalan Lada?

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah diatas dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa pada Materi Norma dan Peraturan dalam
masyarakat setelah menggunakan metode pembelajaran koperatife Tipe STAD ?

8
2. Apakah pembelajaran mengunakan metode pembelajaran koperatie Tipe STAD
dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa pada materi Norma dan Peraturan
dalam masyarakat ?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada Materi Norma dan Peraturan
dalam masyarakat setelah menggunakan metode pembelajaran pembelajaran
koperatie Tipe STAD
2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata
pelajaran PKn melalui pendekatan Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
memperbaiki strategi pembelajaran.
E. MANFAAT HASIL PENULISAN
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Bagi guru, guru dapat menggunakan inovasi dalam proses pembelajaran karena
guru akan mengubah paradigma strategi pembelajaran.
2. Bagi siswa, dengan diterapkannya model pendekatan kooperatif dengan dengan
tipe STAD, pembelajaran akan lebih bervariasi, menyenangkan dan tidak
membosankan.Selain itu pula siswa dapat mulai sejak dini melatih kemandirian
dan keberanian dalam menyampaikan pendapat-pendapatnya serta belajar untuk
berinteraksi dengan kelompok lain dengan berbicara didepan umum.
3. Bagi sekolah, diharapkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
ini dapat meningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya mengedepankan kuantitas
saja melainkan juga dapat mengedepankan dan mengutamakan Kualitas dalam
KBM maupun Output.

9
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk
menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD
1945. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Depdiknas (2005: 34) bahwa:
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan
untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki
wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan
untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pendapat di atas jelas bagi kita bahwa PKn bertujuan
mengembangkan potensi individu warga negara, dengan demikian maka seorang guru
PKn haruslah menjadi guru yang berkualitas dan profesional, sebab jika guru tidak
berkualitas tentu tujuan PKn itu sendiri tidak tercapai.
Secara garis besar mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki 3 dimensi yaitu:
1. Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan (Civics Knowledge) yang mencakup bidang
politik, hukum dan moral.
2. Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civics Skills) meliputi keterampilan
partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Dimensi Nilai-nilai Kewarganegaraan (Civics Values) mencakup antara lain percaya
diri, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur. (Cholisin 2003 : 4)
Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa dalam mata pelajaran
Kewarganegaraan seorang siswa bukan saja menerima pelajaran berupa pengetahuan,
tetapi pada diri siswa juga harus berkembang sikap, keterampilan dan nilai-nilai. Sesuai
dengan Depdiknas (2005 : 33) yang menyatakan bahwa tujuan PKn untuk setiap jenjang
pendidikan yaitu mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan melalui
pemahaman, keterampilan sosial dan intelektuan, serta berprestasi dalam memecahkan
masalah di lingkungannya.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, maka guru
berupaya melalui kualitas pembelajaran yang dikelolanya, upaya ini bisa dicapai jika

10
siswa mau belajar. Dalam belajar inilah guru berusaha mengarahkan dan membentuk
sikap serta perilaku siswa sebagai mana yang dikehendaki dalam pembelajaran PKn.

B. Hakekat Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning )


Keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh pemilihan metode
belajar yang ditentukan oleh guru. Sebab dengan penyajian pembelajaran secara
menarik akan dapat membangkitkan motivasi dan prestasi belajar siswa, sebaliknya
jika pembelajaran itu disajikan dengan cara yang kurang menarik, membuat
motivasi dan prestasi siswa rendah. Untuk menciptakan pembelajaran yang
menarik, upaya yang harus dilakukan guru adalah memilih model pembelajaran
yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang
tepat diharapkan akan meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga hasil
belajar pun dapat ditingkatkan.
Pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan, yakni prestasi akademik,
penerimaan keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Diharapkan
melalui kelompok yang kooperatif, rata-rata prestasi belajar siswa dapat terangkat;
karena diantara siswa yang berprestasi redah dan tinggi secara bersama-sama
menangani tugas yang dibebankan melalui teman kelompoknya. Pembelajaran
kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi
saling ketergantungan yang positif dalam menangani tugas kelompok. Dari aspek
keterampilan sosial, pembelajaran kooperatif mampu membentuk sikap dan
berkolaborasi.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa


adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang dilakukan pada kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai
pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun
pengalaman kelompok. Esensi pembelajaran kooperatif itu adalah tanggung jawab
individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terdapat
sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal.
Pada pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif antar anggota
kelompok. Siswa saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik.

Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan tergantung pada kerja sama


yang kompak dan serasi dalam kelompok itu. Dengan memperhatikan pengertian
dari pembelajaran kooperatif di atas, penulis berpendapat bahwa model
pembelajaran ini sangat baik untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, sebab
11
semua siswa dituntut untuk bekerja dan bertanggung jawab sehingga di dalam kerja
kelompok tidak ada anggota kelompok yang asal namanya saja tercantum sebagai
anggota kelompok, tetapi semua harus aktif.

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif paling sedikit ada empat macam yakni:


a. Saling ketergantungan positif
Artinya dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang
mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan antar sesama. Dengan saling
membutuhkan antar sesama, maka mereka merasa saling ketergantungan satu
sama lain.
b. Interaksi tatap muka
Artinya menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka
sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga
dengan sesama siswa. Dengan interaksi tatap muka, memungkinkan para siswa
dapat saling menjadi sumber belajar, sehingga sumber belajar menjadi variasi.
Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa dalam
mempelajari suatu materi.
c. Akuntabilitas individual
Artinya meskipun pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam
belajar kelompok, tetapi penilaian dalam rangka mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil penilaian
secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok
agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan
bantuan
d. keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Artinya, melalui pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan
menjalin hubungan antar pribadi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
kooperatif menekankan aspek-aspek: tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,
mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran
logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat positif lainnya.

C. Tipe Pembelajaran STAD


Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
adalah pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar dengan menggunakan
kelompok kecil yang anggotanya heterogen dan menggunakan lembar kegiatan
atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pembelajaran, kemudian

12
saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran melalui
tutorial, debat, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:


1). Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok , jadi ada 4
kelompok, masing – masing kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik
jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya).
2). Guru menyampaikan materi pelajaran
3). Guru membagikan materi yang berbeda pada masing-masing kelompok dengan
menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling membantu untuk
menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi
antar sesama anggota kelompok.
4). Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan kedepan kelas.
5). Selanjutnya tanggapan dari masing-masing kelompok.
6). Selanjutnya guru memberikan tanggapan dan penegasan.dan tiap kelompok diberi
skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran, dan kepada siswa secara
individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor
sempurna diberi penghargaan.
7). Kesimpulan Pelaksanaan tipe STAD melalui tahapan sebagai berikut :
(1) Penjelasan materi pembelajaran;
(2) Diskusi atau kerja kelompok belajar;
(3) Validasi oleh guru;
(4) Evaluasi (Tes);
(5) Menentukan nilai individu dan kelompok;
(6) Penghargaan individu atau kelompok;

D. Hakekat Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran .


Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar
dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana,
baik tes tertulis, tes lisan. Sedangkan S. Nasution berpendapat bahwa hasil belajar adalah
suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi
juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari
mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar
dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa
telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang

13
dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya
kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 dalam Fathul Himam, 2004).
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian,
dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa
yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa
yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi
membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang
dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena
siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam
pembelajaran ; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga,
mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD.

14
BAB III
METODE

A. PENDEKATAN DAN JENIS PROGRAM


Program yang dilakukan berupa program pengembangan model pembelajaran dan
tindakan. Program tindakan terikat dalam perencanaan dan pengimplementasiaan
perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tehnis analisis yang digunakan dalam
sumbang saran ini ialah deskriptif kualitatif.
B. SETTING PROGRAM
Program tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII SMPN 5 Pangkalan Lada,
siswa dikelas ini berjumlah 22 orang, terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan.
C. TEKNIK PUNGUMPUL DATA
1. Observasi dan catatan lapangan digunakan untuk menjaring data yang berkaitan
dengan aktivitas belajar siswa.
2. Evaluasi digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan peningkatan hasil
pemahaman materi pembelajaran. Diindikasikan semakin besar nilai yang didapat
siswa maka semakin besar pula pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
yang diberikan.
D. RANCANGAN PROGRAM
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD
digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga memecahkan masalah-masalah
praktis, juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam program ini tindakan yang
dimaksud penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD, untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada materi. Penelitian tindakan kelas melalui 4 tahap yaitu :
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi, yang dilaksanakan dalam tiga
siklus ( tiap siklus dilakukan 1 kali tatap muka ). Prosedure penelitian dapat digambarkan
dengan skema sebagai berikut :

PERENCANAAN PELAKSANAAN TINDAKAN

REFLEKSI OBSERVAS
I

15
E. RENCANA TINDAKAN
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut.
Rencana tindakan siklus:
1. Perencanaan
• Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan disampaikan Kepada siswa dengan
menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
• Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD dan lembar observasi.
• Membuat Instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian Tindakan kelas /
alat Bantu / media yang diperlukan
• Membuat alat evaluasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan Skenario
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi.
4. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. pada tahap
ini , pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi.untuk
mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman
siswa pada mata pelajaran PKn. Hasil analis data yang dilakukan dalam tahapan
akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
F. INDIKATOR KINERJA
Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi
perubahan peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn melalui pembelajaran
kooperatif dengan Tipe STAD. Hal ini diwujudkan dengan kemampuan siswa dalam
menjawab post test dan mencapai 85% ketuntasan kelas.
Disamping itu juga 75% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran kooperatif dengan
tipe STAD maka implementasikan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
terlaksana dengan baik.

16
BAB IV
TINDAKAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL SEBELUM TINDAKAN PROGRAM


Sebelum menerapkan metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Team
Achviement Division), penulis menggunakan metode konvensional dalam
menyampaikan materi yang telah ditetapkan, yaitu metode ceramah dan tanya jawab
sehingga Proses Belajar Mengajar ( PBM ) menjadi monoton dan kurang menarik
perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran PKn. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti
yang diharapkan. Dari kegiatan belajar mengajar ini terlihat bahwa siswa tidak
termotivasi dan berminat dalam mengikuti pelajaran ini dibuktikan pada saat sesi tanya
jawab, hanya beberapa siswa saja yang bertanya dan menanggapi pertanyaan yang
diberikan guru.
Pada pelaksanaan ulangan harian tanggal 9 januari 2012, hasil yang dicapai siswa
kelas VII sangat jauh dari memuaskan dari 22 siswa yang tuntas sesuai dengan standar
Kriteria Ketuntasan Minimal 66 ialah 9 orang atau 40.90% dengan siswa yang tidak
tuntas yaitu 13 orang atau 59,09%. Adapun hasil ulangan harian yang didapatkan siswa
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Hasil Ulangan Harian Siswa kelas VII Sebelum Program
No NAMA Nilai Ket
1 AHMAD SUYANTO 66 Tercapai
2 ANANDA KURNIAWAN 65 tidak tercapai
3 BINTI ANISA 60 tidak tercapai
4 CUT MUSYAROFAH 75 Terlampaui
5 DIKA DEVITA SARI 75 Terlampaui
6 IMA PERWIRA SARI 55 tidak tercapai
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 66 Tercapai
8 JOKO SISWONO 66 Tercapai
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 70 Terlampaui
10 MEILINA ZULAIKAH 70 Terlampaui
11 MIYARTI 65 tidak tercapai
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 65 tidak tercapai
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 65 tidak tercapai
14 NURCHOLIFAH 50 tidak tercapai
15 SIGIT PRAYETNO 50 tidak tercapai
16 SITI ROMADHONIA 50 tidak tercapai
17 SUPRIYANTO 65 tidak tercapai
18 SUSILOWATI 70 Terlampaui

17
19 VERNANDA NURFITRIYANI 50 tidak tercapai
20 YULIANASARI 68 Terlampaui
21 SAFARIDAH 50 tidak tercapai
22 WIWIN SRI WAHYUNI 50 tidak tercapai

Grafik 4.1. Perolehan Nilai UH sebelum Program

TIDAK TERCAPAI 59.09%


TERCAPAI 13.60%
TERLAMPAUI 27.27%
Grafik 4.2. Persentase Ketuntasan Kelas sebelum Program

Sumber : Data yang diolah.

B. DESKRIPSI SETELAH TINDAKAN DAN HASIL SIKLUS I


1. Tindakan
Siklus I pada penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2012, dengan
materi yang dibahas Pengertian Norma dengan indikator yang ingin dicapai pertemuan
ini ialah :
1. Menjelaskan hakekat norma

18
2. Menjelaskan pentingnya norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan di
lingkungan masyarakat.
3. Menjelaskan arti penting norma dalam kehidupan masyarakat
Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya.
b. Guru mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri dari berbagai
ragam ( heterogen ).
c. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok, dengan
materi yang berbeda, agar dipahami oleh kelompok siswa tersebut.
d. Tahap selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e. Selanjutnya tanggapan dari berbagai kelompok
f. Tahap selanjutnya guru memberi tanggapan dan penegasan.
2. Hasil Tindakan
a. Ketika guru membagi anggota kelas dalam kelompok-kelompok kecil, terlihat
siswa mulai menunjukkan antusias dan rasa ingin tahu, mereka ada yang
bertanya-tanya apa yang akan dilakukan (ketika guru membagikan lembar
materi kepada masing-masing kelompok yang berbeda).
b. Tampak pada awalnya, mereka masih lebih banyak yang diam dengan
pemikirannya masing-masing. Mereka masih ada yang malu, enggan untuk
berbicara dengan teman satu kelompok.
c. Seiring dengan berjalannya waktu, setelah lebih kurang 10 menit tampak mereka
sudah mulai berusaha untuk berinteraksi dengan teman satu kelompok.
d. Kelompok-kelompok siswa mulai melakukan pemahaman materi dengan selalu
berdiskusi sesama teman satu kelompok. Tetapi masih ada kelompok yang
masih belum serius, sering berbicara masalah lain.
e. Respon dari siswa ternyata lebih baik, terlihat dari sebagian besar kelompok
yang berkata kepada guru untuk siap mempresentasikan kedepan kelas.
f. Secara umum minat untuk memahami materi cukup baik, dari 4 kelompok
terdapat 2 kelompok yang terlihat kurang serius, kurang berinteraksi dengan
teman selain kelompoknya. Sehingga mereka cenderung lamban dalam
memahami materi.

19
ASPEK YANG DIAMATI
No NAMA Jumlah
A B C D NILAI
1 AHMAD SUYANTO 50 60 50 55 215 53.75
2 ANANDA KURNIAWAN 50 60 50 50 210 52.50
3 BINTI ANISA 50 60 50 55 215 53.75
4 CUT MUSYAROFAH 55 60 55 60 230 57.50
5 DIKA DEVITA SARI 55 60 50 60 225 56.25
6 IMA PERWIRA SARI 50 60 50 60 220 55.00
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 60 60 50 60 230 57.50
8 JOKO SISWONO 55 60 50 60 225 56.25
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 60 60 50 60 230 57.50
10 MEILINA ZULAIKAH 60 60 50 60 230 57.50
11 MIYARTI 60 55 50 60 225 56.25
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 50 60 55 60 225 56.25
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 50 60 55 60 225 56.25
14 NURCHOLIFAH 50 60 50 60 220 55.00
15 SIGIT PRAYETNO 50 60 55 60 225 56.25
16 SITI ROMADHONIA 55 60 55 50 220 55.00
17 SUPRIYANTO 50 60 55 50 215 53.75
18 SUSILOWATI 50 60 50 50 210 52.50
19 VERNANDA NURFITRIYANI 50 60 50 50 210 52.50
20 YULIANASARI 50 60 50 60 220 55.00
21 SAFARIDAH 50 60 50 60 220 55.00
22 WIWIN SRI WAHYUNI 55 60 55 60 230 57.50
  JUMLAH 1165 1315 1135 1260 4875 55.40

Tabel 4.2. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus Pertama

KETERANGAN :
A. INTRAKSI SISWA DENGAN GURU
B. AKTIVITAS SISWA DALAM KELOMPOK
C. KEBRANIAN TAMPIL
D. TANGGUNGJAWAB INDIVIDU

Dari data di atas, diketahui bahwa tingkat aktivitas belajar siswa saat
PBM berlangsung hanya mencapai 55,40 %. Hal ini berarti aktivitas yang
diharapkan muncul pada diri mereka masih kurang.
Tabel 4.3. Data Nilai Siswa Siklus Pertama

No NAMA Nilai Ket


1 AHMAD SUYANTO 69 Tercapai
2 ANANDA KURNIAWAN 66 Terlampaui
3 BINTI ANISA 65 tidak tercapai
4 CUT MUSYAROFAH 76 Terlampaui
20
5 DIKA DEVITA SARI 77 Terlampaui
6 IMA PERWIRA SARI 65 tidak tercapai
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 68 Terlampaui
8 JOKO SISWONO 68 Terlampaui
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 72 Terlampaui
10 MEILINA ZULAIKAH 75 Terlampaui
11 MIYARTI 65 tidak tercapai
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 65 tidak tercapai
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 63 tidak tercapai
14 NURCHOLIFAH 60 tidak tercapai
15 SIGIT PRAYETNO 61 tidak tercapai
16 SITI ROMADHONIA 66 tercapai
17 SUPRIYANTO 66 tercapai
18 SUSILOWATI 75 Terlampaui
19 VERNANDA NURFITRIYANI 64 tidak tercapai
20 YULIANASARI 69 Terlampaui
21 SAFARIDAH 55 tidak tercapai
22 WIWIN SRI WAHYUNI 58 tidak tercapai

Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan masih belum
menampakkan perubahan yang signifikan. Ini nampak dari jumlah siswa yang
tidak tuntas yaitu 10 siswa (45,45%) dan yang tuntas yaitu 12 orang (54,54%)
dari total keseluruhan 22 siswa . Ini berarti bahwa dalam pertemuan pertama,
keberhasilan pembelajaran belum tercapai. Penyebabnya adalah belum siapnya
siswa untuk menyerap materi pelajaran dan suasana pembelajaran yang terasa
baru bagi mereka. Mereka menikmati kondisi pembelajaran dan agak sedikit
mengabaikan materi pelajaran.

Grafik 4.3. Persentase Ketuntasan Pada siklus Pertama

Sumber : data yang diolah

Hasil observasi dan refleksi pada Siklus I, yang perlu diperhatikan Sebagai
rencana tindakan siklus berikutnya adalah :
1. Siswa masih ada yang lebih suka untuk berpikir sendiri, kurang tertarik untuk
berbagi ide, gagasan atau pendapat dengan temannya. Sebagian siswa belum
terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD, tetapi ada juga yang lebih senang dan antusias dalam
21
belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam
PBM hanya mencapai 55,40 %.
2. Guru perlu memberi stimulus pada kelompok yang lamban, Sehingga waktu
dapat digunakan dengan efisien.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah
dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat
perencanaan sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran
2. Guru lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan
3. Memberikan penghargaan kepada siswa ( reward ).
4. Menambahkan metode Jigsaw dalam proses diskusi.

Gambar 4.1
Suasana pembelajaran pada siklus I

Gambar 4.1.a. Siswa sedang berdiskusi untuk menyelesaikan tugas

22
B. DESKRIPSI TINDAKAN DAN HASIL SIKLUS II
1. Tindakan
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 23 Januari 2012. Indikator yang akan dicapai dalam
pembelajaran ialah ialah :
1. Menguraikan macam-macam norma
Langkah-langkah tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah revisi dari hasil refleksi
pada siklus I, yaitu :
a. Guru memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan.
c. Memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok yang tampil dengan baik.
d. Menambahkan metode Jigsaw dalam proses diskusi.
2. Hasil Tindakan
a. Pada siklus II terlihat adanya suasana pembelajaran yang sudah mengarah kepada
pembelajaran kooperatif tipe STAD .Siswa dalam satu kelompok menunjukkan
saling membantu untuk memahami materi yang telah diberikan melalui diskusi.
b. Siswa mulai tidak merasa canggung lagi saling bertukar pendapat, berbagai ide
dengan teman.
c. Guru secara aktif memantau kerja kelompok, jika ada hal-hal yang kurang jelas,
diberi kejelasan oleh guru. Terlihat semangat kebersamaan dalam proses
pembelajaran.
d. Dari 4 kelompok yang ada, terlihat ada 3 kelompok kelompok yang paling menonjol
serta dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, satu
kelompok terlihat masih lamban dalam menyampaikan argumen-argumennya.
e. Kelompok yang paling lambat terlihat kurang berinteraksi dengan satu sama lain,
tampak mereka lebih banyak berdiam diri, sesekali saja berbicara.
Tabel 4.4. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus Kedua
ASPEK YANG DIAMATI
No NAMA Jumlah
A B C D NILAI
1 AHMAD SUYANTO 60 60 6 70 196 49.00
2 ANANDA KURNIAWAN 70 70 70 65 275 68.75
3 BINTI ANISA 60 70 50 70 250 62.50
4 CUT MUSYAROFAH 60 70 60 60 250 62.50
5 DIKA DEVITA SARI 65 70 70 65 270 67.50
6 IMA PERWIRA SARI 60 70 50 70 250 62.50
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 70 70 70 70 280 70.00
8 JOKO SISWONO 60 60 70 60 250 62.50
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 60 70 65 60 255 63.75

23
10 MEILINA ZULAIKAH 60 65 70 65 260 65.00
11 MIYARTI 60 70 70 70 270 67.50
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 70 65 70 65 270 67.50
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 70 70 70 70 280 70.00
14 NURCHOLIFAH 70 65 60 70 265 66.25
15 SIGIT PRAYETNO 69 70 70 60 269 67.25
16 SITI ROMADHONIA 70 60 70 65 265 66.25
17 SUPRIYANTO 69 70 55 70 264 66.00
18 SUSILOWATI 70 60 65 65 260 65.00
19 VERNANDA NURFITRIYANI 60 70 50 70 250 62.50
20 YULIANASARI 70 65 65 70 270 67.50
21 SAFARIDAH 60 70 50 70 250 62.50
22 WIWIN SRI WAHYUNI 70 70 65 70 275 68.75
  JUMLAH 1433 1480 1341 1470 5724 65.05

KETERANGAN :
A. INTRAKSI SISWA DENGAN GURU
B. AKTIVITAS SISWA DALAM KELOMPOK
C. KEBRANIAN TAMPIL
D. TANGGUNGJAWAB INDIVIDU

Dari data di atas, diketahui bahwa tingkat aktivitas belajar siswa dalam
siklus ke dua saat PBM berlangsung mengalami kenaikan sebesar 9,65 %
sehingga aktivitas belajar mencapai 65,05 %. Hal ini berarti siswa sudah mulai
dapat menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang di terapkan serta mulai
dapat bekerja dalam team. Walaupun hasil persentase yang dihasilkan tersebut
belum mencapai target pembelajaran yaitu 75 %.

Tabel 4.5. Data Nilai Siswa Siklus Kedua

No NAMA Nilai Ket


1 AHMAD SUYANTO 74 Terlampaui
2 ANANDA KURNIAWAN 65 Terlampaui
3 BINTI ANISA 72 Terlampaui
4 CUT MUSYAROFAH 76 Terlampaui
5 DIKA DEVITA SARI 75 Terlampaui
6 IMA PERWIRA SARI 70 Terlampaui
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 75 Terlampaui
8 JOKO SISWONO 70 Terlampaui
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 75 Terlampaui
10 MEILINA ZULAIKAH 78 Terlampaui
11 MIYARTI 78 Terlampaui
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 70 Terlampaui
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 65 tidak tercapai
14 NURCHOLIFAH 60 tidak tercapai
15 SIGIT PRAYETNO 61 tidak tercapai
16 SITI ROMADHONIA 66 tercapai
17 SUPRIYANTO 66 tercapai
18 SUSILOWATI 75 Terlampaui
24
19 VERNANDA NURFITRIYANI 65 tidak tercapai
20 YULIANASARI 69 Terlampaui
21 SAFARIDAH 65 tidak tercapai
22 WIWIN SRI WAHYUNI 65 tercapai

Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan belajar sudah
nampak mengalami kamajuan jika dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya. Ini nampak dari jumlah siswa yang tidak tuntas yaitu 5 siswa
(22,72%) dan yang tuntas yaitu 17 orang (77,27%) dari total keseluruhan 28
siswa . Ini berarti terdapat peningkatan sebesar 22,72% dengan rata-rata nilai69,77.
Sementara itu diluar kelas guru tetap mengadakan refleksi untuk merancang
pembelajaran yang lebih baik lagi agar siswa dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan prestasi belajarnya.

Grafik 4.5. Persentase Ketuntasan Pada siklus Kedua

Sumber : Data yang diolah

Hasil observasi dan refleksi pada siklus II, yang perlu diperhatikan sebagai
rencana tindakan pada siklus berikutnya adalah :
1. masih ada siswa yang belum optimal telibat dalam proses interaksi dengan
kelompoknya.
2. masih ada siswa yang belum menguasai materi yang telah ditentukan
3. Siswa yang kemampuan akademik lebih tinggi agak lebih mendominasi
aktivias dalam kelompok

25
Gambar 2
Suasana pembelajaran pada siklus II

Gambar 4.2.a. Siswa sudah berinisiatif untuk mereview materi pertemmuan yang lalu

Gambar 4.2.b. Kegiatan diskusi sedang berlangsung

Gambar 4.2c. Setiap siswa mendapatkan kartu soal yang berbeda ( terbagi Tim Ahli dan Tim Asal)

C. DESKRIPSI TINDAKAN DAN HASIL SIKLUS III


l. Tindakan
Siklus ke III penelitian dilaksanakan pada tanggal30 Agustus 2012. Adapun
indikator yang akan dicapai ialah :
1.Menjelaskan pentingnya norma hukum bagi masyarakat
2. Menjelaskan pembagian hukum menurut bentuk, fungsi, isi dan sumbernya
Rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil dari refleksi pada siklus
II. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan langkah-langkah seabagai berikut :
a. Guru memberi motivasi,serta apersepsi dengan mengingatkan kembali
26
Pembagian norma-norma
b. Pada siklus ini guru membuat media pembelajaran berupa gambar-gambar
c. Guru membagi siswa dalam kelompok yang baru, tetapi masih heterogen
d. Guru membagikan kartu-kartu soal pada materi ini untuk menambah variasi
belajar
e. Siswa diminta untuk memahami terlebih dahulu secara mandiri, kemudian
berdiskusi bersama dengan kelompok masing-masing lalu setalah itu mereka
melakukan adu argumentasi antar kelompok.
g. Guru tetap mengontrol dan membimbing setiap kelompok untuk melakukan
pendalaman materi sesuai dengan konteks materi yang diberikan.
h. guru mengintruksikan setiap kelompok agar mengerjakan soal-soal yang telah
diberikan oleh guru dengan berdiskusi secara kelompok.
i. Guru memberi penegasan pada akhir pelajaran serta menyamakan persepsi
antar kelompok.
2. Hasil tindakan
a. Pada siklus III terlihat adanya peningkatan minat siswa secara mandiri tampak lebih
tinggi dan dikategorikan baik. Setalah guru menerangkan tentang kegiatan
pembelajaran dalam pertemuan ini siswa langsung sigap untuk langsung
melaksanakan tugasnya.
b. Keseriusan kelompok baik sekali karena guru terlihat lebih fokus dalam
memperhatikan aktivitas mereka.
c. Interaksi dengan teman sudah baik, terlihat mereka dari awal sudah menunjukkan
kesungguhan /serius untuk berinteraksi.
d. Siswa yang akademiknya tinggi , berusaha untuk berbagi ide dengan anggota
masing-masing, mereka lebih berekpresif dan bekerjasama yang lebih baik.
e. Dalam pelaksanaan debat siswa mempertanyakan argument-argumen yang
dikeluarkan oleh kelompok masing-masing.

Tabel 4.6. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus Ketiga


ASPEK YANG DIAMATI
No NAMA Jumlah
A B C D NILAI
1 AHMAD SUYANTO 85 85 85 85 340 85.00
2 ANANDA KURNIAWAN 70 75 75 80 300 75.00
3 BINTI ANISA 75 80 70 75 300 75.00
4 CUT MUSYAROFAH 85 85 85 85 340 85.00
5 DIKA DEVITA SARI 70 80 70 80 300 75.00
6 IMA PERWIRA SARI 75 80 50 75 280 70.00
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 85 85 85 85 340 85.00
8 JOKO SISWONO 60 75 75 75 285 71.25
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 60 70 75 75 280 70.00
27
10 MEILINA ZULAIKAH 70 65 70 75 280 70.00
11 MIYARTI 75 80 70 85 310 77.50
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 70 80 75 75 300 75.00
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 75 70 70 70 285 71.25
14 NURCHOLIFAH 80 80 60 75 295 73.75
15 SIGIT PRAYETNO 70 80 70 75 295 73.75
16 SITI ROMADHONIA 70 70 75 70 285 71.25
17 SUPRIYANTO 75 75 75 75 300 75.00
18 SUSILOWATI 85 85 85 85 340 85.00
19 VERNANDA NURFITRIYANI 80 75 75 70 300 75.00
20 YULIANASARI 70 70 75 75 290 72.50
21 SAFARIDAH 80 75 70 75 300 75.00
22 WIWIN SRI WAHYUNI 70 75 75 70 290 72.50
  JUMLAH 1635 1695 1615 1690 6635 75.40

KETERANGAN :
A. INTRAKSI SISWA DENGAN GURU
B. AKTIVITAS SISWA DALAM KELOMPOK
C. KEBRANIAN TAMPIL
D. TANGGUNGJAWAB INDIVIDU

Dari data di atas, diketahui bahwa tingkat aktivitas belajar siswa dalam
siklus ke tiga saat PBM berlangsung naik atau mengalami peningkatan sebesar
10,35 % hingga mencapai aktivitas belajar sebesar 75,40 %. Sampai dengan
siklus ke tiga ini siswa mulai menumbuhkan kesadarannnya bahwa dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD diperlukan sikap proaktif dalam proses
pembelajaran bukan hanya mendengarkan dan melihat guru di depan kelas
saja. Aktivitas yang belum nampak secara maksimal pada diri siswa adalah
kegiatan mereka dalam mengamati, mengklasifikasi, dan menafsirkan
informasi serta sikap pro aktif siswa dalam berinteraksi dengan guru.
Berikut di sajikan diagram peningkatan aktivitas belajar siswa dari
tiap-tiap siklus :
Grafik 4.6 Aktivitas belajar siswa :

Keterangan :Siklus 1 :55,40%


Siklus 2 : 65,05%
Siklus 3 : 75,40%

28
Tabel 4.7. Data Nilai Siswa Siklus Ketiga

No NAMA Nilai Ket


1 AHMAD SUYANTO 78 Terlampaui
2 ANANDA KURNIAWAN 75 Terlampaui
3 BINTI ANISA 71 Terlampaui
4 CUT MUSYAROFAH 80 Terlampaui
5 DIKA DEVITA SARI 80 Terlampaui
6 IMA PERWIRA SARI 71 Terlampaui
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 80 Terlampaui
8 JOKO SISWONO 72 Terlampaui
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 78 Terlampaui
10 MEILINA ZULAIKAH 80 Terlampaui
11 MIYARTI 80 Terlampaui
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 73 Terlampaui
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 66 tercapai
14 NURCHOLIFAH 65 tidak tercapai
15 SIGIT PRAYETNO 70 tercapai
16 SITI ROMADHONIA 70 Terlampaui
17 SUPRIYANTO 69 Terlampaui
18 SUSILOWATI 75 Terlampaui
19 VERNANDA NURFITRIYANI 70 Terlampaui
20 YULIANASARI 70 Terlampaui
21 SAFARIDAH 63 tidak tercapai
22 WIWIN SRI WAHYUNI 66 tercapai

Dari data tes hasil belajar siswa pada siklus ketiga di atas dapat diketahui
bahwa tingkat ketuntasan belajar sudah mengalami kamajuan jika dibandingkan
dengan pembelajaran sebelumnya (siklus ke 2). Ini nampak dari jumlah siswa yang
tidak tuntas hanya yaitu 2 siswa (9,09%) dan yang tuntas yaitu 20 siswa (90,90%)
dari total keseluruhan 22 siswa. Ini berarti terdapat peningkatan sebesar 13,63 %
dengan rata-rata nilai naik menjadi 72,81.
Grafik 4.7. Persentase Ketuntasan Pada siklus Ketiga

Sumber : Data Yang Diolah

29
Gambar 3
Suasana pembelajaran pada siklus III

Gambar 4.3.a. Siswa memperdalam materi pelajaran sebelum proses diskusi dimulai

Gambar 4.3ba. Siswa bekerjasama untuk menyelsaikan tugas sevcara berkelompok

30
Gambar 4.3.c. Siswa Sudah berani untuk menyimpilkan hasil pembelajaran pertemuan ke 3

BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan


beberapa hal sebagai berikut:

a. Aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan persentasenya dari


55,40 % pada pertemuan I, menjadi 65,05% pada pertemuan II, selanjutnya 75,40%
di pertemuan III.
b. Nilai yang dihasilkan siswa melalui implementasi pembelajaran kooperatife tipe
STAD mengalami peningkatan ketuntasan belajar dari pertemuan ke pertemuan
lainnya, yaitu pertemuan I (54,54%), pertemuan II (77,27%) dan pertemuan III
(90,90%). Ini berarti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dirancang oleh guru
mampu mengatasi permasalahan yang muncul dalam Proses Belajar Mengajar. Ini
terbukti dengan pencapaian tingkat pemahaman setelah diterapkan tipe pembelajaran
koopertif tipe STAD.
c. Melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD , siswa membagun sendiri pengetahuan,
menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang
harus dipahami dan dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.
Selain itu pula siswa dapat sejak dini belajar mengungkapkan pendapat serta melatih
siswa untuk dapat berbicara di depan forum serta melatih siswa pula untuk
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan oleh guru.
2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah:

1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan sebagai alternatif untuk


melakukan inovasi pembelajaran di kelas.

31
2. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, hendaknya sekolah dapat
menyediakan sarana yang dapat menunjang PBM sehingga guru tidak mengalami
kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran. Kendala yang paling dirasakan
guru saat mengajar PKn adalah kurangnya bahan penunjang, terutama naskah UUD
1945 dan surat kabar yang up date (sebagai media informasi terhadap siswa mengenai
perkembangan situasi bangsa Indonesia). Semua materi pelajaran PKn di tiap
tingkatan kelas selalu mengacu pada konstitusi negara kita tersebut. Oleh karena itu
upaya pengadaannya sangat diperlukan.
3. Kualitas pengetahuan siswa perlu kiranya ditingkatkan, terutama dengan
menumbuhkembangkan minat baca siswa, sehingga pengetahuan mereka bertambah
luas. Sekolah berperan penting dalam hal ini, yaitu dengan bersama-sama dapat
merancang program pengembangan minat baca yang bisa ditempuh melalui langkah
utama dengan penambahan kualitas dan kuantitas bahan bacaan siswa di perpustakaan
(selain buku-buku pelajaran yang sudah memadai.
4. Para guru sebaiknya menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karena
kemampuan siswa secara personal umumnya masih di bawah rata-rata. Sehingga
untuk mengimbanginya perlu adanya pembelajaran kelompok. Akan tetapi penerapan
pembelajaran ini harus disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan materi
pembelajaran, supaya pemilihan metodenya tepat.
5. Pengetahuan yang telah diterima siswa di sekolah akan dapat bermakna bagi mereka,
manakala hal tersebut terus diasah melalui kegiatan belajar yang berlangsung secara
terus-menerus, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karenanya perlu bantuan
semua pihak untuk mewujudkan hal ini. Terutama para orang tua siswa, dihimbau
supaya dapat memantau aktivitas belajar anaknya di rumah dan di luar sekolah.

32
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2002. Dasar-dasar evalusi Pendidikan.Yogyakarta; Tiga Serangkai.


Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ibrahim dan Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudirman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Cholisin. 2003. Dasar-Dasar PendidikanDasar-Dasar Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta; UNY Press.
Murdiono, mukhamad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Intan Pariwara
Saptono. 2008. Pendidikan kewarganegaraan.Jakarta. Phibeta
Saptono.2008. Mandiri, mengasah kemampuan sendiri mapel PKn kelas VII. Jakarta:
Erlangga

33

Anda mungkin juga menyukai