Disusun Oleh:
2
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD (Student Team Achivement Division )
PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 5 PANGKALAN LADA
TAHUN PEMBELAJARAN 2011/ 2012
NAMA Agustinus Budiono, S.Pd
Penelitian Tindakan Kelas ini telah diperiksa dan disetujui sebagai Prasyarat Program
Induksi Guru Pemula.
Menyetujui :
Kepala Sekolah,
SMPN 5 PANGKALAN LADA
Sukarni, S.Pd.Ind
NIP.19700609 199503 1 005
3
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 33
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan
bimbinganNya penulis dapat merampungkan pelaksanaan dan penulisan Penelitian Tindakan
Kelas ini. PTK ini berjudul “Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achivement Division)” Pada
kelas VII SMPN 5 Pangkalan Lada Tahun Pembelajaran 2011/2012.
Penulisannya sendiri bertujuan sebagai salah satu wujud kewajiban pendidik
untuk selalu mengoreksi dalam mengembangkan kompetensinya. Disebut demikian karena
melalui penelitian inilah pendidik dapat memberikan tindakan-tindakan terhadap proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk dapat memaksimalkan pembelajaran yang
dilakukan oleh pendidik yang pada akhirnya yang dapat digunakan untuk kemajuan SMPN 5
Pangkalan Lada dengan cara mengadakan penelitian-penelitian yang yang berorientasi
kepada peserta didik.
Dalam penyusunannya, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Sukarni,S.Pd.Ind, selaku Kepala Sekolah SMPN 5 Pangkalan Lada, yang telah
membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas
ini, dan yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian ini di SMPN 5 Pangkalan
Lada.
2. Ibu Lelay Nangka Puji, S.Pd Selaku pembimbing Induksi yang telah memberikan
arahan dan nasehatnya hingga terselesaikannya PTK ini
3. Rekan-rekan dewan guru dan staf Tata Usaha yang berkenan memberikan bantuan
berupa saran, kritik dan materinya untuk dapat melaksanakan penelitian ini dan pada
akhirnya dapt terselesaikannya dengan target dan harapan yang diinginkan.
4. Orang tua atas dukungan moril dan spiritual
5. Seluruh siswa SMPN 5 Pangkalan Lada yang selalu dapat bekerja sama dalam proses
pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya
sumbangan saran dan kritik sangatlah penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga
tulisan ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran
menjadi lebih baik lagi.
Penulis
5
Agustinus Budiono, S.Pd.
Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Team Achivement Division)”
Pada kelas VII SMPN 5 Pangkalan Lada
Tahun Pembelajaran 2011/2012.
Oleh:
AGUSTINUS BUDIONO,S.Pd.
NIP: 19860830 201101 1 004
ASBTRAK
6
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah diatas dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa pada Materi Norma dan Peraturan dalam
masyarakat setelah menggunakan metode pembelajaran koperatife Tipe STAD ?
8
2. Apakah pembelajaran mengunakan metode pembelajaran koperatie Tipe STAD
dapat meningkatkan hasil pemahaman siswa pada materi Norma dan Peraturan
dalam masyarakat ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada Materi Norma dan Peraturan
dalam masyarakat setelah menggunakan metode pembelajaran pembelajaran
koperatie Tipe STAD
2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata
pelajaran PKn melalui pendekatan Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
memperbaiki strategi pembelajaran.
E. MANFAAT HASIL PENULISAN
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Bagi guru, guru dapat menggunakan inovasi dalam proses pembelajaran karena
guru akan mengubah paradigma strategi pembelajaran.
2. Bagi siswa, dengan diterapkannya model pendekatan kooperatif dengan dengan
tipe STAD, pembelajaran akan lebih bervariasi, menyenangkan dan tidak
membosankan.Selain itu pula siswa dapat mulai sejak dini melatih kemandirian
dan keberanian dalam menyampaikan pendapat-pendapatnya serta belajar untuk
berinteraksi dengan kelompok lain dengan berbicara didepan umum.
3. Bagi sekolah, diharapkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
ini dapat meningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya mengedepankan kuantitas
saja melainkan juga dapat mengedepankan dan mengutamakan Kualitas dalam
KBM maupun Output.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
10
siswa mau belajar. Dalam belajar inilah guru berusaha mengarahkan dan membentuk
sikap serta perilaku siswa sebagai mana yang dikehendaki dalam pembelajaran PKn.
12
saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran melalui
tutorial, debat, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi.
13
dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya
kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 dalam Fathul Himam, 2004).
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian,
dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa
yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa
yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi
membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang
dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena
siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam
pembelajaran ; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga,
mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
14
BAB III
METODE
REFLEKSI OBSERVAS
I
15
E. RENCANA TINDAKAN
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap tersebut.
Rencana tindakan siklus:
1. Perencanaan
• Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan disampaikan Kepada siswa dengan
menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
• Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe STAD dan lembar observasi.
• Membuat Instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian Tindakan kelas /
alat Bantu / media yang diperlukan
• Membuat alat evaluasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan Skenario
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah direncanakan.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi.
4. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. pada tahap
ini , pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi.untuk
mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman
siswa pada mata pelajaran PKn. Hasil analis data yang dilakukan dalam tahapan
akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
F. INDIKATOR KINERJA
Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi
perubahan peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn melalui pembelajaran
kooperatif dengan Tipe STAD. Hal ini diwujudkan dengan kemampuan siswa dalam
menjawab post test dan mencapai 85% ketuntasan kelas.
Disamping itu juga 75% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran kooperatif dengan
tipe STAD maka implementasikan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
terlaksana dengan baik.
16
BAB IV
TINDAKAN, HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Hasil Ulangan Harian Siswa kelas VII Sebelum Program
No NAMA Nilai Ket
1 AHMAD SUYANTO 66 Tercapai
2 ANANDA KURNIAWAN 65 tidak tercapai
3 BINTI ANISA 60 tidak tercapai
4 CUT MUSYAROFAH 75 Terlampaui
5 DIKA DEVITA SARI 75 Terlampaui
6 IMA PERWIRA SARI 55 tidak tercapai
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 66 Tercapai
8 JOKO SISWONO 66 Tercapai
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 70 Terlampaui
10 MEILINA ZULAIKAH 70 Terlampaui
11 MIYARTI 65 tidak tercapai
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 65 tidak tercapai
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 65 tidak tercapai
14 NURCHOLIFAH 50 tidak tercapai
15 SIGIT PRAYETNO 50 tidak tercapai
16 SITI ROMADHONIA 50 tidak tercapai
17 SUPRIYANTO 65 tidak tercapai
18 SUSILOWATI 70 Terlampaui
17
19 VERNANDA NURFITRIYANI 50 tidak tercapai
20 YULIANASARI 68 Terlampaui
21 SAFARIDAH 50 tidak tercapai
22 WIWIN SRI WAHYUNI 50 tidak tercapai
18
2. Menjelaskan pentingnya norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan di
lingkungan masyarakat.
3. Menjelaskan arti penting norma dalam kehidupan masyarakat
Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya.
b. Guru mengelompokkan siswa yang anggota kelompok terdiri dari berbagai
ragam ( heterogen ).
c. Guru membagikan lembar diskusi kepada masing-masing kelompok, dengan
materi yang berbeda, agar dipahami oleh kelompok siswa tersebut.
d. Tahap selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas.
e. Selanjutnya tanggapan dari berbagai kelompok
f. Tahap selanjutnya guru memberi tanggapan dan penegasan.
2. Hasil Tindakan
a. Ketika guru membagi anggota kelas dalam kelompok-kelompok kecil, terlihat
siswa mulai menunjukkan antusias dan rasa ingin tahu, mereka ada yang
bertanya-tanya apa yang akan dilakukan (ketika guru membagikan lembar
materi kepada masing-masing kelompok yang berbeda).
b. Tampak pada awalnya, mereka masih lebih banyak yang diam dengan
pemikirannya masing-masing. Mereka masih ada yang malu, enggan untuk
berbicara dengan teman satu kelompok.
c. Seiring dengan berjalannya waktu, setelah lebih kurang 10 menit tampak mereka
sudah mulai berusaha untuk berinteraksi dengan teman satu kelompok.
d. Kelompok-kelompok siswa mulai melakukan pemahaman materi dengan selalu
berdiskusi sesama teman satu kelompok. Tetapi masih ada kelompok yang
masih belum serius, sering berbicara masalah lain.
e. Respon dari siswa ternyata lebih baik, terlihat dari sebagian besar kelompok
yang berkata kepada guru untuk siap mempresentasikan kedepan kelas.
f. Secara umum minat untuk memahami materi cukup baik, dari 4 kelompok
terdapat 2 kelompok yang terlihat kurang serius, kurang berinteraksi dengan
teman selain kelompoknya. Sehingga mereka cenderung lamban dalam
memahami materi.
19
ASPEK YANG DIAMATI
No NAMA Jumlah
A B C D NILAI
1 AHMAD SUYANTO 50 60 50 55 215 53.75
2 ANANDA KURNIAWAN 50 60 50 50 210 52.50
3 BINTI ANISA 50 60 50 55 215 53.75
4 CUT MUSYAROFAH 55 60 55 60 230 57.50
5 DIKA DEVITA SARI 55 60 50 60 225 56.25
6 IMA PERWIRA SARI 50 60 50 60 220 55.00
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 60 60 50 60 230 57.50
8 JOKO SISWONO 55 60 50 60 225 56.25
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 60 60 50 60 230 57.50
10 MEILINA ZULAIKAH 60 60 50 60 230 57.50
11 MIYARTI 60 55 50 60 225 56.25
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 50 60 55 60 225 56.25
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 50 60 55 60 225 56.25
14 NURCHOLIFAH 50 60 50 60 220 55.00
15 SIGIT PRAYETNO 50 60 55 60 225 56.25
16 SITI ROMADHONIA 55 60 55 50 220 55.00
17 SUPRIYANTO 50 60 55 50 215 53.75
18 SUSILOWATI 50 60 50 50 210 52.50
19 VERNANDA NURFITRIYANI 50 60 50 50 210 52.50
20 YULIANASARI 50 60 50 60 220 55.00
21 SAFARIDAH 50 60 50 60 220 55.00
22 WIWIN SRI WAHYUNI 55 60 55 60 230 57.50
JUMLAH 1165 1315 1135 1260 4875 55.40
KETERANGAN :
A. INTRAKSI SISWA DENGAN GURU
B. AKTIVITAS SISWA DALAM KELOMPOK
C. KEBRANIAN TAMPIL
D. TANGGUNGJAWAB INDIVIDU
Dari data di atas, diketahui bahwa tingkat aktivitas belajar siswa saat
PBM berlangsung hanya mencapai 55,40 %. Hal ini berarti aktivitas yang
diharapkan muncul pada diri mereka masih kurang.
Tabel 4.3. Data Nilai Siswa Siklus Pertama
Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan masih belum
menampakkan perubahan yang signifikan. Ini nampak dari jumlah siswa yang
tidak tuntas yaitu 10 siswa (45,45%) dan yang tuntas yaitu 12 orang (54,54%)
dari total keseluruhan 22 siswa . Ini berarti bahwa dalam pertemuan pertama,
keberhasilan pembelajaran belum tercapai. Penyebabnya adalah belum siapnya
siswa untuk menyerap materi pelajaran dan suasana pembelajaran yang terasa
baru bagi mereka. Mereka menikmati kondisi pembelajaran dan agak sedikit
mengabaikan materi pelajaran.
Hasil observasi dan refleksi pada Siklus I, yang perlu diperhatikan Sebagai
rencana tindakan siklus berikutnya adalah :
1. Siswa masih ada yang lebih suka untuk berpikir sendiri, kurang tertarik untuk
berbagi ide, gagasan atau pendapat dengan temannya. Sebagian siswa belum
terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD, tetapi ada juga yang lebih senang dan antusias dalam
21
belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam
PBM hanya mencapai 55,40 %.
2. Guru perlu memberi stimulus pada kelompok yang lamban, Sehingga waktu
dapat digunakan dengan efisien.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah
dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat
perencanaan sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran
2. Guru lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan
3. Memberikan penghargaan kepada siswa ( reward ).
4. Menambahkan metode Jigsaw dalam proses diskusi.
Gambar 4.1
Suasana pembelajaran pada siklus I
22
B. DESKRIPSI TINDAKAN DAN HASIL SIKLUS II
1. Tindakan
Siklus kedua dilaksanakan tanggal 23 Januari 2012. Indikator yang akan dicapai dalam
pembelajaran ialah ialah :
1. Menguraikan macam-macam norma
Langkah-langkah tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah revisi dari hasil refleksi
pada siklus I, yaitu :
a. Guru memberikan motivasi kepada kelompok siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Lebih intensif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan.
c. Memberikan penghargaan atau reward kepada kelompok yang tampil dengan baik.
d. Menambahkan metode Jigsaw dalam proses diskusi.
2. Hasil Tindakan
a. Pada siklus II terlihat adanya suasana pembelajaran yang sudah mengarah kepada
pembelajaran kooperatif tipe STAD .Siswa dalam satu kelompok menunjukkan
saling membantu untuk memahami materi yang telah diberikan melalui diskusi.
b. Siswa mulai tidak merasa canggung lagi saling bertukar pendapat, berbagai ide
dengan teman.
c. Guru secara aktif memantau kerja kelompok, jika ada hal-hal yang kurang jelas,
diberi kejelasan oleh guru. Terlihat semangat kebersamaan dalam proses
pembelajaran.
d. Dari 4 kelompok yang ada, terlihat ada 3 kelompok kelompok yang paling menonjol
serta dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, satu
kelompok terlihat masih lamban dalam menyampaikan argumen-argumennya.
e. Kelompok yang paling lambat terlihat kurang berinteraksi dengan satu sama lain,
tampak mereka lebih banyak berdiam diri, sesekali saja berbicara.
Tabel 4.4. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus Kedua
ASPEK YANG DIAMATI
No NAMA Jumlah
A B C D NILAI
1 AHMAD SUYANTO 60 60 6 70 196 49.00
2 ANANDA KURNIAWAN 70 70 70 65 275 68.75
3 BINTI ANISA 60 70 50 70 250 62.50
4 CUT MUSYAROFAH 60 70 60 60 250 62.50
5 DIKA DEVITA SARI 65 70 70 65 270 67.50
6 IMA PERWIRA SARI 60 70 50 70 250 62.50
7 JOHAN ANGGI TRIYANSYAH 70 70 70 70 280 70.00
8 JOKO SISWONO 60 60 70 60 250 62.50
9 KHABILLAH ZAENAL SAEFUDI 60 70 65 60 255 63.75
23
10 MEILINA ZULAIKAH 60 65 70 65 260 65.00
11 MIYARTI 60 70 70 70 270 67.50
12 M. AMIN RESTU NUGROHO 70 65 70 65 270 67.50
13 M. AMIN RESTU WAHYUDI 70 70 70 70 280 70.00
14 NURCHOLIFAH 70 65 60 70 265 66.25
15 SIGIT PRAYETNO 69 70 70 60 269 67.25
16 SITI ROMADHONIA 70 60 70 65 265 66.25
17 SUPRIYANTO 69 70 55 70 264 66.00
18 SUSILOWATI 70 60 65 65 260 65.00
19 VERNANDA NURFITRIYANI 60 70 50 70 250 62.50
20 YULIANASARI 70 65 65 70 270 67.50
21 SAFARIDAH 60 70 50 70 250 62.50
22 WIWIN SRI WAHYUNI 70 70 65 70 275 68.75
JUMLAH 1433 1480 1341 1470 5724 65.05
KETERANGAN :
A. INTRAKSI SISWA DENGAN GURU
B. AKTIVITAS SISWA DALAM KELOMPOK
C. KEBRANIAN TAMPIL
D. TANGGUNGJAWAB INDIVIDU
Dari data di atas, diketahui bahwa tingkat aktivitas belajar siswa dalam
siklus ke dua saat PBM berlangsung mengalami kenaikan sebesar 9,65 %
sehingga aktivitas belajar mencapai 65,05 %. Hal ini berarti siswa sudah mulai
dapat menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang di terapkan serta mulai
dapat bekerja dalam team. Walaupun hasil persentase yang dihasilkan tersebut
belum mencapai target pembelajaran yaitu 75 %.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan belajar sudah
nampak mengalami kamajuan jika dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya. Ini nampak dari jumlah siswa yang tidak tuntas yaitu 5 siswa
(22,72%) dan yang tuntas yaitu 17 orang (77,27%) dari total keseluruhan 28
siswa . Ini berarti terdapat peningkatan sebesar 22,72% dengan rata-rata nilai69,77.
Sementara itu diluar kelas guru tetap mengadakan refleksi untuk merancang
pembelajaran yang lebih baik lagi agar siswa dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan prestasi belajarnya.
Hasil observasi dan refleksi pada siklus II, yang perlu diperhatikan sebagai
rencana tindakan pada siklus berikutnya adalah :
1. masih ada siswa yang belum optimal telibat dalam proses interaksi dengan
kelompoknya.
2. masih ada siswa yang belum menguasai materi yang telah ditentukan
3. Siswa yang kemampuan akademik lebih tinggi agak lebih mendominasi
aktivias dalam kelompok
25
Gambar 2
Suasana pembelajaran pada siklus II
Gambar 4.2.a. Siswa sudah berinisiatif untuk mereview materi pertemmuan yang lalu
Gambar 4.2c. Setiap siswa mendapatkan kartu soal yang berbeda ( terbagi Tim Ahli dan Tim Asal)
KETERANGAN :
A. INTRAKSI SISWA DENGAN GURU
B. AKTIVITAS SISWA DALAM KELOMPOK
C. KEBRANIAN TAMPIL
D. TANGGUNGJAWAB INDIVIDU
Dari data di atas, diketahui bahwa tingkat aktivitas belajar siswa dalam
siklus ke tiga saat PBM berlangsung naik atau mengalami peningkatan sebesar
10,35 % hingga mencapai aktivitas belajar sebesar 75,40 %. Sampai dengan
siklus ke tiga ini siswa mulai menumbuhkan kesadarannnya bahwa dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD diperlukan sikap proaktif dalam proses
pembelajaran bukan hanya mendengarkan dan melihat guru di depan kelas
saja. Aktivitas yang belum nampak secara maksimal pada diri siswa adalah
kegiatan mereka dalam mengamati, mengklasifikasi, dan menafsirkan
informasi serta sikap pro aktif siswa dalam berinteraksi dengan guru.
Berikut di sajikan diagram peningkatan aktivitas belajar siswa dari
tiap-tiap siklus :
Grafik 4.6 Aktivitas belajar siswa :
28
Tabel 4.7. Data Nilai Siswa Siklus Ketiga
Dari data tes hasil belajar siswa pada siklus ketiga di atas dapat diketahui
bahwa tingkat ketuntasan belajar sudah mengalami kamajuan jika dibandingkan
dengan pembelajaran sebelumnya (siklus ke 2). Ini nampak dari jumlah siswa yang
tidak tuntas hanya yaitu 2 siswa (9,09%) dan yang tuntas yaitu 20 siswa (90,90%)
dari total keseluruhan 22 siswa. Ini berarti terdapat peningkatan sebesar 13,63 %
dengan rata-rata nilai naik menjadi 72,81.
Grafik 4.7. Persentase Ketuntasan Pada siklus Ketiga
29
Gambar 3
Suasana pembelajaran pada siklus III
Gambar 4.3.a. Siswa memperdalam materi pelajaran sebelum proses diskusi dimulai
30
Gambar 4.3.c. Siswa Sudah berani untuk menyimpilkan hasil pembelajaran pertemuan ke 3
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
31
2. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, hendaknya sekolah dapat
menyediakan sarana yang dapat menunjang PBM sehingga guru tidak mengalami
kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran. Kendala yang paling dirasakan
guru saat mengajar PKn adalah kurangnya bahan penunjang, terutama naskah UUD
1945 dan surat kabar yang up date (sebagai media informasi terhadap siswa mengenai
perkembangan situasi bangsa Indonesia). Semua materi pelajaran PKn di tiap
tingkatan kelas selalu mengacu pada konstitusi negara kita tersebut. Oleh karena itu
upaya pengadaannya sangat diperlukan.
3. Kualitas pengetahuan siswa perlu kiranya ditingkatkan, terutama dengan
menumbuhkembangkan minat baca siswa, sehingga pengetahuan mereka bertambah
luas. Sekolah berperan penting dalam hal ini, yaitu dengan bersama-sama dapat
merancang program pengembangan minat baca yang bisa ditempuh melalui langkah
utama dengan penambahan kualitas dan kuantitas bahan bacaan siswa di perpustakaan
(selain buku-buku pelajaran yang sudah memadai.
4. Para guru sebaiknya menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karena
kemampuan siswa secara personal umumnya masih di bawah rata-rata. Sehingga
untuk mengimbanginya perlu adanya pembelajaran kelompok. Akan tetapi penerapan
pembelajaran ini harus disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan materi
pembelajaran, supaya pemilihan metodenya tepat.
5. Pengetahuan yang telah diterima siswa di sekolah akan dapat bermakna bagi mereka,
manakala hal tersebut terus diasah melalui kegiatan belajar yang berlangsung secara
terus-menerus, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh karenanya perlu bantuan
semua pihak untuk mewujudkan hal ini. Terutama para orang tua siswa, dihimbau
supaya dapat memantau aktivitas belajar anaknya di rumah dan di luar sekolah.
32
DAFTAR PUSTAKA
33