Anda di halaman 1dari 11

Tugas Turun Lapangan Psikologi Lingkungan

Nama :Windi Natavia Winarta

Nim: C021181020

Psikologi B 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
BAB 1
Latar Belakang
A. Dasar Pemikiran
Secara umum, setiap tempat ibadah memiliki cara-caranya sendiri dalam
menerapkan protokol kesehatan oleh pemerintah. Jemaat dalam tempat ibadah
juga memiliki pandangan yang berbeda terhadap pandemi covid. Peneliti
melakukan observasi terhadap perilaku penerapan protokol kesehatan di salah satu
gereja serta wawancara pada pihak steakholder. Adapun hasil yang ingin dicapai
dalam tugas turun lapangan ini adalah mendeskripsikan penerapan protokol
kesehatan di Gereja Kristen Sulawesi Selatan (GKSS) Klasis Mappatuwo serta
mengeksplorasi pengaruh lingkungan terhadap perilaku penerapan protokol
kesehatan pada jemaat GKSS Klasis Mappatuwo.

B. Fokos persoalan
Peneliti akan mengidentifikasi seperti apa penerapan protokol kesehatan
yang dilaksanakan di tempat ibadah, yaitu GKSS Klasis Mappatuwo
Pangkep. Identifikasi dilakukan melalui asesmen observasi dan wawancara di
tempat ibadah langsung. Fokus persoalan pada penelitian ini yaitu untuk
mengetahui penerapan protokol kesehatan di tempat ibadah, yaitu GKSS
Klasis Mappatuwo beserta faktor yang memengaruhinya.
BAB 2
Hasil Asesmen
A. Observasi
1. Lokasi
Pengambilan data dilakukan di Makassar Kabupaten Pangkep, Kecamatan
Lakbakkang Desa Taraweang Jl Andi Mauraga, Gereja Kristen Sulawesi
Selatan Klasis Mappatuwo.
2. Durasi

Asesmen lingkungan dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2021 Pukul


19.00-20.30 WITA dengan durasi pelaksanaan sebanyak 60 menit.
3. Observasi
3.1 Kondisis Lingkungan Fisik
Ruang ibadah terbuat dari batu dengan cat bewarna putih terhadap
seluruh bagian ruangan. Terdapat mimbar untuk pendeta yang berjarak
sekitar 2m dari baris pertama kursi jemaat. Ruangan gereja terdiri atas 20
kursi kayu panjang yang ditempati jemaat. Kursi tersebut diatur
sedemikian rupa dan membuat simbol X pada kursi sebagai pengingat
untuk jaga jarak. Selain 24 kursi, terdapat tiga buah kursi cadangan jika
24 kursi tersebut telah ditempati masing-masing oleh dua orang. Gereja

Data yang diperoleh dari lapangan saat mengobservasi pelaksanaan


ibadah Rumah Tangga GKSS Klasis Mappatuwo pada hari Jumat 7 Mei
2021. Ibadah Rumah Tangga tersebut dihadiri sekitar 50 orang beserta
majelis dan pengurus. Penerapan protokol kesehatan dilakukan dari awal
hingga akhir ibadah dimana semua jemaat menggunakan masker
sepanjang ibadah. Setiap bangku hanya boleh ditempati oleh dua orang
dengan jarak sekitar satu setengah meter.

Selain social distancing, terdapat juga spanduk berupa himbauan protokol


kesehatan. Spanduk tersebut dipajang di depan gerbang masuk gereja
sehingga sebelum masuk ke gereja, jemaat tersadar akan pentingnya
protokol kesehatan. Adapun himbauan dalam spanduk terdiri atas cuci
tangan, menggunakan masker sepanjang ibadah, tidak melakukan kontak
fisik, jaga jarak dan tidak berkerumun.
3.2 Kondisi sosial:
GKSS terdiri atas empat jemaat, yaitu jemaat . GKSS Klasis Mappatuwo
termasuk pada jemaat induk. Jemaat GKSS Klasis Mappatuwo sebagian
besar berprofesi sebagai karyawan dan pegawai swasta. Sebagian besar dari
mereka juga adalah pendatang di Pangkep karena adanya tugas atau
pekerjaan yang harus dilakukan di dalam waktu yang lama. Jemaat gereja
juga berasal dari beragam suku bangsa, yaitu Toraja, Ambon, Makassar,
Manado, dan Papua. Berdasarkan informasi yang didapatkan, mayoritas suku
jemaat berasal dari suku Toraja. Meskipun berada di kabupaten Pangkep
yang mana agama Kristen merupakan minoritas, tapi keberadaan gereja
diterima dengan baik oleh pemerintah. Gereja diberikan gedung untuk
pelaksanaan hari keagamaan seperti Natal dan Paskah serta dihadiri langsung
oleh pemerintah. GKSS dalam pelaksanaan ibadahnya selalu diawasi oleh
pemerintah dan juga didampingi oleh dinas kesehatan agar tetap mematuhi
protokol kesehatan.
4. Wawancara
1. Subjek:
GKSS Klasis Mappatuwo juga memiliki sistem nya sendiri yang terdiri atas
majelis jemaat. Berdasarkan pihak yang berada atau terkait dengan GKSS Klasis
Mappatuwo, peneliti memilih untuk mewawancarai pendeta di gereja yang adalah
ketua majelis jemaat. Peneliti memilih beliau sebagai subjek karena beliau adalah
ketua dan pasti yang paling tahu tentang nilai-nilai dalam gereja. Selain itu,
peneliti memilih majelis persekutuan perempuan, yaitu Pdt Magdalena Salopo.
Peneliti memilih subjek karena beliau memiliki banyak pengalaman dalam
mengurus di Badan Struktur Majelis GKSS. Pada hari itu juga, beliau yang
memimpin dan menyampaikan firman Tuhan dalam ibadah. Subjek ketiga yang
dipilih adalah majelis Kesehatan yaitu Dkn Nely Tanda Palawa. Peneliti memilih
subjek ketiga karena beliau merupakan salah satu tenaga kesehatan yang bertugas
sekaligus melayani di gereja. Beliau menjabat sebagai majelis bidang Pembinaan,
Pendidikan dan Kesehatan. Beliau juga yang memantau dan mengatur bagaimana
pelaksanaan protokol kesehatan agar dapat terus dilaksanakan.
2. Deskripsi
1. Subjek 1: Pendeta Budiman Sinaga
Wawancara yang dilakukan terhadap Pendeta menggambarkan
bagaimana inti dari penerapan protokol kesehatan. Pak Pendeta
mengatakan “Sebagian besar orang mungkin memandang covid sebagai
malapetaka. Tapi, bagi saya inilah cara Tuhan untuk menegur umat
manusia dibumi untuk lebih dekat lagi dengannya”. Dibalik ini semua,
pendeta berpendapat bahwa pandemi ini membuahkan banyak hikmah
dimana banyak orang lebih tersadarkan untuk lebih dekat dengan Tuhan.
Selain itu, dalam Alkitab Wahyu 3:19 dikatakan bahwa Tuhan menegur
melalui covid ini karena mengasihi umat-Nya. Lebih lanjut, Pak Pendeta
mengemukakan bahwa beliau sama sekali tidak takut terhadap covid
karena sebagai orang percaya, kita punya iman yang kuat bahwa Tuhan
yang melindungi kita semua.
Wawancara terkait pandangan pendeta terhadap protokol kesehatan
dimana Pak Pendeta sangat bersyukur pelaksanaannya berjalan dengan
lancar dan baik hingga sampai saat ini belum ada jemaat yang positif
Covid. Pendeta Budiman mengatakan “Gereja sadar bahwa kita harus
tunduk pada pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah
juga selalu menghimbau untuk mematuhi protokol kesehatan. Maka dari
itu, gereja menerapkan 3I, yaitu Iman diperkuat, Imun ditingkatkan, dan
Ikuti protokol kesehatan”. Adapun pelaksanaan protokol kesehatan
dilakukan dengan jaga jarak, penyediaan fasilitas hand-sanitizer, dan
menggunakan masker sepanjang ibadah. Penerapan protokol kesehatan
juga didukung oleh dinas kesehatan yang selalu mengawasi dan
menghimbau gereja serta turut memberikan edukasi penyampaian dari
regulasi pemerintah mengenai covid-19. Pak Pendeta juga mengatakan
bahwa terdapat partisipasi dari jemaat dalam menerapkan protokol
kesehatan, yaitu memberi sumbangan berupa masker yang bisa
digunakan bersama.
Respon Pak Pendeta terkait pelaksanaan protokol kesehatan
berlandaskan pada firman Tuhan Roma 13 tentang kepatuhan kepada
pemerintah. Pak Pendeta mengatakan “Benar bahwa gereja sangatlah
patuh dengan protokol kesehatan karena itu adalah kebijakan pemerintah.
Taat pada pemerintah tercermin dalam Roma 13 yang juga kita
laksanakan demi kebaikan bersama”. Maka dari itu, pak pendeta
menjelaskan bahwa penerapan protokol kesehatan ini adalah hal yang
wajib dan harus dilakukan dengan tertib dan taat.
2. Subjek 2: Magdalena Salopo (Majelis Bidang Persekutuan Perempuan
Pandangan Bu Magda terkait Covid-19 dalam wawancaranya adalah
covid merupakan cara Tuhan untuk membuat manusia sadar agar tidak
menyia-nyiakan kesempatan untuk beribadah. Bbeliau katakan bahwa
“Covid bukanlah hal yang menakutkan, tetapi disisi lain covid dengan
segala aturan yang ada sebenarnya Tuhan mau supaya kita berubah.
Seperti secara rohani, banyak larangan untuk beribadah tapi di masa
lampau orang sibuk dengan aktifitas sehingga tidak ke gereja, tapi secara
tidak langsung pandemi covid ini Tuhan pakai untuk bagaimana umat
manusia sadar diri. Dari yang malas pergi gereja karena sibuk, tetapi
karena pandemi ibadah dilakukan di rumah yang mana keluarga dapat
berdoa bersama.”
Terkait penerapan protokol kesehatan di gereja Bu Nely
menyampaikan bahwa gereja menerapkan semua protokol 5M oleh
pemerintah. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan jadwal
ibadah hari Minggu yang dulunya hanya satu kali menjadi dua kali, yaitu
pagi dan sore. Ibadah Rumah Tangga yang dahulunya dilaksanakan dari
rumah ke rumah setiap Jumat berubah jadi pemusatan di gereja.
Bu Magda menjelaskan bahwa penerapan protokol kesehatan terjadi
tanpa ada hambatan karena banyaknya dukungan dari pemerintah dan
jemaat yang telah sadar akan pentingnya protokol kesehatan. Bu Magda
mengatakan bahwa “Kami disini menghargai aturan pemerintah sehingga
penerapan prokes selalu kita lakukan. Setiap ibadah, kami diawasi dan
akan ditegur langsung jika berkerumunan, tidak pakai masker ataupun
jaga jarak. Penerapan protokol kesehatan di gereja berdasarkan pada
anjuran pemerintah yang selalu berusaha dipatuhi oleh pihak-pihak dalam
gereja pada pelaksanaan ibadah dan aktifitasnya. Bu Magda
menambahkan “Kita selalu doakan pemerintah agar diberikan yang
terbaik dan selalu dilindungi. Pemerintah di Pangkep mengakui
keberadaan umat Kristiani, hal itu berbeda dengan kabupaten lain dan
itulah keunikannya. Setiap program kita diakui dan diresmikan langsung
oleh pemerintah”.
3. Subjek 3: Nely Tandy Palawa (Majelis Bidang Pembinaan, Pendidikan
dan Kesehatan)
Pandangan Bu Nely terkait covid sendiri sebagai majelis bidang
kesehatan di gereja bahwa protokol kesehatan adalh hal yang penting dan
wajib untuk diterapkan. Bu Nely mengatakan “Setiap aturan harus kita
sadari bahwa itu untuk mencegah penularan orang lain ke kita ataupun
kita ke orang lain. Jika tidak menggunakan masker dan itu membuat kita
sakit ya mengapa tidak gunakan”. Bu Nely juga berpandangan bahwa hal
ini bukan lagi hal baru sehingga jemaat lebih sadar akan pentignnya
penerapan protokol kesehatan.
Penerapan protokol kesehatan selalu ditegaskan dalam ibadah dan
juga diiringi dengan iman yang kuat bahwa Tuhan akan selalu
melindungi umat-Nya. Bu Nely menambahkan bahwa “Kita semua harus
patuh, kalau tidak maka itu adalah resiko buat mereka. Hal penting
lainnya adalah rasa takut tidak boleh berlebihan karena jika kita stress,
imun akan menurun. Kita juga harus tetap berdoa bahwa kita selalu
dalam lindungan Tuhan”.
Sebagai majelis bidang kesehatan, Bu Nely juga turut berperan dalam
tidak pernah putus menghimbau, mengedukasi dan memberi info kepada
jemaat untuk tetap patuh pada protokol kesehatan. Bu Nely
menyampaikan bahwa sejauh ini semua jemaat patuh. Selain mendapat
edukasi protokol kesehatan Jemaat juga mendapatkan dari kantor. Hal ini
didasarkan karena sebagian yang besar jemaat berprofesi sebagai
karyawan.
Simpulan
Secara umum, ketiga subjek tidak takut pada covid melainkan
memandang bahwa ada dampak positif dari Covid. Ketiga subjek
berpandangn bahwa dibalik ini semua, terdapat hal positif yang dapat
dipetik. Pada masa pandemi ini, bukan ketakutan yang diperbesar
melainkan memperkuat iman dan meningkatkan imunitas. Perasaan
cemas, khawatir dan takut tidak akan ada jika kita berserah dan percaya
bahwa Tuhan akan selalu melindungi umat-Nya.
Protokol kesehatan adalah hal yang wajib dan harus dilakukan karena
itu adalah anjuran pemerintah. Berdasarkan firman Tuhan, kita perlu
patuh pada pemerintah karena pemerintah adalah utusan Tuhan di dunia.
Mematuhi protokol kesehatan adalah salah satu wujud iman kepada
Tuhan sebab iman tanpa perbuatan ialah mati. Penerapan protokol
kesehatan di GKSS Klasis Mappatuwo terlaksana lancar dan tertib
sehingga belum ada kasus positif pada jemaat. Penerapan protokol selalu
didukung langsung oleh pemerintah, dinas kesehatan, dan jemaat yang
tertib. Dukungan tersebut berupa pengawasan jalannya ibadah disertai
teguran jika ada yang melanggar dan sebagainya.
Adapun hal yang mendukung pelaksanaan protokol kesehatan adalah
edukasi yang tidak pernah putus dari pemerintah ataupun dinas
kesehatan. Hal ini juga didukung karena ketaatan setiap jemaat yang
hadir dalam ibadah untuk tetap menggunakan masker. Berdasarkan
gambaran sosial, sebagian besar jemaat berprofesi sebagai karyawan
sehingga telah menjadi kebiasaan menerapkan protokol kesehatan
dimanapun itu.
1. Kesimpulan
GKSS Klasis Mappatuwo merupakan salah satu gereja di kabupaten Pangkep
yang sejak 4 Januari 2021 kembali melaksanakan ibadah secara offline. Ibadah
yang dilaksanakan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran
pemerintah. Adapun penerapan protokol kesehatan yang dilakukan adalah
menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan dan lain-lain. Penerapan
protokol kesehatan ini dilakukan dengan pengaturan kondisi fisik gereja berupa
setiap bangku hanya ditempati oleh dua orang serta himbauan protokol kesehatan
melalui spanduk depan gerbang masuk gereja. Pelaksanaan ibadah juga
mengalami perubahan yang mana jadwal ibadah dibagi menjadi dua sektor di hari
minggu, yaitu sektor Pangkajene pada pagi hari dan sektor Bungoro pada sore
hari. Hal ini untuk mengurangi kerumunan atau banyaknya orang dalam satu
tempat secara berlebihan. Selain itu, ibadah rumah tangga yang biasanya
dilaksanakan dari rumah ke rumah berubah menjadi pemusatan di gereja. Hal ini
dilakukan untuk menghindari ketidaknyamanan tetangga akan keramaian, ruang
gereja yang lebih luas sehingga memungkinkan jaga jarak dan sirkulasi darah
lebih lancar.

Pandangan jemaat tentang Covid sendiri bukanlah suatu hal yang menakutkan
melainkan ini adalah rencana Tuhan untuk menyadarkan umat-Nya. Dibalik
segala larangan yang ada, itu adalah cara Tuhan untuk menegur umat-Nya akan
kesadaran beribadah dan lebih memperkuat iman mereka, terutama dalam situasi
ini. Jemaat memandang bahwa dari masa inilah kita disadarkan Tuhan untuk
memperkuat iman, meningkatkan imun, dengan selalu mengikuti protokol
kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara, penerapan protokol kesehatan di gereja


dilakukan sebagai tanda patuh akan anjuran pemerintah. Hal ini berdasarkan pada
firman Tuhan dalam Roma 13 mengenai kepatuhan kepada pemerintah karena
mereka adalah utusan Tuhan. Selain itu, kepatuhan terhadap pemerintah juga
terwujudkan karena adanya rasa dihargai dan diterima dengan baik bagi jemaat
GKSS Klasis Mappatuwo. Pemerintah di Pangkep senantiasa mendampingi
pelaksanaan ibadah dengan menghimbau terkait protokol eksehatan serta menjaga
keamanan gereja. Pemerintah mengakui keberadaan umat Kristen yang ditandai
dengan peresmian setiap program kereja Badan Kerja Sama Umat Kristiani
Kabupaten Pangkep. Penerapan protokol kesehatan juga didukung dengan
ketaatan setiap jemaat yang sebagian besar berprofesi sebagai karywan. Hal itu
justru mendukung karena mereka telah paham tentang pentingnya protokol
kesehatan dimanapun kita berada.

2. Insight dan Saran

Dari turun lapangan yang telah dilakukan, saya menyadari bagaimana


lingkungan memengaruhi perilaku. Kabupaten Pangkep memiliki keunikannya
sendiri, yaitu pemerintah kabupaten memiliki toleransi tinggi terhadap umat
Kristiani dan juga selalu mendampingi mereka dalam pelaksanaan aktifitasnya.
Dukungan hangat yang diterima oleh umat Kristen di Pangkep menyadarkan
GKSS Klasis Mappatuwo untuk selalu patuh dan taat pada anjuran pemerintah.
Maka dari itu, pelaksanaan ibadah selalu menerapkan protokol kesehatan dengan
cuci tangan, menjaga jarak, menggunakan masker dan sebagainya.

Saya juga menyadari bahwa setiap kebiasaan-kebiasaan jika sudah diterapkan


dengan taat dan baik, semuanya pasti menjadi terbiasa tanpa terpaksa. Hal ini
didasarkan karena sebagian besar jemaat berprofesi sebagai karyawan yang mana
himbauan terkait protokol kesehatan tidak asing lagi bagi mereka sehingga hal itu
juga yang membentuk kebiasaan patuh dan taat pada pelaksanaan protokol
kesehatan di gereja.

Adapun saran penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan adalah


mengobservasi dan wawancara singkat terhadap perilaku protokol kesehatan di
kafe atau tempat makan yang ramai dikunjungi remaja.

Anda mungkin juga menyukai