Anda di halaman 1dari 3

Nama : Windi Natavia Winarta

NIM : C021181020
Kelas B 2018
Resume Teori Behavioral
Teori pendidikan dengan pendekatan behavioral menekankan pada
pemberian reinforcement dan punishment. Pada pengkondisian klasik, jenis
pembelajaran yang dilakukan adalah untuk menghubungkan dan
mengasosiasikan ragsangan sehingga rangsangan netral menjadi terkait.
Pada operant conditioning, menggunakan prinsip “law of effect” yang
adalah hukum akibat.
Untuk mengharapkan sebuah perilaku dapat terjadi lagi atau semakin kuat
maka pemberian reinforcement penting dilakukan. Reinforcement sendiri
terdiri atas dua kategori, yaitu primer dan sekunder. Primer terdiri atas
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, air, keamanan dan sebagainya.
Reinforcemetn sekunder adalah penguat yang diperleh melalui nilai dengan
dikaitkannya pada reinforcement primer dan sekunder. Contohnya uang bagi
anak kecil tidak mengerti apa-apa sehingga bukanlah reinforcement yang
tepat digunakan bagi anak kecil.
Punishment diberikan sebagai konsekuensi dari sebuah perilaku dengan
harapan perilaku tersebut tidak terjadi lagi. Biasanya sekolah menggunakan
ini bagi siswa yang melanggar aturan yang ada. Prinsip belajar yang ada
juga adalah shaing. Shaping merujuk pembelajaran perilaku untuk merujuk
pada pengajaran atau keterampilan baru . Misalkan anak yang ingin belajar
mengikat sepatu sehingga cara mengajarnya adalah dengan membiarkan
anak itu melakukannya sendiri hingga dia akhirnya bisa mendapat
keterampilan yang baru. Penting untuk memberikan arahan terlebih dahulu
kepada anak kemudian membiarkannya melakukan sendiri. Sama halnya di
sekolah, siswa juga harus diperkuat untuk berperilkau sesuai dengan
kemampuannya dan mengembangkan kemampuan mereka menuju
keterampilan baru.
Prinsip belajar lainnya adalah extinction yang merupakan eliminasi dari
perilaku yang dipelajari dengan menghentikan reinforcement dari perilaku
tersebut. Maka perilaku akan terus bergantung pada reinforcement tersebut
dan menjadi lemah apabila tidak diberikan reinforcement. Maka prinsip
melakukan extinction adalah menghentikan reinforcement agar anak juga
terbiasa dengan sendirinya tanpa harus diberikan reinforcement lagi.
Prinsip belajar lainnya adalah generalisasi dan diskriminasi dimana
perilaku yang telah dipelajari muncul dalam kesempatan lain namun situasi
tetap sama. Dimana apabila ada hal yang didapatkannya dari sebuah
perilaku, individu cenderung mengulangi perilaku itu di tempat atau situasi
lain. Selain itu, diskriminasi merupakan proses belajar bahwa suatu perilaku
akan diperkuat dalam satu situasi namun tidak disituasi lain. Ada hal yang
harus dilakukan sesuai konteks sehingga penting memperhatikan konteks
untuk berperilaku.
Pemberian reinforcement dan punishment tidak asal dilakukan. Ada
strategi tersendiri agar reinforcement yang diberikan dapat efektif, misalkan
dengan memberi reinforcement tepat waktu dan kontingen serta menentukan
jadwal terbaik bagi pemberian reinforcement. Dibutuhkan juga
pertimbangan pembuatan kesepakatan dan penerapan reinforcement negatif
harus efektif agar sitasi tetap terkendali.
Lain halnya ketika ingin menurunkan stimulus maka strategi nya adalah
menghilangkan stimulus yang diinginkan yang terdiri atas time out dan
response cost. Penggunaan time out sebagai konsekuensi atas perilaku
umumnya terbukti mengurangi perilaku buruk pada siswa. Misalkan siswa
yang melanggar aturan diminta untuk duduk di sudut kelas selama beberapa
menit untuk merenungkan kesalahannya. Adapun cara lainnya untuk
menghilangkan stimulus yang diinginkan adalah responce cost yang
dilakukan dengan pengambilan reinforcement positif.
Terkadang terdapat beberapa hukuman yang tidak efektif padahal
seyogyanya sebuah hukuman efektif dimana teguran diberikan dengan
posisi berada dekat siswa dibandingkan dengan posisi berjauhan atau
teguran nonverbal seperti kontak mata. Teguran lebih efektif bila diberikan
segera setelah perilaku yang tidak diinginkan terjadi. Hukuman yang tidak
efektif biasanya melibatkan fisik, dapat berupa tugas tambahan, hukuman
psikologis, ataupun penangguhan di luar sekolah.
Penerapan pendekatan behavioristik dikritik bahwa murida bisa saja
memiliki rasa ketergantungan atas stimulus yang berasal dari luar dirinya
padahal diharapkan siswa harus memiliki stimulus dari dalam dirinya
sendiri (self motivation). Pendekatan ini terlalu menekankan pada proses
belajar dan berkembang karena lingkungan sehingga kurang memperhatikan
aspek kompleks dalam diri kita selaku manusia. Selain itu, pendekatan ini
terlalu menekankan kontrol esternal pada perilaku siswa.

Anda mungkin juga menyukai