Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang hingga saat
ini belum bisa lepas dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan
data Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI tahun 2022, jumlah kematian
maternal di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 7389 kasus. Penyebab
sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 terjadi terkait COVID-19
sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 1.077 kasus, dan lain-lain sebanyak 1.309 kasus.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota Yogyakarta, 2021
didapatkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2021 sebesar
580,34 dari 2757 kelahiran hidup, dengan jumlah absolut 16 kasus kematian
ibu. Angka tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan
dengan AKI tahun 2020 sebesar 64,14 dari 3118 kelahiran hidup dengan 2
kasus kematian ibu. Pandemi Covid-19 merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan peningkatan kasus kematian ibu. Selama pandemi Covid-19 ibu
hamil dengan Covid-19 mengalami keterlambatan akses fasilitas kesehatan,
kesulitan pemantauan gejala perburukan Covid-19 pada ibu hamil yang
melakukan isolasi mandiri di rumah, dan masih kurangnya pemahaman
masyarakat tentang kapan harus segera mencari pertolongan.
Penyebab lain-lain AKI salah satunya adalah emesis gravidarum.
World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 mengatakan jumlah
kejadian emesis gravidarum mencapai 70% dari seluruh jumlah kehamilan di
dunia dan biasanya terjadi pada kehamilan trimester awal. Namun terdapat
sekitar 20% akan mengalami mual dan muntah di atas 20 minggu kehamilan.
Kejadian emesis gravidarum di Indonesia sebanyak 50–90% dialami oleh ibu
hamil, dimana 60% terjadi pada primigravida dan 40-60% terjadi pada
multigravida. Wanita hamil yang mengalami masalah mual muntah
memerlukan waktu yang cukup untuk istirahat (Anggraini, 2018).
Hasil studi pendahuluan peneliti yang dilakukan di
…………………………………………….
Upaya yang dilakukan pemerintah Kota Yogyakarta dalam rangka
mengurangi AKI adalah menyusun pedoman SE percepatan vaksinasi Covid
19 bagi Ibu hamil, membuat SK RS rujukan antara untuk penanganan
maternal Covid 19, koordinasi Rujukan maternal Covid 19 dan skrining
universal Covid 19 bagi Ibu Hamil dengan RT PCR pada saat UK 38 – 39
minggu dan meningkatkan kemampuan petugas dalam memahami gejala
kegawatan obstetri, khususnya pada perdarahan post partum melalui:
Sosialisasi dan menerapkan Modified Early Obstetric Warning System
(MEOWS) guna mengenali secara dini tanda dan gejala kegawatan obstetri di
fasilitas kesehatan dan meningkatkan kualitas rujukan termasuk rujukan balik.
Selain itu juga dilakukan pengoptimalan cakupan pelayanan Ante Natal Care
(ANC). Kebijakan yang berlaku di Indonesia saat ini pada kunjungan ANC
dilakukan minimal 4 kali selama masa kehamilan yaitu minimal 1 kali saat
trimester I, minimal 1 kali saat trimester II, dan minimal 2 kali saat trimester
III (Dinkes Kota Yogyakarta, 2021).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, apabila emesis gravidarum
tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan keparahan menjadi
hiperemesis gravidarum yang berdampak pada ibu dan janin. Maka dari itu,
peneliti tertarik untuk melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Trimester I Dengan Emesis Gravidarum di……………………”.
Dampak dari emesis gravidarum tidak hanya pada fisiologis ibu dan
janin, berdampak pula secara psikologis, sosial, dan spiritual. Secara
psikologis emesis gravidarum dapat mengakibatkan dampak kecemasan,
perasaan bersalah, dan amarah jika gejala mual dan muntah timbul secara tiba-
tiba. Apabila hal ini tidak segera ditangani dapat menyebabkan dehidrasi yang
akan menimbulkan konsumsi oksigen menurun, juga dampak pisologis seperti
kecemasan dan rasa bersalah. Agar tidak menimbulkan kekhawatiran dan
kecemasan diharapkan ibu untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.
sebagaimana pada Firman Allah dalam . AL-Quran surat An-Nahl ayat 42 di
bawah ini:

“(yaitu) orang yang sabar, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal “
Ayat di atas merupakan contoh bahwa ibu hamil trimester 1 dengan
keluhan mual-muntah, harus tetap bersabar dan bertawakal kepada Allah
SWT. agar diberikan kekuatan untuk menjalani keluhan yang terjadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Trimester 1 dengan Emesis Gravidarum di ………?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan secara holistik pada ibu hamil
trimester 1dengan emesis gravidarum di ……….
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Data Subyektif Kasus Emesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester 1 Di….
b. Mengidentifikasi Data Obyektif Kasus Emesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester 1 Di….
c. Menganalisa Kasus Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1
Di….
d. Mengidentifikasi Penatalaksanaan Kasus Emesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester 1 Di….
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini dapat menjadi bahan pertimbangan masukan untuk
menambah wawasan tentang pelaksanaan asuhan kebidanan secara holistik
pada ibu hamil trimester 1 dengan emesis gravidarum.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Bidan di Klinik Pratama Kedaton
Diharapkan asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan upaya-upaya yang
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terutama
kesehatan ibu hamil trimester 1dengan emesis gravidarum.
b. Bagi klien
Diharapkan agar masyarakat paham dengan ketidaknyamanan yang
umum terjadi pada ibu hamil di trimester 1 yaitu emesis gravidarum,
serta mampu melakukan penanganan ketidaknyamanan secara mandiri.
E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Emesis Gravidarum merupakan salah satu gejala paling awal, paling
umum, dan paling menyebabkan stress selama kehamilan. Emesis
gravidarum ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan ibu, sehingga
terjadilah perubahan keseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan
perubahan metabolism dalam tubuh (Bahrah, 2022).
2. Ruang Lingkup Responden
Emesis gravidarum biasanya terjadi mulai pada bulan pertama kehamilan
dan berlanjut hingga minggu ke-14 sampai ke-16. hal ini disebabkan oleh
peningkatan fluktuasi kadar HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin)
(Bahrah, 2022).
3. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian dilakukan pada ….
4. Ruang Lingkup Tempat
5. Penelitian dilakukan di ….
F. Keaslian Penelitian
Perbedaan dan
No Nama Peneliti Judul Model Hasil
Persamaan
1 Hestina Reksi Asuhan Kebidanan Pada Ibu penelitian deskriptif Setelah dilakukan Perbedaan : Subjek
Utami Hamil Trimester I Dengan berupa studi pengkajian-evaluasi penelitian, tempat,
Emesis Gravidarum Di Pmb penelaahan kasus selama 4 hari waktu,
“R” Kota Bengkulu Tahun (case study) berturut-turut penatalaksanaan.
2021 didapatkan hasil Persamaan :
bahwa tidak adanya Kriteria responden,
kesenjangan antara Format
teori dan praktik pendokumentasian
dalam kasus di SOAP
lapangan
2 Nadiyah Nur’aini Asuhan Kebidanan metode observasional Selama Perbedaan : Subjek
Komprehensif Pada Ny. R Di deskriptif dengan case pendampingan pada penelitian, tempat,
Puskesmas Banyuanyar study Ny.R masalah waktu,
Surakarta kesehatan yang penatalaksanaan.
dialami pada Ny.R Persamaan :
dapat teratasi dan Format
tidak ada pendokumentasian
kesenjangan SOAP
3 Dea Novia Asuhan Kebidanan Pada Ny.O Case study Keluhan mual Perbedaan : Subjek
Ramadhani Usia 22 Tahun G2p1a0 muntah pada Ny.O penelitian, tempat,
Dengan Emesis Gravidarum Di dapat tertangani waktu,
Praktik Mandiri Bidan J Kota dengan baik terlihat penatalaksanaan.
Bogor keluhan ini sudah Persamaan :
tidak dirasakan dan Kriteria responden,
tidak ada Format
kesenjangan antara pendokumentasian
teori dan praktik SOAP
dalam kasus di
G.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P.D. (2018) ‘FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANJUNG PINANG TAHUN 2018’, Kebidanan, 7, p. 15.
Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.31983/jkb.v7i15.3248.

Bahrah (2022) Manfaat Ginger (Jahe) sebagai Terapi Nonfarmakologis dalam


Mengatasi Emesis Gravidarum Berdasarkan Evidence Based. Pekalongan: NEM.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta (2021) ‘Profil Kesehatan Kota Yogyakarta


Tahun 2021’, Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara, 107, pp. 107–126.

Dinkes Kota Yogyakarta (2020) ‘Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2021’,
Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara, 107, pp. 107–126.

Kemenkes RI. (2016) Profil Kesehatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai